Professional Documents
Culture Documents
1
otak akan terjadi gangguan pada nervus cranialis, maka dapat
terjadi :
(1) Perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian,
konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah
laku dan memori).
(2) Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya,
diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, foto fobia.
(3) Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi
pada mata.
(4) Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.
(5) Sering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada
nervus vagus menyebabkan kompresi spasmodik diafragma.
(6) Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah
jatuh kesalah satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan
menelan.
d) Bladder
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi,
inkontinensia uri, ketidakmampuan menahan miksi.
e) Bowel
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah,
mual, muntah (mungkin proyektil), kembung dan mengalami
perubahan selera. Gangguan menelan (disfagia) dan
terganggunya proses eliminasi alvi.
f) Bone
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese,
paraplegi. Pada kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur
karena imobilisasi dan dapat pula terjadi spastisitas atau
ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang terjadi karena
rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus
otot.
2
6. Asuhan Keperawatan pada Meningitis
a. Pengkajian
1) Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat,
pendidikan, pekerjaan, nomor regitrasi, status pekawinan, agama,
tanggal MR
a) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
b) Data bio-psiko-sosial
(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
(2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan
PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan
tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.
(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
(4) Makan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran
mukosa kering.
(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan
diri.
(6) Neurosensori
3
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan
yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang,
diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi
dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor,
nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda
brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal,
babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
Tanda : gelisah, menangis.
(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.
Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya
edema serebri
2) Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekresi
dan sumbatan jalan napas
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas yang lama
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan persepsi atau
kognitif dan penurunan kekuatan/tahanan.
5) Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka pembedahan dan
tindakan invasif
c. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Kerusakan NIC Mengetahui
NOC Outcome :
perfusi jaringan -Circulatory adanya resiko
4
serebral Perfusi jaringan care peningkatan TIK
cerebral -Monitor vital
Balance cairan sign Peningkatan
5
dikeluarkan terhadap
Suara napas NIC : akumulasi sekret
bersih Suctioning air guna
way terpenuhinya
Observasi kebutuhan
sekret yang oksigenasi klien
keluar
Auskultasi
sebelum dan
sesudah
melakukan
suction
Gunakan
peralatan steril
pada saat
melakukan
suction
Informasikan
pada klien dan
keluarga
tentang
tindakan
suction
Kerusakan NOC Outcome : NIC : Mengetahui
integritas kulit Integritas -Perawatan seberapa luas
jaringan luka dan kerusakan
pertahanan integritas kulit
Client Outcome kulit klien
: -Observasi
Integritas kulit lokasi
6
utuh terjadinya
kerusakan
integritas kulit
Mencegah
-Kaji faktor
terjadinya
resiko
penekanan pada
kerusakan
area dekubibus
integritas kulit
- Lakukan
perawatan luka
- Monitor status
nutrisi
-Atur posisi
klien tiap 1
jam sekali
Pertahankan
kebersihan
alattenun
Intolerasi NOC Outcome : NIC : Dengan latihan
aktivitas Pergerakan -Terapi latihan pergerakan akan
sendi aktif (pergerakan mencegah
Tingkat sendi) terjadinya
mobilisasi Observasi KU kontraktur otot
Perawatan klien
ADLs -Tentukan
ketebatasan
Client Outcome gerak klien
: Lakukan ROM
Peningkatan sesuai
kemampuan dan kemampuan
kekuatan otot Kolaborasi
7
dalam bergerak dengan terapis
Peningkatan dalam
aktivitas fisik melaksanakan Meminimalkan
latihan terjadinya
kerusakan
NIC : Terapi mobilitas fisik
latihan (kontrol
otot)
Evaluasi
fungsi sensori
Tingkatkan
aktivitas
motorik sesuai
kemampuan
Gunakan
sentuhan guna
meminimalkan
spasme otot
Resiko terjadi NOC Outcome : NIC : Kontrol
infeksi Status infeksi
imunologi Pertahankan Meminimalkan
8
dalam batas sesudah kontak
normal dengan klien
Vital sign dalam Gunakan
batas normal teknik septik
dan aseptik
dalam
perawatan
Mencegah
klien
terjadinya infeksi
Pertahankan
lanjutan
intake nutrisi
yang adekuat
Kaji adanya Memberikan
tanda-tanda perlindungan
infeksi pada klien
Monitor vital tehadap paparan
sign mikroorganisme
Kelola terapi penyebab infeksi
antibiotika Memastikan
pengobatan yang
NIC : diberikan sesuai
Pencegahan program
infeksi
Monitor vital
sign
Monitor tanda-
tanda infeksi
Monitor hasil
laboratorium
Manajemen
lingkungan
9
Manajemen
pengobatan
6) Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler
2) Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah
vena arteri
4) Hipertermi b/d proses penyakit
5) Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan secara aktif,
kurangnya intake cairan
6) Kelebihan volume cairan b/d sekresi ADH yang tidak
proporsional
7) Resiko injury b/d kejang tonik klonik, disorientasi
8) Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b/d
mual, muntah, anoreksia
9) Kurang pengetahuan b/d proses penyakit, prosedur perawatan,
pengobatan
10) Kerusakan integritas kulit b/d immobilitas fisik, status nutrisi
11) Cemas b/d perubahan status kesehatan
12) PK : Peningkatan Tekanan IntraKranial
13) PK : Hipertermia
7) Intervensi Keperwatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Bersihan jalan nafas tidak NOC : NIC :
efektif b/d disfungsi v Respiratory status : Airway suction
neuromuskuler. Ventilation § Pastikan kebutuhan oral /
10
v Respiratory status : tracheal suctioning
Definisi : Ketidakmampuan Airway patency § Auskultasi suara nafas
untuk membersihkan sekresi v Aspiration Control sebelum dan sesudah
atau obstruksi dari saluran suctioning.
