You are on page 1of 14

A.

Judul : Titrasi Pengompleksan dengan Aplikasi Penentuan


Penentuan Kesadahan Total Air PDAM Madiun.
B. Hari/Tanggal : Kamis, 22 November 2018
C. Tujuan :
1. Melakukan standarisasi larutan Na-EDTA
2. Menentukan Kesadahan Total Air PDAM
Madiun
D. Dasar Teori
Pengertian Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air
dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam
lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. (Underwood,
2002)
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air
berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi
tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah
karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan
karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi
banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (Harjadi, 1993).
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan
magnesium dikenal sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk
dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan
sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air.
Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar
larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk
memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang
akhirnya menjadi kerak.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun
dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa
dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah
tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan
air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian.
Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat
kimia.
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+
dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi
sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi
jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3
(Underwood,2002).
Jenis Kesadahan
Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:
1. Kesadahan sementara
Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang
mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air
tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2)
Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut
disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat
dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut
terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan
pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap
pada dasar ketel . (Daud, 2007)
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (g) + H2O (l) + CaCO3
(s)
Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (g) + H2O (l) +
MgCO3 (s)
2. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung
anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-,
NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi
berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2),
kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),
magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut
disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa
dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan
dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut
dengan zat-zat kimia tertentu.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan
penambahan larutan soda- kapur (terdiri dari larutan natrium
karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk
endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan
magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (s) + Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (s) + CaCl2 (aq)
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (s) + CaSO4 (aq)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar
dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan
bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total
kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar
kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat.
Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari
penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat,
semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan
nonkarbonat tidak ada. Kesadahan mungkin terbentang dari
nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber
dan perlakuan dimana air telah subjeknya (Daud, 2007).
Berikut tabel penggolongan kesadahan berdasarkan
kandungan Mg2+ :
Tingkat Kesadahan Mg/CaCO3
Lunak (Soft) 0-75
Sedang (Moderately hard) 75-150
Tinggi 150-300
Sangat Tinggi >300
Menurut PERMENKES RI, 2017 batas maksimum
kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila
melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan)
(Permenkes RI, 2017).
EDTA
Untuk mengetahui tingkat kesadahan air, digunakanlah
metode titrasi dengan larutan standar EDTA. EDTA adalah
kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa
senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul
(HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2, merupakan suatu senyawa
asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion
logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam
melalui empat karboksilat dan dua gugus amina Dalam hal ini, ion
Ca2+ dan ion Mg2+ akan terikat oleh EDTA sehingga tidak dapat lagi
membentuk endapan molekul sabun. Etilen diamin tetra asetat atau
yang dikenal dengan EDTA, merupakan senyawa yang mudah larut
dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam
penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air,
sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu. Reaksi yang akan
digunakan dalam titrasi ini adalah reaksi pembentukan kompleks,
oleh karena itu titrasi ini juga disebut titrasi
kompleksometri(Anonim, 2008).
INDIKATOR
Seperti halnya titrasi yang lain, kita membutuhkan suatu
metode untuk menentukan letak titik akhir titrasi, dalam hal ini
menggunakan indikator EBT dan Murexida.
Indikator EBT (Eriochrome Black-T) dan indicator
Murexsida pada dasarnya adalah senyawa pembentuk kompleks
juga, sama halnya seperti EDTA. Hanya saja, indicatorindikator
tersebut memiliki warna yang berbeda pada saat sebelum dan
sesudah pembentukan kompleks. Indikator EBT memiliki biru laut
sebagai warna kebebasan (warna saat sedang tidak mengikat ion)
dan warna ungu kemerah-merahan pada saat sedang mengikat
kationkation logam.
Fungsi EBT sendiri adalah untuk mereaksikan kation
penyebab kesadahan menjadi lebih kompleks dengan ditandai
perubahan warna tersebut. Adapun indikator murexida merupakan
salah satu indikator yang sangat peka terhadap kehadiran ion
calcium. Pada saat sedang mengikat kation, indikator akan
menunjukkan warna merah anggur sedangkan pada saat tidak
sedang mengikat kation (dalam keadaan bebas) maka indikator akan
menunjukan warna ungu. (Anonim, 2008)
Prinsip kerja EDTA dan Indikator
Ketika indikator ditambahkan ke dalam air yang
mengandung ion logam, ia akan segera membentuk ion kompleks.
Akibatnya, larutan akan berubah warna sesuai dengan warna
indikator tersebut dalam bentuk ion kompleksnya. Pada saat EDTA
ditambahkan ke dalam larutan, ia pertamatama akan bereaksi dengan
kation logam yang masih berada dalam keadaan bebas membentuk
senyawa kompleks. Setelah seluruh kation logam yang ada dalam
larutan habis bereaksi dengan EDTA, EDTA yang ditambahkan
akan mengambil kation logam yang terikat pada indikator. Hal ini
terjadi karena EDTA mengikat kation logam dengan lebih kuat
daripada indikator kompleksometri. (Sugiyono, 2009)
Ketika indikator kehilangan kation logamnya, larutan akan
berubah warna sesuai dengan warna indikator tersebut dalam
keadaan bebas. Proses ini dirangkumkan dalam diagram berikut ini:
1. Indikator ditambahkan ke dalam air yang mengandung
kation logam. Larutan menjadi merah.
Ca2+ + Hln2- → CaIn- + H+
Ion logam (tak Indikator Ion kompleks
berwarna) (biru) logam – indikator
(merah)

