You are on page 1of 7

Tugas 1

**
Pengetahuan Bumi Dan Antariksa
**
Para Astronom Konfirmasi Bumi Punya 3 Bulan

OLEH:

DESY RAHAYU
A20217031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
Setelah Penantian 50 Tahun, Para Astronom
Konfirmasi Bumi Punya 3 Bulan
Media Internasional sedang digegerkan dengan konfirmasi
para astronom yang menyatakan Bumi memiliki 3 bulan. Keberadaan bulan atau
satelit Bumi lainnya memang sudah menjadi perdebatan selama kurang lebih 50
tahun. Setelah penantian panjang selama 50 (lima puluh) tahun akhirnya
para astronom mengonfirmasi Bumi memiliki 3 bulan. Melalui National
Geographic, astronom asal Hungaria akhirnya mengonfirmasi Bulan bukan hanya
satu-satunya satelit yang dimiliki oleh Bumi. Terdapat dua satelit lainnya yang
mengorbit pada Bumi. Penemuan ini tercantum dalam laporan Monthly Notice of
the Royal Astronomical Society.

Keberadaan dua satelit atau awan debu ini sebenarnya sudah dibicarakan
sejak 1961 oleh para astronom. Astronom asal Polandia sudah melihat awan debu
tersebut terlebih dahulu dan dinamai awan Kordylewski. "Awan Kordylewksi
merupakan obyek yang sulit untuk ditemukan meski jaraknya sama dengan jarak
Bulan ke Bumi, karenanya sebagian besar peneliti astronom mengabaikannya,"
jelas Judit Sliz-Balogh kepada National Geographic. "Sangat menarik untuk
memastikan planet kita memiliki pseudo satelit berdebu di orbit bersama dengan
Bulan," imbuh astronom di Eotvos Lorand University, Hongaria itu. Kemajuan
teknologi membuat awan Kordylewksi dapat terdeteksi menggunakan filter
polarisasi khusus pada kamera. Metode tersebut membuat partikel-partikel yang
terkumpul pada awan Kordylewksi menjadi terlihat saat tepantul cahaya matahri
meskipun redup. Para astronom memang meyakini bahwa Bumi memiliki lebih dari
satu bulan karena adanya lima titik stabilitas khusus di antarikas yang diperkirakan
menjadi tempat satelit lain ditemukan.

Titik stabilitas tersebut dinamakan Lagrange, yaitu titk-titik pada obit


planet di mana pada wilayah terdapat tarikan gravitasi dari dua objek seperti bumi
dan matahari yang diseimbangkan oleh kekuatan sentripetal dari orbitnya.
Kordylewski pertama kali mencari dua bulan tambahan itu (L4 dan L5), dengan
tujuan menemukan bulan dengan bentuk padat pada 1950-an. Tapi, harapannya tak
berbuah kenyataan. Ia justru mengungkap petunjuk pertama tentang awan debu
yang mengorbit pada Bumi. Pertanyaanya adalah apakah awan debu atau awan
Kordylewksi berpengaruh pada kehidupan di bumi? Awan debu yang sangat besar
ini dapat membantu para astronom untuk mengeksplorasi antarikasa. Temuan baru
ini bisa menjadi tempat parkir satelit buatan sehingga bisa menghemat penggunaan
bahan bakar dan menambah tingkat keamanan orbit satelit buatan. Selain itu, badan
antariksa juga berencana menggunakan poin Lagrange. Titik Lagrangian, titik
L atau titik librasi merupakan “spot parkir” di angkasa di mana objek dapat
seimbang antara tarikan gravitasi dari dua massa besar - yakni Bumi dan Bulan,
yang berarti NASA secara efektif bisa 'memarkir' kendaraan di sana.Laporan
NASA mengatakan bahwa menempatkan pesawat ruang angkasa di Titik Lagrange
di atas bulan sebagai area percobaan untuk akses manusia ke ruang angkasa jauh
adalah pilihan jangka pendek terbaik untuk mengembangkan pengalaman
penerbangan yang diinginkan dan mengurangi risiko. Titik Lagrange sebagai
stasiun transfer untuk membantu misi menuju Mars. Astronom asal Polandia sudah
melihat awan debu tersebut terlebih dahulu dan dinamai awan Kordylewski. "Awan
Kordylewksi merupakan obyek yang sulit untuk ditemukan meski jaraknya sama
dengan jarak Bulan ke Bumi, karenanya sebagian besar peneliti astronom
mengabaikannya, "jelas Judit Sliz-Balogh kepada National Geographic. "Sangat
menarik untuk memastikan planet kita memiliki pseudo satelit berdebu di orbit
bersama dengan Bulan," imbuh astronom di Eotvos Lorand University, Hongaria
itu.

