Professional Documents
Culture Documents
Nama Kelompok :
1. Ika Yusnia Rahmawati (14.321.0067)
2. Intan Diah .S (14.321.0068)
3. Nimas Ajeng.T (14.321.0085)
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan langsung yang
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
perawatan langsung ( direct care ) adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari.
Menurut Minetti dan Hurchinsen ( 1975 ) dalam Gillies ( 1994 ), waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut.
a. Perawatan mandiri ( self care ) adalah ½ X 4 jam= 2jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/4X4 jam= 3jam
c. Perawatan total ( Total care ) adalah 1-1 ½ X 4jam= 4-6 jam
d. Perawatan intensif ( intensive care ) adalah 2X4 jam= 8 jam
Perkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawatan tidak
langsung.Berdasarkan penelitian perawat dirumah sakit, Grace Detroit dalam Gillies (1994),
menyatakan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung adalah
36 menit/klien perhari.Dipihak lain,menurut Wolve dan & Young (1965) dalam buku yang
sama menyatakan sebesar 60 menit/klien /hari.
Selain cara diatas , waktu pendidikan kesehatan juga digunakan sebagai dasar
perhitungan kebutuhan tenaga.Menurut Gilles (1994) waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pendidikan kesehatan berkisar 15 menit/klien/hari.
Menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien per hari perlu
menjumlahkan ketiga cara tersebut yaitu waktu perawatan langsung,waktu perawatan tidak
langsung, dan waktu pendidikan kesehatan.Jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung
berdasarkan beban kerja perawat.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu :
a. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan
c. Rata-rata hari perawatan
d. Pengukuran perawatan langsung , perawatan tidak langsung dan pendidikan tidak
langsung dan pendidikan kesehatan.
e. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan klien
f. Rata-rata waktu perawatan langsung,tidak langsung dan pendidikan kesehatan.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu masalah
komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEK, pendidikan konsumen, keadaan ekonomi,
iklim/musim, politik, dan hukum/peraturan.
Dengan mengelompokan klien menurut jumlah dan kompleksitas pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan klien,pimpinan keperawatan dapat memperhitungkan jumlah
tenaga keperawatan yang dibutuhkan masing-masing unit.Metode perhitungan yang
digunakan yaitu metode rasio, metode Gillies, metode loka karya keperawatan.
1. Metode rasio
Metoda rasio merupakan metoda yang dipakai berdasarkan perbandingan antara
jumlah tempat tidur dan personal yang diterapkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
No. 262/ Menkes/Per/VII/79. Metoda hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi
tidak dapat mengetahui produktifitas SDM rumah sakit, dan berapa jumlah personal yang
dibutuhkan pada tiap unit atau ruangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
ini :
Metode rasio menurut SK Menkes No.262 1979
Rumah sakit Perbandigan
Kelas A dan B Tempat tidur : tenaga medis = 4-7 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 2 : 3-4
Tempat tidur : tenaga non keperawatan = 3 :1
Tempat tidur : tenaga non medis = 1 : 1
Kelas C Tempat tidur : tenaga medis = 9 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 1 : 1
Tempat tidur : tenaga non keperawatan = 5 :1
Tempat tidur : tenaga non medis = 3: 4
Kelas D Tempat tidur : tenaga medis = 15 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 2 : 1
Tempat tidur : tenaga non medis = 6 : 1
Saudara baru 1 bulan ditunjuk sebagai Kepala Ruangan di Rawat Inap penyakit
dalam. Jumlah pasien yang ada rerata 40 pasien, dengan BOR 70%. Jumlah perawat15 orang,
9 lulusan D3 dan 6 lulusan SPK.
Pertanyaan :
Buatlah suatu renstra : Pulta, Analisis SWOT, Identifikasi masalah, dan perencanaan
dalam menetapkan model MAKP pemberian yang sesuai.
1. Pengumpulan Data :
Jumlah pasien rata-rata 40 pasien
BOR 70%
Jumlah Perawat 15 orang : DIII: 9 Orang
SPK: 6 Orang
2. Rumusan masalah :
3. Renstra :
Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktek keperawatan profesional
yang dapat dilaksanakan
Mengatur kebutuhan perawat
4. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian 1 hari diatas
Gambaran umum jumlah tempat tidur
No Shift Kelas II Kelas III BOR
1 Pagi 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
2 Sore 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
3 Malam 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
.