2. Sebelum titik ekuivalen, EDTA yang ditambahkan bereaksi


dengan kation logam yang masih bebas. Karena seluruh
spesies dalam reaksi ini tak berwarna, warna larutan tidak
berubah.
Ca2+ + Y4- → CaY2-
Ion logam (tak
berwarna) EDTA (tak Ion kompleks logam –
berwarna) EDTA (tak berwarna)

3. Mendekati titik ekuivalen, EDTA yang ditambahkan akan


mengambil kation logam dari ion kompleks logam –
indikator. Indikator dibebaskan, larutan berubah warna
menjadi biru.

CaIn- + Y4- → CaY2- + In3-


Ion kompleks logam – EDTA (tak Ion kompleks logam – Indikator (biru)
indikator (merah) berwarna) EDTA (tak berwarna)

Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang dan yang Berlebih


Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan
terasa lunak atau hambar karena tidak mengandung garam-garam
mineral sehingga akan mengurangi selera dalam mengkonsumsinya.
Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat tinggi atau
dengan kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral
justru akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh
karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang
dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau
kesadahannya tinggi.
Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai
kecenderungan menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air
memiliki kandungan kapur yang banyak atau tingkat kesadahannya
tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada dinding
pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil
debit aliran air. Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan
terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak sehingga
menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan
menyebabkan pemakaian sabun yang semakin.
Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu
melewati batas 10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara
lain :
1. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari
logam.
2. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler.
3. Pipa air menjadi terumbat.
4. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.
Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam
jangka panjang, hal tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau
pengapuran pada tulang manusia. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyumbat pipa dan keran. Air sadah
juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, selain itu air
sadah dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk
mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya
digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin
pertukaran ion (Slamet, 2007).
E. Alat dan Bahan
Alat :

1. Erlenmeyer 250 mL 3 buah


2. Gelas Kimia 100 mL 1 buah
3. Gelas Ukur 10 mL 1 buah
4. Labu Ukur 100 mL 1 buah
5. Buret 1 buah
6. Neraca Analitik 1 buah
7. Pipet Gondok 10 mL 1 buah
8. Propipet 1 buah
9. Pipet Tetes 3 buah
10. Statif dan Klem 1 buah
11. Corong 1 buah
Bahan :
1. Larutan Na-EDTA Secukupnya
2. CaCO3 0.0811 gram
3. Aquades Secukupnya
4. Air PDAM Secukupnya
5. Larutan Buffer PH 10 Secukupnya
6. Indikator EBT Secukupnya
7. Larutan CaCl2 Secukupnya
F. Alur Percobaan
1. Standarisasi Larutan Na-EDTA ±0.01 M dengan CaCl2
sebagai baku

0.0811 gram CaCO3

1. dipindahkan kedalam labu ukur


2. dutambahkan air 10 mL
3. ditambahkan HCl 1:1 setetes demi setetes sampai
gelagak hilang
4. diencerkan dengan air sampai tanda batas
5. dikocok sampai tercampur sempurna
Larutan baku CaCl2 ±
0.01 M
6. dipipet 10 mL dan dimasukkan Erlenmeyer 250 mL
7. Ditambahkan 5 mL larutan buffer PH 10
8. Ditambah 5 tetes indicator EBT
9. Dititrasi dengan larutan Na-EDTA

Larutan berwarna
merah biru

Reaksinya :

