You are on page 1of 6

NAMA: IZAK PAULUS BRIN

KELAS: 10 IPS 3

TUGAS: BHS.INDONESIA

(1). Di satu pagi yang masih tetap cerah, keluar sesosok lelaki yang tengah
ke rumah sakit karna ke-

2 buah telinganya sekali lagi terkena luka bakar.

Doker : “looh, ada apa yang berlangsung dengan telinga anda pak? ”

Pasien : “begini dokter ceritanya, terlebih dulu saya sekali lagi menyetrika
pakaian, nah, saat saya sekali lagi menyetrika pakaian, dengan mendadak
telpon saya bunyi serta mendering. Sebab reflek, pada akhirnya saat waktu
itu saya sekali lagi memegang setrika, segera saja saya lekatkan ke telinga kiri
saya dok. ”

Dokter : “oh, demikian toh ceritanya, saya tahu yang dirasakan ayah, lalu
untuk telinga ayah yang samping kanan apa itu yang berlangsung? ”

Pasien : “Nah inilah problemnya dokter, si bego itu kembali menelpon.


(2) Di satu hari, di satu sekolah lebih persisnya didalam kelas, ada sesosok
guru yang sekali lagi mengabsen anak-anak muridnya sebelumnya memulai
pelajaran.

Guru : “Septi? ”

Dina : “Hadir bu! ”

Guru : “Agung? ”

Dina : “Tidak tahu bu, paling Doni masih tetap ada diluar kelas bu! ”

(Selang beberapa saat, datanglah Doni masuk kedalam kelas)

Doni : “Minta izin bu, apakah bisa saya masuk kelas?

Guru : “Kamu habis dari tempat mana saja Doni? ”

Doni : “Saya Barusan beli makanan diluar sekolah bu”

Guru : “Looh, kita kan mempunyai kantin sendiri. Selalu ngapaian anda butuh
ke sana? ”

Doni : “Iya bu, namun kantinnya serupa gudang, telah kotor serta kecil sangat.

(Semua murid juga pada akhirnya tertawa memerhatikan pengucapan Doni


itu)
Guru : “Kamu itu, mendingan di sekolah ini mempunyai kantin, namun anda
ada betulnya juga sich. Karna memanglah kantin di sekolahan kita agak
kurang sadar mengenai melindungi kebersihannya. ”

Mendengar problem itu, kelas kembali sekali lagi ke kegiatan belajar


mengajar serta lantas ibu guru buat jadwal piket buat kantin serta memohon
kepala sekolah agar melakukan perbaikan kantin itu

(3). Di suatu siang yang terik, dua orang siswa SMA yang berteman dekat
sedang mengobrol dengan asyiknya. Pemuda pertama bernama Ezequiel,
siswa SMA yang hobinya main layangan dan kelereng tapi masih diberkahi
otak yang cemerlang. Pemuda kedua bernama Wladimir, orang yang
hobinya balapan Tamiya tetapi punya sifat lugu dan sotoy. Wladimir yang
kebetulan sedang batuk-batuk parah bertanya kepada Ezequiel mengenai
obat apa yang paling manjur untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Wladimir: “Ze, obat batuk yang manjur apaan, ya?”

Ezequiel: “Banyak Wlad, pergi aja ke apotek sebelah kuburan, mbaknya yang
jual cakep, lho.”

Wladimir: “Jangan obat kimia Ze, obat yang alami aja, kayak ketampananku
ini.”

Ezequiel: “Bilang aja nggak punya duit, Wlad! Pake nyambung-nyambungin


sama ketampanan segala. Mukamu kayak bemo!”
Wladimir: “Ditanyain malah ngejek, tau nggak obat batuk yang alami apaan?
Katanya kamu pinter.”

Ezequiel: “Yang alami, ya? Ada Wlad, kecap satu sendok ditambah peresan
jeruk nipis. Dijamin tokcer!”

Wladimir: “Siap Ze, nanti aku coba deh. Ya udah, aku pulang dulu ya,
Assalamualaikum.”

