You are on page 1of 14

Tugas Management Keperawatan

(Study kasus Ketenagaan)

Nama Kelompok :
1. Ika Yusnia Rahmawati (14.321.0067)
2. Intan Diah .S (14.321.0068)
3. Nimas Ajeng.T (14.321.0085)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Insan Cendekia Medika
Jombang
A. Definisi Ketenagaan Keperawatan
Perencanaan tenaga keperawatan merupakan salah satu fungsi utama pimpinan
organisasi dalam keperawatan.Keberhasilan pimpinan organisasi dalam merencanakan
perawat ditentunkan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target pelayanan
kesehatan yang telah ditemukan dan mencapai tujuan kesehatan.Perencanaan ini mencakup
persiapan : siapa yang berbuat, apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan
untuk populasi mana.Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan yang akan
membantu pencapaian target kesehatan.Langkah – langkah perencanaan tenaga rumah sakit
secara garis besar sama dengan langkah – langkah perencanaan tenaga pada
umumnya.Memang ada beberapa kekhususan – kehususan sesuai dengan fungsi rumah sakit
(Junaidi, 1998 dalam Analisis kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD
Karimun oleh Liza Sri, 2011).
Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM Rumah Sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit : fasilitas dan tipe
pelayanan yang ditawarkan ; jenis dan jumlah perlatan dan frekuensi pemakaiannya :
kompleksitas penyakit, usia pasien dan lamanya waktu tinggal di Rumah Sakit pemberian
cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar, keterbatasan anggaran , turn over
(mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran , pelayanan dan perawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan
jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaaadn sosial ekonomi
dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan kompisis tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c. Factor lingkunga, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan, fasilitas
dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatanmedik atau diagnostic,
pelayanan penunjang dari isntalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor Organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembang
B. Kategori Keperawatan Klien
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan
dibutuhan untuk asuhan keperawatan klien disetiap unit. Beberapa pendekatan dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang akan dibutuhkan berdasarkan kategori
klien yang dirawat,rasio perawat,dan klien untuk memenuhi standar praktek keperawatan.
Kategori keperawatan klien:
a. Perawatan mandiri (self care ), yaitu klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan
tindakan keperawatan dan pengobatan.Klien melakukan aktifitas perawatan diri sendiri secara
mandiri.
b. Perawatan sebagian ( Partial Care ), yaitu klien memerlukan bantuan sebagian dalam
tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu. Misalnya pemberian obat intravena, pengatur
posisi, dll.
c. Perawatan Total ( Total Care ), yaitu klien memerlukan bantuan secara penuh dalam
perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketat.
d. Perawatan Intensif ( Intensive Care ), Yaitu klien memerlukan observasi dan tindakan
keperawatan yang terus menerus.
Kebutuhan waktu perawatan untuk pasien rawat inap dapat dirinci denganmelihat
kebutuhan pasien untuk asuhan keperawatan melalui kegiatan sebagai berikut :
 Memandikan pasien 2 kali sehari @ 15 menit / pasien
 Memeriksa nadi , tensi dan suhu 3 kali sehari @ 15 menit/ hari
 Menyediakan makan 3 kali sehari @ 15 mwnit / hari
 Menyuntik pasien rata-rata 2 kali sehari @ 5 menit / hari
 Perawatan intensf utntuk pasien ICU / kritis (15% pasien) 60 menit/ pasien
 Membersihkan ruangan 2 kali sehari @ 60 menit / ruangan
 Turut visite dengan dokter 1 kali sehari @ 5 menit / pasien
 Menyusun laporan 30 menit / hari
Kegiatan yang dilakukan perawat dirawat ruang inap dapat lebih banyak dari daftar
kegiatan tersebut diatas, daftar kegiatan tersebut dimaksudkan untuk sekedar pedoman bagi
penliti yang ingin mengembangkan jenis dan lama waktu kegiatan seorang perawat diruang
rawat inap.
C. Cara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit sebagai berikut.
a. Rasio perawat – klien disesuaikan dengan standar perkiraan jumlah klien sesuai data
sensus.
b. Pendekatan teknik industri, yaitu identifikasi tugas perawat dengan menganalisis alur
kerja perawat atau work flow. Rata-rata frekuensi dan waktu kerja ditentukan dengan
data sensus klien, dihitung untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan.
c. Sistem approach staffing atau pendekatan sistem ketenagaan dapat menentukan
jumlah optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk setiap unit serta
mempertimbangkan komponen input – proses – out put – umpan balik.
d. Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu perawatan langsung, waktu
perawaatan tidak langsung, dan waktu pendidikan kesehatan.

Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan langsung yang
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
perawatan langsung ( direct care ) adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari.
Menurut Minetti dan Hurchinsen ( 1975 ) dalam Gillies ( 1994 ), waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut.
a. Perawatan mandiri ( self care ) adalah ½ X 4 jam= 2jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/4X4 jam= 3jam
c. Perawatan total ( Total care ) adalah 1-1 ½ X 4jam= 4-6 jam
d. Perawatan intensif ( intensive care ) adalah 2X4 jam= 8 jam
Perkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawatan tidak
langsung.Berdasarkan penelitian perawat dirumah sakit, Grace Detroit dalam Gillies (1994),
menyatakan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung adalah
36 menit/klien perhari.Dipihak lain,menurut Wolve dan & Young (1965) dalam buku yang
sama menyatakan sebesar 60 menit/klien /hari.
Selain cara diatas , waktu pendidikan kesehatan juga digunakan sebagai dasar
perhitungan kebutuhan tenaga.Menurut Gilles (1994) waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pendidikan kesehatan berkisar 15 menit/klien/hari.
Menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien per hari perlu
menjumlahkan ketiga cara tersebut yaitu waktu perawatan langsung,waktu perawatan tidak
langsung, dan waktu pendidikan kesehatan.Jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung
berdasarkan beban kerja perawat.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu :
a. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan
c. Rata-rata hari perawatan
d. Pengukuran perawatan langsung , perawatan tidak langsung dan pendidikan tidak
langsung dan pendidikan kesehatan.
e. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan klien
f. Rata-rata waktu perawatan langsung,tidak langsung dan pendidikan kesehatan.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu masalah
komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEK, pendidikan konsumen, keadaan ekonomi,
iklim/musim, politik, dan hukum/peraturan.
Dengan mengelompokan klien menurut jumlah dan kompleksitas pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan klien,pimpinan keperawatan dapat memperhitungkan jumlah
tenaga keperawatan yang dibutuhkan masing-masing unit.Metode perhitungan yang
digunakan yaitu metode rasio, metode Gillies, metode loka karya keperawatan.
1. Metode rasio
Metoda rasio merupakan metoda yang dipakai berdasarkan perbandingan antara
jumlah tempat tidur dan personal yang diterapkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
No. 262/ Menkes/Per/VII/79. Metoda hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi
tidak dapat mengetahui produktifitas SDM rumah sakit, dan berapa jumlah personal yang
dibutuhkan pada tiap unit atau ruangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
ini :
Metode rasio menurut SK Menkes No.262 1979
Rumah sakit Perbandigan
Kelas A dan B Tempat tidur : tenaga medis = 4-7 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 2 : 3-4
Tempat tidur : tenaga non keperawatan = 3 :1
Tempat tidur : tenaga non medis = 1 : 1
Kelas C Tempat tidur : tenaga medis = 9 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 1 : 1
Tempat tidur : tenaga non keperawatan = 5 :1
Tempat tidur : tenaga non medis = 3: 4
Kelas D Tempat tidur : tenaga medis = 15 : 1
Tempat tidur : tenaga kesehatan = 2 : 1
Tempat tidur : tenaga non medis = 6 : 1

