You are on page 1of 2

Teori Himpunan

A. Defenisi Himpunan
Himpunan adalah konsep dasar dari semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai bapak teori himpunan. Himpunan adalah suatu koleksi / kumpulan objek-objek dari intuisi
atau pikiran kita yang dapat dibedakan antara yang satu dan lainnya. Objek di dalam himpunan
disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan diberi simbol dengan huruf besar dari abjad: A,
B, ..., Z. Contohnya: Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}. Jika x
merupakan anggota himpunan A, maka ditulis x  A. Dan jika x bukan merupakan anggota
himpunan A, maka ditulis x  A. Untuk mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu : (1)
Mendaftarkan semua anggotanya. (2) Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanga. (3) Menyatakan
sifat dengan pola (4) Menggunakan notasi pembentuk himpunan.

B. Macam-Macam Himpunan berdasarkan jumlah anggotanya.


1. Himpunan kosong, yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota. Dilambangkan dengan
“∅” atau { }.
Contoh: 𝑥 𝑥 2 < 0, 𝑥 bilangan real}
2. Himpunan semesta, yaitu himpunan yang anggotanya semua objek pembicaraan.
Himpunan semesta dilambangkan dengan S atau U.
Contoh : S = −4, 5, 7, 9 dan A = 7, 9 maka S merupakan semesta dari himpunan A.
3. Himpunan berhingga dan himpunan tak berhingga. Himpunan dikatakan berhingga jika
himpunan tersebut mempunyai anggota yang banyaknya berhingga. Himpunan dikatakan
tak berhingga jika himpunan tersebut mempunyai anggota yang banyaknya tidak berhingga.
Contoh : H = {𝑥 | 𝑥 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, ...}, H disebut himpunan tidak berhingga.
A = {𝑥 | 𝑥 = 1, 2, 3, 4, ..., 10}, A disebut himpunan berhingga.
4. Himpunan bagian (Subset). Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B
ditulis “𝑨 ⊂ 𝑩”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Contoh : 𝐴 = {2, 3, 5} dan 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 5}. Maka 𝐴 ⊂ 𝐵.
𝑃 = {2, 3, 5, 7} dan 𝑄 = { 1, 3, 5, 7, 9}. Maka 𝑃 ⊄ 𝑄
5. Kesamaan himpunan. Dua himpunan A dan B dikatakan sama, ditulis “𝐴 = 𝐵”, jika dan
hanya jika 𝐴 ⊂ 𝐵 dan 𝐵 ⊂ 𝐴.
Contoh : 𝐴 = {2, 3, 5,7} dan 𝐵 = {2, 3, 5, 7}. Maka 𝐴 = 𝐵.
6. Himpunan berpotongan. Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan ditulis “𝐴 ∝ 𝐵”
jika dan hanya jika ada anggota yang menjadi anggota B.
Contoh : 𝐴 = {2, 3, 5,} dan 𝐵 = {1, 3, 5, 7, 9}. Maka 𝐴 ∝ 𝐵.
himitshu-qalbu.blogspot.com Page 1
7. Himpunan lepas. Dua himpunan A dan B dikatakan lepas ditulis “𝐴 ∕∕ 𝐵” jika dan hanya
jika kedua anggota himpunan tersebut tidak kosong dan tidak mempunyai anggota yang
sama.
Contoh: 𝐴 = {3, 5, 7,11} dan 𝐵 = {2, 4, 6, 8}. Maka 𝐴 ∕∕ 𝐵.

C. Operasi dalam himpuna


1. Gabungan (Union). Diberikan himpunan A dan B. Gabungan himpunan A dan B ditulis
dengan 𝐴 ∪ 𝐵 adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas anggota A atau atau
anggota B, atau anggota sekaligus kedua-duanya. Jadi 𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∈ 𝐵}.
Contoh: A = {a,b,c,1,2} dan B = {c,d,e,f}. Maka 𝐴 ∪ 𝐵 = {a,b,c,d,e,f,1,2}.
2. Irisan (Intersection). Diberikan himpunan A dan B. Irisan himpunan A dan B ditulis
dengan 𝐴 ∩ 𝐵 adalah suatu himpunan yang anggotanya teerdiri atas anggota A dan sekaligus
anggota B. Jadi 𝐴 ∩ 𝐵 = { 𝑥 | 𝑥 ∩ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∩ 𝐵 }
Contoh: 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 1, 2} dan 𝐵 = {𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓}. Maka 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑐}.
3. Komplemen. Diberikan suatu himpunan A. Komplemen dari A ditulis dengan “𝐴𝑐 atau 𝐴′ ”
adalah himpunan yang anggota-anggotanya berada dalam himpunan semesta tetapi bukan
anggota A. Jadi 𝐴𝑐 = 𝑥 𝑥 ∈ 𝑆, 𝑥 ∉ 𝐴}
Contoh: S = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan A = {2, 4, 6, 8, 10} maka 𝐴𝑐 = 1, 3, 5, 7, 9 .
4. Selisih dua himpunan. Selisih dua himpunan A dan himpunan B ditulis “𝐴 − 𝐵” atau
“𝐴 ∩ 𝐵𝑐 ” adalah himpunan yang anggota-anggotanya terdiri atas A dan bukan anggota B.
Jadi 𝐴 − 𝐵 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵}.
Contoh: 𝐴 = {2, 3, 5, 7} dan 𝐵 = {2, 4, 6, 8}. 𝐴 − 𝐵 = 3, 5, 7 ; 𝐵 − 𝐴 = {4, 6, 8}
5. Jumlah dua himpunan. Jumlah dua himpunan A dan himpunan B ditulis “𝐴𝐵” adalah
himpunan yang anggota-anggotanya terdiri atas anggota A yang bukan anggota B dan
anggota B yang bukan anggota A. Jadi 𝐴𝐵 = 𝑥 𝑥 ∈ 𝐴 − 𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∈ (𝐵 − 𝐴)}.
Contoh: 𝐴 = {2, 3, 5, 7} dan 𝐵 = {2, 4, 6, 8}. 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴𝐵 = 3, 4, 5, 6, 7, 8 .

D. Hukum-Hukum Aljabar Himpunan


1. Hukum Idempoten : (a). 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴 ; 𝑏 . 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴.
2. Hukum Assosiatif : (a). 𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶 ; (b). 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶)
3. Hukum Komutatif : (a). 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴 ; (b). 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴
4. Hukum Distributif : (a). 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐶 = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴 ∩ 𝐶
(b). 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐶 = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ 𝐵 ∪ 𝐶
(a). 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐶 = (𝐴 ∪ 𝐶) ∩ 𝐵 ∪ 𝐶 .

himitshu-qalbu.blogspot.com Page 2

You might also like