pernafasan untuk Kriteria Hasil : § Informasikan pada klien
mempertahankan kebersihan v Mendemonstrasikan dan keluarga tentang
jalan nafas. batuk efektif dan suctioning
suara nafas yang
§ Minta klien nafas dalam
Batasan Karakteristik : bersih, tidak ada sebelum suction
- Dispneu, Penurunan suara sianosis dan dilakukan.
nafas dyspneu (mampu
§ Berikan O2 dengan
- Orthopneu mengeluarkan menggunakan nasal
- Cyanosis sputum, mampu untuk memfasilitasi
- Kelainan suara nafas (rales, bernafas dengan suksion nasotrakeal
wheezing) mudah, tidak ada
§ Gunakan alat yang steril
- Kesulitan berbicara pursed lips) sitiap melakukan
- Batuk, tidak efekotif atau v Menunjukkan jalan tindakan
tidak ada nafas yang
§ Anjurkan pasien untuk
- Mata melebar paten (klien tidak istirahat dan napas dalam
- Produksi sputum merasa tercekik, setelah kateter
- Gelisah irama nafas, dikeluarkan dari
- Perubahan frekuensi dan frekuensi pernafasan nasotrakeal
irama nafas dalam rentang
§ Monitor status oksigen
normal, tidak ada pasien
Faktor-faktor yang suara nafas
§ Ajarkan keluarga
berhubungan: abnormal) bagaimana cara
- Lingkungan : merokok, v Mampu melakukan suksion
menghirup asap rokok, mengidentifikasikan§ Hentikan suksion dan
perokok pasif-POK, infeksi dan mencegah factor berikan oksigen apabila
- Fisiologis : disfungsi yang dapat pasien menunjukkan
11
neuromuskular, hiperplasia menghambat jalan bradikardi, peningkatan
dinding bronkus, alergi jalan nafas saturasi O2, dll.
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas : Airway Management
spasme jalan nafas, sekresi · Buka jalan nafas,
tertahan, banyaknya mukus, guanakan teknik chin lift
adanya jalan nafas buatan, atau jaw thrust bila perlu
sekresi bronkus, adanya · Posisikan pasien
eksudat di alveolus, adanya untuk memaksimalkan
benda asing di jalan nafas. ventilasi
· Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
· Pasang mayo bila
perlu
· Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
· Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
· Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
· Lakukan suction pada
mayo
· Berikan bronkodilator
bila perlu
· Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
12
· Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
· Monitor respirasi dan
status O2
13
dalam rentang pemberian bronkodilator
normal, tidak ada bila perlu
suara nafas
· Berikan pelembab
abnormal) udara Kassa basah NaCl
v Tanda Tanda vital Lembab
dalam rentang
· Atur intake untuk
normal (tekanan cairan mengoptimalkan
darah, nadi, keseimbangan.
