You are on page 1of 27

Analisis Faktor Terhadap Kepuasan Konsumen Alfamart di Sepanjang Jalan Kampus

Unud Bukit Jimbaran, Bali Menggunakan Metode SPSS

Laporan ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Multivariat

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Lutfi Suhendra

Oleh Kelompok 3:

Nurul Lita Ajizah (1610521010)

I Gede Agus Wirawan (1610521011)

Yolan Duwi Sismon (1610521012)

Ni Luh Ayu Uparina Yanti Putri (1610521013)

Emita Dwi Cahyana (1610521014)

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kepuasan pelanggan merupakan hal terpenting yang digunakan untuk menarik


konsumen dimasa sekarang, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya bisnis retail
modern seperti minimarket di lingkungan masyarakat sekitar. Semakin tahun minimarket
Alfamart semakin berkembang pesat di Indonesia. Harga maupun pelayanan yang
ditawarkannya pun semakin berbeda-beda degan begitu akan menjadi ciri dan keunggulan
tersendiri bagi setiap minimarket. Hal tersebut menunut perusahaan agar dapat
menciptakan strategi agar mampu bersaing dan unggul dibanding perusahaan lainnya.

Dengan semakin meningkatnya pesaing yang ada, perusahaan harus mengetahui


faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen agar dapat melakukan
perbaikan dalam upaya perbaikan inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan kepuasan
dan loyalitas konsumen.

Penelitian ini dilakukan dalam upaya mencari faktor-faktor utama yang paling
mempengaruhi variabel dependen dalam hal kepuasan konsumen terhadap minimarket
Alfamart cabang Goang Gong dengan variabel-variabel yang berkaitan terhadap faktor-
faktor yang layak atau tidaknya digunakan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan di alfamart sepanjang
jalan kampus unud, Bukit Jimbaran?
b. Apakah antar variabel menunjukkan korelasi terhadap faktor yang terbentuk?
c. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan
alfamart jln goa gong bukit jimbaran ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan dari makalah ini adalah
a. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan alfamart
cabang Sepanjang jalan kampus unud, Bukit Jimbaran.
b. Mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi tingkat kepuasam
pelanggan alfamart sepanjang jalan kampus unud, Bukit Jimbaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alfamart

Alfamart adalah jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di


Indonesia. Gerai ini umumnya menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang
kebutuhan hidup lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup
lainnya tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.
Alfamart berdiri pada tanggal 27 Juni 1999, PT. Alfa Mitramart Utama didirikan oleh PT.
Alfa Retailindo, Tbk dan PT. Lancar Distrindo. Toko pertamanya dengan nama Alfa
Minimart didirikan pada tanggal 18 Oktober 1999 di Jl. Beringin Raya, Karawaci,
Tangerang.

Alfamart adalah salah satu perusahaan retail minimarket terkemuka di Indonesia


dengan lisensi merk dagang Alfamart yang tergabung dalam ALFA GROUP (Alfamart,
Alfamidi, Alfaexpress, Lawson). Saat ini PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk telah membuka
25 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi &
Lombok. Dalam penelitian ini dilakukan pada konsumen salah satu cabang Alfamart yang
berada di goa gong, Jimbaran, Bali.

2.2 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan


antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang pelanggan, jika
merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar
kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku Manajemen
Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan (2007:177). Memuaskan kebutuhan konsumen adalah
keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan,
memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan.
Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli
kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul
kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen
dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan
perusahaan.
Faktor Utama dalam Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen. Dalam
menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan yaitu :

a. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
c. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh
bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat konsumen menjadi
puas terhadap merek tertentu.
d. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.

2.3 Analisis Faktor


Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang
paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas
serangkaian variabel independen sebagai faktornya. (Santoso, 2006: 13)

Prinsip Analisis Faktor :

1. Korelasi antarvariabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen


variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.
2. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap
tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap korelasi parsial
diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.
3. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur dengan
besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA).
Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit
beberapa variabel.
4. Pada beberapa kasus, asumsi Normalitas dari variabel-variabel atau faktor yang terjadi
sebaiknya dipenuhi.

