You are on page 1of 15

BAGIAN 1 ASSESSMENT

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Bp. H
Tanggal lahir : 8/12/1948
Umur : 69 Tahun
Alamat :Wadas Tridadi Sleman
Pekerjaan : Pengangguran
Pendidikan Terakhir : SLTA Sederajat
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
No. RM : 233069
Tanggal MRS : 1/12/18
Tanggal Kasus : 4/12/18
Ruang Rawat Inap : Cempaka II
Diagnosa Medis : Bronchitis, CKD st V dengan HD , Hipertensi,
CHF, asidosis metabolik dengan gagal nafas.

2. Berkaitan dengan riwayat gizi


Data Sosial Ekonomi Penghasilan : Rp. 20.000/hari
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
Suku : Jawa
Aktifitas Fisik Jumlah jam kerja : 0 jam
Jumlah jam tidur sehari : 8 jam
Jenis olahraga :-
Frekuensi :-
Alergi Makanan Ada/Tidak Ada :
Masalah gastrointestinal Tidak Ada
Penyakit Kronik Hipertensi
Kesehatan Mulut Tidak Ada
Perubahan Berat Badan Berkurang 3-4 kg dalam
sebulan terakhir.
Riwayat / Pola makan Makanan pokok: nasi 3x/hari @1 centong rice
cooker.
Lauk hewani: ikan lele 4x/minggu @1 ekor sedang.
Telur 2x/minggu @1 butir. Susu 6x/minggu @1
gelas.
Lauk Nabati: Tahu 3x/minggu @1 potong sedang.
Bayam 2x/minggu @3 sendok makan
Teh manis 1x/hari @1 gelas.
Buah: Semangka 1x/minggu @1 potong. Pepaya
1x/minggu @1 potong.
E = 736,6
P = 18,3
L = 9,8
KH = 141,1
Na = 46,8
Kesimpulan : berdasarkan riwayat gizi diatas, dapat dilihat bahwa hasil
asupan pasien masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. Tidak
ada gangguan gastrointestinal, alergi makanan, ataupun kesehatan mulut.

3. Berkaitan dengan riwayat penyakit


Keluhan Utama Sesak nafas, Batuk-Batuk
Riwayat Penyakit Sekarang - Bronkitis, CKD st V, hipertensi, CHF,
asidosis metabolik.
Riwayat Penyakit Dahulu - Hipertensi, Prostat
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada
B. Antropometri
Tanggal : 4 desember 2018
BBI : 59,4 kg
Ulna : 26 cm
TB estimasi : 166 cm
LILA : 24 cm
Status Gizi berdasarkan LLA/U: 24/30,7x100=78,17 (Gizi Kurang).
Kesimpulan : Berdasarkan data antropometri diatas, status gizi pasien
berdasarkan LLA/U adalah gizi kurang.

C. Pemeriksaan Biokimia
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hematologi
1. Hemaglobin 10,5 gr/dl 14-18 Rendah
2. Hematokrit 33% 42-52 Rendah
3. Eritrosit 3,98 4,7-6,1 Rendah

Index Eritrosit
1. RDW-CV 14,9% 11,5-14,5 Tinggi
2. Kalium 3,4 3,5-5,3 Rendah

Analisa Gas Darah


1. pH 7,190 7,34-7,44 Rendah
2. PCO2 72 mmHg 35-45 Tinggi
3. PO2 61 mmHg 69-116 Rendah
4. HCO3 27 mEq/L 22-26 Tinggi
5. Saturasi O2 83% 95-98 Rendah
Sumber : data rekam medik, 2018
- pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Thorax Dewasa, didapatkan hasil:
1. Bronchitis dengan awal edema pulmo.
2. Cardiomegaly
Kesimpulan : dilihat dari hemoglobin yang rendah maka pasien juga
menderita anemia. Dan berdasarkan thorax pasien juga menderita Bronchitis
dan cardiomegaly.

D. Pemeriksaan Fisik Klinik


Tanggal : 4 desember 2018
Kondisi Umum : somnolen.
Keluhan : sesak nafas, batuk batuk
Vital Sign
Vital Sign Batas Normal Hasil Pemeriksaan Keterangan
TD 120/80 mmHg 150/70 mmHg Tinggi
Nadi 60-100 x/menit 88x/menit Normal
Respirasi 20-24 x/menit 40x/menit Tinggi
Suhu 36-37ºC 35,6 ºC Rendah
Sumber : data rekam medik, 2018
Kesimpulan : berdasarkan pemeriksaan fisik klinis, tekanan darah pasien
tinggi sehingga diketahui pasien ada hipertensi, denyut nadi normal, dan
respirasi tinggi.

E. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 jam
Diet RS: BSHD 1300 kal
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan 1246,8 26,6 21,2 236,3
Standar RS 1336 42,5 29,9 223,8
% Asupan 93,32% 62,58% 70,90% 105,58%
Sumber : wawancara dengan pasien
Kategori tingkat asupan (Widya Nasional Pangan dan Gizi, 2012) :
Defisit : < 70%
Kurang : 70-79%
Sedang : 80-99%
Lebih : > 100%
Kesimpulan : berdasarkan asupan zat gizi pasien diatas, maka untuk asupan
energi pasien sedang, protein defisit, lemak kurang, dan karbohidrat lebih.
Asupan kebutuhan protein dan lemak pasien inadekuat. Hal ini ditandai
dengan pemenuhan protein yang defisit dan lemak kurang.

