You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi
2, yaitu mobilisasi penuh dan mobilisasi sebagian. Mobilisasi diperlukan untuk
meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit
degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan
pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini
harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan
keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi
dalam pelaksanaan mobilisasi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dan tujuan dari mobilisasi?
2. Apa sajakah jenis-jenis mobilisasi dan gerakan dalam mobilisasi?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi?
4. Apa sajakah rentang gerak dalam mobilisasi?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
mobilitas fisik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari mobilisasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mobilisasi dan gerakan dalam mobilisasi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
4. Untuk mengetahui rentang gerak dalam mobilisasi
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
mobilitas fisik

Gangguan Mobilitas Fisik 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mobilisasi


Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya guna
mempertahankan kesehatannya ( A. Aziz, 2006).

2.2 Tujuan Mobilisasi


1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

2.3 Jenis-jenis Mobilisasi


1. Mobilisasi penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-
hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi syaraf motorik volunter dan
sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh manusia.
2. Mobilisasi sebagian
Adalah kemampuan seseorang dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf sensorik
dan motorik. Biasa ditemui pada pasien stroke, setelah kecelakaan dan
lain- lain.
Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis:
a. Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada
sistem musculoskeletal, contohnya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen

Gangguan Mobilitas Fisik 2


Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap. Hal itu disebabkan oleh rusaknya syaraf yang reversibel,
contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada kerusakan tulang
belakang.

2.4 Rentang Gerak dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

1. Rentang gerak pasif


Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi


1. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi mobilitas seseorang karena
gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses penyakit dan cedera
Proses penyakit dapat mempengaruhi mobilitas seseorang karena dapat
mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Contoh : orang yang mengalami
fraktur femur akan mengalami keterbatasan dalam ekstermitas bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh
kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan

Gangguan Mobilitas Fisik 3


jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat ; sebaliknya ada orang
yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya
tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat energy
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas aktivitas, seseorang
dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energy yang cukup.
5. Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Hal ini dikarenakan kemampuan kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia.

Gangguan Mobilitas Fisik 4


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “M.L”

DENGAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK

DI RUANG MAWAR RSUD BANGLI

5-7 AGUSTUS 2014

Pengkajian di ambil tanggal : 05/08/2014

Tanggal Masuk : 28/07/2014

Ruang/Kelas : Mawar/Observasi

No.Kamar :3

Jam : 12.30

No.CM : 200750

DATA DASAR

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : “M.L”
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 83 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Bali-Indonesia
Pendidikan :-
Bahasa yang digunakan : Bahasa Bali
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br.Abuan Kintamani
Diagnosa Medis : Susp. SNH
Sumber biaya : JKBM
Sumber informasi : Keluarga, pasien, rekam medi

Gangguan Mobilitas Fisik 5


IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : “K.M”
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun
Hubungan dengan px : Anak kandung
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br.Abuan Kintamani

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Alasan masuk rumah sakit
Pasien tiba-tiba merasa lemas dan tidak bisa bergerak, sakit bagian
kepala
b. Keluhan utama
Lemas , sakit kepala
c. Kronologis keluhan
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami sakit kepala 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit . Pasien dapat melakukan aktivitas seperti
biasa, sebagai seorang petani. Hanya saja pasien satu hari sebelum
masuk rumah sakit pasien tiba-tiba merasa lemas , sakit kepala ,dan
suara tidak jelas . Akhirnya pasien di bawa ke UGD RSUD Bangli untuk
mendapatkan pertolongan . Setibanya di UGD pasien di anamnesa olel
perawat : UGD
Hasil Anamnesa
KU. Lemah, kesadaran supor, GCS = 9(E = 2 , V = 3 , M = 4)
Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,2 C
RR : 20 x/mnt
Pasien diberikan terapi infuse IVFD NaCh 0,9 20fa. Pasien disarankan di
rawat inap untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut

Gangguan Mobilitas Fisik 6


2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mempunyai riwayat
hipertensi maupun riwayat stroke
a. Riwayat Imunisasi
Keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui jenis imunisasi yang
pernah pasien dapatkan.
b. Riwayat alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada mengalami alergi obat-
obatan , makanan ataupun binatang.
c. Riwayat kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
d. Riwayat di rawat di RS
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya belum pernah di rawat
di rumah sakit.
e. Riwayat pemakaian obat
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah berobat ke
dokter atau rumah sakit , hanya menggunakan obat tradisional

