Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif Mansjoer, 2010).
(Lakaman 2011).
Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding
abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). Ditambahkan pula bahwa
laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan
pada bedah digestif dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik
obgyn yang sering dilakukan dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus,
operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi total,
B. Etiologi
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh beberapa hal
2. Peritonitis.
1. Nyeri tekan.
3. Kelemahan.
5. Konstipasi.
D. Komplikasi
biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah
tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke
paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki, ambulasi dini post
operasi.
2. Infeksi, infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi. Organisme yang paling
sering menimbulkan infeksi adalah stapilococus aurens, organisme gram positif. Stapilococus
mengakibatkan peranahan. Untuk menghindari infeksi luka yang paling penting adalah
E. Patofisiologi
Trauma adalah cedera atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2011).
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44
tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan
memar/jejas pada dinding perut, kerusakan organ-organ, nyeri, iritasi cairan usus. Sedangkan
trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ,
respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel.
Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf simpatis akan
pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut.(Arif Muttaqin, 2013).
G. Pemeriksaan Penunjang
kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan kateterisasi, adanya darah
kencing.
Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan
adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai dengan trauma
kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang
ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat
Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan memasukkan cairan
H. Pengkajian
mengenai kesehatan. Pasien mengelompokkan data menganalisis data tersebut sehingga dapat
pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien
.Adapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus-
menerus mengenai keadaan pasien yang mungkin perawat dapat merencanakan asuhan
Pengkajian pada laparatomu meliputi identitas klien keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit psikososial.
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri pada
abdomen.
3. Riwayat Kesehatan
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum akhirnya
Bisanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus,atau adanya riwayat
Peranan pasien dalam keluarga status emosional meningkat, interaksi meningkat, interaksi
sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak
harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-
hari.
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
f. Seksualitas/reproduksi
g. Peran
j. Kognitif perseptual
5. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi.
2. Mata
penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II),
gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memutar bola mata
(nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan boal mata kalateral (nervus VI).
3. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius (nervus I).
4. Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus adanya kesulitan dalam
menelan.
5. Dada
6. Abdomen
7. Ekstremitas
c. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
d. Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan.
I. Diagnosa Keperawatan
J. Intervensi Keperawatan
Keperawatan
sesuai kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian
obat analgetik
IV bila perlu
kebutuhan
5. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Judith M. Wilkinson. 2009. Diagnosa Keperawatan NANDA NIC NOC. EGC: jakarta