You are on page 1of 7

KOORDINASI HORMON DAN ALAT GERAK PADA HEWAN

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Hewan diampu oleh dosen
Dr. H. Saefudin, M.Si dan Dra. Soesi Asiah Soesilawaty, M.Si

oleh :
Kelompok 3
Biologi C 2012
Ajeng Kartini (1000037)
Devi Roslina (1200351)
Mega Susilawati Hakim (1201987)
Muhammad Rizky Fauzi (1204908)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KOORDINASI HORMON PADA HEWAN

Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak ter
salurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari
bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon
dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis
mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan
hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon
prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu
ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan
oleh sel-sel tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi.
HCG yang dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya
HCG dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara
sederhana (Siti, 1984).
Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli
manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination
Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis,
HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang
diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG
mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang
rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi
pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk,
1980).
Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian
disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak
produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah
dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta
yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Ville, 1984).
Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur
(ovarium). FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus
ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia.
Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk mulai
memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu
faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin
atau GnRF (Sumarmin, 2008).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel
praovulasi dan diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan
theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada
saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar estrogen di atas ambang
akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan
selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald,
dkk, 1980 ; Hapez, 2000).
Galli-mani merupakan suatu uji kehamilan yang dapat digunakan untuk
mengetahui HCG pada urine wanita hamil. Percobaan ini menggunakan objek
yaitu Bufo sp. dan urine wanita hamil usia 0-5 bulan. Penggunaan Bufo sp. jantan
karena hewan uji ini mudah didapatkan, mudah dibedakan jenis kelaminnya, dan
sperma kodok dapat dipicu pengeluarannya dengan mudah. Urine wanita hamil
yang digunakan yaitu berkisar antara 0-5 bulan karena pada usia hamil ini, urine
wanita tersebut mengandung HCG. Hal ini didasarkan pada teori Basoeki (1980)
dan Theolihere (1979) yang menyatakan bahwa HCG telah beredar dalam darah 1
minggu setelah fertilisasi dengan konsentrasi 120 IU pada hari ke 62 setelah
menstruasi dan menurun dengan cepat pada hari ke 154 mencapai 0 IU. HCG bisa
dijumpai pada urine karena HCG didalam darah tinggi.
Uji Galli-maini pun dilakukan untuk mengetahui kebenaran berdasarkan
teori diatas. Hasil Uji Galli-maini pun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Galli-maini
Pemeriksaan awal urine katak Hasil setelah diinjeksi urin Keterangan
Tidak ada sperma kodok Urin yang
diperiksa
dari ibu
hamil

Ditemukan sperma kodok

Berdasarkan hasil ini, dapat ditentukan bahwa urin yang diperiksa berasal dari
wanita yang positif hamil. Hal ini dapat terjadi karena urin wanita hamil
mengandung beberapa hormon, diantaranya FSH, LH, dan HCG. Namun
sebenarnya belum diketahui dengan jelas mekanisme yang menyebabkan
disekresikannya spermatozoa karena hormon – hormon glikoprotein tersebut daya
kerjanya lambat, sementara hasil uji Galli – Maini dapat dilihat dalam rentang
waktu satu jam saja. Hal ini megindikasikan adanya faktor lain yang
menyebabkan diekskresikannya sperma oleh kodok jantan.
ALAT GERAK PADA HEWAN