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain memiliki
keluhan / memiliki penyakit yang sama dengan pasien. Keluarga pasien juga
mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.
Genogram

Gangguan Mobilitas Fisik 7


Keterangan :
: laki-laki

: perempuan
: meninggal
: hubungan perkawinan
: garis keturunan

: pasien
: tinggal serumah

4. Riwayat Psikologis dan Spiritual


Orang terdekat pasien adalah anak laki-laki nomer 1, komunikasi pasien
dengan keluarga berjalan baik. Pasien dulunya tidak terlalu aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan . Setalah masuk rumah sakit atau dirawat di rumah
sakit keluaraga merasa cemas dan aktivitasnya dalam sehari-hari menjadi
terganggu . Saat di rumah jika penyakit pasien kambuh dalam sehari-hari
biasanya berobat tradisional. Selain berobat tradisional pasien dalam
mengatasi penyakitnya biasannya bersembahyang dan istirahat.

C. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Bernafas (oksigensi)
a. Sebelum sakit
Keluarga px mengatakan px tidak pernah mengalami sesak. Namun satu
minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sesekali merasa sesak
b. Saat sakit
Saat sampai di rumah sakit setelah masuk ruang obserpasi bagian neuro
pasien diberikan oksigen nasal canul sebanyak 2 liter.
2. Makan
a. Sebelum sakit
Keluarga px mengatakan px tidak mengalami gangguan makan. Porsi
makan px 1 porsi ( 1 piring ) , makan 3xsehari dengan lauk dan sayur.

Gangguan Mobilitas Fisik 8


b. Saat sakit
Keluarga px mengatakan px tidak mengalami gangguan atau penurunan
nafsu makan. Px makan habis 1 porsi yang disediakan di RS.
3. Minum
a. Sebelum sakit
Minum px 6x dalam sehari sebanyak 240cc tiap kali minum ± 1440
cc/hari
b. Pasien tidak mengalami keingiinan untuk minum frekuensi minum
dalam sehari 4-5 kali sebanyak 240cc tiap kali minum ±
1200cc/hari
4. Eliminasi BAK & BAB
BAK
a. Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengalami kesulitan untuk
berkemih atau BAK . Pasien biasanya BAK 4-5 kali sehari dengan
volume 200cc setiap kali berkemih/BAK. Bau khas urine , warna
kuning.
b. Sesudah sakit
Keluarga px mengatakan pasien tidak ada mengalami kesulitan
/gangguan untuk berkemih/BAK sama seperti sebelum sakit . Pasien
BAK 4-5 kali sehari dengan volume 200cc setiap kali berkemih/BAK.
Bau khusus urine, warna kuning . Namun pasien harus menggunakan
pempers karena pasien mengalami lemas ekstremitas atas dan bawah
sebelah kiri.
5. Gerak akifitas
a. Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan dalam kesehariannya px bekerja sebagai
petani dan beraktivitas seperti biasa, px juga sering melakukan olahraga
ringan seperti berjalan-jalan di pekarangan rumah.
b. Saat sakit
ADL

Gangguan Mobilitas Fisik 9


No Gerak Aktivitas 0 1 2 3 4
1a Makan x
b Mandi x
c Toileting x
d Berpakaian x
e Instrumentalia x
2 Mobilisasai x
Keterangan :

0 : Mandiri
1 : Dengan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Ketergantungan

Keterangan : untuk memenuhi kebutuhan ADL, pasien dibantu oleh


keluarga istirahat tidur.

6. Istirahat Tidur
a. Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan, Px biasanya tidur ± 7 jam pada malam hari
mulai dari pukul 20.00 sampai pukul 06.00, dengan kualitas tidur
nyrnyak tidak terjaga. Px juga terbiasa tidur siang hari ± 1 jam dari pukul
12.00 – 13.00.
b. Saat Sakit
Keluarga pasien mengatakan saat siang maupun malam hari jam tidur Px
tidak menentu. Px sering terjaga dan Px tampak gelisah dengan
kondisinya yang lemas. Maksimal Px tidur saat malam hari 3-4 jam.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
a. Sebelum Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px tidak pernah demam/kepanasan. Namun
sering mengeluh kedinginan dan menggigil.

