Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
1
2
tower dalam berbagai industri sangat besar. Cooling tower dapat meningkatkan nilai
efisiensi energi dan nilai konservasi energi yang ada. Oleh sebab itu, diperlukan
pemahaman yang baik secara konsep maupun praktik secara langsung pada prinsip
kerja ataupun kinerja dari cooling tower di berbagai industri tersebut.
1.3. Tujuan
1) Mengetahui prinsip kerja dari cooling tower.
2) Mengetahui pengaruh temperatur air masuk terhadap temperatur air keluar
pada cooling tower.
3) Mengetahui pengaruh laju alir udara yang masuk terhadap temperatur air
yang keluar dari cooling tower.
1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui prinsip kerja dari cooling tower.
2) Dapat mengetahui pengaruh temperatur air masuk terhadap temperatur air
keluar pada cooling tower.
3) Dapat mengetahui pengaruh laju alir udara yang masuk terhadap temperatur
air yang keluar dari cooling tower.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kelembaban tinggi, penguapan pada cooling tower akan berlangsung secara lambat.
Proses penguapan yang lambat di dalam cooling tower tersebut akan mengakibatkan
nilai pada wet bulb temperature udara akan semakin jauh perbedaannya bila
dibandingkan dengan nilai yang akan dihasilkan pada temperature dry bulb.
Bagian sistem utilitas dari suatu industri proses sangat membutuhkan
cooling tower sebagai media untuk menghasilkan cold water. Kinerja pada suatu
cooling tower melibatkan proses perpindahan panas karena pada bagian packing
terjadi proses pertukaran panas antara air dan udara. Perpindahan panas laten
disebabkan oleh penguapan air dalam jumlah kecil dan perpindahan panas sensibel
disebabkan oleh perbedaan temperatur antara air dan udara. Diperkirakan 80% dari
heat transfer adalah panas laten dan 20% sisanya adalah panas sensibel. Air
digunakan untuk penukar panas. Air sebagai fluida penukar panas digunakan untuk
menghilangkan panas ke udara atmosfer. Air tersebut didinginkan dan disirkulasi
pada sistem untuk menghasilkan operasi yang lebih ekonomis (Handoyo, 2015).
Cooling tower juga dimanfaatkan dalam upaya peningkatan produktivitas
serta efisiensi pada proses produksi di industri. Efisiensi pada proses produksi
dalam suatu industri sangat dipertimbangkan, tujuannya agar suatu industri dapat
beroperasi secara optimal. Peralatan digunakan untuk menghasilkan temperatur
yang diinginkan. Peralatan tersebut harus memiliki kapasitas beban pendinginan
yang sesuai. Penggunaan cooling tower pada industri berperan untuk menyediakan
cooling water untuk berbagai proses yang membutuhkan pendinginan. Cooling
tower digunakan sebagai penghilang panas dalam proses termodinamika
konvensional seperti pendinginan atau digunakan dalam berbagai proses.
Cooling water memiliki peranan penting dalam suatu industri. Apabila ada
gangguan pada cooling water, maka akan mengakibatkan terjadinya pengurangan
produksi serta kerusakan alat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, cooling water system harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal
mampu beroperasi tanpa adanya gangguan selama rentang waktu 1-2 tahun. Tujuan
dari penggunaan cooling water yaitu untuk menghindari terjadinya korosi dalam
peralatan, menaikkan efisiensi alat pendingin, tidak merusak kondisi lingkungan,
5
serta menghindari terjadinya pertumbuhan bakteri, jamur, dan lumut pada cooling
water. Jika cooling water tidak digunakan dengan baik, maka akan dapat
menimbulkan kerusakan pada cooling tower dan juga akan menimbukan kerugian
baik secara produksi maupun ekonomis pada cooling tower.
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling tower yakni filter water.
Filter water mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap penggunaan cooling
tower karena filter water membawa beberapa komponen yang dapat menimbulkan
penumpukan kerak maupun mengakibatkan korosi. Kontak air dan udara serta
evaporasi air di dalam cooling tower akan menurunkan temperatur air yang
selanjutnya akan kembali disirkulasikan ke kondensor alat refrigerasi.
Cooling water sebagai make up water digunakan untuk menggantikan air
yang menguap selama proses pendinginan di dalam cooling tower. Kondensor pada
alat refrigerasi dapat digunakan dengan menggunakan air dari sungai, danau,
maupun laut. Proses pelepasan panas pada cooling tower bergantung pada volume
air. Kecepatan fan dapat diatur menyesuaikan laju alir udara yang diinginkan.
Cooling water control system merupakan usaha untuk menjaga kualitas dan
kuantitas cooling water sesuai dengan parameter design yang telah ditetapkan.
