You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR MATA

KELOMPOK 3 :

1. SETIONO
2. HIKMAH NURHAYATI
3. ASIH PURWATI
4. TRIE PRIHAT O
5. YUNITA SARI
6. SOFIA NURYANAH
7. DWI RAFIKA NINGRUM
8. PRIONO
9. HASNA FAHMIE R

D-III KEPERAWATAN

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian
tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena
mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit sehingga harus
mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara
dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap
pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel
tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa
centimeter di luar jaringan tumor.
Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa
harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan
matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang
menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian.

B. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui landasan teoritis tumor mata
2. Untuk mengetahui landasan teoritis asuhan keperawatan tumor mata
3. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tumor mata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tumor orbita mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita
(tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot
mata, syaraf mata dan kelenjar air mata.
Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk
dinding luar sinus ethmoid dan sfenoid. Sebelah superior oleh lantai fossa
anterior, dan sebelah lateral oleh zigoma, tulang frontal dan sayap
sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilaris. (Dr. Syaiful
Saanin, Neurosurgeon)
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor
sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai
kanker.
Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor
yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak
jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar
air mata. Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang
membentuk dinding luar sinus ethmoid dan s fenoid. Sebelah superior oleh
lantai fossa anterior, dan sebelah lateral oleh zigoma, tulang frontal dan
sayap sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilari.

B. Etiologi
1. Mutasi gen pengendali pertumbuhan (kehilangan kedua kromosom
dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita
kromosom 13q14)
2. Malformasi congenital
3. Kelainan metabolisme
4. Penyakit vaskuler
5. Inflamasi intraokuler
6. Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh
dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan
jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis
7. Trauma
C. Patopisiologi
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya tumor.
Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena
perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi bila
ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya
jelek.
Tumor Orbita meningkatkan volume intraokular dan
mempengaruhi masa. Meskipun masa secara histologis jinak, itu dapat
mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan
bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman
visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata,
atau kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital
sekunder untuk tumor padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup
mata atau disfungsi kelenjar lakrimal dapat menyebabkan keratopati
eksposur, keratitis, dan penipisan kornea.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan
invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan
orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui
pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi
dan pendarahan. Warna iris tidak normal.

D. Jenis Penyakit
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata
seperti:
a. Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak
mata Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak
mata (bagian kulit yang dapat membuka dan menutup)
b. Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan
konjungtiva yang melapisi mata bagian depan
2. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.
Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina
dan merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.
3. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata
E. Menifestasi Klinis
1. Nyeri orbital
Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga
merupakan gambaran khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-
kavernosa.
2. Proptosi
Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering
dijumpai, berjalan bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan
atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).
3. Arah bola mata tidak lurus kedepan
4. Turunnya penglihatan sampai buta
Penglihatan terganggu akibat terkenanya saraf optik atau retina,
atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler.
5. Penglihatan ganda
6. Nyeri
7. Merah
8. Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor
Mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau
fistula karotid-kavernosa.
9. Palpasi
Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak
atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau
dengan mukosel.
10. Pulsasi
Menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau
malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.
11. Gerak mata
Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin
akibat oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI
pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus
kavernosus.
F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi,
dan tipe tumor seperti :
1) terapi medis (obat-obatan)
2) tindakan yang lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa
tumor
3) lainnya tidak membutuhkan terapi.
4) radioterapi (sinar) dan kemoterapi.
Penatalaksanaan tumor berdasarkan ganas atau tidaknya tumor yaitu :
1) Tumor jinak  memerlukan eksisi, namun bila kehilangan
penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan
pendekatan konservatif. Apabila terjadi eksisi atau pembedahan, akan
dilakukan perawatan di rumah sakit, yaitu :
a) Tirah baring dan aktivitas dibatasi agar pasien tidak mengalami
komplikasi pada bagian tubuh lain. tirah baring dilaksanakan
kurang lebih 5 hari setelah operasi atau tergantung pada kebutuhan
klien.
b) Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan orang lain dalam
memenuhi kebutuhannya untuk mencegah cidera.
c) Jika terdapat gelombang udara di dalam mata, posisi yang
dianjurkan harus dipertahannkan sehingga gas mampu
memberikan tamponade yang efektif pada robekan retina.
d) Pasien tidak boleh terbaring telungkup.
e) Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk mempermudah
pemeriksaan paska operasi (atropin). (Sidarta, Ilyas. 2009)
2) Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga
bereaksi baik dengan kemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal
karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.
Pendekatan operatif :
1) Orbital medial, untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.
2) Transkranial-frontal, untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau
terletak posterior dan medial dari saraf optik.
3) Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari
saraf optik.

Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga


bereaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma
kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal. (Dr. Syaiful Saanin,
Neurosurgeon)

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita,
terjadinya kerusakan tulang, terdapat perkapuran pada tumor dan
kelainan foramen optik
2. Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk
tumor, konsistensi tumor, teraturnya susunan tumor dan adanya
infiltrasi tumor.
3. CT-scan : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya
vaskularisasi pada tumor dan terjadinya perkapuran pada tumor.
4. Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan
bergesernya pembuluh darah disekitar tumor, adanye pembuluh
darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR MATA

A. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan


penerimaan sensori dari organ penerima.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek
samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada
perubahan penampilan.

B. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan 1. Tujuan 1.: Orientasikan 1. Memberikan
persepsi Mempertahankan pasien terhadap pening-katan,
sensori ketajaman lapang lingkungan, kenyamanan,
penglihatan ketajaman peng staf, orang lain dan
berhubungan lihatan tanpa di areanya. kekeluargaan,
dengan kehilangan lebih serta mampu
gangguan lanjut menurunkan
penerimaan 2. Kriteria hasil : 2. Letakkan cemas.
sensori daria. Berpartisipasi barang yang2. memungkinkan
organ dalam program dibutuhkan atau pasien melihat
penerima pengobatan. posisi bell objek lebih
b. Mengenal gagguan pemanggil muda dan
sensori dan ber- dalam jankauan memudahkan
kompensasi . panggilan untuk
terhadap per- tolongan
pengobatan. 3. Dorong bila dibutuhkan
c. Mengidentifikasi/ mengekspresik3. sementara
memperbaiki an perasaan intervensi dini
potensial bahaya tentang ke- mencegah
dalam lingkungan. hilangan kebutaan, pasien
ataukemungkin menghadapi
an kehilangan kemungkinan
penglihatan. atau mengalami
pengalaman
kehilangan
penglihatan
sebagian atau
total. Meskipun
kehilangan
penglihatan telah
4. Lakukan terjadi dan tidak
tindakan untuk dapat diperbaiki,
membantu kehilangan lebih
pasien lanjut dapat
menangani dicegah.
keterbatasan 4. menurunkan
penglihatan, bahaya,
contoh : atur keamanan,
perabot/ berhubungan
permainan, dengan
terutama perubahan
perbaiki sinar lapang pandang
suram dan atau kehilangan
masalah penglihatan dan
penglihatan akomodasi pupil
malam terhadap sinar
lingkungan.

2 Gangguan 1. Tujuan : tidak 1. Beriakan 1. meningkatkan


citra tubuh terjadi gangguan umpan balik keterbukaan
berhubungan citra diri positif terhadap klien.
dengan 2. Kriteria hasil : perasaan anak..2. meningkatkan
pembedahana. Menyatakan 2. Anjurakan harga diri klien
kepala leher, penerimaan situasi untuk memakai 3. menutupi
efek samping diri kacamata hitam kekurangan dan
penanganan b. Memasukkan 3. kaji perasaan meningkatkan
factor budaya perubahan konsep dan perhatian citra diri klien
atau spiritual diri tanpa harga anak terhadap 4. umpan balik
yang ber- diri negatif. penampilannya dapat membuat
pengaruh 4. Dukung klien berusaha
pada pe- sosialisasi lebih keras lagi
rubahan dengan orang- mengatasi
penampilan. orang disekitar masalahnya.
klien.
BAB

You might also like