2.3.1 Uji Asumsi Analisis Faktor


Pada bagian Metode Penelitian telah disebutkan bahwa analisis faktor
membutuhkan terpenuhinya serangkaian asumsi. Peneliti akan menguji asumsi analisis
faktor satu per satu terlebih dahulu sebelum uji analisis faktor dilakukan. Korelasi antar
variabel independen, dalam analisis faktor, harus > 0,5 dengan signifikansi < 0,05.
Hasil uji korelasi antar variabel independen ada pada output KMO and Bartlett’s Test,
sebagai berikut:
Nilai KMO and Bartlett’s Test untuk korelasi antar variabel yang diinginkan
adalah > 0,5. Signifikansi penelitian adalah 0,05.
2.3.2 Penjelasan Variabel oleh Faktor
Maksud dari penjelasan variabel oleh faktor adalah seberapa besar faktor yang
nantinya terbentuk mampu menjelaskan variabel. Untuk itu harus dilihat tabel
Communalities sebagai berikut: (Santoso, 2006: 41).

2.4 Pengujian dengan MSA

Selanjutnya untuk menilai kelayakan setiap variabel untuk dianaisis faktor digunakan
kriteria Measure of Sampling Adequacy (MSA). Hair dan Anderson (1998) menyatakan
bahwa MSA merupakan ukuran lain yang digunakan untuk mengukur interkorelasi antar
variabel dan kesesuaian dari analisis faktor. Santosa (2002) mengemukakan kriteria MSA
yang digunakan adalah:

Tabel Kategori Nilai MSA


Rentang Nilai
Kriteria Kategori Penilaian
MSA
variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
MSA = 1
variabel lain
variabel masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih
MSA ≥ 0,5
lanjut
variabel dapat dieliminasi untuk tidak disertakan
MSA < 0,5
dalam analisis faktor
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dimulai pada hari selasa, 20 November 2018 selama 1 minggu.
Penelitian ini dilakukan di salah satu mini maret Alfamart sepanjang jalan kampus unud,
Bukit Jimbaran.

3.2 Pengambilan dan Jumlah Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, umur, jenis
pekerjaan, dan pendidikan masing-masing 25% dari 20 orang.

3.3 Bahan dan Alat

a. Lembar survey
b. Alat Tulis

3.4 Proses survey

Mulai

Landasan Teori

Identifikasi kepuasan konsumen

Menentukan variabel

Pengamatan data/survey

Tidak
Data
sesuai?

Ya
Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Selesai
(Gambar.1 Diagram Alir Penelitian)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Faktor

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menentukan faktor-faktor yang


mempengarauhi kepuasan konsumen di perusahaan alfamart di jalan goa gong bukit
jimbaran.

Adapun variable-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Nama Label
Variabel
X1 Lokasi
X2 Harga murah
X3 Keramahan karyawan
X4 Fasilitas
X5 Jumlah produk
X6 Tempat parkiran
X7 Promosi
X8 Kecepatan pelayanan
X9 Produk kosmetik
X10 Produk bayi
X11 Produk memasak
X12 Produk makanan dan minuman
(Tabel.1 Variabel Pengujian)

Untuk dapat diketahui apakah 12 variabel-variabel di atas merupakan faktor


kepuasan pelanggan untuk belanja di minimarket alfamart yang terletak di jalan Goa Gong
layak ayau tidak variable tersebut, maka dilakukan uji interdependensi variable terlebih
dahulu.

Uji interdependensi variabel adalah pengujian apakah antar variabel yang satu
dengan yang lain mempunyai keterkaitan atau tidak. Dimana terdapat kemungkinan lebih
dari dua variabel berkorelasi. Variabel yang digunakan untuk analisis selanjutnya hanya
variabel yang mempunyai korelasi dengan variabel lain dan variabel yang hampir tidak
mempunyai korelasi dengan variabel lain, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari
analisis. Pengujian dilakukan melalui pengamatan terhadap ukuran kecukupan sampling
(MSA), nilai KMO dan hasil uji Bartlett.

A. Hasil Analisis Faktor Alfamart cabang Goa Gong

4.2 Nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO)

Nilai KMO merupakan sebuah indeks perbandingan antara koefisien korelasi


dengan koefisien korelasi parsialnya. Dimana jika nilai KMO yang dihasilkan > dari 0,5
maka kumpulan variable tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. Jika < dari 0.5 maka
kumpulan variable tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.