Kuantitas dari cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik dari sebuah alat yang
digunakan, seperti pump, opening valve, dan pressure yang mempengaruhi flow
cooling water. Kualitas dari cooling water dapat ditentukan oleh chemical
treatment. Bahan kimia (chemical agent) yang dapat diinjeksikan ke dalam cooling
water untuk chemical treatment adalah corrossion inhibitor dan scale inhibitor
untuk menghindari terjadinya korosi dan kerak (Ashrae, 2015).
Peristiwa korosi merupakan suatu peristiwa perusakan air oleh reaksi kimia
atau reaksi elektro kimia dengan adanya pengikatan ion besi dan ion oksigen pada
air. Pencegahan korosi ini bertujuan untuk menghindari kerusakan alat. Solusi dari
permasalahan tersebut adalah penginjeksian bahan kimia yang dapat melapisi
protective film. Bahan berupa cairan yang terdiri dari ortho phospat, poly phospat
dan phospat dengan perbandingan tertentu diinjeksikan ke dalam cooling water
sampai kadar ortho phospat sebesar 12-17 ppm (Handoyo, 2015).
6
sejumlah panas dari refrigerant di kondensor. Air panas yang keluar dari kondensor
akan masuk menuju cooling tower melalui hot water inlet port. Air akan keluar
melalui lubang di bagian atas yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan mengalami
kebagian bawah dari cooling tower. Udara masuk dari bagian bawah dan akan
keluar dari bagian atas cooling tower. Kontak antara air dan udara menyebabkan
sejumlah panas dilepaskan oleh air yang bertemperatur ,lebih tinggi ke udara yang
bertemperatur lebih rendah, sehingga mengakibatkan temperatur air akan turun.
Temperatur .air .yang sudah dingin akan ditampung pada bagian bawah dari
sebuah cooling tower yakni, basin. Air yang berada pada basin akan disirkulasikan
adalah agar kondensor dapat menyerap panas dari air tersebut. Sejumlah air akan
menguap ke udara, sehingga volume air yang tersisa akan berkurang. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan menggunakan make up water yang .dihubungkan
dengan jalur air domestik atau yang dikenal dengan Pabrik Air Mineral (PAM).
8
yang mengalir di dalam cooling tower menjadi lebih tinggi dan perpindahan kalor
antar fluida menjadi kurang efektif dan efisien. Counter current flow yang terjadi
pada cooling tower merupakan aliran udara yang bergerak secara berlawanan arah.
Aliran udara counter current flow pada cooling tower bergerak naik melalui fill yang
berlawanan dengan jatuhnya air. Penggunaan sistem spray harus diatur hingga
mencapai tekanan yang tinggi. Counter current flow pada cooling tower yang
ukurannya lebih besar dilakukan penggunaan sistem distribusi bertekanan rendah.
Aliran udara. yang berasal dari fan beroperasi dengan udara yang lebih
dingin, sehingga konsumsi daya menjadi lebih kecil. Induced draft menggunakan
kecepatan yang rendah dan alirannya mengalir melalui filling material. Kecepatan
udara yang tinggi terdapat pada bagian inlet tower dan kecepatan yang rendah
terdapat pada bagian outlet tower. Kecepatan yang rendah pada outlet tower akan
menyebabkan lebih mudahnya resirkulasi udara yang terjadi (Wibisino, 2005).
10
2.4.3. Cooling Tower berdasarkan Kondisi Aliran Bebas tanpa Alat Pembantu
Cooling tower berdasarkan kondisi aliran bebas tanpa alat pembantu terdiri
atas atmospheric tower dan natural tower. Atmospheric tower tidak dilengkapi
dengan mechanical fan karena udara diperoleh dari adanya tekanan. Udara mengalir
bebas tanpa memakai penutup tower. Atmospheric tower tidak menggunakan alat
tambahan, seperti fan untuk membuat laju udara masuk ke menara. Udara pada
atmospheric tower dialirkan oleh sistem distribusi air dengan tipe tekanan
(pressure-spray type water distribution system). Udara akan mengalir ke atas karena
adanya perbedaan massa jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di
dalam cooling tower yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer sekitarnya.
2.5. Rangkaian Cooling Tower
Cooling tower memiliki rangka penutup berstruktur yang disebut casing.
Rancangan dengan ukuran yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat
menjadi rangka. Cooling tower juga dipasang katup make up water untuk
menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses
evaporative cooling sedang berlangsung. Komponen penyusun cooling tower terdiri
dari kerangka pendukung (tower supporter), kipas (fan), pipa sprinkler, penampung
air (water basin), lubang udara, bahan pengisi (filling material) dan reducer.