Gangguan Mobilitas Fisik 10


b. Saat Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px tidak mengakami demam, namun sering
merasa gerah. Px tidak mengeluh kedinginan, maupun menggigil.
8. Kebersihan Diri
a. Sebelum Sakit
Keluarga Px mengatakan, saat di rumah pasien biasanya mandi 2 kali
sehari pada pagi dan sore hari. Kermas 2 kali sehari, pasien tidak pernah
menggosok gigi, namun pasien setiap hari menggunakan atau
mengkonsumsi daun sirih untuk membersihkan mulut dan giginya.
b. Saat Sakit
Keluarga Px mengatakan, saat dari pertama kali masuk rumah sakit
belum pernah mandi, keramas, maupun menggosok gigi. Pasien hanya
sempat dibersihkan dengan lap basah pada bagian tubuh yang bisa
terjangkau saja.
9. Rasa Aman
a. Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan, pasien sering mengeluh sakit kepala kira-
kira sudah 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, dengan skala nyeri 6 (
rentang skala 0-10). Daerah yang dirasakan berada disekitar kepala,
punggung dan kaki rasa seperti berdenyut.
b. Saat Sakit
Keluarga pasien mengatakan, rasa nyeri maupun sakit kepala bertambah
dengan skala nyeri 8 ( rentang skala 0-10). Rasa seperti tertusuk.
10. Rasa Aman

Aman psikis dan fisik

a. Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan, Px sering pelupa atau pikun, penurunan
konsentrasi dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan. Px sering merasa
lelah dan pegal-pegal.

Gangguan Mobilitas Fisik 11


b. Saat Sakit
Keluarga pasien mengatakan, Px sempt mengalami penurunn konsentrasi
merasa terhuyung. Px merasa lemas sebagian badan sebelah kiri.
11. Sosial

Komunikasi dan Sosialisasi

a. Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan, Px berkomunikasi dengan keluarga
maupun lingkungannya dengan baik. Hubungan sosial pasien juga
dengan lingkungannya sekitar cukup baik.
b. Saat Sakit
Keluarga pasien mengatakan saat sakit pasien hanya mampu
berkomunikasi dengan keluarga, mengeluh dengan apa yang dirasakan
kepada keluarga saja. Pasien tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan
rumahnya, Px hanya bisa berinteraksi dengan keluarga yang
menjangkaunya.
12. Pengetahuan atau Belajar
a. Sebelum Sakit
Keluarga Px engatakan, Px tidak pernah mencari informasi/mendapat
informasi tentang penyakit yang dialami px saat ini ke medis. Namun
pasien maupun keluarga pasien sering mencari tahu penyakit pasien ke
nonmedis dan sering menggunakan obat tradisional.
b. Saat Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px dan keluarganya kurang mengetahui
prognosis penyakit pasien saat ini dan sering bertanya kepada perawat.
13. Reaksi
a. Sebelum Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px tidak memiliki kegiatab favorit. Namun
pasien sering mengisi waktu luang untuk pergi ke kebun.

Gangguan Mobilitas Fisik 12


b. Saat Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px saat di rumah sakit tidak memiliki kegiatan
apapun untuk mengisi waktu luang karena pasien saat ini tidak dalam
keadan penuh.
14. Spiritual
a. Sebelum Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px selalu bersembahyang bersama,
keluarganya terutama pada saat hari-hari suci. Px beragama Hindu.
b. Saat Sakit
Keluarga Px mengatakan, Px hanya mampu berdoa di tempat tidur saja.

