Professional Documents
Culture Documents
METODE PENELITIAN
group design. Desain ini bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoamodjo, 2010).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
(Manilkara zapotta).
peredaran darah.
mikroorganisme.
kesehatan.
sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi.
3.5.1 Populasi
3.5.2 Sampel
rumus Federer :
( t-1 ) ( r-1 ) ≥ 15
Keterangan :
r : jumlah replikasi
( t-1 ) ( r-1 ) ≥ 15
( 6-1) (r-1 ) ≥ 15
5 (r-1 ) ≥ 15
r ≥4
dengan faktor koreksi 25% sehingga jumlah unit eksperimental atau sampel
Perlakuan (t) :6
Replikasi (r) :4
txr =6x4
1. Blender
3. Etanol
3.6.1.1 Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran asam sulfat 1%
3.6.1.2 Pembuatan suspensi Escherichia coli 0,5 unit Mc Farland menurut Soemarno (2000)
sebagai berikut :
1. Diambil satu ujung ose koloni Escherichia coli dari biakan murni.
ekstraksi refluks dan perendaman. Proses ekstraksi dimulai dengan mencuci bersih
daun jambu biji (Psidium guajava Linn), kemudian dikeringkan tanpa bantuan
matahari. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang sudah bersih kemudian
diblender dan disaring sampai menjadi bubuk lalu ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital. Tiap 20 gram bubuk daun jambu biji (Psidium guajava Linn)
dan direndam selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah itu, rendaman bubuk daun
jambu biji (Psidium guajava Linn) tersebut disaring dengan kertas saring. Cairan
hasil filtrasi tersebut kemudian diletakkan dalam sebuah wadah pada suhu kamar
hingga semua pelarut menguap. Setelah semua pelarut menguap (wadah kering)
kemudian dilakukan pengerukan untuk mengambil ekstrak kering daun jambu biji
dalam lemari es dengan suhu 4-8°C hingga proses uji efek antibakteri dilakukan.
3.6.1.4 Pengenceran konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn)
Konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang digunakan
V1.C1 = V2.C2
Keterangan :
V1 : Volume ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang akan
diencerkan.
V2 : Volume ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang akan dibuat.
C1 : Konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang akan
diencerkan.
C2 : Konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang akan dibuat.
Jumlah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang diperlukan dalam
Diperlukan 0,2 mg ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dalam 1
ml aquades.
Diperlukan 0,4 mg ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dalam 1
ml aquades.
ml aquades.
Diperlukan 0,8 mg ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dalam 1
ml aquades.
akan diperiksa, perubahan warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna
yang ada pada bungkus pH untuk menentukan berapa pH nya, pH untuk media
dibiarkan beku.
Menurut Soemarno (2000) untuk mengetahui zona hambat ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli sebagai
berikut:
Farland.
b. Disiapkan media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan 3-4 mm.
c. Dioleskan suspensi bakteri dengan swab steril hingga merata pada permukaan
d. Dibuat sumuran dengan menggunakan blue tip steril yang ditekan pada
positif, serta ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi masing-masing 20%,
40%, 60% dan 80% sebagai kelompok eksperimental. Semua unit perlakuan,
sebanyak 50 µl.
f. Diinkubasi pada suasana aerob 37°C selama 24 jam dengan posisi petridish tidak
terbalik.
g. Melihat adanya zona hambatan dan mengukur diameter zona hambatan dengan
penggaris.
Kelompok eksperimental akan diberikan perlakuan berupa ekstrak daun jambu biji.
Kelompok kontrol akan dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok kontrol positif akan
diberikan perlakuan berupa Aquabidest. Setiap unit perlakuan dari kelompok eksperimental
akan diberikan empat tingkat konsentrasi yang berbeda yakni 20%, 40%, 60% dan 80% .
dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya yakni pada tanggal 17 April 2016. Penelitian pra-
laborotrium tersebut dilakukan perasan daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan
konsentrasi yakni 50-100%. Penelitian pra laboratorium tersebut menunjukkan zona hambat
sebesar 14-16 mm pada konsetrasi 50-100% menunjukkan kriteria kuat, bukan kriteria sangat
kuat, dengan alasan peneliti tidak hanya ingin menguji sifat antibakteri berdasarkan zona
hambat, tetapi juga ingin menggunakan konsentrasi yang terendah dengan efektivitas yang
tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik yaitu Ciprofloxacin dengan
Berdasarkan besar unit replikasi terdapat 4 unit eksperimental Escherichia coli yang
berasal dari isolat laboratorium Biomedik RSUP NTB yaitu EC1, EC2, EC3 dan EC4
sensitivitas masing-masing unit perlakuan terhadap unit eksperimental yaitu K20 dengan EC1
(K20EC1), K20 dengan EC2 (K20EC2), K20 dengan EC3 (K20EC3), K20 dengan EC4
(K20EC4) kemudian K40 dengan EC1 (K40EC1), K40 dengan EC2 (K40EC2), K40 dengan
EC3 (K40EC3), K40 dengan EC4 (K40EC4) kemudian K60 dengan EC1 (K60EC1), K60
dengan EC2 (K60EC2), K60 dengan EC3 (K60EC3), K60 dengan EC4 (K60EC4) kemudian
K80 dengan EC1 (K80EC1), K80 dengan EC2 (K80EC2), K80 dengan EC3 (K80EC3) dan
K80 dengan EC4 (K80EC4) kemudian KP dengan EC1 (KPEC1), KP dengan EC2 (KPEC2),
KP dengan EC3 (KPEC3), KP dengan EC4 (KPEC4) kemudian KN dengan EC1 (KNEC1),
KN dengan EC2 (KNEC2), KN dengan EC3 (KNEC3) dan KN dengan EC4 (KNEC4).
Bagan Alur Penelitian
Persiapan
Mengoleskan(MHA)
bakteri dengan swab
Analisa data
Laporan
Keterangan:
KP : Ciprofloxacin
KN : Aquabidest
Anova pada tingkat kepercayaan 95%, Pα (0,05) dengan bantuan software SPSS versi 16.0.
apabila dengan Anova diperoleh nilai yang bermakna, baru dilakukan perbedaan dengan
Apabila hasil dari uji hitung ternyata P hitung >Pα (0,05), berarti tidak terdapat daya
hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn), sedangkan apabila P hitung <Pα
(0,05) berarti ada daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) pertumbuhan
Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan yang terdiri atas ekstrak buah sawo
(Manilkara Zapotta) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%. Konsentrasi yang