pernafasan) · Monitor respirasi dan
status O2
Oxygen Therapy
v Bersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
v Pertahankan jalan nafas
yang paten
v Atur peralatan oksigenasi
v Monitor aliran oksigen
v Pertahankan posisi pasien
v Onservasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
v Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
14
Monitor VS saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
Auskultasi TD
pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD,
nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas
dari nadi
Monitor
frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu,
warna, dan kelembaban
kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
15
Identifikasi
penyebab dari perubahan
vital sign
16
dengan kemampuan penyebab
v menunjukkan perubahansensasi
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
v memproses informasi
v membuat keputusan
dengan benar
menunjukkan fungsi
sensori motori
cranial yang utuh :
tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan
involunter
17
· saat disentuh tangan terasa output
hangat § Berikan anti piretik
§ Berikan pengobatan
Faktor faktor yang untuk mengatasi
berhubungan : penyebab demam
- penyakit/ trauma § Selimuti pasien
- peningkatan metabolisme § Lakukan tapid sponge
- aktivitas yang berlebih § Berikan cairan intravena
- pengaruh § Kompres pasien pada
medikasi/anastesi lipat paha dan aksila
- § Tingkatkan sirkulasi
ketidakmampuan/penur udara
unan kemampuan untuk § Berikan pengobatan
berkeringat untuk mencegah
- terpapar dilingkungan terjadinya menggigil
panas
- dehidrasi Temperature
- pakaian yang tidak tepat regulation
§ Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
§ Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
§ Monitor TD, nadi, dan
RR
§ Monitor warna dan suhu
kulit
§ Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
§ Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
18
§ Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
§ Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
§ Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
§ Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
§ Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
§ Berikan anti piretik jika
perlu
19
berdiri
§ Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan
abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
§ Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
20
dan/atau intrasellular. Ini Kriteria Hasil : akurat
mengarah ke dehidrasi, v Mempertahankan · Monitor status hidrasi
kehilangan cairan dengan urine output sesuai ( kelembaban membran
pengeluaran sodium dengan usia dan BB, mukosa, nadi adekuat,
BJ urine normal, HT tekanan darah ortostatik
Batasan Karakteristik : normal ), jika diperlukan
- Kelemahan v Tekanan darah, nadi,
· Monitor vital sign
- Haus suhu tubuh dalam
· Monitor masukan
- Penurunan turgor kulit/lidah batas normal makanan / cairan dan
- Membran mukosa/kulit v Tidak ada tanda tanda hitung intake kalori
kering dehidrasi, Elastisitas harian
- Peningkatan denyut nadi, turgor kulit baik,
· Lakukan terapi IV
penurunan tekanan darah, membran mukosa
· Monitor status nutrisi
penurunan volume/tekanan lembab, tidak ada
· Berikan cairan
nadi rasa haus yang
· Berikan cairan IV
- Pengisian vena menurun berlebihan pada suhu ruangan
- Perubahan status mental · Dorong masukan oral
- Konsentrasi urine meningkat · Berikan penggantian
- Temperatur tubuh nesogatrik sesuai output
meningkat · Dorong keluarga
- Hematokrit meninggi untuk membantu pasien
- Kehilangan berat badan makan
seketika (kecuali pada third · Tawarkan snack ( jus
spacing) buah, buah segar )
Faktor-faktor yang · Kolaborasi dokter jika
berhubungan: tanda cairan berlebih
- Kehilangan volume cairan muncul meburuk
secara aktif · Atur kemungkinan
- Kegagalan mekanisme tranfusi
pengaturan · Persiapan untuk
21
tranfusi
22
hitung intake kalori
harian
· Monitor status nutrisi
· Berikan diuretik
sesuai interuksi
· Batasi masukan cairan
pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
· Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Fluid Monitoring
· Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi
· Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
· Monitor berat badan
· Monitor serum dan
elektrolit urine
23
· Monitor serum dan
osmilalitas urine
· Monitor BP, HR, dan
RR
· Monitor tekanan darah
orthostatik dan
perubahan irama jantung
· Monitor parameter
hemodinamik infasif
· Catat secara akutar
intake dan output
· Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
· Monitor tanda dan
gejala dari odema
7 Risiko injury b/d kejang tonik NOC : Risk Kontrol NIC : Environment
klonik, disorientasi Kriteria Hasil : Management
v Klien terbebas dari (Manajemen
cedera lingkungan)
v Klien mampu
§ Sediakan lingkungan yang
menjelaskan aman untuk pasien
cara/metode § Identifikasi kebutuhan
untukmencegah keamanan pasien, sesuai
injury/cedera dengan kondisi fisik dan
24
v Klien mampu fungsi kognitif pasien
menjelaskan factor dan riwayat penyakit
resiko dari terdahulu pasien
lingkungan/perilaku§ Menghindarkan
personal lingkungan yang
v Mampumemodifikasi berbahaya (misalnya
gaya hidup memindahkan perabotan)
untukmencegah § Memasang side rail
injury tempat tidur
v Menggunakan § Menyediakan tempat tidur
fasilitas kesehatan yang nyaman dan bersih
yang ada § Menempatkan saklar
v Mampu mengenali lampu ditempat yang
perubahan status mudah dijangkau pasien.
kesehatan § Membatasi pengunjung
§ Memberikan penerangan
yang cukup
§ Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
§ Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
§ Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
§ Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit.
25
8 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Nutrition Management
kurang dari kebutuhan tubuhv Nutritional Status : § Kaji adanya alergi
b/d mual, muntah, anoreksia food and Fluid makanan
Intake § Kolaborasi dengan ahli
Definisi : Intake nutrisi tidak Kriteria Hasil : gizi untuk menentukan
cukup untuk keperluan v Adanya peningkatan jumlah kalori dan nutrisi
metabolisme tubuh. berat badan sesuai yang dibutuhkan pasien.