D. PENGKAJIAN FISIK
1 Keadaan umum (ku) : Lemah, kesadaran supor, GCS = 8 (E = 2 , v = 3 M
=4)
a. Pengkajian saraf kranial
Saraf II (N. Hipog;ossus)
Px mengalami gangguan otot skelet lidah, tidak bisa menjulurkan lidah
artikulasi dan sikap mengalami gangguan. Suara pasien terdengar pelo.
b. TB = 155 cm
BB = Sebelum sakit BB Px = 52 kg
Saat pengkajian tanggal 5 Agustus 2014 BB Px = 50 kg
𝐵𝐵 50
IMT = (𝑇𝐵)2 = = 20,8 ( kategori normal)
2,4025
c. Postur tubuh : Bungkuk
d. Warna Kulit : Sawo matang
Turgor kulit : Elastis
2 Gejala Kardial
5 = 360C, TD = 110/80 MmHg, N = 80 x/mnt, RR = 22x/mnt
3 Keadaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi : Rambut tampak kotor, warna putih, persebarantidak merata

Gangguan Mobilitas Fisik 13


Palpasi : Adanya nyeri tekan bagian kanan dan kiri dekat pelipis,
tidak ada benjolan
b. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, kelopak mata normal, tidak ada edema,
konjungtiva enemis , sklera unukrerik, pupil isokor, bola
mata simetris, pengindraan pandangan kabur, pada kanan
dan kiri jarak 75 meter.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
c. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris , tidak ada pernapasan cuping hidung tidak
ada secret, mukosa hidung lembab warna merah muda ,
pengindraan tidak ada gangguan penciuman. Dapat
mengenali bau dengan tepat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
d. Wajah
Inspeksi : Bentuk wajah simetris, terlihat pucat, tidak ada edema.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
e. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Mukosa bibir kering, keadaan gigi/ penyebab gigi tidak
merata kebersihan kurang bersih, lidah tampak kotor, suara
pelo, tidak ada stomatitis.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada bendungan vena jugularis.
Palpasi : Tidak ada pembesan kelenjar tiroid.
g. Thorak
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , premitus traktil pulmo dekstra dan
sinistra simetris.
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
(ronchi).

Gangguan Mobilitas Fisik 14


h. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, distensi abdomen Ɵ
Auskultasi : tidak ada peristaltik usus maupun bising usus.
Perkusi : suara tympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada perbesaran hati.
i. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas

Inspeksi : terpasang infus NaCl di bagian kanan, tidak terdapat


lesi/edema tidak terdapa tflebitis. Tangan kiri lemas tidak
bisa digerakkan.

Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Kekuatan otot

2222 5555

2. Ektremitas bawah
Inspeksi : Kaki lemas bagian kiri, tidak ada edema.
Palpasi : Adanya nyeri tekan kaki bagian kiri, tidak ada benjolan
Kekuatan otot

2222 5555

j. Genetalia
Tidak terkaji

Gangguan Mobilitas Fisik 15


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Lab Tanggal 28 Juli 2014

Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil 129,6


Elektrolit mmol/L
Natrium (136 - 142) mmol/L 4,0 mmol/L
Kalium (3,8 – 10,2 )mmol/L -
Calsium (ca) (8,6 – 10,2) mmol/L -
Magnesium (1,9 – 2,5) mmol/L

2. Hasil Tes tanggal 28 Juli 2014

Tes Nilai Satuan Rentang Keterangan


Nilai
Glucosa 133 mg/dl 75 - 115 High
sewaktu
Uric Acid 5,91 mg/dl 3,4 - 7

3. Rontgen : Thorak Ap = tgl 28/1/2014


Hasil :
- Corakan bronchovascular kesan normal
- Tidak tampak tanda- tanda proses spesifik pada apek kedua paru
- Corakan dalam batas normal pada proyeksi ini, aorta tidak dilatasi
- Kedua sinus kesan lancip dan diagfragma kanan elevasi,
diagfragma kiri baik
- Tulang – tulang dada tampak intak
4. CT Scan kepala potongan axial tanpa kontras tgl 28/7/2014
Hasil :
- Tampak lesi hipodens pada white parietal dan cerebellum kanan
- Midlene tidak shift
- Ventrikel dan ruang subacachnoid dalam batas normal
- Sinus paranasalis yang terscan dalam batas normal
- Tulang – tulang intak

Gangguan Mobilitas Fisik 16


F. PENATALAKSANAAN / TERAPI MEDIS
1. Terapi IVFD NaCl 0,9 20 fa
2. Citicoline 2 x 500 mg
3. Piracetam 3 x 3 gr
4. Vaclo 1 x 75
5. Sohobal 1x1
6. P/Na K