Dalam penelitian ini dihasilkan nilai KMO sebesar 0,737 yang lebih besar > 0,5. Sesuai
dengan pernyataan diatas maka nilai KMO dalam penelitian ini dianggap mencukupi
karena memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Sehingga kumpulan variable tersebut dapat
diproses lebih lanjut.

4.3 Uji Kecukupan Sampling Measure Of SainplingAdetjuancy (MSA)


Nilai MSA merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel untuk menjelaskan
apakah sample yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat vañabel-variabel
yang ada saling terkait secara parsial. Variabel-variabel yang memiliki nilai MSA kecil
(<0,5)harus dikeluarkan dan analisis, kanena nilai minimal yang dapat tolelir untuk
kecukupan sampling adalah 0,5 yang artinya bahwa minimal nilai suatu vanabel
dikatakan memiliki kontribusi secara nyata terhadap faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam memilih merek Inspired adalah sebesar 50%.
Pada matriks kotelasi anti image pertama di lampiran 3 menunjukkan bahwa
semua item memiliki nilai MSA yang tinggi (>0.5). Nilai MSA pada matrik korelasi
anti image pertama dapat diringkas pada table berikut :

No Item Nilai MSA


1 Lokasi ,662
2 Harga ,453
3 Pelayanan ,679
4 Fasilitas ,653
5 Jumlah Produk Jual ,596
6 Parkiran ,706
7 Promosi ,789
8 Kecepatan Pelayanan ,822
9 Produk Kosmetik ,673
10 Produk Bayi ,761
11 Produk Memasak ,713
12 Produk Makanan dan Minuman ,833
(Tabel.2 MSA Sebelum Perlakuan)

Pada matrik korelasi anti image pertama menunjukkan bahwa satu item
memiliki nilai MSA dibawah 0,5. Satu item yang memiliki nilai MSA dibawah 0,5
dikeluarkan, dan mendapat semua variable berkolerasi. Hasil akhir matrik korelasi
anti image dapat diringkas pada table berikut:

No Item Nilai MSA


1 Lokasi ,690
2 Pelayanan ,719
3 Fasilitas ,751
4 Jumlah Produk Jual ,596
5 Parkiran ,750
6 Promosi ,791
7 Kecepatan Pelayanan ,816
8 Produk Kosmetik ,714
9 Produk Bayi ,748
10 Produk Memasak ,647
11 Produk Makanan dan Minuman ,836
(MSA Sesudah Perlakuan)

4.4 Analisis faktor dengan Total Variance Explained

Dari hasil variance explained diatas terlihat bahwa ada 11 variabel yang digunakan
dalam analisis faktor. Tiap variable mempunyai 1 varian sehingga total varian adalah 11 x
1 = 11. Pada kolom extraction sums of squared loading terdapat 2 baris angka.

Jika ada 11 variabel yang dijdikan Faktor 1, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 56,910 %. Persentase ini diperoleh dari 6,260 :
11 x 100 % = 56,910%.

Jika ada 11 variabel yang dijadikan faktor 2, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 14,630 %. Persentase ini diperoleh dari 1,609 :
11 x 100 % = 14,630%.

Jumlah total varian yang dapat dijelaskan dari ke-2 faktor yang terbentuk sebesar
71,540 %. Pada kolom pada kolom initial eigenvalues didalam kolom total, ada 2 angka
yang nilainya lebih besar dari 1. Ini berarti ada 2 faktor utama yang terbentuk. Angka-angka
ini selalu diurutkan dari besar ke kecil, jika dijumlahkan maka total varian adalah = 11.

4.5 Data Communalities

Angka extraction menunjukan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat


menerangkan varian suatu variable. Pada variable lokasi hasil extraction menghasilkan
0,946 yang berarti sebesar 94,6 % variable lokasi dapat dijelaskan oleh faktor terbentuk
begitu juga dengan variable selanjutnya

4.6 Faktor sebelum rotasi


Component matrix menunjuakan korelasi antar masing-masing variable dengan
faktor yang terbentuk ( ada 2 faktor). Pada variable lokasi, korelasi variable ini dengan
faktor 1 sebesar 0.965, dengan faktor 2 sebesar -0,121. Jika diperhatikan ada faktor loading
dimana nilai suatu faktor dengan faktor yang lain tidak berbeda jauh. Misalnya variable
jumlah produk jual nilai faktor loading dengan faktor 1 sebesar 0,594 sedangkan faktor 2
sebesar 0.626. ini membuat rancu apakah variable jumlah produksi jual akan dimasukkan
kedalam faktor 1 atau faktor 2 untuk menyelesaikannya digunakan metode rotasi