dengan tujuan § Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : v Berat badan ideal meningkatkan intake Fe
- Berat badan 20 % atau lebih sesuai dengan tinggi§ Anjurkan pasien untuk
di bawah ideal badan meningkatkan protein
- Dilaporkan adanya intake v Mampu dan vitamin C
makanan yang kurang dari mengidentifikasi § Berikan substansi gula
RDA (Recomended Daily kebutuhan nutrisi § Yakinkan diet yang
Allowance) v Tidak ada tanda tanda dimakan mengandung
- Membran mukosa dan malnutrisi tinggi serat untuk
konjungtiva pucat v Tidak terjadi mencegah konstipasi
- Kelemahan otot yang penurunan berat § Berikan makanan yang
digunakan untuk badan yang berarti terpilih ( sudah
menelan/mengunyah dikonsultasikan dengan
- Luka, inflamasi pada rongga ahli gizi)
mulut § Ajarkan pasien bagaimana
- Mudah merasa kenyang, membuat catatan
sesaat setelah mengunyah makanan harian.
makanan § Monitor jumlah nutrisi
- Dilaporkan atau fakta dan kandungan kalori
adanya kekurangan makanan § Berikan informasi tentang
- Dilaporkan adanya kebutuhan nutrisi
26
perubahan sensasi rasa § Kaji kemampuan pasien
- Perasaan ketidakmampuan untuk mendapatkan
untuk mengunyah makanan nutrisi yang dibutuhkan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan Nutrition Monitoring
makanan cukup § BB pasien dalam batas
- Keengganan untuk makan normal
- Kram pada abdomen § Monitor adanya
- Tonus otot jelek penurunan berat badan
- Nyeri abdominal dengan § Monitor tipe dan jumlah
atau tanpa patologi aktivitas yang biasa
- Kurang berminat terhadap dilakukan
makanan § Monitor interaksi anak
- Pembuluh darah kapiler atau orangtua selama
mulai rapuh makan
- Diare dan atau steatorrhea § Monitor lingkungan
- Kehilangan rambut yang selama makan
cukup banyak (rontok) § Jadwalkan
- Suara usus hiperaktif pengobatan dan
- Kurangnya informasi, tindakan tidak selama
misinformasi jam makan
§ Monitor kulit kering dan
Faktor-faktor yang perubahan pigmentasi
berhubungan : § Monitor turgor kulit
Ketidakmampuan pemasukan § Monitor kekeringan,
atau mencerna makanan atau rambut kusam, dan
mengabsorpsi zat-zat gizi mudah patah
berhubungan dengan faktor § Monitor mual dan muntah
biologis, psikologis atau § Monitor kadar albumin,
ekonomi. total protein, Hb, dan
27
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
28
spesifik. pemahaman tentang penyakit dan bagaimana
penyakit, kondisi, hal ini berhubungan
Batasan karakteristik : prognosis dan dengan anatomi dan
memverbalisasikan adanya program pengobatan fisiologi, dengan cara
masalah, ketidakakuratan v Pasien dan keluarga yang tepat.
mengikuti instruksi, perilaku mampu v Gambarkan tanda dan
tidak sesuai. melaksanakan gejala yang biasa muncul
prosedur yang pada penyakit, dengan
Faktor yang berhubungan : dijelaskan secara cara yang tepat
keterbatasan kognitif, benar v Gambarkan proses
interpretasi terhadap v Pasien dan keluarga penyakit, dengan cara
informasi yang salah, mampu menjelaskan yang tepat
kurangnya keinginan untuk kembali apa yang v identifikasi kemungkinan
mencari informasi, tidak dijelaskan penyebab, dengna cara
mengetahui sumber-sumber perawat/tim yang tepat
informasi. kesehatan lainnya v Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
v Hindari harapan yang
kosong
v Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi
tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
v Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
29
proses pengontrolan
penyakit
v Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
v Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
v Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
v Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberiperawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.
10 Kerusakan integritas kulit b/d NOC : Tissue NIC : Pressure
immobilitas fisik, status Integrity : Skin and Management
nutrisi Mucous Membranes§ Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
Definisi : Perubahan pada
v Integritas kulit yang yang longgar
epidermis dan dermis baik bisa
§ Hindari kerutan padaa
dipertahankan tempat tidur
Batasan karakteristik : (sensasi, elastisitas,
§ Jaga kebersihan kulit agar
- Gangguan pada bagian temperatur, hidrasi, tetap bersih dan kering
tubuh pigmentasi) § Mobilisasi pasien (ubah
- Kerusakan lapisa kulit v Tidak ada luka/lesi posisi pasien) setiap dua
30
(dermis) pada kulit jam sekali
- Gangguan permukaan v Perfusi jaringan baik§ Monitor kulit akan adanya
kulit (epidermis) v Menunjukkan kemerahan
Faktor yang berhubungan : pemahaman dalam
§ Oleskan lotion atau
Eksternal : proses perbaikan minyak/baby oil pada
- Hipertermia atau kulit dan mencegah derah yang tertekan
hipotermia terjadinya sedera
§ Monitor aktivitas dan
- Substansi kimia berulang mobilisasi pasien
- Kelembaban udara v Mampu melindungi
§ Monitor status nutrisi
- Faktor mekanik (misalnya kulit dan pasien
: alat yang dapat mempertahankan § Memandikan pasien
menimbulkan luka, tekanan, kelembaban kulit dengan sabun dan air
restraint) dan perawatan alami hangat
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
31
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
32
- Kekhawatiran · Dengarkan dengan
- Cemas penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
33
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul dan
durasinya makin meningkat
c) Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala saat perubahan posisi dan dapat
meningkat dengan aktivitas, vertigo, muntah proyektil, perubahan
mental seperti disorientasi, letargi, papiledema, penurunan tingkat
kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double,
ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya
ketajaman atau diplopia.
d) Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala atau trauma kepala
e) Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu
riwayat keluarga dengan tumor kepala.
f) Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental,
kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan
hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya
perubahan peran.