Air dingin yang ditampung pada basin akan dialirkan kembali ke alat
penukar panas yang membutuhkan fluida pendingin ataupun ke water treatment
plant. Kerangka pendukung menara atau tower supporter berfungsi untuk
menopang cooling tower agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Kerangka pendukung
cooling tower terbuat dari bahan baja. Kipas (fan blade) adalah bagian terpenting
dari sebuah cooling tower berfungsi untuk menarik udara dingin dan
mensirkulasikan udara tersebut di dalam cooling tower untuk mendinginkan air.
Kinerja cooling tower tidak akan optimal jika kipas pada cooling tower tidak
berfungsi. Kipas pada cooling tower digerakkan oleh motor listrik yang
dihubungkan langsung dengan poros kipas. Reducer adalah alat yang digunakan
sebagai motor pada fan blade. Penggunaan reducer sebagai motor pada fan blade
biasanya memakai roda gigi dan ada juga memakai belt. Penggunaan reducer tidak
akan menimbulkan suatu bunyi yang berisik pada saat alat beroperasi.
11
Casing cooling tower memiliki ketahanan yang baik terhadap segala cuaca
dan memiliki usia pemakaian yang lama. Casing terbuat dari bahan seng agar proses
pendinginan tidak terganggu oleh faktor kondisi lingkungan sekitar. Pipa sprinkler
merupakan pipa yang memiliki fungsi untuk mensirkulasikan air secara merata pada
cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi lebih efektif dan
efisien. Pipa sprinkler dilengkapi nozzle untuk menyalurkan air. Pipa sprinkler
berguna untuk mendistribusikan air dengan cara berputar dari pipa inlet dan
kemudian menyebarkannya melalu pipa yang terpasang disetiap sisinya.
Pipa sprinkler pada cooling tower terbuat dari besi alumunium. Filler
Polyvinyl Chloride merupakan alat yang mempunyai kemampuan transfer panas
yang tinggi. Alat ini digunakan untuk memperlambat jatuhnya air seperti pada
penampung air. Pipa nozzle sprinkle head digunakan untuk mengkontakkan udara
yang masuk dari luar dengan air sehingga suhu udara dalam air menurun. Filling
material memiliki bahan konstruksi yang kuat, ringan dan tahan lapuk. Filling
material berfungsi untuk memecah air menjadi butiran-butiran tetes, sehingga akan
memperluas permukaan pendinginan dan meningkatkan waktu kontak.
wet bulb lebih rendah, maka pabrik harus membeli cooling tower yang berukuran
lebih besar. Penguapan akan berlangsung dengan lambat pada kelembaban tinggi.
Kelembaban rendah membuat sebagian air akan menguap, sehingga temperatur bola
basah akan semakin jauh perbedaannya dengan temperatur bola kering.
2.6.2. Temperature Dry-Bulb dan Relative Humidity
Temperature dry bulb adalah temperatur udara yang diukur menggunakan
termometer biasa yang terkena aliran udara. Pengukuran suhu udara dengan
termometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke dry bulb
thermometer. Penentuan nilai dari temperature dry-bulb dan relative humidity
memiliki dasar yang sama dengan temperature wet bulb. Relative Humidity
merupakan rasio nilai antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan
tekanan uap air jenuh. Perancangan cooling tower pada desain dry-bulb temperature
yang akurat sangat dibutuhkan karena berpengaruh terhadap tipe-tipe cooling tower.
2.6.3.Range dan Approach
Range merupakan pserbedaan antara suhu air masuk dan suhu air keluar
cooling tower. Range yang bernilai tinggi menunjukkan bahwa cooling tower
melakukan kinerja proses yang baik dan mampu menurunkan suhu air secara efektif
dan efisien. Nilai range pada alat penukar kalor contohnya cooling tower akan
ditentukan seluruhnya oleh nilai beban panas. Laju sirkulasi air yang melalui
penukar panas akan menuju ke air pendingin untuk melihat nilai range.
Approach pada cooling tower merupakan. beda antara suhu air dingin yang
keluar cooling tower dan suhu wet bulb ambient. Suhu wet bulb ambient merupakan
suhu yang terjadi di lingkungan. Semakin rendah nilai dari approach, maka semakin
baik kinerja dari cooling tower.dan sebaliknya, sehingga approach merupakan
indikator yang lebih baik.untuk penentuan kinerja cooling tower. Perbedaan antara
suhu air dingin yang masuk dan suhu wet bulb udara yang masuk ditetapkan oleh
ukuran dan efisiensi dari cooling tower yang digunakan. Cooling tower yang
memiliki ukuran lebih besar dengan efisiensi sedang akan mengirimkan air dingin
yang mendekati wet bulb temperature, sedangkan cooling tower yang memiliki
ukuran lebih kecil memiliki efisiensi kerja yang lebih tinggi (Wibisono, 2015).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
13
14