You are on page 1of 11

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA,KERAGAMAN,DAN KESETARAAN

OLEH:

NAMA : FLORIDA SAJA MONA


NIM : 182381221
PRODI : PENGOLAHAN HUTAN
JURUSAN : KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG


2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep
kesetaraandan keragaman. Konsep kesetaraan (equity) bisa dikaji dengan pendekatan
formal danpendekatan substantif. Pada pendekatan formal kita mengkaji kesetaraan
berdasarkanperaturan-peraturan yang berlaku, baik berupa undang-undang, maupuin
norma,sedangkan pendekatan substantif mengkaji konsep kesetaraan berdasarkan
keluaran /output, maupun proses terjadinya kesetaraan.Konsep kesetaraan biasanya
dihubungkan dengan gender, status, hirarki sosial, danberbagai hal lainnya yang
mencirikan perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan.Sedangkan konsep
keragaman merupakan hal yang wajar terjadi padakehidupan dan kebudayaan umat
manusia.Kalau kita perhatikan lebih cermat, kebudayaan Barat dan Timur mempunyai
landasan dasar yang bertolak belakang. Kalau di Barat budayanya bersifat antroposentris
(berpusat pada manusia) sedangkan Timur, yang diwakilioleh budaya India, Cina
dan Islam, menunjukkan ciri teosentris (berpusat pada Tuhan. Dengan demikian konsep-
konsep yang lahir dari Barat seperti demokrasi,mengandung elemen dasar serba manusia,
manusia-lah yang menjadi pusat perhatiannya.Sedangkan Timur mendasarkan segala
aturan hidup, seperti juga konsep kesetaraan dankeberagaman, berdasarkan apa yang
diatur oleh Tuhan melalui ajaran-ajarannya .Penilaian atas realisasi kesetaraan dan
keragaman pada umat manusia, khususnya pada suatu masyarakat, dapat dikaji dari
unsur-unsur universal kebudayaan pada berbagai periodisasi kehidupan
masyarakat.Pada makalah ini, dikaji tentang keragaman dan kesetaraan yang ada dalam
diri manusia sebagai individu, terutama dalam kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
Uraian pada makalah ini membahas tentang : hakikat keragaman dan kesetaraan,
kemajemukan dalam dinamika sosial, kemajemukan dan kesetaraan sebagai kekayaan
sosial budayabangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat dan kesetaraan manusia?
2. Bagaimanakemajemukan dalam dinamika sosial budaya?
3. Bagaimana keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya?
4. Bagaimana problematika keragaman dan kesetaraan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui hakikat dan kesetaraan manusia
2. Mahasiswa dapat mengetahui kemajemukan dalam dinamika sosial budaya
3. Mahasiswa dapat mengetahui keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial
budaya
4. Mahasiswa dapat mengetahui problematika keragaman dan kesetaraan
BABII
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia
1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap
individu memiliki ciri-ciri khas sendiri.Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat
pribadi,misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.Jadi, sebagai manusia
pribadi adalah unik dan beragam.Selain makhluk individu, manusia juga sebagai
makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok hidup
manusia juga beragam.Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam
karena ada perbedaan, misalnyadalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status
sosial, jenis kelamin, daerah tempattinggal, dan lain-lain.Keragaman manusia baik
dalam tingkat individu maupun di tingkat masyarakat merupakan realitas atau kenyataan
yang mesti kita hadapi dan alami.Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi
dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber
dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan
kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding
makhluk lain.Dalam keragaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesedarajatan.
Artinya,meskipun individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda,
tetapi mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama
sebagai sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

2.2 Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya


Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat
majemuk.Majemuk berarti beragam, beraneka, dan berjenis-jenis. Usman Pelly
(1989)mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal,
yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.Secara horizontal, masyarakat
majemuk, dikelompokkan berdasarkan :
1. Etnik dan ras atau asal usul keturunan;
2. Bahasa daerah;
3. Adat istiadat atau perilaku;
4. Agama;
5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya;
Secara vertical, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :
1. Penghasilan atau ekonomi;
2. Pendidikan;
3. Pemukiman;
4. Pekerjaan;
5. Kedudukan sosial politik;
1. Ras
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam
berbagai ras.Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna
kulit,mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya.Jadi, ras adalah perbedaan manusia
menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis.Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras
bersifat objektif atau somatic.Secara biologis,konsep ras selau dikaitkan dengan
pemberian karakteristik seseorang atau sekelompokorang ke dalam suatu kelompok
tertentu yang secara genetic memiliki kesamaan fisik,seperti warna kulit, mata, rambut,
hidung, atau potongan wajah.Pembedaan seperti ituhanya mewakili factor tampilan luar.

2. Etnik dan Suku Bangsa.


Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian
besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya
sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan
komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima
kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.Secara etnik, bangsa
Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnikyang besar.Berapa persisi
jumlah etnik di Indonesia sukar untuk ditentukan.Sebuah buku Rangkuman Pengetahuan
Sosial Lengkap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa diIndonesia ada 400 buah
(Sugeng HR, 29006).
Berdasarkan klasifikasi etnik secara rasional,bangsa Indonesia adalah heterogen.
2.3 Keragaman Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya

1. Kemajemukan sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia


Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut
jugasuku bangsa atau suku.Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan banyak
ragam budaya,tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya karena setiap
etnis pada dasarnyamenghasilkan kebudayaan.Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang multikulturartinya memiliki banyak budaya.Etnik atau suku
merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya identifikasiseseorang dapat
dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yangdijalaninya yan
gbersumber dari etnik dari mana ia berasal.Namun dalam perkembangan berikutnya,
identitas sosial budaya seseorang tidaksemata-mata ditentukan dari etniknya.Identitas
seseorang mungkin ditentukan darigolongan ekonomi, status sosial, tingkat
pendidikan, profesi yang digelutinya, dan lain-lain.Identitas etnik lama-kelamaan
bisa hilang, misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang
tinggi.Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain
kemajemukan,karakteristik Indonesia yang lain adalah sebagai berikut (Sutarno,
2007) :a. Jumlah penduduk yang besar
b. Wilayah yang luas;
c. Posisi hilang;
d. Kekayaan alam dan daerah tropis;
e. Jumlah pulau yang banyak;
f. Persebaran pulau;
2. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesedarajatan itu secara yuridis diakui dan
dijamin oleh negara melalui UUD’45. Warga negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku,
agama, dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama
dalamhukum dan pemerintahan negara Indonesia mengakui adanya prinsip persamaan
kedudukan warga negara. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam Pasal 27 ayat (1)
UUD’45bahwa “segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
Dinegara demokrasi, kedudukan dan perlakuan yang sama dari warga Negara
merupakan ciri utama sebab demokrasi menganut prinsip persamaan dan
kebebasan.Persamaan kedudukan di antara warga Negara, misalnya dalam bidang
kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik, hukum, kesempatan, ekonomi, dan
sosial.
2.4 Problematika Keragaman Dan Kesetaraan
1. Problem Keragaman Serta Solusinya Dalam KehidupanMasyarakat majemuk atau
masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasarsebagai berikut :
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali
memilikikebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki strutkutr sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifatnonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentan
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan
yanglainnya.
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan
didalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik.Keragaman budaya


daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk
membangun Indonesia yang multicultural. Namun, kondisi aneka budaya itu sangat
berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan
sosial.Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase disharmoni
danfase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan pandangan tentang
tujuan,nilai, norma, dan tindakan antar kelompok. Disintegrasi merupakan fase di
mana sudah tidak dapat lagi disatukannya pandangan, nilai, norma, dan tindakan
kelompok yang menyebabkan pertentangan antar kelompok.Konflik horizontal yang
terjadi bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau keragaman itu sendiri. Adanya
perbedaan ras, etnik, dan agama tidaklah harus menjadikan kita bertikai dengan pihak
lain. Yang menjadi penyebab adalah tidak adanya komunikasi dan pemahaman pada
berbagai kelompok masyarakat dan budaya lain, inilah justru yang dapat memicu
konflik. Kesadaranlah yang dibutuhkan untuk menghargai, menghormati, serta
menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat tersebut.Satu hal
yang penting adalah meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat yang
mana sedapat mungkin menghilangkan penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut
adalah etnosentrisme stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating.
(Sutarno,2007).Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma
dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri. Stereotip adalah
pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif,
hanya karena dia berasaldari kelompok yang berbeda.Prasangka adalah sikap emosi
yang mengarah pada caraberpikri dan berpandangan secara negative dan tidak melihat
fakta yang nyata ada. Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu di
luar ras sendiri. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang
bersahabat dari kelompok dominan terhadapkelompok subordinasinya.Space
goating artinya pengkambing hitaman.Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk
memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negates dari keragaman adalah
sebagai berikut :
1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
4. Dialog antar umat beragama
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

2. Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan


Prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan jaminan akan persamaan derajat,
hak,dan kewajiban. Indicator kesederajatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan
golongan;
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.
Problem yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar
manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.Upaya untuk menekan dan menghapus praktik-praktik diskriminasi adalah
melalui perlindungan dan penegakan HAM disetiap ranah kehidupan manusia.Seperti
negara kita Indonesia yang berkomitmen untuk melindungi dan menegakkan hak asasi
warga negara melalui Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.Pada tataran
operasional, upaya mewujudkan persamaan di depan hukum dan penghapusan
diskriminasi rasial antara lain ditandai dengan penghapusan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) melalui keputusan Presiden No. 56
Tahun1996 dan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1999. Disamping itu, ditetapkannya
Imlek sebagaihari libur nasional menunjukkan perkembangan upaya penghapusan
diskriminasi rasial telah berada pada arah yang tepat.Rumah tangga juga merupakan
wilayah potensial terjadinya perilaku diskriminatif.Untuk mencegah terjadinya perilaku
diskriminatif dalam rumah tangga, antara lain telahditetapkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Sebagai individu yang menjalani hidup di tengah masyarakat, fungsi dan peran
manusia sangat penting dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya.
Keragaman pernah merendahkan martabat manusia, namun dari perspektif HAM dan
agama, jelas bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat.Dinegara
demokrasi,kedudukan dan perlakuan yang sama dari warga Negara merupakan ciri
utama sebab demokrasi menganut prinsip persamaan dan kebebasan. Persamaan
kedudukan di antara warga Negara, misalnya dalam bidang kehidupan seperti
persamaan dalam bidang politik,hukum, kesempatan, ekonomi, dan sosial.Keragaman
adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik.Keragaman budaya daerah memang
memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk membangun
Indonesia yang multicultural.
3.2 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini pembaca bisa mengetahui hakikat
keragamandan kesetaraan dalam sosial budaya dan memberikan manfaat yang lebih,
bahwa setiapmanusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah
makhluk individuyang setiap individu memiliki ciri-ciri khas sendiri tapi dari perbedan
tersebut kita harus bisasaling menghargai satu sama lain agar terjalin hubungan yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Manusia, Keragaman dan Kesetaraan (online) tesedia


dihttp://id.scribd.com/doc/53176086/Manusia-Keragaman-Dan-Kesetaraan( Di akses
tanggal 27 Mei 2013)

Anonim, 2011.Manusia, Keragaman dan Kesetaraan (online) tesedia


dihttp://pikiranmhsw.blogspot.com/2011/02/manusia-keragaman-dan-kesetaraan-bag-
1.html( Di akses tanggal 27 Mei 2013)

You might also like