34
otot bantu napas, dan biasanya memerlukan alat bantu pernapasan
dengan kadar oksigen 2 LPM.
b) Kardiovaskular B2 (Blood)
Desak ruang intracranial akan menyebabkan peningkatan tekanan
intracranial sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Selain itu terjadi ketidakteraturan irama jantung (irreguler) dan
bradikardi. Klien tidak mengeluhkan nyeri dada, bunyi jantung
normal, akral hangat, nadi bradikardi.
c) Persyarafan B3 (Brain)
i. Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya
ketajaman atau diplopia.
ii. Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus
temporal
iii. Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya,
pada lobus frontal
iv. Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia
atau anasthesia)
1. Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,
kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata,
reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
2. Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman
tangan tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon.
3. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau
tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan
yang diberikan.
Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score)
dengan rentang angka 1– 6 tergantung responnya yaitu :
a) Eye (respon membuka mata)
(4):Spontan
35
(3):Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka
mata).
(2):Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri,
misalnya menekan kuku jari)
(1): Tidak ada respon
b) Verbal (respon verbal)
(5) : Orientasi baik
(4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya
berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-
kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat.
Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : Suara tanpa arti (mengerang)
(1) : Tidak ada respon
c) Motor (respon motorik)
(6):Mengikuti perintah
(5):Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4):Withdraws (menghindar/menarik ekstremitas atau
tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3):Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi
kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang
nyeri).
(2):Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya
extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1):Tidak ada respon
Berdasarkan Fokal
Tumor Lobus Frontalis
36
a. Gangguan keperibadian dan mental seperti
apatis,kesukaran dalam pandangan ke depan, regresi
dalam tingkah laku social
b. Graps refleks (reflek memegang)
c. Spasme tonik pada jari-jari kaki atau tangan
d. Kejang fokal atau wajah
e. Todd’s paralisis
f. Afasia motorik
g. Jika terjadi di traktus kortikospinalis :hemiparesis
sampai hemiplegia kontralateral lesi
h. Sindrom foster kennedy
Tumor lobus temporalis
a. Kajang parsiil
b. Movement motoric automatic
c. Nyeri epigastrium
d. Perasaan fluttering di epigastrik atau toraks
e. Dejavu
Tumor lobus parietalis
a. Astereognosis
b. Antopognosis
c. Hemianestesia
d. Tidak dapat membedakan kanan taua kiri
e. Loss of body image
Tumor lobus oksipitalis
a. Gangguan yojana penglihatan
b. Nyeri kepala di daerah oksipital
c. Hemianopsia homonym
Tumor Serebellum
a. Nyeroi kepala, muntah ban pupil edema
b. Ganguan gait dan gangguan koordinasi
c. Bila berjalan kan jatuh ke sisi lesi
37
d. Ataksia, tremor, nistagmus hipotonia
Tumor daerah thalamus
a. Refleks babinsky positif, hemiparesis, hiperrefleks
b. Tekanan intracranial yang tinggi
c. Lama kelamaan bisa menjadi hidrosefalus
Tumor daerah pineal/epifise
a. Tanda perinaud fenomena bell
b. Fenomena puppenkoft
c. Pupil argyl Robertson
d. Pubertas prekoks
e. Diabetes insipidus
Tumor batang otak
a. Kesadaran menurun
b. Gangguan N III
c. Sindrom webber
d. Sindrom benedict
e. Sindrom claude
Tumor sudut sereblo pontin
a. Gangguan pendengaran
b. Vertigo
Berdasarkan PTIK
Nyeri kepala,kejang, gangguan mental, pembesaran
kepala, papiledema, sensasi abnormal di kepala, false
localizing sign
3) Perkemihan B4 (Bladder)
Gangguan control sfinter urine, kebersihan bersih, bentuk alat
kelamin normal, uretra normal, produksi urin normal
4) Pencernaan B5 (Bowel)
Mual dan muntah terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial
sehingga menekan pusat muntah pada otak. Gejala mual dan
38
muntah ini biasanya akan diikuti dengan penurunan nafsu makan
pada pasien. Kondisi mulut bersih dan mukosa lembab
5) Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Keterbatasan pergerakan anggota gerak karena kelemahan bahkan
kelumpuhan. Kemampuan pergerakan sendi bebas, kondisi tubuh
kelelahan.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis (00133) berhubungan dengan perembesan tumor:
peningkatan tekanan intrakranial.
2. Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan penekanan
medula oblongata.