Otot adalah sistem biokontraktil di mana sel-sel atau bagian dari sel,
memanjang dan dikhususkan untuk menimbulkan tegangan pada sumbu yang
memanjang. Otot biasanya melekat pada kerangka. Otot yang berkontraksi
(memanjang atau memendek) akan menggerakan kerangka (tulang) tersebut. Otot
dan tulang dilekatkan oleh suatu jaringan ikat dan dapat membentuk tendon yang
berbentuk seperti tali. Kebanyakan sel otot vertebrata merupakan bagian dari
jaringan-jaringan otot polos, otot jantung (kardiak) dan otot kerangka (Ville et
al.,1988).
Otot-otot vertebrata dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otot rangka, otot
jantung, otot lurik. Otot rangka dijumpai pada sosok otot yang bersambungan
dengan kerangka tubuh dan berkaitan dengan gerakan badan, otot jantung terlihat
dalam pemompaan darah dan otot polos ditemukan sebagai bagian dari dinding
alat visceral gastroknemus pada katak termasuk dalam otot rangka dengan bentuk
silindris, dimana serat-seratnya bersatu dalam kelompok-kelompok menjadi
berkas dengan ukuran yang beraneka ragam (Bavelender, 1988).
Otot Gastroknemus, yakni otot betis yang paling menonjol yang letaknya
ada di bagian belakang betis berbentuk seperti intan (diamond). Tugasnya adalah
untuk menggerakkan telapak kaki dan sangat berperan saat otot betis merupakan
otot yang paling bandel untuk dilatih. Akan tetapi tidak ada fisik yang lengkap
tanpa otot betis yang berkembang dengan baik (Guyton, 1995). Penggunaan otot
gastroknemus katak sebagai bahan dalam praktikum kali ini karena katak mudah
diperoleh, proses membedah dan menemukan otot gastroknemus juga tidak
memakan waktu lama, selain itu otot gastroknemus termasuk kedalam otot rangka
yang memiliki karakter eksitabilitas. Menurut Seeley (2002) otot rangka memiliki
empat karakteristik fungsional sebagai berikut:
1. kontraktilitas : kemampuan untuk memendek karena adanya gaya
2. eksitabilitas : kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang
3. ekstensibilitas : kemampuan otot untuk memanjang
4. elastisitas : kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah
mengalami pemanjangan.
Kontraksi otot dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang
menghasilkan suatu tegangan dalam otot. Biasanya kontraksi itu disebabkan oleh
suatu impuls saraf. Neuron dan serabut-serabut otot yang dilayani merupakan
suatu unit motor. Serabut otot secara individu merupakan satuan struktural otot
kerangka, ini bukanlah merupakan satuan fungsional. Semua neuron motor yang
menuju otot kerangka mempunyai akson-akson yang bercabang, masing-masing
berakhir dalam sambungan neuromuskular dengan satu serabut otot. Impuls saraf
yang melalui neuron dengan demikian akan memicu kontraksi dalam semua
serabut otot yang padanya cabang-cabang neuron itu berakhir (Hickman,1972).
Uji otot rangka dilakukan dengan menggunakan rangsang listrik dari
kymograph pada otot gastronemius kodok. Berikut ini adalah beberapa respons
pada kymograph yang diakibatkan oleh dua besaran voltase :
Besar rangsang yang Tanggapan yang Keterangan
diberikan diberikan oleh otot
14 Volt Repeat Grafik berundak –
undak lebih dari 1 x
20 Volt Tetanus Grafik lurus
Berdasarkan hasil pengamatan dengan dua jenis voltase, besar 14 volt
menyebabkan grafik yang muncul pada kymograph berundak – undak,
menunjukkan terjadinya kontraksi yang terus menerus namun tidak terlalu cepat
atau disebut juga dengan istilah repeat. Hal tersebut menunjukkan bahwa stimulus
sebesar 14 volt cukup membuat aktivitas yang berat bagi otot gastronemius
kodok. Sementara itu, pemberian rangsang sebesar 20 volt menstimulasi otot
untuk terus berkontraksi dengan sangat cepat, membuat grafik yang dihasilkan
pada kymograph berupa garis lurus. Hal ini menunjukkan kerja otot sangat berat
dengan stimulus sebesar itu, membuat otot berada pada keadaan tetanus.
DAFTAR PUSTAKA

Bavelender, G. dan J. A. Ramalay. 1988. Dasar-dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.


Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg: Germany
Donal, Mc.L.E.1980. Veterinary Endocrinology and Reproduction, 3th Edition, Lea and
Febriger: Philadelphia
Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono
dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta
Hafez, E, S.E.2000. Reproduction In Farm Animal. 7th Edition, Lea and Febiger.
Philadelphia
Hickman,C.P. 1972. Biology of Animal. The C.V. Mos by Company, Sant Louis.
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology fourth
edition. McGraw-Hill Companies.
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta
Sumarmin,R,dkk.2008. Perkembangan Folikel dan Viabilitas Oosit Domba Pasca
Transplantasi Ovarium Domba Intra utenin Pada Kelinci Bunting Semu, Jurnal
Veteriner, Vol 9, No.3: 115-121
Ville, Claude A., Warren F. Walker dan Robert D. Barnes. 1988. Zoologi Umum Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

You might also like