You are on page 1of 18

A.

Sistem Pengelolaan Dana Asuransi Syariah ( Akuntansi Kontribusi )

Informasi tentang pengelolaan dana asuransi syariah ini juga diberikan oleh perusahaan
asuransi pertama yang memperkenalkan asuransi syariah sebagai sejarah terbentuknya
asuransi syariah di dunia. Dalam hal keuntungan yang di dapat oleh perusahaan
asuransi atas pengembangan dana asuransi syariah dari setiap nasabah asuransi syariah ini di
bagi secara merata dan seimbang. Ini sesuai dengan prinsip asuransi syariah “mudharabah”
atau biasa disebuat dengan prinsip bagi hasil. Dan besarnya pembagian hasil dari keuntungan
tersebut, ini tergantung pada kesepakatan antara peserta asuransi syariah di mana nasabah
asuransi syariah ini menjadi pemilik modal dengan perusahaan asuransi yang berfungsi
sebagai media untuk mengembangakan dan menjalankan modal tersebut pada saat akad
perjanjian dilaksanakan. Dalam pengelolaan dana asuransi syariah dari para nasabah,
perusahaan asuransi dalam hal ini asuransi syariah mempunyai mekanisme atau cara kerja
yang terbagi menjadi 2 cara dalam mengelola dana asuransi syariah, adalah sebagai berikut :

a. Sistem pengelolaan dana yang mengandung unsur tabungan

Menjadi nasabah asuransi, baik produk asuransi konvensional maupun asuransi syariah yang
berbasiskan Islam sebagai landasan hukum semua nasabah asuransi harus memberikan atau
membayar iuran yang jumlah telah ditentukan kepada perusahaan asuransi secara rutin. Atau
dalam dunia asuransi, iuran tersebut disebut dengan premi asuransi. Tetapi khusus untuk
asuransi syariah ini, besar premi asuransi yang akan dibayarkan itu sesuai dengan
kemampuan para masing-masing nasabah asuransi dan sesuai dengan kesepakatan pada saat
akad perjanjian dilakukan.

Untuk pembayaran iuran atau premi asuransi syariah, para nasabah bisa memilih cara
pembayarannya baik dengan transfer atau bayar langsung. Dan waktu pembayaran premi
asuransi ini juga bisa di pilih langsung oleh setiap nasabah asuransi, bisa dengan melakukan
pembayaran setiap bulan, 3 bulan sekali, per 6 bulan, bahkan sampai 1 tahun sekali
pembayarannya. Untuk setiap dana premi asuransi syariah yang dikeluarkan oleh tiap
nasabah asuransi syariah yang berhubungan dengan tabungan, ini akan langsung dipisahkan
oleh perusahaan asuransi ke dalam dua rekening yang berbeda.

Rekening Tabungan, yaitu kumpulan premi dana asuransi syariah dari setiap peserta
asuransi syariah yang merupakan milik peserta sekaligus sebagai simpanan. Dana premi

Page 1
asuransi tersebut secara otomatis menjadi hak dari nasabah asuransi syariah dan akan
dikembalikan bila :

 Perjanjian asuransi syariah ini telah berakhir


 Nasabah asuransi syariah tersebut mengundurkan diri
 Nasabah asuransi syariah tersebut meninggal dunia. Dan dana asuransi syariah tersebut
diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.

b. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan.

Khusus untuk produk asuransi syariah, premi asuransi syariah akan harus dibayarkan oleh
setiap nasabah asuransi syariah ini akan dipisahkan langsung oleh perusahaan asuransi.
Pemisahan dana asuransi syariah tersebut, salah satunya untuk sumbangan yang digunakan
untuk membantu sesama nasabah asuransi syariah dan juga untuk sesama umat muslim.

Rekening Tabarru, yaitu kumpulan dana premi asuransi yang diberikan oleh setiap nasabah
asuransi syariah sebagai iuran atau sumbangan untuk kebaikan dengan tujuannya untuk saling
tolong-menolong dan saling membantu sesama umat muslim dan nasabah asuransi syariah.
Untuk dana yang berupa premi asuransi syariah tersebut akan dibayarkan apabila :

 Nasabah asuransi syariah tersebut meninggal dunia. Dan dana asuransi syariah
tersebut diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.
 Perjanjian asuransi syariah telah berakhir. Untuk dana premi asuransi syariah ini akan
di berikan jika ada surplus dana yang diterima oleh perusahaan asuransi.