4.7 Faktor setelah dirotasi


`

Dari hasil rotasi dapat disimpulkan

1. Faktor 1 (F1) meliputi 1 variabel yaitu variable Produk memasak (X11). Artinya
variable X11 sudah cukup diwakili oleh Faktor 1 saja.
2. Faktor 2 (F2) meliputi 1 variabel yaitu variable produk Kosmetik (X9). Artinya X9
sudah cukup diwakili oleh Faktor 2 saja.
B. Hasil Analisis Faktor Alfamart cabang Nirmala bawah
4.2 Nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO)

Nilai KMO merupakan sebuah indeks perbandingan antara koefisien korelasi


dengan koefisien korelasi parsialnya. Dimana jika nilai KMO yang dihasilkan > dari 0,5
maka kumpulan variable tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. Jika < dari 0.5 maka
kumpulan variable tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Dalam penelitian ini dihasilkan nilai KMO sebesar 0,343 yang lebih besar < 0,5. Sesuai
dengan pernyataan diatas maka nilai KMO dalam penelitian ini dianggap tidak
mencukupi karena memiliki nilai kurang dari 0,5. Sehingga kumpulan variable tersebut
tidak dapat diproses lebih lanjut.

4.4 Uji Kecukupan Sampling Measure Of SainplingAdetjuancy (MSA)


Nilai MSA merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel untuk menjelaskan
apakah sample yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat vañabel-variabel
yang ada saling terkait secara parsial. Variabel-variabel yang memiliki nilai MSA kecil
(<0,5)harus dikeluarkan dan analisis, kanena nilai minimal yang dapat tolelir untuk
kecukupan sampling adalah 0,5 yang artinya bahwa minimal nilai suatu vanabel
dikatakan memiliki kontribusi secara nyata terhadap faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam memilih merek Inspired adalah sebesar 50%.

Pada matriks kotelasi anti image pertama di lampiran 3 menunjukkan bahwa


semua item memiliki nilai MSA yang tinggi (>0.5). Nilai MSA pada matrik korelasi
anti image pertama dapat diringkas pada table berikut :

No Item Nilai MSA


1 Lokasi ,247
2 Harga ,150
3 Pelayanan ,248
4 Fasilitas ,232
5 Jumlah Produk Jual ,248
6 Parkiran ,614
7 Promosi ,263
8 Kecepatan Pelayanan ,164
9 Produk Kosmetik ,297
10 Produk Bayi ,553
11 Produk Memasak ,310
12 Produk Makanan dan Minuman ,505
(Tabel.2 MSA)

Pada matrik korelasi anti image pertama menunjukkan bahwa X1, X2, X3,
X4, X5, X7,X8,X9, dan X11 memiliki nilai MSA dibawah 0,5. Dan nilai MSA yang
diatas 0,5 yaitu X6, X10, dan X12. MSA ini tidak layak digunakan untuk analisis
selanjutnya karena nilai KMNO kurang dari 0,5

4.4 Analisis faktor dengan Total Variance Explained

Dari hasil variance explained diatas terlihat bahwa ada 11 variabel yang digunakan
dalam analisis faktor. Tiap variable mempunyai 1 varian sehingga total varian adalah 11 x
1 = 11. Pada kolom extraction sums of squared loading terdapat 2 baris angka.

Jika ada 11 variabel yang dijdikan Faktor 1, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 23,867 %. Persentase ini diperoleh dari 2,864 :
11 x 100 % = 23,867% begitu berikutnya dicari dengan rumus yang sama.
Jika ada 11 variabel yang dijadikan faktor 2, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 14,630 %. Persentase ini diperoleh dari 1,609 :
11 x 100 % = 14,630%.