Keesokan harinya kedua pemuda tersebut kembali bertemu di sekolah.


Wladimir tampaknya sudah sembuh dari batuknya berkat tips dari Ezequiel.
Tetapi, kelihatannya Wladimir justru marah-marah kepada Ezequiel. Apa
gerangan yang terjadi?

Wladimir: “Kelelawar kamu Ze, kamu ngerjain aku, ya?”

Ezequiel: “Ngerjain apaan? Buktinya batuk-batukmu sembuh.”

Wladimir: “Sembuh sih sembuh, tapi liat nih, bibirku jadi monyong plus
dower gara-gara kamu.”

Ezequiel: “Lah, kok bisa? Emang kamu apain? Emang udah dower dari
sananya kali, Sob.”

Wladimir: “Enak aja, kemarin nggak dower segini. Kemarin setelah dapat
resep dari kamu, langsung aku coba. Kecap sesendok plus peresan jeruk
nipis. Abis itu sendoknya aku panasin pake korek biar ramuannya steril.
Habis itu aku minum, eh nggak tahunya sendoknya masih panas, dower deh
bibir seksi aku.”
Ezequiel: “hahaha. Salah sendiri kamu sotoy. Kecap plus jeruk nipisnya
nggak perlu dipanasin, pinter!”

(4). Ezteban adalah guru SMP humoris dan disukai para muridnya. Dalam
pelajaran yang diampunya, yaitu Biologi, selalu ia selipi dengan candaan
agar muridnya tidak terlalu tegang dalam belajar. Seperti biasanya, Ezteban
sedang mengajar lalu ia melontarkan sebuah pertanyaan sulit untuk para
muridnya.

Ezteban: “Murid-murid, sebutkan binatang yang alat kelaminnya di


punggung! Ada yang tahu tidak?”

Gilberto: “Hah? Mana ada, Pak? Kalau binatangnya pipis basahin


punggungnya dong, Pak?”

Ezteban: “Ada, Gil. Coba kamu pikirkan lagi.”

Ekaterina: “Ah, kita dikerjain nih, nggak mungkin ada binatang kaya gitu,
Pak.”

Ezteban: “Ada, kok. Jadi kalian semua sudah nggak bisa jawab, ya? Ok, saya
beri tahu jawabannya. Jawabannya adalah kuda lumping.”

Kemudian para siswa Ezteban berpikir keras sebelum akhirnya tertawa


menyadari candaan dari gurunya tersebut.
(4). Diego adalah seorang siswa kelas XI SMA, hari ini ia telat bangun
padahal sudah pukul delapan. Ia kaget begitu bangun mendapati bahwa
hari sudah sesiang itu, ia segera bergegas mandi. Meski sudah telat, ia tetap
menyempatkan sarapan dahulu. Ia merasa santai walau sudah tahu gerbang
sekolahnya sudah tertutup dan dijaga satpam. Bagi Diego dan teman-
temannya yang badung, pagar sekolah adalah pintu gerbang yang tak akan
pernah tutup.

Dengan percaya diri, Diego menuju sekolahnya dan langsung menuju pagar
sekolah untuk masuk ke dalamnya. Layaknya kontestan Ninja Warrior, Diego
dengan gesit memanjat pagar dan sudah sampai di atas. Di atas, ia
celingukan memastikan aksinya aman. Sewaktu hendak melompat turun,
samar-samar ia mendengar suara seseorang.

“Cepet turun, Bro! Aman, nggak ada guru yang lewat,” ujar seseorang
tersebut.

“Ok, Sob! Tungguin aku, habis ini kita bolos ke kantin dulu, ya,” sahut Diego.

Tetapi, begitu turun dari pagar, Diego sangat terkejut ketika melihat orang
yang memintanya turun tersebut. Ternyata pemilik suara tersebut adalah
Kepala Sekolahnya, Pak Mendoza. Telinga Diego langsung dijewer oleh Pak
Mendoza, lalu ia langsung dibawa ke ruang BK.

You might also like