Kemajuan teknologi membuat awan Kordylewksi dapat terdeteksi


menggunakan filter polarisasi khusus pada kamera. Metode tersebut membuat
partikel-partikel yang terkumpul pada awan Kordylewksi menjadi terlihat saat
tepantul cahaya matahri meskipun redup. Para astronom memang meyakini bahwa
Bumi memiliki lebih dari satu bulan karena adanya lima titik stabilitas khusus di
antarikas yang diperkirakan menjadi tempat satelit lain ditemukan. Titik stabilitas
tersebut dinamakan Lagrange, yaitu titk-titik pada obit planet di mana pada wilayah
terdapat tarikan gravitasi dari dua objek seperti bumi dan matahari yang
diseimbangkan oleh kekuatan sentripetal dari orbitnya. Kordylewski pertama kali
mencari dua bulan tambahan itu (L4 dan L5), dengan tujuan menemukan bulan
dengan bentuk padat pada 1950-an. Tapi, harapannya tak berbuah kenyataan. Ia
justru mengungkap petunjuk pertama tentang awan debu yang mengorbit pada
Bumi. Pertanyaanya adalah apakah awan debu atau awan Kordylewksi berpengaruh
pada kehidupan di bumi? Awan debu yang sangat besar ini dapat membantu para
astronom untuk mengeksplorasi antarikasa. Temuan baru ini bisa menjadi tempat
parkir satelit buatan sehingga bisa menghemat penggunaan bahan bakar dan
menambah tingkat keamanan orbit satelit buatan. Selain itu, badan antariksa juga
berencana menggunakan poin Lagrange sebagai stasiun transfer untuk membantu
misi menuju Mars.

Pada 2016 lalu, dunia dibuat heboh oleh penemuan National Aeronatics and
Space Administration alias NASA tentang adanya bulan kedua bagi bumi. Dinamai
2016 HO3, bulan kedua ini merupakan asteroid kecil. NASA memprediksikan jika
asteroid tersebut selama seabad lamanya mengorbit di dekat bumi. Namun
nampaknya para peneliti NASA sendiri masih ragu dan meminta masyarakat tidak
cepat berspekulasi. Hal ini dikarenakan belum adanya penelitian lebih lanjut terkait
keberadaan pengaruh 2016HO3 terhadap bumi. Lantas apa yang terjadi jika
ternyata asteroid yang ditemukan NASA ini bisa memiliki fungsi yang sama dengan
bulan?

Kebanyakan sistem satelit alami (bulan) dan planetnya memiliki


perbandingan massa 3/10.000. Anehnya, massa bumi dan bulan hanya memiliki
berbandingan 1/81. Massa bulan yang cukup besar inilah yang membuat cahayanya
sampai ke bumi dan dapat berguna bagi hewan yang aktivitasnya di malam hari.
Selain itu, bulan juga bertanggung jawab untuk peristiwa pasang dan surut. Dan,
kemiringan bumi juga dipengaruhi keberadaan bulan. Hal ini yang memungkinkan
pergantian musim yang selalu konstan.
Hal Menakutkan Apa yang Akan Terjadi Seumpama Bumi
Memiliki Dua Bulan/Lebih?

Tentang bulan, bagaimana jika seumpama kita memiliki satu lagi satelit
alami? Hmm, alih-alih keren dan berguna banyak, yang terjadi malah justru
sebaliknya. Lalu, hal menakutkan apa yang bakal terjadi seumpama bumi
dikelilingi oleh dua bulan?

Neil F. Comins, astronom dan fisikawan dari Cornell University mencoba


memikirkan jika ada dua bulan yang mengitari bumi. Anggaplah bulan itu disebut
Luna yang posisinya berada di tengah-tengah antara posisi bumi dan bulan
(anggapannya posisi bulan-bumi tetap seperti ini untuk memungkinkan adanya
kehidupan di bumi). Tentu posisi Luna yang juga memiliki gravitasi
memungkinkan adanya malapetaka di bumi.

Gravitasi luna akan menarik bumi dan bukan menyebabkan pasang surut.
Jarak Luna yang lebih dekat ke bumi akan menimbulkan tsunami besar-besaran.
Mungkin juga terjadi gempa bumi dan aktivitas vulkanik. Abu dan hujan bahan
kimia akan turun dan menyebabkan kepunahan di bumi. Kejadian seperti ini akan
terjadi beberapa waktu sampai akhirnya bumi menyesuaikan diri dengan
keberadaan dua bulan ini.