Bangli, 5 Agustus 2014

Perawat

(Kelompok 1)

A. ANALISA DATA
No Tanggal Data Penyebab Masalah
1. 5 Ds : Keluarga px mengatakan, Gangguan Gangguan
Agustus px tiba- tiba merasa lemas Neuro mobilitas
2014 bagian kiri tidak bisa muscular fisik
bergerak sejak sehari
sebelum dibawa ke RS
pada saat pasien menyapu Kelemahan
di pekarangan rumah pada otot
pagi hari pukul 08-00

Do : Pasien tampak lemas tidak Keterbatasan


bisa bangun dari tepat tidur aktivitas
terutama ekstremitas atas
dan bawah bagian kiri tidak
bisa digerakkan

Gangguan Mobilitas Fisik 17


- Kapitari reptil kembali dalam Gangguan
2 detik mobilitas
- TTV : TD = 110/80 mmHg fisik
S = 36°C,
N = 80x/mnt
RR = 22x/mnt
- Ekstremitas bagian kanan ,
baik atas maupun bawah
tidak mengalami gangguan
- Skala kekuatan otot
2222 5555
2222 5555
2. 5 Ds : Keluarga px mengatakan, Perubahan Gangguan
Agustus px tidak dapat sistem saraf Komunikasi
2014 berkomunikasi dengan pusat Verbal
lancar, hanya dapat
berbicara satu atau dua kata
dan tidak teratur sejak
merasa lemas satu hari Nervus
sebelum dibawa ke RS. Hipoglossus
Do : Suara pasien terdengar
pelo
- TTV : TD = 110/80mmHg
S = 36°C, N =80x/mnt Gangguan
RR = 22x/mnt Komunikasi
- KU = lemah, kesadaran supor Verbal
GSC = 9 (E = 2, V = 3,
M=4)

3. 5 Ds : Keluarga pasien Gangguan Defisit


Agustus mengatakan pasien tidak Neuro perawatan
2014 mampu mandi maupun muskuler diri

Gangguan Mobilitas Fisik 18


melakukan kegiatan
toileting secara mandiri
belum sempat mandi dari Kelemahan
pertama kali masuk RS. otot
Hanya di lap saja. Terakhir
di lap kemarin pagi. Kelemahan
aktivitas
Do : Pasien tampak kotor, bau
dalam BAB/BAK pasien
menggunakan kompres Defisit
perawatan
diri

B. DIAGNOSA KEPERWATAN
No Tanggal Dx Keperawatan Tanggal TTD
Dx Teratosi
1. 5 Agustus Hambatan mobilitas fisik Masih dalam
2014 b/d gangguan neuro proses
muskuler d/d pasien observasi
merasa lemas tubuh bagian
kiri
2. 5 Agustus Hambatan komunikasi Masih dalam
2014 verbal b/d perubahan proses
sistem saraf pusatd/d observasi
kesulitan dalam berbicara
dan suara px terdengar pelo
3. 5 Agustus Defisit perawatan diri Masih dalam
2014 berhubungan dengan proses
kelemahan otot d/d pasien observasi
tidak mampu
membersihkan diri secara
mandiri

Gangguan Mobilitas Fisik 19


C. RENCANA KEPERAWATAN

Hari/ No Rencana Keperawatan


Tanggal Dx Tujuan & K.H Intervensi Rasional
Selasa 5 1 Setelah diberikan 1. Monitor dan kaji 1. Merencanakan
Agustus asuhan keterbatasan intervensi
2014 keperawatan 3x24 mobilitas pasien yang tepat
jam diharapkan dan skala
pasien dapat kekuatan otot
mencapai 2. Catat TTV 2. Setelah
kemampuan dalam sebelum dan melakukan
melakukan sesudah latihan ROM
pergeseran seperti melakukan TTV px tetap
menggeser, latihan ROM normal
menekuk, dan pasif
mengangkat 3. Bantu pasien 3. Pasien dapat
bagian ekstermitas dalam menggerakkan
yang mengalami melakukan bagian tubuh
gangguan latihan ROM yang
K.H.= pasif mengalami
- Hambatan gangguan
mobilitas fisik seperti
berkurang dan menggeser,
pasien mampu mengangkat,
melakukan menekuk
pergerakan secara
seperti mampu bertahap
menggerakkan
4. Pasien tidak
bagian tubuh 4. Bantu pasien
mengalami
yang mengalami dalam ambulasi
dekubitis dan
gangguan dini (miring
melatih
(menggeser, kanan/kiri)
pergerakan
menekuk,