3. Risiko ketidakefekifan perfusi jaringan serebral (00200) berhubungan
dengan peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema
serebri.
4. Resiko cedera (00035) berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap
hipotensi ortostatik.
5. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan
dengan efek kemoterapi dan radioterapi.
6. Gangguan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan gangguan
sensorik dan motorik
7. Gangguan rasa nyaman (00214) berhubungan dengan nyeri akibat tidak
mampu menggerakan leher.
b. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis (00133) berhubungan dengan perembesan tumor:
peningkatan tekanan intrakranial.
Domain 12: Comfort
Class 1. Physical Comfort
NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan Pain Management (1400)
39
tindakan keperawatan selama 1x24 a. Mengurangi/menghilangkan
jam nyeri yang dirasakan berkurang faktor-faktor yang memimbulkan
1 atau dapat diadaptasi oleh klien / meningkatkan pengalaman
dengan kriteria hasil : nyeri
b. Memilih dan
a. Klien mengungkapkan nyeri
mengimplementasikan satu jenis
yang dirasakan berkurang
tindakan (farmakologi, non-
atau dapat diadaptasi
farmakologi, interpersonal) untuk
ditunjukkan penurunan skala
memfasilitasi pertolongan nyeri
nyeri. Skala = 2
c. Mempertimbangkan jenis dan
b. Klien tidak merasa kesakitan.
sumber nyeri ketika memilih
c. Klien tidak gelisah
strategi pertolongan nyeri
Domain-Health Knowledge & d. Mendorong klien untuk
Behaviour (IV) menggunakan pengobatan nyeri
yang adekuat
Pain Control (1605)
e. Instruksikan pasien/keluarga
Klien dapat mengenal onset nyeri untuk melaporkan nyeri dengan
segera jika nyeri timbul.
Klien dapat menggambarkan faktor
f. Mengajarkan tehnik relaksasi
penyebab
dan metode distraksi
Klien mengenal gejala yang g. Observasi adanya tanda-tanda
berhubungan dengan nyeri nyeri non verbal seperti ekspresi
(160509) wajah, gelisah,
menangis/meringis, perubahan
Melaporkan kontrol nyeri (160511)
tanda vital.
Pain: Disruptive Effects (2101) Kolaborasi: Analgesic Administration
(2210)
Hubungan interpersonal tidak
1) Menentukan lokasi, karakteristik,
terganggu
kualitas, dan keparahan nyeri
Tindakan peran seperti semula sebelum pengobatan klien
2) Mengecek permintaan medis
40
Dapat melakukan ktivitas sehari- untuk obat, dosis, dan frekuensi
hari dari analgesik yang telah
ditentukan (resep)
Aktivitas fisik tidak terganggu
41
3. Risiko ketidakefekifan perfusi jaringan serebral (00200)
berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial,
pembedahan tumor, edema serebri.
Domain 4: Activity/Rest
Class 4. Cardiovascular/Pulmonary Responses
NOC NIC
42
Tekanan darah diastolic normal b. Kaji tanda vital dan
bandingkan dengan keadaan
Mean Blood Pressure normal
sebelumnya
Sakit kepala hilang c. Kaji fungsi autonom: jumlah
dan pola pernapasan, ukuran
Tidak mengalami penurunan
dan reaksi pupil, pergerakan
tingkat kesadaran
otot
Tidak ada gangguan reflek d. Kaji adanya nyeri kepala,
neurologik mual, muntah, papila edema,
diplopia, kejang
e. Ukur, cegah, dan turunkan
TIK
1. Pertahankan posisi
dengan meninggikan
bagian kepala 15-300,
hindari posisi telungkup
atau fleksi tungkai secara
berlebihan
2. Monitor analisa gas darah,
pertahankan PaCO2 35-45
mmHg, PaO2 >80mmHg
3. Kolaborasi dalam
pemberian oksigen
4. Hindari faktor yang dapat
meningkatkan TIK
9) Istirahatkan pasien, hindari
tindakan keperawatan yang dapat
mengganggu tidur pasien
10) Berikan sedative atau analgetik
dengan kolaboratif.
43
4. Resiko cedera (00035) berhubungan dengan vertigo sekunder
terhadap hipotensi ortostatik.
Domain 11: Safety/Protection
Class 2. Physical Injury
NOC NIC
44
Tidak terjadi jatuh ketika posisi c. Melatih kemampuan klien
berdiri, berjalan, duduk dan ketika dan memberikan rasa nyaman
tidur ketika mengalami hipotensi
ortostatik.
Domain-Health Knowledge &
Behaviour (IV)
NOC NIC
45
dewasa (3,5-5,0) g/dl 3) Berikan makanan dalam
c. Hb normal (laki-laki 13,5- porsi kecil tapi sering.