Semua sistem dan cara pengelolaan dana asuransi syariah yang telah dihimpun dan
dikelola oleh perusahaan asuransi ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam demi
untuk mendapatkan keuntungan. Nah, setiap keuntungan yang didapat dari hasil investasi
tersebut, akan dibagikan secara merata dengan jumlah yang adil antara nasabah asuransi
syariah dengan perusahaan asuransi. Pembagian keuntungan dari investasi ini, tentunya
setelah dikurangi beban asuransi, yaitu klaim dan premi asuransi. Pembagian keuntungan ini
juga akan dilakukan dengan mengedepankan atau menggunakan prinsip Al-Mudharabah dan
sesuai dengan perjanjian atau pada saat akad asuransi syariah dilakukan.

B. Laporan Keuangan asuransi Syariah

Page 2
Laporan keuangan Syariah terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
7. Catatan atas Laporan Keuangan
8. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru
9. Laporan Perubahan Dana Tabarru

Jika entitas syariah merupakan lembaga keuangan maka selain komponen laporan keuangan
yang diuraikan di atas, entitas syariah tersebut juga harus menyajikan komponen laporan
keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitas tersebut jika substansi
informasinya belum tercakup.

1. Neraca
Entitas syariah menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan liabilitas jangka
pendek terpisah dari liabilitas jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur
dalam Standar Akuntansi Keuangan khusus. Aset lancar disajikan menurut ukuran likuiditas
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Entitas syariah harus
mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban
yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.

a. Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:

1) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka
waktu siklus operasi normal entitas Syariah
2) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan
direalisir dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca
3) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Page 3
Aset lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi
sebagai bagian dari siklus normal operasi entitas syariah walaupun aset tersebut tidak
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Surat
berharga diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan
direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua
belas bulan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

b. Liabilitas Jangka Pendek


Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika:
1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas syariah
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal Neraca.
Semua liabilitas lainnya harus diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.

Liabilitas jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa dengan aset lancar.
Beberapa liabilitas jangka pendek seperti hutang dagang dan biaya pegawai serta biaya
operasi lainnya membentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi
normal entitas syariah.

Neraca entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi
keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos
berikut:
(a) Kas dan setara kas
(b) Aset keuangan
(c) Piutang usaha dan piutang lainnya (kontribusi, reasuransi)
(d) Persediaan
(e) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
(f) Aset tetap
(g) Aset tak berwujud
(h) Hutang usaha dan hutang lainnya
(i) Hutang pajak
(j) Dana syirkah temporer
(k) Hak minoritas
(l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.

Page 4
PT Asuransi Syariah “X”
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 20x1
ASET
Kas dan setara kas XXX
Piutang kontribusi XXX
Piutang Reasuransi XXX
Piutang XXX
Murabahah XXX
Salam XXX
Istishna XXX
Investasi pada surat berharga XXX
Pembiayaan XXX
Mudharabah XXX
Musyarakah XXX
Investasi pada entitas lain XXX
Properti Investasi XXX
Aset tetap dan akumulasi XXX
penyusutan
Jumlah Aset XXX
Liabilitas
Penyisihan kontribusi yang belum XXX
menjadi hak
Utang klaim XXX
Klaim yang sudah terjadi tetapi XXX
belum dilaporkan
Bagian reasuransi dari pihak lain XXX
atas klaim yang masih harus dibayar
Bagian peserta atas surplus XXX
underwrting dana tabarru yang
masih harus dibayar
Utang reasuransi XXX
Utang dividen XXX
Utang pajak XXX
Jumlah Liabilitas XXX
Dana Peserta
Dana syirkah temporer mudharabah XXX
Dana tabarru XXX

Page 5
Jumlah dana peserta XXX
Ekuitas
Modal disetor XXX
Tambahan modal disetor XXX
Saldo laba XXX
Jumlah ekuitas XXX
Jumlah Liabilitas, Dana Peserta, XXX
dan Ekuitas