Gangguan Mobilitas Fisik 20


mengangkat) otot punggung
- TTV pasien px
dalam batas 5. Edukasi pasien
5. Keluarga px
normal dan keluarga
mengerti dan
TD = 120/80 mengenai tahap-
dapat
mmHg tahap melakukan
membantu px
RR = 20x/mnt latihan ROM
dalam
S = 360C
pelakukan
N = 80x/mnt
latihan ROM
- Pasien dapat
melakukan 6. Kolaborasi
6. Meningkatkan
gerakan miring dengan dokter
kerjasama
kanan/kiri fisioterapi dalam
dengan dokter
- Kekuatan otot pemberian obat
dan fisioterapi
4444 5555 dan pemulihan
dalam
4444 5555 kekuatan otot
pemberian
- Pasien dan
obat dan
keluarga pasien
pemulihan
mengerti dan
kekuatan otot
dapat
melakukan
latihan ROM
secara mandiri
dan bertahap
2. Setelah diberikan 1. Monitor dan kaji 1. Merencanakan
asuhan keterbatasan intervensi
keperawatan komunikasi yang tepat
selama 3x24 jam verbal
diharapkan pasien 2. Bantu pasien 2. Mengetahui
dapat mencapai dalam tingkat
kemampuan melakukan perkembangan
berkomunikasi latihan komunikasi

Gangguan Mobilitas Fisik 21


secara normal komunikasi verbal pasien
seperti px yang verbal seperti
sebelumnya hanya penyusunan dan
dapat pengucapan kata-
mengutarakan kata secara benar
satu/dua kata
3. Memperluas
secara acak setelah 3. Edukasi pasien
tingkat
diberikan asuhan untuk melatih
pengetahuan
kerawatan. pasien lebih
keluarga
K.H = sering dalam
maupun px
- Pasien mampu komunikasi
mengenai
berkomunikasi verbal seperti
latihan
kembali dari bantu pasien
komunikasi
sebelumnya dalam
verbal
hanya dapat pengucapan
mengutarakan ULAR LARI
satu/dua kata LORENG-
secara acak LORENG ulang
setelah sekitar 5-10 kali
diberikan
asuhan
keperawatan
diharapkan
dapat
berkomunikasi
dengan
penyusunan
yang teratur
- Mempertahanka
n komunikasi
verbal
(penyusunan

Gangguan Mobilitas Fisik 22


kata sampai
kalimat)
3. Setelah diberikan 1. Monitor dan kaji 1. Merencanakan
asuhan tingkat intervensi
keperawatan kebersihan px yang tepat
selama 3x24 jam 2. Bantu pasien 2. Meningkatkan
pasien tampak dalam tingkat
bersih dan segar pembersihan diri kebersihan
K.H : (mandi) diri pasien
- Pasien terlihat 3. Bantu pasien 3. Meningkatkan
bersih dan dalam keramas kebersihan
segar rambut px dan
- Keluarga memperlancar
pasien dapat aliran darah
membantu px ke otak
dalam 4. Bantu px dalam 4. Meningkatkan
pemenuhan oral hygiene kebersihan
kebersihan diri mulut px
seperti mandi 5. Edukasi px dan 5. Memperluas
keramas dan keluarga px tingkat
membersihkan tentang pengetahuan
mulut. perawatan tentang
kebersihan diri kebersihan
diri

D. PELAKSANAAN

Hari/ No Jam Tindakan Respon Klien TTD


Tanggal Dx Kerawatan
Selasa 5 1,2 10-00 Memonitor dan S:-
Agustus ,3 melakukan O : KU = Lemah, KS
2014 pengkajian Supor