18 g/dl, perempuan 12- 4) Timbang berat badan 3
16 g/dl) hari sekali
5) Monitor hasil
1) Clinis: tidak tampak
laboratorium: Hb, albumin
kurus, terdapat
6) Kolaborasi dalam
lipatan lemak, rambut
pemberian obat antiemetic
tidak jarang dan
merah
2) Diet: klien
menghabiskan porsi
makannya dan nafsu
makan bertambah
Hidrasi
NOC NIC
46
1x24 jam, gangguan mobilitas 1) Kaji fungsi motorik
dapat diminimalkan dengan secara berkala
kriteria Hasil : 2) Menjaga pergelangan
1. Mempertahankan posisi kaki 90 derajat dengan
fungsi yang dibuktikan papan kaki. Gunakan
dengan tidak adanya trochanter rolls
kontraktur. Foodtrop sepanjang paha saat di
2. Meningkatkan kekuatan ranjang
tidak terpengaruh/ 3) Ukur dan pantau tekanan
kompenssi bagian tubuh darah pada fase akut atau
3. Menunjukan teknik eprilaku hingga stabil. Ubah
yang meingkinkan posisi secara perlahan
dimulainya kembali kegiatan 4) Inspeksi kulit setiap hari.
Kaji terhadap area yang
Mobility (0208)
tertekan dan memberikan
Keseimbangan terjaga perawatan kulit secara
teliti
Koordinasi terjaga
5) Membantu mendorong
Bergerak dengan mudah pulmonary hygiene
seperti napas dalam,
batuk, suction
6) Kaji dari kemerahan,
bengkak/ketegangan otot
jaringan betis
47
Tujuan : setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama
1) Kaji rentang gerak leher
1x24 jam memberikan
klien
kenyamanan gerak leher
2) Memberi helth
pada klien dengan kriteria
education kepada pasien
Hasil :
mengenai penurunan fungsi
a. Klien dapat gerak leher
menggerakan leher 3) Kolaburasi dengan
secara normal fisioterapi
b. Klien dapat beraktifitas 4) Mengetahui kemampuan
secara normal gerak leher klien
5) Membantu pasien untuk
dapat menerima kondisi
yang dialami
6) Terapi dapat membantu
mengembalikan gerak leher
klien secara normal
48
8. Asuhan Keperawatan pasien Myasthenia Gravis
a. Pengkajian
1) Identitas klien yang meliputi nama,alamat,umur,jenis kelamin,dannstatus
2) Keluhan utama : kelemahan otot
3) Riwayat kesehatan : diagnosa miastenia gravis didasarkan pada riwayat
dan presentasi klinis. Riwayat kelemahan otot setelah aktivitas dan
pemulihan kekuatan parsial setelah istirahat sangatlah menunjukkan
miastenia gravis, pasien mungkin mengeluh kelemahan setelah
melakukan pekerjaan fisik yang sederhana. Riwayat adanya jatuhnya
kelopak mata pada pandangan atas dapat menjadi signifikan, juga bukti
tentang kelemahan otot.
4) Pemeriksaan fisik :
B1(breathing): dispnea,resiko terjadi aspirasi dan gagal pernafasan
akut, kelemahan otot diafragma
B2(bleeding) : hipotensi / hipertensi .takikardi / bradikardi
B3(brain) : kelemahan otot ekstraokular yang menyebabkan palsi
okular,jatuhnya mata atau dipoblia
B4(bladder) : menurunkan fungsi kandung kemih,retensi
urine,hilangnya sensasi saat berkemih
B5(bowel) : kesulitan mengunyah-menelan,disfagia, dan
peristaltik usus turun, hipersalivasi,hipersekresi
B6(bone) : gangguan aktifitas / mobilitas fisik,kelemahan otot
yang berlebih
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan
2) Resiko cedera bd fungsi indra penglihatan tidak optimal
3) Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia,gangguan
pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangan kontrol tonus
otot fasial atau oral
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ptosis.
49
50
c. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot
pernafasan
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan intervensi
polapernapasan klien kembali efektif
Kriteria hasil :
Irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan dalam batas normal
Bunyi nafas terdengar jelas
Respirator terpasang dengan optimal
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji Kemampuan ventilasi Untuk klien dengan penurunan
kapasitasventilasi, perawat
mengkaji frekuensipernapasan,
kedalaman, dna bunyi nafas,pantau
hasil tes fungsi paru-paru tidal,
kapasitas vital, kekuatan
inspirasi),dengan interval yang
sering dalammendeteksi masalah
pau-paru, sebelumperubahan kadar
gas darah arteri dansebelum
tampak gejala klinik.
51
duduk paru bisa maksimal
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji kemampuan klien dalam Menjadi data dasar dalam
melakukan aktivitas melakukan intervensi selanjutnya
52
3. Evaluasi Kemampuan Menilai singkat keberhasilan dari
aktivitas motorik terapi yang boleh diberikan
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji komunikasi verbal klien. Kelemahan otot-otot bicara klien
krisis miastenia gravis dapat
berakibat pada komunikasi
53
jari tangan atau kaki
untukmenjawab ya/tidak. Setelah
periode krisis klien selalu mampu
mengenal kebutuhan mereka.