Jumlah total varian yang dapat dijelaskan dari ke-4 faktor yang terbentuk sebesar
69,562 %. Pada kolom pada kolom initial eigenvalues didalam kolom total, ada 4 angka
yang nilainya lebih besar dari 1. Ini berarti ada 2 faktor utama yang terbentuk. Angka-angka
ini selalu diurutkan dari besar ke kecil, jika dijumlahkan maka total varian adalah = 11.

4.5 Data Communalities

Angka extraction menunjukan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat


menerangkan varian suatu variable. Pada variable lokasi hasil extraction menghasilkan
0,946 yang berarti sebesar 94,6 % variable lokasi dapat dijelaskan oleh faktor terbentuk
begitu juga dengan variable selanjutnya

4.6 Faktor sebelum rotasi


Component matrix menunjuakan korelasi antar masing-masing variable dengan
faktor yang terbentuk ( ada 4 faktor). Variable lokasi, jumlah produk, produk kosmetik,
produk bayi dan produk memasak dijelaskan pada faktor 1. Variable harga, parkiran,
promosi, kecepatan pelayanan, produk makanan dan minuman dijelaskan pada faktor 2.
Variabel keramahan karyawan dapat dijelaskan oleh faktor 3. Pada tahap ini tidak
dilakukan rotasi lanjutan karena data dianggap tidak layak dianalisis.

C. Hasil Analisis Faktor Alfamart Cabang Puri Gading

4.2 Nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO)

Nilai KMO merupakan sebuah indeks perbandingan antara koefisien korelasi


dengan koefisien korelasi parsialnya. Dimana jika nilai KMO yang dihasilkan > dari 0,5
maka kumpulan variable tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. Jika < dari 0.5 maka
kumpulan variable tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Dalam penelitian ini dihasilkan nilai KMO sebesar 0,737 yang lebih besar > 0,5. Sesuai
dengan pernyataan diatas maka nilai KMO dalam penelitian ini dianggap mencukupi
karena memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Sehingga kumpulan variable tersebut dapat
diproses lebih lanjut.

4.5 Uji Kecukupan Sampling Measure Of SainplingAdetjuancy (MSA)


Nilai MSA merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel untuk menjelaskan
apakah sample yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat vañabel-variabel
yang ada saling terkait secara parsial. Variabel-variabel yang memiliki nilai MSA kecil
(<0,5)harus dikeluarkan dan analisis, kanena nilai minimal yang dapat tolelir untuk
kecukupan sampling adalah 0,5 yang artinya bahwa minimal nilai suatu vanabel
dikatakan memiliki kontribusi secara nyata terhadap faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam memilih merek Inspired adalah sebesar 50%.

Pada matriks kotelasi anti image pertama di lampiran 3 menunjukkan bahwa


semua item memiliki nilai MSA yang tinggi (>0.5). Nilai MSA pada matrik korelasi
anti image pertama dapat diringkas pada table berikut :

No Item Nilai MSA


1 Lokasi ,602
2 Harga ,608
3 Keramahan karyawan ,481
4 Fasilitas ,641
5 Jumlah Produk Jual ,571
6 Parkiran ,603
7 Promosi ,733
8 Kcepatan pelayanan ,419
9 Produk Kosmetik ,699
10 Produk Bayi ,634
11 Produk Memasak ,554
12 Produk Makanan dan Minuman ,587

(Tabel.2 MSA Sebelum Perlakuan)

Pada matrik korelasi anti image pertama menunjukkan bahwa dua item
memiliki nilai MSA dibawah 0,5 yaitu X3 dan X8. Satu item yang memiliki nilai
MSA dibawah 0,5 dikeluarkan satu persatu urut dari yang terkecil dan mendapat
semua variable berkolerasi. Hasil akhir matrik korelasi anti image dapat diringkas
pada table berikut:

No Item Nilai MSA


1 Lokasi ,593
2 Pelayanan ,596
3 Fasilitas ,658
4 Jumlah Produk Jual ,546
5 Parkiran ,750
6 Promosi ,558
7 Kecepatan Pelayanan ,747
8 Produk Kosmetik ,701
9 Produk Bayi ,649
10 Produk Memasak ,635
11 Produk Makanan dan Minuman ,587
(MSA Sesudah Perlakuan)

4.4 Analisis faktor dengan Total Variance Explained


Dari hasil variance explained diatas terlihat bahwa ada 12 variabel yang digunakan
dalam analisis faktor. Tiap variable mempunyai 1 varian sehingga total varian adalah 11 x
1 = 11. Pada kolom extraction sums of squared loading terdapat 2 baris angka.