1. CaCO3 (s) + H2O (l) → CaCO3 (aq)


2. CaCO3 (aq) + 2HCl → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
3. H2ln-→ Hln2- + H+ (Poedjiastoeti, 2018)
4. Ca2+ (aq) + Hln2- (aq) → CaIn- (aq)
5. CaIn- (aq) + H2Y2- → CaH2Y2- (aq) → CaH2Y (aq)+ In3- (aq)
6. In3- (aq) + H2O (l) → Hln2- (aq)+ OH-(aq) (Poedjiastoeti, 2018)
2. Penentuan Kesadahan Total Air PDAM
10 mL sampel air PDAM
1. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL
2. Ditambahkan 2 mL larutan buffer PH 10
3. Ditambahkan 3 tetes indicator EBT
4. Dititrasi dengan Larutan Na-EDTA
5. Dihentikan setelah terjadi perubahan warna

Larutan berwarna
merah biru

Reaksinya :

1. Mg2+ (aq) + Hln2- (aq) → MgIn- (aq) + H+ (Poedjiastoeti, 2018)


2. MgIn- (aq) + H2Y2- → MgH2Y2- (aq) (Poedjiastoeti, 2018)
3. In3- (aq) + H2O (l)→ Hln2- (aq)+ OH- (aq) (Poedjiastoeti, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008.Water Hardness: EDTA Titrimetric Method.


New York : USA
Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air
Bersih. CV.Healthy & Sanitation : Makassar
Day, R.A, J.R. dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia
Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta :
Penerbit PT. Gramedia
Permenkes No. 32.2017.Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus
Per Aqua dan Pemandian Umum.Jakarta
Poedjiastoeti, Sri, dkk. 2018. Panduan Praktikum Kimia
Analitik I Dasar-dasar Kimia Analitik. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Slamet, J.S,. (2007). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :
Gadjah Mada Pres
Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R &. D.Bandung:Alfabeta
JAWABAN PERTANYAAN

1. Pemilihan indikator terkait dengan penggunaaan pH,


karena dibutuhkan indikator yang dapat renponsif
terhadap pMg, pCa, pCu, dan p yang lainnya, dan
karena indikator tersebut harus dapat melepaskan ion
metal pada EDTA apda sebuah nilai pM yang amat
dekat dengan nilai pM pada titik ekivalen.
2. Diketahui : V air = 100mL

V EDTA = 15,28mL
M EDTA = 0,0106M
pH =10
Ditanya : ppm CaCO3 dan MgCO3 ?
Jawab : mmol air = mmol EDTA
= 15,28 x 0,01016
= 0,1552 mmol
Mg CaCO3 = mmol air x Mr CaCO3
= 0,1552 x 100
= 15,5200 mg
ppm = 155,2000 mg/L
mmol air = mmol EDTA
= 10,43 x 0,01016
= 0,1059 mmol
𝑔
mmol MgCO3 =
𝑀𝑟

g = 0,1059 x 84
= 8,90148 mg
ppm = 89,0148 mg/L
3. Rumus kimia Na-EDTA:
Rumus kimia Eriochrome Black T (EBT):

4. CaCO3 + 2HCl  CaCl2 + CO2 + H2O


Massa CaCO3 = 0,0811 g
= 81,1 mg
Volume CaCO3= 100 mL = 0,1 L
𝑚𝑔
Konsentrasi CaCO3 dalam ppm = 𝐿 ppm = 811 ppm
5. NH4OH + NH4Cl→ buffer
𝐾𝑏 𝑏𝑎𝑠𝑎
[OH-] = 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚

𝐾𝑏 𝑁𝐻4 𝑂𝐻
= 𝑁𝐻4
1,8 𝑥 10−5 𝑥 [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
= [𝑁𝐻4 ]

pH = 14 – pOH
pH= 14 – pOH
pOH = 4
pOH= -log [OH-]
4= -log [OH-]
[OH-]= 10-4
1,8 𝑥 10−5 𝑥 [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
10-4= [𝑁𝐻4 ]

[𝑁𝐻4 𝑂𝐻] 1,8 𝑥 10−5


=
[𝑁𝐻4 ] 10−4
𝑔
[𝑁𝐻4 𝑂𝐻] =
𝑀𝑟 .𝑉
-5 𝑔
1,8 x 10 = 35 .𝑉

6,3 x 10-4 . V= g
Misal volume NH4OH =1L
Maka massa = 6,3 x 10-4 g
𝑔
[NH4OH] = 𝑀𝑟 .𝑉
𝑔
[NH4] = 𝑀𝑟 .𝑉

You might also like