You are on page 1of 6

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY. K UMUR 0 JAM DI PUSKESMAS GROBOGAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 10 JANUARI 2017
Waktu : 06.25 WIB
Tempat : puskesmas grobogan
II. IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. K
Tanggal/jam lahir : 10 januari 2017/05.25WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Identitas orang tua
Nama : Ny. K Nama : Tn. G
Umur : 20 Tahun Umur : 21 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Sukubangsa : Jawa Indonesia Suku bangsa : Jawa Indonesia
Alamat : Tanggungharjo rt 08 rw 04 Alamat : Tanggungharjo rt 08
Kab. Grobogan rw 04

III. DATA SUBJEKTIF


1. Riwayat kehamilan ibu :
a. Umur Kehamilan : 39 minggu
b. Riwayat penyakit saat hamil : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit saat
hamil
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok : ibu mengatakan tidak pernah merokok
Konsumsi alkohol : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol
Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas
d. Riwayat Natal
Tanggal lahir : 10 januari 2017
Berat Badan : 2800 gram
Panjang Badan : 48 cm
Jenis kelamin : laki-laki
Tunggal/gemeli : Tunggal
Lama persalinan : Kala I: ±7 jam, Kala II: 45 menit
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Skor

Tabel Penilaian Apgar Score

Respira
A Appearance Pulse Grimace Activity Skor
tory
n
1 menit 1 1 1 1 1 5
a
5 menit ke-1 1 2 2 1 2 8
l
2. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi : belum dikaji
b. Pola eliminasi : belum dikaji
c. Pola istirahat : belum dikaji
d. Pola aktifitas : bayi merintih, gerakan lemah.

IV. Data Obyektif


1. PemeriksaanUmum
Keadaanumum : Buruk
Kesadaran :-
Heart Rate : 98x/menit
Pernapasan : 28x/menit
Suhu : 36,0°C
Pengukuran antropometri :
Berat Badan : 2800 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkarlengan atas : 11 cm
2. Status Present
Kepala : bentuk mesosefal, rambut hitam dan lebat, tidak ada caput
succedaneum maupun cephal hematoma.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada infeksi.
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Mulut : bibir sianosis
Telinga : tidak ada kelainan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe maupun vena
jugularis.
Dada : ada retraksi dinding dada.
Pulmo/jantung : bunyi sonor di setiap lapang paru, tidak ada
bunyi ronki maupun wheezing.
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar/limpa, tali
pusat bersih dan terbungkus kassa steril.
Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ,tidak ada
kelainan.
Punggung : lurus, tidak ada kelainan, tidak ada spina
bifida.
Anus : berlubang.
Ekstremitas : sianosis
Reflek :
Rooting reflek : belum dikaji
Sucking reflek : belum dikaji
Grasping reflek : belum dikaji
Moro reflek : belum dikaji
Tonic neck reflek : belum dikaji
Babinski reflek : belum dikaji

V. Analisa
1. Diagnosa aktual
Bayi Ny. k, umur 1 menit, tahap pertama reaktivitas dengan asfiksia sedang
2. Diagnosa potensial : asfiksia berat, hipotermi
3. Tindakan segera : langkah awal resusitasi
VI. Penatalaksanaan:
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayinya merintih, gerakan
lemah dan akan dibawa ke meja resusitasi
Rasionalisasi : Dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan harus
mempunyai pedoman. Salah satunya adalah Undang-Undang No. 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsumen (UUPK), yang didalamnya berisi
tentang konsumen (dalam hal ini adalah pasien) berhak atas informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai kondisinya. Maka dari itu petugas
kesehatan (bidan) berkewajiban untuk memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien/klien.
Hasil: ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya
2. Menjaga lingkungan bayi tetap hangat dan kering
Rasionalisasi : untuk mencegah bayi kedinginan (hipotermi). Pada bayi
dengan asfiksia dilakukan dengan meletakkan bayi di atas meja resusitasi
di bawah pemancar panas.
Hasil : bayi telah diletakkan di meja resusitasi
3. Memposisikan bayi yang benar dan membersihkan jalan napas
menggunakan kassa steril, dan membaringkan bayi telentang dan
memposisikan kepala bayi pada posisi ekstensi dengan mengganjak bahu
Rasionalisasi : bertujun untuk tetap mempertahankan agar leher tetap
tengadah sehingga jalan nafas bayi tidak terganggu
Hasil : bayi telah diposisikan
4. Mengisap lendir dari mulai dari mulut, kemudian hidung. (tidak lebih dari
+5cm ke dalam mulut karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi
menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas. Untuk hidung, jangan
melewati cuping hidung)
Rasionalisasi : untuk melancarkan respirasi sehingga bayi dapat bernafas
dengan teratur
Hasil : penghisapan lendir telah dilakukan
5. Mengeringkan bayi dengan kain bersih dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kemudian melakukan rangsang taktil dengan menggosok punggung,
perut, dada dan tungkai bayi.
Rasionalisasi : Tindakan ini merangsang sebagian besar bayi baru lahir
untuk bernapas. Elusan pada tubuh bayi, dapat membantu untuk
meningkatkan frekuensi dari dalamnya pernafasan.
Hasil : bayi telah di keringkan dengan kain bersih
6. Mengatur posisi bayi kembali
Rasionalisasi : Untuk tetap mempertahankan agar leher tetap tengadah,
sehingga jalan nafas bayi tidak terganggu
Hasil : bayi telah diposisikan
7. Melakukan evaluasi keaadaan bayi
Rasionalisasi : untuk menilai keadaan bayi apabila bayi tidk bernafas harus
segera dilakukan tindakan VTP
Hasil : bayi menangis kuat, denyut jantung 110x/menit, kulit berwarna
merah.
8. Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) selama 1 jam
Rasionalisasi : IMD dapat meningkatkan suhu tubuh bayi baru lahir.
Menurut penelitian Nur Aini Rahmawati dan Mila Sari Dwi Jayanti tentang
Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Bayi
Baru Lahir menunjukkan Hasil bahwa ada hubungan antara inisiasi
menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir. Sebagian
besar responden mengalami peningkatan suhu tubuh setelah dilakukan IMD
selama 1 jam yaitu peningkatan suhu 0,1 0C sebanyak 13 orang (43,3%),
peningkatan suhu tubuh 0,2 0C sebanyak 13 orang (43,3%) dan
peningkatan suhu tubuh 0,3 0C sebanyak 4 orang (13,4%). Berdasarkan
hasil penelitian terdapat hubungan antara Inisiasi menyusu dini dengan
peningkatan suhu tubuh bayi baru lahir.
9. Menganjurkan ibu memeluk bayi untuk menjaga kehangatan bayi
Rasionalisasi : Setelah bayi lahir hal yang utama dilakukan adalah menjaga
kehangatan suhu bayi. Mendekatkan bayi dengan ibu merupakan cara yang
paling efektif untuk mempertahankan dan mengembalikan suhu tubuh bayi
(Baston, 2011).
Hasil : bayi berada dipelukan ibu
10. Melakukan pemantauan pada bayi dengan memperhatikan keadaannya
Rasionalisasi : diharapkan kondisi bayi tetap stabil pasca dilakukan
tindakan langkah awal resusitasi
Hasil : bayi dalam pemantauan bidan
Grobogan, 6 januari 2017
Pembimbing Klinik Praktikan

Dwi Warniningsih Ama. Keb Mada Hefri Diana


NIP. 196509251994032002 P1337424416144

Mengetahui
Pembimbing Prodi

Elisa Ulfiana, Ssit, M.Kes


NIP. 197901082005012001

You might also like