54
Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang
terdekat tentang situasi dan perubahan yangsedang terjadi
Mampu menyatakan penerimaan diriterhadap situasi
Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam kosep diri
dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji perubahan darigangguan Menentukan bantuan individual
persepsi danhubungan dengan dalammenyusun rencana
derajat ketidakmampuan perawatan ataupemilihan
intervensi.
55
bila ada indikasi. perkembangan perasaan
56
c. Intervensi Keperawatan
normal.
§ Kolaborasi dalam pemberian Diuretik
neurologi.
2 Resiko Injuri : Jatuh b.d NOC : § Kaji status neurologi setiap 2 jam
aktivitas kejang,
57
penurunan kesadaran – Risk control § Pertahankan keamanan pasien seperti
dan status mental penggunaan penghalang tempat tidur,
Tujuan : kesiapan suction, spatel, oksigen
Data Pendukung:
58
mobilisasinya secara optimal
59
10) Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot
Bantu pernapasan, batuk produktif atau non produktif.
11) GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun,
diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning.
12) Gu : lesi atau eksudat pada genital.
13) Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.
60
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kelelahan b/d status penyakit, anemia, malnutrisi
2) Nyeri akut/kronis b/d infeksi, nyeri abdomen
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
pencernaan
4) Diare b/d proses pemyakit
c. Intervensi Keperawatan
v Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
61
v Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
yang dapat diantisipasi frekuensi dan tanda nyeri)§ Evaluasi pengalaman nyeri
62
verbal atau non verbal menemukan dukungan
- Fakta dari
§ Kontrol lingkungan yang
observasi
dapat mempengaruhi nyeri
- Posisi antalgic seperti suhu ruangan,
untuk menghindari pencahayaan dan
nyeri kebisingan
- Gerakan
§ Kurangi faktor presipitasi
melindungi
nyeri
- Tingkah laku
berhati-hati § Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
- Muka topeng
(farmakologi, non
- Gangguan tidur
farmakologi dan inter
(mata sayu, tampak
personal)
capek, sulit atau
gerakan kacau, § Kaji tipe dan sumber nyeri
menyeringai) untuk menentukan
intervensi
- Terfokus pada diri
sendiri § Ajarkan tentang teknik non
- Fokus menyempit farmakologi
(penurunan persepsi
§ Berikan analgetik untuk
waktu, kerusakan
mengurangi nyeri
proses berpikir,
penurunan interaksi § Evaluasi keefektifan kontrol
dengan orang dan nyeri
lingkungan)
§ Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku
distraksi, contoh : § Kolaborasikan dengan
63
aktivitas, aktivitas berhasil
berulang-ulang)
§ Monitor penerimaan pasien
- Respon autonom
tentang manajemen nyeri
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan Analgesic Administration
nafas, nadi dan dilatasi
pupil) § Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
- Perubahan
derajat nyeri sebelum
autonomic dalam tonus
pemberian obat
otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke § Cek instruksi dokter tentang
kaku) jenis obat, dosis, dan
- Tingkah laku frekuensi
ekspresif (contoh :
§ Cek riwayat alergi
gelisah, merintih,
menangis, waspada, § Pilih analgesik yang
64
nyeri secara teratur
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
65
- Dilaporkan adanya dengan tinggi badan untuk mencegah konstipasi
intake makanan yang
v Mampumengidentifikasi § Berikan makanan yang
kurang dari RDA
kebutuhan nutrisi terpilih ( sudah
(Recomended Daily
dikonsultasikan dengan ahli
Allowance) v Tidk ada tanda tanda
gizi)
malnutrisi
- Membran mukosa
§ Ajarkan pasien bagaimana
dan konjungtiva pucatv Menunjukkan peningkatan
membuat catatan makanan
fungsi pengecapan dari
- Kelemahan otot yang harian.
menelan
digunakan untuk
§ Monitor jumlah nutrisi dan
menelan/mengunyah v Tidak terjadi penurunan
kandungan kalori
berat badan yang berarti
- Luka, inflamasi pada
§ Berikan informasi tentang
rongga mulut
kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa
§ Kaji kemampuan pasien
kenyang, sesaat setelah
untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan
yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
66
dengan makanan orangtua selama makan
cukup
§ Monitor lingkungan selama
- Keengganan untuk makan
makan
§ Jadwalkan pengobatan dan
- Kram pada abdomen tindakan tidak selama jam
makan
- Tonus otot jelek
§ Monitor kulit kering dan
- Nyeri abdominal
perubahan pigmentasi
dengan atau tanpa
patologi § Monitor turgor kulit
67
berhubungan : oral.
68
tendakan v Monitor tanda dan gejala
diare
v Mempertahankan turgor
kulit v Observasi turgor kulit secara
rutin
v Instruksikan pasien
untukmakan rendah serat,
tinggi protein dan tinggi
kalori jika memungkinkan
v Instruksikan untuk
menghindari laksative
69