Tantangan bumi dengan dua bulan memang berat. Kedua bulan akan
memungkinkan terjadinya pasang yang tinggi hingga ribuan kaki. Kebutuhan akan
air untuk sarana transportasi barang dan wisata akan hampir mustahil dengan
keadaan ini. Keadaan pasang dan erosi yang kuat mendesak manusia untuk
mengembangkan cara yang berbeda untuk transportasi laut maupun wisata.

Adanya dua bulan akan membuat sistem orbit menjadi rumit dan
memungkinkan adanya tabrakan antara antara keduanya. Tabrakan ini akan
menimbulkan hujan yang menembus ke atmosfer bumi. Hal ini bisa jadi berakibat
pada kepunahan massal, hingga akhirnya akan muncul satu di antara dua bulan yang
bertahan. Jika ini terjadi, diperkirakan akan ada era kehidupan baru yang dimulai.

Itulah beberapa kemungkinan yang diprediksi para peneliti jika bumi


memiliki dua bulan. Di satu sisi mungkin malam akan menjadi lebih indah, tapi di
sisi lain kondisi seperti itu ternyata menyebabkan bencana yang tak karuan.
Mungkin aneh, tapi adanya satu bulan saja adalah hal yang memang patut disyukuri.

Menurut Pendapat Sendiri:

Saya setuju dengan penemuan Bumi memiliki lebih dari satu satelit alami yaitu
Bulan. Karena, Bumi biasa melintasi serpihan - serpihan asteroid, kalau bumi
melintasi serpihan tersebut, dan masuk ke atmosfer, maka akan terjadi pijaran
cahaya yg biasa kita lihat sebagai bintang jatuh. Diantara serpihan2 tersebut, tidak
smuanya masuk ke dalam atmosfer bumi. Beberapa yg tidak melalui sapuan orbit
bumi bisa saja tertarik oleh gravitasi bumi. Ketika ada pada posisi setimbang,
dimana gaya bernilai 0, makan serpihan tersebut akan membentuk orbitnya sendiri
terhadap bumi. Akibat dari terbentuknya orbit tersebut, makan serpihan tersebut
mengikuti orbit tersebut dan jadilah satelit alam dari suatu planet. Tapi dilain hal,
akibat benda tersebut mengikuti orbit bumi, pastilah akan bertabrakan dengan
benda lain. Sehingga tidak semua serpihan yang tertarik oleh gravitasi bumi akan
menjadi bulan kedua atau seterusnya, tetapi perlu melewati waktu yg cukup lama
agar orbitnya stabil dan jalurnya bersih.

Jika kita meninjau pengertian satelit merupakan benda langit yang


mengelilingi suatu planet dengan orbit tetap. Artinya jika ada suatu objek yg
mengelilingi suatu planet maka dikatakan satelit, namun tidak semua namanya
satelit. Lantas satelit itu yg mana? Yah yang memiliki orbit yg tetap. Adapun
pergeseran orbit suatu satelit hanya beberapa cm tiap tahun. Mengapa? Karena
sebagian massanya menghilang dimana bulan sering terjadi tumbukan dengan
serpihan² asteroid.
Lalu ada sebuah pertanyaan muncul, jika memang kedua Bulan yang sudah
dikonfrimasi ini telah ada beberapa tahun yang lalu, lantas apa pengaruhnya
terhadap Bumi selama ini? Karena yang kita ketahui sepanjang ini hanya satu Bulan
yang mempengaruhi Bumi baik itu rotasi ataupun revolusi Bulan. Sepeti adanya
pasang surut air laut, adanya aktivitas vulkanik dan tektonik bahkan ada pula
fenomena seperti pembelokan arah angin, efek gaya coriolis, dan sama fase bulan
yang semuanya itu berkaitan dengan rotasi/pun revolusi bulan. Jadi apakah kita
dapat beranggapan kedua Bulan yang baru ini belum memiliki pengaruh khusus
pada bumi? Ya. Mungkin saja, banyak aspek yang harus ditinjau baik itu dari
struktur penyusun, massa, albedo yang dimiliki benda langit, orbit serta gaya yang
bekerja pada benda langit tersebut.

Pertanyaan baru kemudian muncul, apakah ada keuntungan dan kerugian


bumi memiliki banyak bulan? Pastinya akan ada dampak yang dihasilkan pada
bumi, baik itu postif ataupun negatif dan kaitannyapun sama dengan yang timbul
akibat hubungan Bulan dan Bumi sebelum ada Bulan tambahan. Dan besar kecilnya
masalah yang dihasilkan pastinya kompleks, jika tinjauan hanya membesar mngecil
kan bisa di lihat juga dari posisi bulan terhadap bumi. Biasa saja interaksi gayanya
(Lagrange Point) akan berbeda.

You might also like