Gangguan Mobilitas Fisik 23


mengenai GCS = 9
kekuatan otot , (E=3,V=2, M=4)
komunikasi Kekuatan otot
verbal dan 2222 5555
kebersihan diri px 2222 5555
TD = 110/80mmHg
N = 80x/mnt
S = 36°C
RR = 22x/mnt
Selasa 5 1,2 11.00 Membantu px S:-
Agustus dalam latihan O: Pasien terlihat lemas
2014 ROM, miring sebelah kiri , setelah
kanan / kiri, di berikan latihan
membantu ROM pasif selama 4
melatih kali pengulangan
komunikasi pasien tetap tidak
verbal mengukur dapat menggerakkan
TTV sebelum dan tubuh bagian kiri
sesudah latihan Kekuatan otot:
ROM 2222 5555
2222 5555
TTV
Sebelum :
TD = 110/80mmHg
N = 80x/mnt
S = 36°C
RR = 22x/mnt
Sesudah :
TD = 120/80mnHg
N = 84x/mnt
S = 36°C
RR = 22x/mnt

Gangguan Mobilitas Fisik 24


Pasien terlihat
mengeluh kesakitan
ketika dibantu miring
kanan/kiri

Selasa 5 1,2 12.00 Memberikan S : Keluarga px


Agustus penjelasan kepada mengatakan masih
2014 keluarga pasien bingung dengan
tentang penjelasan ROM
membantu pasien O: Keluarga terlihat
dalam miring bingung saat
kanan/kiri,ROM membantu px dalam
dan pengucapan latihan ROM
verbal
Selasa, 5 3 10.00 Membantu pasien S:-
Agustus dalam mandi , O: Pasien terlihat lebih
2014 keramas , dan bersih,segar,rapid
pembersihan an wangi
mulut.
Memberikan
penjelasan
mengenai cara
membantu pasien
dalam menjaga
kebersihan diri
pasien kepada
keluarga
Rabu, 6 1,2 10.00 Memonitor dan S:-
Agustus ,3 melakukan O: KU lemah,KS supor
2014 pengkajian GCS = 9 (E = 3, V =
mengenai 2, M=4)
kekuatan otot, Kekuatan otot

Gangguan Mobilitas Fisik 25


komunikasi 2222 5555
verbal, dan 2222 5555
kebersihan diri px TD = 110/80 mmHg
N = 80x/mnt
S = 36°C
RR = 22x/mnt

Rabu, 6 1,2 11.00 Membantu px S:-


Agustus dalam latihan O: Pasien sudah terlihat
2014 ROM, miring sedikit bisa
kanan / kiri , menggeserkan tangan
membantu dan kaki bagian kiri
melatih setelah 4 kali
komunikasi pengulangan ROM
verbal, mengukur Kekuatan otot
TTV sebelum dan 2222 5555
sesudah latihan 2222 5555
ROM TTV
Sebelum :
TD =12/90 mmHg
N = 76x/mnt
S = 36°C
RR = 20x/mnt
Sesudah :
TD = 120/90
N = 80x/mnt
S = 36°C
RR =20x/mnt
pasien tidak mengeluh
kesakitan ketika miring
kanan /kiri

Gangguan Mobilitas Fisik 26


Rabu 6 3 13.00 Membantu S :-
Agustus membersihkan O : mulut dan gigi px
2014 mulut dan gigi terlihat lebih bersih
(oral care)
Kamis, 1 10.00 Mengantar px S:-
7Agustus untuk fisioterapi O: Pasien terlihat dapat
2014 menggeserkan
tangan dan kaki
setelah fisioterapi
Kamis, 7 1,2 11.00 Memonitor dan S:-
Agustus ,3 melakukan O: KU = lemah, KS
2014 pengkajian Supor
mengenai GCS = 9 (E = 2, V=
kekuatan otot, 2, M = 4)
komunikasi Kekuatan otot
verbal, dan 2222 5555
kebersihan diri px 2222 5555
TD = 130/80nnHg
N = 78x/mnt
RR = 20x/mnt
Kamis,7 1,2 11.30 Membantu px S:-
Agustus dalam latihan O: Px terlihat
2014 ROM, miring menggerakkan
kanan/kiri, tangan dan kaki kiri
membantu seperti menggeser,
pasiendalam mengangkat dan
melatih menekuk. Namun
komunikasi masih terlihat lemah
verbal, mengukur Kekuatan otot
TTV sebelum dan 3333 5555
sesudah dan 3333 5555
sesudah latihan TTV

