You are on page 1of 4

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN (PHBS) DENGAN

KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERREJO


KABUPATEN BOJONEGORO

Oleh

Prasetiya Wahyuni

131411133032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare di Indonesia hingga saat ini masih menjadi masalah bagi kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat di lihat dengan makin meningkatnya angka kejadian diare dari
tahun ke tahun (Kementrian Kesehatan R1, 2011). Secara epidemiologis, penyebaran
penyakit berbasis lingkungan di Indonesia itu masih sangat tinggi, khususnya kasus infeksi
seperti diare.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008, 15% dari kematian
anak disebabkan karena diare (WHO, 2006). Di dunia terdapat 6 juta balita dan anak yang
meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare. Dimana sebagia kematian tersebut terjadi di
negara berkembang termasuk Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena diare terutama dinegara berkembang
2/3 bagian dari tahun 1990 sampai 2015 merupakan salah satu target yang tertuang dalam
millenium Developmen Goals 2015 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Sedangkan pada orang dewasa diperkirakan setiap tahunnya pasien yang mengalami diare
sebanyak 99 juta kasus (Sudoyo, 2010).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
merupakan suatu upaya untuk memberikan informasi dengan cara melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Dengan demikian masyarakat
dapat mengatasi masalah kesehatannya dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007). Kesehatan lingkungan yang buruk merupakan factor yang berperan dalam
penyakit diare. Kesehatan lingkungan merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan seperti membersihkan jamban, membrantas jentik, membuang
makanan yang rusak, dan lain-lain ( Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Kesehatan lingkungan yang sangat buruk akan berpengaruh terhadap terjadinya diare.
Interaksi antara agent, penyakit, dan faktor- faktor lingkungan yang mengakibatkan penyakit
perlu diperhatikan dalam penanggulangan penyakit diare. Besarnya masalah kesehatan
lingkungan hidup terkait dengan masih tingginya prevalensi penyakit infeksi, termasuk diare
Berdasarkan pedoman dari Dinas Kesehatan RI Indikator yang termasuk variabel kesehatan
lingkungan meliputi: (1) penggunaan air bersih, (2) penggunaan jamban sehat, (3)
pembuangan sampah pada tempatnya serta (4) penggunaan lantai rumah kedap air
(Suharyono, 2008). Diare juga dapat menyebar melalui makanan yang tidak higienis seperti
makanan busuk, makanan yang mengandung racun, makanan yang terkenan debu dipinggir
jalan dan biasanya makanan yang di tempeli lalat atau bakteri lainnya diatas makanan
tersebut. Sehingga bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit diare (Departemen
kesehatan, 2010)
Untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, maka
perlu adanya upaya membudidayakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Membersihkan lingkungan seperti menbersihkan jamban setiap minggu sekali,
membuang sampah pada tempatnya dapat memutuskan rantai kuman yang melekat pada
tempat tersebut dan menghindari makanan yang tidak higienis seperti makanan yang sudah
busuk, makanan yang beracun, dan makanan yang dihingapi lalat. Hal tersebut membuktikan
bahwa dengan membiasakan diri membersihkan lingkungan dan menjaga pola makan dengan
baik dan benar dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah penyakit diare (Syahreni,
2011)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka
rumusan penelitian ini tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat guna untuk mengetahuan
adanya “Hubungan pemberian nutrisi dan Kesehatan Lingkungan (PHBS) dengan Kejadian
Diare di Puskesmas Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro”.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola makan dan kesehatan lingkungan (PHBS)
dengan kejadian diare di wilayah puskesmas Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian diare di puskesmas
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.
2. Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (kesehatan
lingkungan) dengan kejadian diare di puskesmas Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro.
3. Untuk mengetahui hubungan pola makan dan kesehatan lingkungan (PHBS)
dengan kejadian diare di wilayah puskesmas Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat dari segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai landasan pengembangan ilmun keperawatan, khususnya dalam bidang
ilmu keperawatan komunitas, tentang hubungan pola makan dan kesehatan
lingkungan (PHBS) dengan kejadian diare di wilayah kerja puskesmas
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi institusi terkait
Dapat memberikan gambaran bagi institusi terkait khususnya Puskesmas
Sumberrejo tentang hubungan pola makan dan kesehatan lingkungan (PHBS)
dengan kejadian diare, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
kebijakan dan penanggulangan diare.
2. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pola makan dan perilaku
hidup sehat dan bersih yang dapat mempengaruhi kejadian diare sehingga
masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan kasus diare di Kecamatan
sumberrejo kabupaten Bojonegoro.

You might also like