2. Metode Gillies ( 1994 )


Digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan
rumussebagai berikut :
Jumlah tenaga kerja = A X B X 365
( 365-C) x jam kerja per hari
Keterangan :
A : Jumlah tenaga kerja keperawatan per hari
B : jumlah pasien rata rata per hari
C :Jumlah hari libur
Pada formula ini,komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang dibutuhkan oleh
pasien selama 24 jam.Jam waktu perawatan berkisar antara 3 samapai 4 jam tergantung jenis
penyakit,tindakan dan aplikasi keperawatan di rumah sakit,Sensus harian,komponen B,adalah
hasil perkalian BOR dengan jumlah tempat tidur Rumah sakit.Sebagai contoh BOR RS 70 %
,sedangkan jumlah komponen C adalah jumlah hari libur resmi yang ditentukan oleh
pemerintah dan jumlah hari libur karena cuti tahunan personel.
Jumlah hari libur di Indonesia kira-kira 76 hari terdiri :52 hari minggu,12 hari cuti dan
12 hari libur nasional.Disamping itu harus mempertimbangkan hari-hari libur lain yaitu yang
secara alamiah menjadi hak biologis wanita yaitu cuti menstruasi dan cuti hamil selama 3
bulan.Oleh karena itu ,dalam merencanakan kebutuhan perawat yang mempertimbangkan
jumlah perawat yang kemungkinan hamil setiap tahunnya,dam merencanakan tenaga
pengganti.
3. Metode Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Metode ini di khususkan untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Jumlah tenaga = A × 52 (Mg) × 7 hari (TT×BOR) + 25%
41 (Mg) × 40 jam/hari
A : Jumlah tenaga kerja keperawatan per hari
BOR : Bed Occupancy Rate
Pada formula ini ,komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang dibutuhkan oleh
pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar antara 3 samapai 4 jam tergantung jenis
penyakit,tindakan dan aplikasi keperawatan di rumah sakit,BOR RS adalah prosentase rata-
rata jumlah tempat tidur yang digunakan selama periode tertentu.Hari kerja efektifselama 41
minggu yang dihitung sebagai berikut :365-52(hari minggu)-12(hari libur nasional)-12 (hari
libur cuti tahunan ) =289 hari : 7 hari/minggu = 41 minggu.
Study Kasus C

Saudara baru 1 bulan ditunjuk sebagai Kepala Ruangan di Rawat Inap penyakit
dalam. Jumlah pasien yang ada rerata 40 pasien, dengan BOR 70%. Jumlah perawat15 orang,
9 lulusan D3 dan 6 lulusan SPK.

Pertanyaan :

Buatlah suatu renstra : Pulta, Analisis SWOT, Identifikasi masalah, dan perencanaan
dalam menetapkan model MAKP pemberian yang sesuai.

1. Pengumpulan Data :
 Jumlah pasien rata-rata 40 pasien
 BOR 70%
 Jumlah Perawat 15 orang : DIII: 9 Orang
SPK: 6 Orang

2. Rumusan masalah :

 Kualitas tenaga keperawatan belum memenuhi syarat profesional


 Belum diterangkannya model pemberian ASKEP yang sesuai

3. Renstra :
 Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktek keperawatan profesional
yang dapat dilaksanakan
 Mengatur kebutuhan perawat
4. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian 1 hari diatas
Gambaran umum jumlah tempat tidur
No Shift Kelas II Kelas III BOR
1 Pagi 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
2 Sore 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
3 Malam 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
.
1. M1 (ketenagaan)
a. Internal factor (IFAS) S-W
STRENGTH 4 – 3,06
1. SDM dari 0.64 4 = 0,94
 D3 9 orang, 2,56
 SPK 6 orang
2. Penggunaan jasa
terhadap pelayanan di 0.36 4 1,44
RS cukup tinggi
dengan rata2 40
dengan BOR 70%.

