Professional Documents
Culture Documents
AKUNTANSI SYARIAH
Oleh :
NURAFIFAH MURSALIM
46116015
Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis
yang berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntan
Indonesia (IAI) mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan
bank syari’ah (KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada
tahun 2007 menjadi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syari’ah
(KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di lakukan untuk memperluas
cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi syari’ah pada bank syari’ah, melainkan juga
pada jenis institusi bisnis lain, baik yang berupa entitas syari’ah maupun entitas konvensional
yang bertransaksi dengan skema syari’ah.
Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi Keuangan
dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002). Sistematika KDPPLKBS (2002)
hanya menyajikan kerangka dasar yang berbeda dari KDPPLK (2004) dan jika diatur secara
khusus diasumsikan kerangka dasar yang ada dalam KDPPLK (1994) doianggap juga berlaku
dalam bank syari’ah.
2.2 Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi
syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor publik
maupun sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya membuat
standar.
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah
2.3 Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan Keuangan
Syari’ah
b. Menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang
dapat mendukung investor/ pemilik dana, kreditur, saat dan ketidakpastian dalam
penerimaan kas dimasa depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan
(redemption), dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas
tersebut sangat tergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna memenuhi
kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan operasional, reinvestasi dalam operasi, serta
pembayaran deviden.
c. Informasi atas sumber daya ekonomi. Pelaporan keuangan bertujuan memberikan
informasi tentang sumberdaya ekonomis bank (economic resources), kewajiban bank untuk
mengalihkan sumberdaya tersebut pada entitis lain atau pemilik sama, serta kemungkinan
terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumberdaya
ekonomi tersebut.
d. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Lapora keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan
tersebut diperoleh serta penggunaannya.
a. Dasar akrual
Dengan dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
serta diungkapakn dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha tidaklah
menggunakan dasar akrual, melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagaian hasil
usaha.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas
syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material
skala usahanya.
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai.
a. Dapat dipahami
Maksudnya adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan dengan
mernegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Andal
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithul representation) dari
yang seharusnya di sajikan atau yang sevara wajar diharapkan dapat disajikan.
Agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:
Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk di sajikan.
Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan
prinsif syari’ah dan bukan hanya bentuk hukumnya (substansi mengungguli bentuk).
Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak tertentu saja
(netral).
Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu.
Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat dibandingkan laporan keuangan entitas syari’ah antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Agar dapat
dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus
diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang berlaku.
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut :
a. Tepat waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relativ antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah
penghasilan dan beban. Unsur penghasilan beban didefinisikan berikut ini:
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan
(gain).
Beban (exspenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal, termasuk di dalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syari’ah
maupun kerugian yang timbul.
c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas syari’ah tersebut.
Rizal yahya,dkk, Akuntansi Perbankan Syari’ah (Jakarta: Salemba Empat, 2009) hal 80
Sri Nurhayati,dkk, Akuntansi syari’ah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2008) hal 90
http://lidonarta.blogspot.co.id/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian.html
http://mepi-6.blogspot.co.id/2012/04/kelompok-11-m-k-l-h-kerangka-dasar.html