Gangguan Mobilitas Fisik 27


ROM Sebelum :
TD = 130/80
S = 36o C
N = 78x/mnt
RR = 20x/mnt
Sesudah :
TD = 130/90
N = 80x/mnt
S = 36o C
RR = 20x/mnt
Kamis,7 1,2 13.30 Pasien dalam latihan
Agustus komunikasi verbal
2014 dapat mengatakan apa
yang diinstrusikan
namun masih terdengar
pelo dan susunan kata
tidak beraturan.
Kamis, 7 3 16.00 Membantu px S :-
Agustus dalam mandi dan O : Pasien terlihat lebih
2014 membersihkan bersih, segar, dan
mulut dan gigi wangi baikt tubuh,
maupun mulut dan
gigi.

E. EVALUASI

Hari /
No Px Jam Evaluasi TTD
tanggal
1 Kamis, 1 19.30 S:-
7 O: KU : lemah, KS. Supor GCS = 10
Agustus (E = 3, V = 3, M = 4)
2014 TD = 130/90
N = 80x/mnt

Gangguan Mobilitas Fisik 28


S = 36o C
RR = 20x/mnt
Kekuatan otot
3333 5555
3333 5555
Px masih terlihat lemas
A : tujuan tercapai sebagian, masalah
teratasi sebagian ( 1,2,3,4,6)
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,6)
1. Monitor dan kaji keterbatasan
mobilitas fisik pasien dan skala
kekutan otot px.
2. Catat TTV sebelum dan
sesudah latihan ROM pasif.
3. Bantu pasien dalam latihan
ROM pasif.
4. Bantu pasien dalam ambulasi
dini (miring kanan/kiri)
6. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat dan
dengan fisioterapi dalam
pemulihan kekuatan otot.
2 Kamis, 2 19.30 S:-
7 O : - suara px masih terdengar pelo
Agustus - dalam pelatihan komunikasi px
2014 hanya dapat mengungkapkan
kata-kata dengan susunan tidak
teratur.
A : Tujuan tercapai sebagian,
masalah teratasi sebagian, (No
1,2)
P : Lanjutkan intervensi (No 1,2)

Gangguan Mobilitas Fisik 29


1. Monitor dan kaji keterbatasan
komunikasi verbal
2. Bantu pasien dalam pelatihan
komunikasi verbal. Seperti
menyusun dan pengucapan
kata-kata secara benar.
3 Kamis, 3 19.30 S:-
7 O : px terlihat lebih segar,bersih,rapi,
Agustus dan wangi
2014 A : Tujuan tercapai sebagian,
masalah teratasi sebagian
(NO.1,2,3,4)
P : Lanjutkan intervensi (No 1,2,3,4)
1. Monitor dan kaji timglat
kebersihan px
2. Bantu px dalam pembersihan
diri (mandi)
3. Bantu px dalam keramas
4. Bantu px dalam oral care /
oral hygiene

Gangguan Mobilitas Fisik 30


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mobilisasi


merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya guna
mempertahankan kesehatannya. Tujuan mobilisasi salah satunya yaitu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Jenis mobilisasi yaitu mobilisasi penuh dan
mobilisasi sebagian. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis yaitu mobilitas
sebagian temporer dan mobilitas sebagian permanen. Rentang gerak dalam
mobilisasi yaitu rentang gerak pasif, rentang gerak aktif, dan rentang gerak
fungsional. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi yaitu gaya hidup, proses
penyakit dan injury, kebudayaan, tingkat energy, serta usia dan status
perkembangan.

Pada asuhan keperawatan pasien dengan gangguan mobilitas fisik, pasien


mengalami

3.2 Saran

Dari hasil makalah ini dapat disarankan agar para pembaca dapat memetik
manfaat uraian yang dipaparkan sehingga dapat menjadi sumber informasi dan
pengetahuan tambahan. Sebaiknya bagi Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya dan semoga penyusunan makalah
selanjutnya dapat membahas lebih detail tentang gangguan mobilitas fisik ini.

Gangguan Mobilitas Fisik 31

You might also like