1. M1 (ketenagaan)
a. Internal factor (IFAS) S-W
STRENGTH 4 – 3,06
1. SDM dari 0.64 4 = 0,94
D3 9 orang, 2,56
SPK 6 orang
2. Penggunaan jasa
terhadap pelayanan di 0.36 4 1,44
RS cukup tinggi
dengan rata2 40
dengan BOR 70%.
TOTAL 1 4
WEAKNESS
1. Tenaga perawat 0,4 4 1,6
kurang apabila
ditinjau dari
jumlah tenaga
dihitung yang
dibutuhkan
2. Beban kerja 0,02 1 0,02
berlebihan
3. Pelaksanaan 0,02 1 0,02
askep belum
optimal
4. MAKP belum 0,06 2 0,12
dilaksanakan/
belum ada model
praktek
keperawatan yang
jelas
5. Kualitas tenaga 0,3 3 0,9
belum memenuhi
kualifikasi/spesifi
kasi syarat
profesional
6. Belum ada 0,2 2 0,4
pembagian tugas
dan tanggung
jawab yang jelas
TOTAL 1 3,06
b. External factor (
EFAS ) O-T
OPPORTUNITY 3,36 - 2,5
1. Banyaknya 0,35 4 1,4 = 0,86
masalah pasien
dengan penyakit
kronis dan
komplikasi di
ruang tersebut
2. Adanya kebijakan 0,32 2 0,64
pemerintah
tentang
profesionalisasi
perawat
3. Memungkinkan 0,33 4 1,32
pelaksanaan
MAKP
TOTAL 1
3,36
THREATENED
1. Menurunnya 0,16 2 0,32
mutu ASKEP
2. Menurunnya 0,16 2 0,32
pendapatan
3. Kurangnya
profesionalisme
perawat
4. Persaingan antar 0,13 4 0,52
RS yang semakin
kuat
5. Ancaman 0,12 1 0,12
persaingan dengan
masuknya perawat
asing
6. Adanya tuntutan 0,35 3 1,05
di masyarakat akan
meningkatnya
pelayanan yang
lebih baik dan
profesional
TOTAL 1 2,5
1. Metode Douglas
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya, pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Pagi : 7 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang
15 orang
297
Keterangan: Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun.
Jumlah perawat yang dibutuhkan perhari sesuai dengan metode Douglas adalah: 14
orang + 2 orang structural + 3 orang lepas dinas. Berdasarkan data tersebut maka terdapat
kekurangan tenaga keperawatan sejumlah 4 orang.
Hasil Wawancara
Dalam segi perawatan untuk dunia pendidikan di Stikes Icme sudah mumpuni, tetapi
dalam prioritas Nasional masih kurang.Jumlah dosen S2 di Stikes Icme 60%, 40% lulusan S1
+ Profesi.
Ketentuan tenaga pengajar, meliputi :
1. Berpendidikan S2 dalam bidang masing – masing, Jika dalam keperawatan harus
sudah Ners kemudian lanjut S2 Keperawatan baru boleh mengajar
Perbandingan antara jumlah tenaga dosen dengan Mahasiswa masih kurang.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi ketenagaan, Meliputi :
1. Dari segi pelayanan, di bidang Managemen belum ada satu suara antara managemen
pusat dengan Managemen prodi, visi belum jelas
2. Tenaga dosen yang masih proses kuliah S2
Upaya yang dilakukan dalam segi pendidikan dan pelayanan dengan cara meningkatkan
dan mengkoordinasikan antara administrasi prodi dengan administrasi pusat sehingga terjadi
sinkronisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Suprianto,2005.Manajemen Keperawatan:pengelolaan tenaga
keperawatan.Jakarta.ECG
Ilyas,yaslis,(2004).perencanaan SDM Rumah Sakit:Teori,Metode & Formula.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.25 Oktober 2017 Pukul 21.00
Nursalam,2012 Manajemen Keperwatan:Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional,Edisi 3.Jakarta:Salemba Medika