You are on page 1of 5

Analisis Sintesis Tindakan Skin Test (Injeksi Intra Cutan) Pada Ny.

M
Di Ruang Flamboyan 1 Rumah Sakit Salatiga

Hari : Rabu
Tanggal : 31 Oktober 2018
Jam : 13.00 WIB

A. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi
B. Diagnosa Medis
Post SC hari ke 1 dengan P3 Ab0
C. Diagnosa Keperawatan
Risiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
D. Data yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
 Klien mengatakan sakit pada sekitar luka operasi
DO :
 Keadaan umum cukup.
 Kesadaran: Composmetis
 Terdapat balutan luka SC di abdomen ± 12 cm
 Klien tampak ekspresi greemace (meringis)
 TTV : TD : 110/70 mmHg N : 84x/menit RR : 20x/menit S: 37,1oC
 Leukosit : 20,16 ribu/ul
 Hemoglobin : 9,8 g/dl
 Hematokrit : 30,2 vol%
E. Dasar Pemeriksaan
a. Pengertian
Istilah sectio caesaria berasal dari bahasa latin caedere yang berarti
memotong atau menyayat. Dalam ilmu obstetri, istilah tersebut mengacu pada
tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding
perut dan rahim ibu ( Lia et al.,2011)

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan


melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
b. Kontra Indikasi
1) Bila janin sudah mati atau keadaan buruk dalam uterus sehingga
kemungkinan hidup kecil, dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan
operasi
2) Bila ibu dalam keadaan syok, anemia berat yang belum teratasi
3) Bila jalan lahir ibu mengalami infeksi luas
4) Adanya kelainan kongenital berat
c. Komplikasi
Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut:
1. Pada ibu
1) Infeksi puerperal
a. Ringan, kenaikan suhu beberapa hari saja
b. Sedang, kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit
kembung
c. Berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik
2) Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang–cabang
arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri
3) Komplikasi–komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru–
paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi
4) Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi rupture
uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio
sesarea klasik.
2. Pada anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio
caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan
sectio caesarea. Menurut statistik di negara – negara dengan pengawasan
antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesarea
berkisar antara 4 – 7 %. (Sugeng Jitowiyono, 2012)

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


a. Persiapan alat
1. Spuit 1cc
2. Obat antibiotik cefotaxime 1 gr
3. Kapas alkohol
4. Perlak
5. Bengkok
6. Handscoon
7. Bolpoin / Spidol
b. Persiapan pasien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posis pasien
3. Jaga privacy pasien
c. Cara kerja
1. Mencuci tangan
2. Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan
3. Cek daftar obat pasien untuk memberikan obat
4. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama
pada gelang pasien dengan nama pada daftar obat
5. Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya
6. Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam
7. Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas alkohol, tunggu sampai kering
8. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5 - 15o dari
permukaan kulit
9. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis
yang diberikan 0,1 cc atau sesuai jenis obat.
10.Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
11.Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan
pada area penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter
kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit
setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor
melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik
tersebut.

12.Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk tentang penilaian pada daerah
penyuntikan dan anjurkan untuk tidak menggaruk, memasage atau memberi
apapun pada daerah penyutikan. Menyimpan obat obat sisa dan daftar obat
pasien ketempatnya
13.Mengobservasi keadaan umum pasien
d. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif),
Mengkaji kembali kondisi kulit disekitar tempat dilakukan injeksi
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya untuk melihat hasil reaksi dari skin test adakah
alergi seperti kemerahan, gatal, bengkak.
4. Merapikan dan kembalikan alat
5. Mencuci Tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
e. Tahap Dokumentasi
1) Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2) Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3) Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
f. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Tempat penusukan harus benar benar tepat yaitu dibawah kulit/ epidermis
2. Tempat pengambilan tidak dalam keadaan trauma atau luka
3. Tidak mengenai pembuluh darah
4. Harus disterilkan dengan alkohol sebelum ditusuk jarum
G. Analisis Tindakan
Skin test merupakan pengujian yang sering dan harus dilakukan terhadap
pasien di rumah sakit maupun klinik karena setiap individu memiliki sensitivitas yang
berbeda-beda terhadap berbagai macam bahan maupun obat. Selain itu, skin
test relatif mudah dilakukan, nyaman bagi pasien, tidak mahal, dan hasil pemeriksaan
bisa didapatkan hanya dalam waktu 15-20 menit.

Skin test bertujuan untuk:


 Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
 Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
 Menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test).
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan
1. Salah pasien
Pencegahan: periksa identitas pasien sebelum tindakan
2. Tidak betul-betul mengobservasi reaksi dari skin test
Pencegahan: observasi dengan benar reaksi alergi dari skin test
3. Pastikan benar saat melakukan penyuntikan yaitu intra cutan
I. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan
1. Observasi Skintest
2. Injeksi antibiotik jika tidak terjadi alergi
J. Hasil yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
S : Pasien mengatakan terasa panas setelah dilakukan skintest.
O :Tterdapat bekas skintest pada kulit, setelah 15 menit dilakukan tindakan skintest
tidak ada kemerahan sekitar area skintest, tidak bengkak dan tidak terasa panas.
A : Masalah teratasi
P : Intervesi dilanjutkan injeksi antibiotik cefotaxime 1 gr.
K. Evaluasi Diri
Pelaksanaan skintest (injeksi intracutan) yang telah dilakukan sudah sesuai dengan
standar operasional prosedur dan tidak mengalami kesulitan saat melakukan tindakan.
L. Daftar Pustaka / Referensi
1) Jitowiyono, S & Kristiyanasari, W. 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
2) Lia., Dewi., Vivian N., Sunarsih T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
3) Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4) https://www.scribd.com/document/358039884/Analisa-sintesa. Diakses tanggal 4
November 2018. Jam 21.30.

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI
Rizki Vita Astuti Dwi Ariyanti, S.Kep.,Ns.

You might also like