2. Laporan Laba Rugi


Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi
minimal mencakup pos-pos berikut:
a. Pendapatan usaha
b. Bagi hasil untuk pemilik dana
c. Beban usaha
d. Laba atau rugi usaha
e. Pendapatan dan beban nonusaha
f. Laba atau rugi dari aktivitas normal
g. Beban pajak
h. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Komponen-komponen laporan laba rugi bank syariah disusun dengan mengacu pada PSAK
untuk pos-pos umum. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, bank syariah
menyajikan laporan laba rugi yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut:
a. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib:
1) Pendapatan dari jual beli:
a. Pendapatan marjin murabaha
b. Pendapatan neto salam paralel
c. Pendapatan neto istishna paralel
2) Pendapatan dari sewa:
a. Pendapatan neto ijarah
3) Pendapatan dari bagi hasil:
a. Pendapatan bagi hasil mudharabah
b. Pendapatan bagi hasil musyarakah

Page 6
4) Pendapatan usaha utama lainnya
a) Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
b) Pendapatan usaha lainnya;
i. Pendapatan imbalan (fee) jasa perbankan
ii. Pendapatan imbalan investasi terikat.
c) Beban usaha
d) Laba atau rugi usaha
e) Pendapatan nonusaha
f) Beban non-usaha
g) Beban pajak
h) Laba atau rugi neto.

Asuransi Syariah “X”


Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1

Pendapatan
Pendapatan pengelolaan operasi XXX
asuransi (ujrah)
Pendapatan pengelolaan portofolio XXX
investasi dana peserta
Pendapatan pembagian surplus XXX
underwriting
Pendapatan investasi XXX
Jumlah Pendapatan XXX
Beban
Beban komisi XXX
Ujrah dibayar XXX
Beban umum dan administrasi XXX
Beban pemasaran XXX
Beban pengembangan XXX
Jumlah Beban (XXX)
Laba Usaha XXX
Pendapatan (beban) non usaha neto XXX
Laba Sebelum Pajak XXX
Beban Pajak (XXX)
Laba neto XXX

Page 7
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan terkait.

4. Laporan Perubahan Ekuitas


Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap
kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan terkait
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan
cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.

5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat


Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki)
1) Zakat dari dalam entitas syariah
2) Zakat dari pihak luar entitas syariah
b. Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk:
1) Fakir
2) Miskin
3) Riqab
4) Orang yang terlilit hutang (gharim)
5) Muallaf
6) Fiisabilillah
7) Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil)

Page 8
8) Amil
i. Kenaikan atau penurunan dana zakat
ii. Saldo awal dana zakat
iii. Saldo akhir dana zakat.
iv. Entitas syariah harus mengungkapkan dalam catatan atas Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat, tetapi tidak terbatas pada:
a. Sumber dana zakat yang berasal dari internal entitas syariah
b. Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal entitas syariah
c. Kebijakan penyaluran zakat terhadap masing-masing asnaf
v. d.Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima zakat
diklasifikasikan atas pihak terkait,sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 7:
Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan pihak
ketiga.

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20x1

Sumber Dana Zakat


Zakat dari dalam bank syariah XXX
Zakat dari pihak luar bank syariah XXX
Jumlah sumber dana zakat XXX
Penggunaan Dana Zakat
Fakir (XXX)
Miskin (XXX)
Amil (XXX)
Muallaf (XXX)
Orang yang terlilit hutang (gharim) (XXX)
Riqab (XXX)
Fisabilillah (XXX)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu (XXX)
sabil)
Jumlah penggunaan dana zakat (XXX)
Kenaikan (penurunan) dana zakat XXX
Saldo awal dana zakat XXX
Saldo akhir dana zakat XXX

Page 9
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Entitas menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan:
1) Infak
2) Sedekah
3) Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
4) Pengembalian dana kebajikan produktif
5) Denda
6) Pendapatan nonhalal.
b. Penggunaan dana kebajikan untuk:
1) Dana kebajikan produktif
2) Sumbangan
3) Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
d. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
e. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan.
Penerimaan dana kebajikan oleh entitas syariah diakui sebagai kewajiban paling likuid dan
diakui sebagai pengurang kewajiban ketika disalurkan.
Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan, tetapi tidak terbatas, pada:
i. Sumber dana kebajikan
ii. Kebijakan penyaluran dana kebajikan kepada masing-masing penerima
iii. Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima dana kebajikan
diklasifikasikan atas pihak yang memiliki hubungan istimewa sesuai dengan yang
diatur dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa, dan pihak ketiga.
iv. Alasan terjadinya dan penggunaan atas penerimaan nonhalal.