Jika ada 11 variabel yang dijdikan Faktor 1, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 56,910 %. Persentase ini diperoleh dari 6,260 :
11 x 100 % = 56,910%.

Jika ada 11 variabel yang dijadikan faktor 2, maka faktor yang terbentuk dapat
menjelaskan varian dair 11 variabel sebesar 14,630 %. Persentase ini diperoleh dari 1,609 :
11 x 100 % = 14,630%.

Jumlah total varian yang dapat dijelaskan dari ke-2 faktor yang terbentuk sebesar
71,540 %. Pada kolom pada kolom initial eigenvalues didalam kolom total, ada 2 angka
yang nilainya lebih besar dari 1. Ini berarti ada 2 faktor utama yang terbentuk. Angka-angka
ini selalu diurutkan dari besar ke kecil, jika dijumlahkan maka total varian adalah = 11.

4.5 Data Communalities


Angka extraction menunjukan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat
menerangkan varian suatu variable. Pada variable lokasi hasil extraction menghasilkan
0,946 yang berarti sebesar 94,6 % variable lokasi dapat dijelaskan oleh faktor terbentuk
begitu juga dengan variable selanjutnya

4.6 Faktor sebelum rotasi


Component matrix menunjuakan korelasi antar masing-masing variable dengan
faktor yang terbentuk ( ada 2 faktor). Pada variable lokasi, korelasi variable ini dengan
faktor 1 sebesar 0.965, dengan faktor 2 sebesar -0,121. Jika diperhatikan ada faktor loading
dimana nilai suatu faktor dengan faktor yang lain tidak berbeda jauh. Misalnya variable
jumlah produk jual nilai faktor loading dengan faktor 1 sebesar 0,594 sedangkan faktor 2
sebesar 0.626. ini membuat rancu apakah variable jumlah produksi jual akan dimasukkan
kedalam faktor 1 atau faktor 2 untuk menyelesaikannya digunakan metode rotasi

4.7 Faktor setelah dirotasi

`
Dari hasil rotasi dapat disimpulkan

3. Faktor 1 (F1) meliputi 1 variabel yaitu variable Produk memasak (X11). Artinya
variable X11 sudah cukup diwakili oleh Faktor 1 saja.
4. Faktor 2 (F2) meliputi 1 variabel yaitu variable produk Kosmetik (X9). Artinya X9
sudah cukup diwakili oleh Faktor 2 saja.

DAFTAR PUSTAKA:

Santoso, Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI Menggunakan SPSS untuk Statistik
Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo

Raharja, Hendra Setya. 2017. Panduan Lengkap Menguasai Metode Analisis Faktor (Faktor
Analysis). [Online diakses pada tanggal 26 November 2018] : https://statmat.id

https://www.qerja.com/company/view/sumber-alfaria-trijaya-tbk-pt

https://www.kajianpustaka.com/2013/04/pengertian-faktor-pengukuran-kepuasan-
konsumen.html
Lampiran.1
Form Survey kupuasan konsumen alfamaret di Goa Gong, Jimbaran
Nama : Tanggal :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
No. Faktor 1 2 3 Pilihan
anda
1. Lokasi Dekat Sedang Jauh
2. Harga murah Murah Sedang Mahal
3. Keramahan Ramah Biasa saja Kurang
karyawan ramah
4. Fasilitas Kurang Normal Lengkap
5. Jumlah Sedikit Normal Lengkap
produk
6. Tempat Sempit Sedang Luas
parkir
7. Promosi Jarang Kadang- Sering
kadang
8. Kecepatan Lambat Sedang Cepat
pelayanan
9. Produk Sedikit Sedang Lengkap
kosmetik
10. Produk bayi Sedikit Sedang Lengkap
11. Produk Sedikit Sedang Lengkap
memasak
12. Produk Sedikit Sedang Lengkap
makanan dan
minuman
TTD

( )

Lampiran.2

(Gambar.2 Lokasi survey)


Lampiran.3

(Gambar.3 Input Data Dengan Aplikasi SPSS alfamart goa gong)


Lampiran alfamart puri gading

Lampiran alfamart Nirmala bawah

You might also like