TOTAL 1 4
WEAKNESS
1. Tenaga perawat 0,4 4 1,6
kurang apabila
ditinjau dari
jumlah tenaga
dihitung yang
dibutuhkan
2. Beban kerja 0,02 1 0,02
berlebihan
3. Pelaksanaan 0,02 1 0,02
askep belum
optimal
4. MAKP belum 0,06 2 0,12
dilaksanakan/
belum ada model
praktek
keperawatan yang
jelas
5. Kualitas tenaga 0,3 3 0,9
belum memenuhi
kualifikasi/spesifi
kasi syarat
profesional
6. Belum ada 0,2 2 0,4
pembagian tugas
dan tanggung
jawab yang jelas

TOTAL 1 3,06
b. External factor (
EFAS ) O-T
OPPORTUNITY 3,36 - 2,5
1. Banyaknya 0,35 4 1,4 = 0,86
masalah pasien
dengan penyakit
kronis dan
komplikasi di
ruang tersebut
2. Adanya kebijakan 0,32 2 0,64
pemerintah
tentang
profesionalisasi
perawat
3. Memungkinkan 0,33 4 1,32
pelaksanaan
MAKP

TOTAL 1
3,36
THREATENED
1. Menurunnya 0,16 2 0,32
mutu ASKEP
2. Menurunnya 0,16 2 0,32
pendapatan
3. Kurangnya
profesionalisme
perawat
4. Persaingan antar 0,13 4 0,52
RS yang semakin
kuat
5. Ancaman 0,12 1 0,12
persaingan dengan
masuknya perawat
asing
6. Adanya tuntutan 0,35 3 1,05
di masyarakat akan
meningkatnya
pelayanan yang
lebih baik dan
profesional

TOTAL 1 2,5
1. Metode Douglas

Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya, pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. A : Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari


2. B : Perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
3. C : Perwatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari (Nursalam, 2012).

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Ketergantungan Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien
Minimal 12 12 x 0.17 = 12 x 0.14 = 12 x 0.07 =
2,04 1,68 0,84
Partial 20 20 x 0.27 = 20 x 0.15 = 3 20 x 0.10 = 2
5,4
Total 8 8 x 0.36 = 8 x 0.30 = 8 x 0.20 = 1,6
2,88 2,4
Jumlah 40 10,36 7,08 4,44

Total Tenaga Perawat

Pagi : 7 orang

Sore : 5 orang

Malam : 3 orang

15 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari 86 x 15 = 4,34

297

Keterangan: Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun.

Jumlah perawat yang dibutuhkan perhari sesuai dengan metode Douglas adalah: 14
orang + 2 orang structural + 3 orang lepas dinas. Berdasarkan data tersebut maka terdapat
kekurangan tenaga keperawatan sejumlah 4 orang.
Hasil Wawancara
Dalam segi perawatan untuk dunia pendidikan di Stikes Icme sudah mumpuni, tetapi
dalam prioritas Nasional masih kurang.Jumlah dosen S2 di Stikes Icme 60%, 40% lulusan S1
+ Profesi.
Ketentuan tenaga pengajar, meliputi :
1. Berpendidikan S2 dalam bidang masing – masing, Jika dalam keperawatan harus
sudah Ners kemudian lanjut S2 Keperawatan baru boleh mengajar
Perbandingan antara jumlah tenaga dosen dengan Mahasiswa masih kurang.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi ketenagaan, Meliputi :
1. Dari segi pelayanan, di bidang Managemen belum ada satu suara antara managemen
pusat dengan Managemen prodi, visi belum jelas
2. Tenaga dosen yang masih proses kuliah S2
Upaya yang dilakukan dalam segi pendidikan dan pelayanan dengan cara meningkatkan
dan mengkoordinasikan antara administrasi prodi dengan administrasi pusat sehingga terjadi
sinkronisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Suprianto,2005.Manajemen Keperawatan:pengelolaan tenaga
keperawatan.Jakarta.ECG
Ilyas,yaslis,(2004).perencanaan SDM Rumah Sakit:Teori,Metode & Formula.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.25 Oktober 2017 Pukul 21.00
Nursalam,2012 Manajemen Keperwatan:Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional,Edisi 3.Jakarta:Salemba Medika

You might also like