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1

Page
10
Sumber Dana Kebajikan
Infak zakat dari dalam bank XXX
syariah
Sedekah XXX
Hasil pengelolaan wakaf XXX
Pengembalian dana kebajikan XXX
produktif
Denda XXX
Pendapatan nonhalal XXX
Jumlah Sumber Dana XXX
Kebajikan
Penggunaan Dana Kebajikan
Dana kebajikan produktif (XXX)
Sumbangan (XXX)
Penggunaan lainnya untuk (XXX)
kepentingan umum
Jumlah Penggunaan Dana (XXX)
Kebajikan
Kenaikan (penurunan dana XXX
kebajikan)
Saldo awal dana kebajikan XXX
Saldo akhir dana kebajikan XXX

7. Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikansecara sistematis. Setiap pos dalam Neraca,
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, harus berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi
tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan
Dana Kebajikan
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar.

Page
11
8. Pengungkapan Lain
Entitas syariah mengungkapkan hal-hal berikut ini jika tidak diungkapkan dibagian manapun
dari informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
a. Domisili dan bentuk hukum entitas syariah, negara tempat pendirian entitas syariah,
alamat kantor pusat entitas syariah serta lokasi utama bisnis jika berbeda dari lokasi
kantor pusat
b. Keterangan mengenai hakekat operasi dan kegiatan utama entitas syariah
c. Nama entitas syariah dalam grup, nama entitas syariah asosiasi, nama entitas syariah
induk dan entitas syariah holding
d. Nama anggota direksi dan komisaris
e. Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan selama periode
yang bersangkutan.
Untuk setiap jenis instrumen pendanaan dalam mata uang asing, entitas syariah harus
mengungkapkan informasi berikut ini:
a. Karakteristik umum dari setiap instrumen pendanaan termasuk informasi
mengenai nisbah bagi hasil/margin/ujrah dan nama pemodal
b. Nilai nominal dalam mata uang asing, jangka waktu, tanggal jatuh tempo,
jadwal angsuran atau pembayaran
c. Dasar konversi menjadi efek lain jika instrumen pendanaan dapat dikonversi
d. Nilai kurs yang digunakan pada tanggal Neraca
e. Jaminan
f. Hal penting lainnya.

9. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’


Entitas asuransi syariah menyajikan laporan laba rugi peserta, dengan memperhatikan
ketentuan dalam PSAK yang relevan, mencakup tetapi tidak terbatas pada:
a. Kontribusi bruto
b. Bagian reasuransi atas kontribusi
c. Perubahan kontribusi yang belum menjadi hak
d. Penerimaan kontribusi untuk periode berjalan
e. Pembayaran klaim bruto
f. Bagian reasuransi dan pihak lain atas pembayaran klaim bruto
g. Perubahan klaim yang masih harus dibayar (outstanding claim)
h. Perubahan bagian reasuransi atas klaim yang masih harus dibayar

Page
12
i. Penyisihan teknis
j. Beban pengelolaan asuransi
k. Pendapatan investasi
l. Surplus atau defisit underwriting dana tabarru’.

PT Asuransi Syariah “X”


Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1

Pendapatan Asuransi
Kontribusi bruto XXX
Ujrah pengelola (XXX)
Bagian reasuransi (atas risiko) (XXX)
Perubahan kontribusi yang belum (XXX)
menjadi hak
Jumlah pendapatan asuransi XXX
Beban asuransi
Pembayaran klaim XXX
Klaim yang ditanggung reasuransi (XXX)
dan pihak lain
Klaim yang masih harus dibayar XXX
Klaim yang masih harus dibayar (XXX)
yang ditanggung reasuransi dan
pihak lain
Penyisihan teknis:
Beban penyisihan teknis XXX
Jumlah beban asuransi XXX
Surplus (Defisit) Neto Asuransi XXX
Pendapatan Investasi XXX
Total pendapatan investasi XXX
-/- beban pengelolaan protofolio XXX
investasi
Pendapatan investasi neto XXX
Surplus (defisit) Under Writing XXX
dana Tabarru’

10. Laporan Perubahan Dana Tabarru'

Page
13
Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana tabarru’ yang mencakup, tetapi
tidak terbatas, pada pos-pos berikut:
a. Surplus atau defisit periode berjalan
b. Bagiab surplus yang didistribusikan ke peserta dan atau pengelola; dan
c. Surplus yang tersedia untuk dana tabarru’

Asuransi Syariah “X”


Laporan Perubahan Dana Tabarru’
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20X1

Surplus underwriting dana XXX


tabarru’
Distribusi ke peserta (XXX)
Distribusi ke pengelola (XXX)
Surplus yang tersedia untuk dana XXX
tabarru’
Saldo awal XXX
Saldo akhir XXX

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 111
http://innazeyina.blogspot.co.id/2014/06/contoh-makalah-asuransi-syariah.html

https://sitisarahadi.wordpress.com/2013/06/22/tugas-makalah-akuntansi-asuransi-syariah/

Skripsi Evaluasi Mekanisme Pengelolaan Dana Dengan Sistem Mudharabah Pada Asuransi
Syariah (Studi Kasus Pada Pt. Asuransi Takaful Keluarga Cab. Makassar). 2014 : Andi
Sriwahyuni.

http://akuntansisyaria.blogspot.com/2014/09/laporan-keuangan-syariah-besrta.html

Page
14
LAMPIRAN

Laporan Keuangan Akuntansi Asuransi Syariah

1. Neraca

PT Asuransi Syariah “X”


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 20x1

Aset
Kas dan setara kas xxx
Piutang kontribusi xxx
Piutang reasuransi xxx
Piutang xxx
Murabahah xxx
Salam xxx
Istishna’ xxx
Investasi pada surat berharga xxx
Pembiayaan xxx

Page
15
Mudharabah xxx
Musyarakah xxx
Investasi pada entitas lain xxx
Properti investasi xxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxx
Jumlah aset xxx

Kewajiban
Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak xxx
Utang klaim xxx
Klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan xxx
Bagian peserta atas surplus underwriting dana
tabarru’ yang masih harus dibayar xxx
Utang reasuransi xxx
Utang dividen xxx
Utang pajak xxx
Jumlah kewajiban xxx

Dana Peserta
Dana syirkah temporer
Mudharabah xxx
Dana tabarru’ xxx
Jumlah dana peserta xxx

Ekuitas
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo Laba xxx
Jumlah ekuitas xxx
Jumlah kewajiban, ekuitas peserta, dan ekuitas xxx

2. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’

PT Asuransi Syariah “X”


Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1

Pendapatan Asuransi
Kontribusi bruto xxx
Ujrah pengelola (xxx)
Bagian reasuransi (atas risiko) (xxx)
Perubahan kontribusi yang belum menjadi hak (xxx)
Jumlah pendapatan asuransi xxx

Page
16
Beban Asuransi
Pembayaran klaim xxx
Klaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain (xxx)
Klaim yang masih harus dibayar xxx
Klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung
reasuransi dan pihak lain (xxx)
Penyisihan teknis
Beban pengelolaan asuransi xxx
Jumlah beban asuransi xxx
Surplus (Defisit) Neto Asuransi xxx

Pendapatan Investasi
Total pendapatan investasi xxx
Beban pengelolaan portofolio investasi xxx
Pendapatan investasi neto xxx

Surplus (defisit) Underwriting Dana Tabarru’ xxx


Penyesuaian surplus (defisit) yang siap
didistribusikan

Penambah
Kontribusi periode sebelumnya yang diterima
pada periode berjalan secara kas xxx
Klaim reasuransi periode sebelumnya yang
diterima pada periode berjalan secara kas xxx
Pengurang
Kontribusi periode berjalan yang belum diterima
secara kas ( xxx)
Klaim reasuransi periode berjalan yang belum
diterima secara kas (xxx)
Surplus (defisit) Underwriting Dana Tabarru’
Siap Didistribusikan xxx

3. Laporan Laba Rugi

Asuransi Syariah “X”


Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1

Pendapatan
Pendapatan pengelolaan operasi asuransi
(ujrah) xxx
Pendapatan pengelolaan portofolio investasi

Page
17
dana
peserta xxx
Pendapatan pembagian surplus underwriting xxx
Pendapatan investasi xxx
Jumlah pendapatan xxx

Beban
Beban komisi xxx
Ujrah dibayar xxx
Beban umum dan administrasi xxx
Beban pemasaran xxx
Beban pengembangan xxx
Jumlah beban xxx

Laba Usaha xxx


Pendapatan (beban) nonusaha neto xxx
Laba Sebelum Pajak xxx
Beban pajak xxx
Laba Neto xxx

4. Laporan Perubahan Dana Tabarru

Asuransi Syariah “X”


Laporan Perubahan Dana Tabarru
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1

Surplus underwriting dana tabarru’ (dasar akrual) xxx


Distribusi ke peserta (xxx)
Distribusi ke pengelola (xxx)
Surplus yang tersedia untuk dana tabarru’ xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx

Page
18

You might also like