F. Terapi Medis
Jenis Obat/ Tindakan Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Injeksi CEFTRIAXON Obat antibiotik dengan Penggunaan bersamaan
fungsi untuk mengobati dengan obat obatan
berbagai macam infeksi intravena yang
bakteri. Bekerja dengan mengandung kalsium
cara menghentikan (misalnya nutrisi
pertumbuhan bakteri. parenteral, larutan
ginger) dapat
menyebabkan presipitasi
bahan kristal diparu paru
dan ginjal

Injeksi FUROSEMID Obat golongan ini diuretik dapat


bekerja dengan cara menyebabkan
mengeluarkan air dan kehilangan kalium,
elektrolit (natrium, kalsium dan magnesium.
kalium dan klorida) dari
dalam tubuh.
Isosorbide dinitrate 2 Obat golongan ini Hindari minum alkohol
bekerja dengan cara
ampul. karena alkohol
melebarkan pembuluh
darah dan menurunkan memperkuat efek
kebutuhan oksigen
melebarkan pembuluh
jantung.
darah golongan nitrat
dan akan terjadi
penurunan tekanan darah
yang membahayakan.

Ambroxol 3xCI Untuk mengencerkan - dikonsumsi setelah


dahak agar lebih mudah makan
dikeluarkan melalui - meningkatkan kerja
batuk sehingga atau efektivitas dari
melegakan saluran antibiotik
pernapasan

Nifedipine obat dengan fungsi Obat ini tidak boleh


untuk mencegah digunakan untuk
beberapa tipe nyeri mengobati serangan
dada tertentu (angina). nyeri dada saat terjadi.
Nifedipine termasuk
dalam kelas obat-obatan
yang dikenal
sebagai calcium
channel bloker. Obat ini
bekerja dengan
melemaskan pembuluh
darah agar darah dapat
mengalir lebih mudah.
Irbesartan mengalami netropati.
-obat diuretika dan
Kombinasi dengan antihipertensi lain,
HCT: untuk pasien suplemen kalium dan
diuretika hemat kalium,
hipertensi dimana AINS.
tekanan darahnya tidak
-Pemberian bersamaan
dapat terkontrol dengan litiumdengan angiotensin
irbesartan atau HCT converting enzyme
inhibitor dapat
tunggal. meningkatkan serum
litium yang reversible
dan toksisitasnya.

-Obat-obatan yang dapat


mempengaruhi kalium:
kaliuretik diuretika lain,
laksatif, amfotericin,
karbenoksolon, penisilin
G natrium, derivat asam
salisilat.

Azithromycin Golongan antibiotik Gunakan azithromycin


makrolida yang dapat sesuai petunjuk dokter.
digunakan untuk Jika berbentuk oral, obat
mengobati infeksi ini dapat dikonsumsi
bakteri pada beberapa dengan atau tanpa
bagian tubuh, seperti makanan. Untuk hasil
saluran pernapasan, yang lebih efektif,
mata, kulit, dan alat konsumsilah
kelamin (misalnya azithromycin setidaknya
klamidia, gonore, 1 jam sebelum makan
atau granuloma atau dua jam setelah
inguinale). Sedangkan makan.
untuk infeksi sifilis,
obat ini hanya berfungsi
menghambat gejala,
bukan menyembuhkan
infeksi secara
keseluruhan.

- Obat ini harus


N-Ace (Acetylcysteine) digunakan untuk
diberikan setelah asupan
mengobati penyakit-
makanan pada pasien
penyakit pada saluran
penderita gastritis.
pernafasan dimana
- Obat ini tidak
terjadi banyak lendir
dianjurkan untuk
atau dahak, seperti :
pasien diabetes
emfisema, radang paru
melitus kecuali kadar
kronis, bronkiektasis,
glukosa darah telah
eksaserbasi bronkitis
terkontrol pada tingkat
kronis dan akut,
normal.
bronkitis asmatik, asma
- Pasien yang menderita
bronkial yang disertai
asma bronkial harus
kesukaran pengeluaran
dipantau terhadap
dahak, serta penyakit
kemungkinan terjadinya
radang rinofaringeal.
bronkospasme. Jika
bronkospasme terjadi,
pengobatan harus segera
dihentikan.

Cetirizine dianjurkan minum obat


obat anti alergi yang
antihistamin dalam
digunakan untuk keadaan perut kosong
untuk meningkatkan
mengatasi atau
efek obat.
mencegah gejala flu,
demam dan alergi.
Mekanisme kerjanya
dengan cara
menghambat atau
membatasi histamine
yang dilepas oleh tubuh
jika seseorang terpapar
dengan senyawa yang
dapat menyebabkan
alergi.

yang bekerja pada otak


Hindari alkohol,
Clonidine untuk menurunkan barbiturat, atau obat-
obatan penenang lainnya
tekanan darah. Obat ini
menurunkan tekanan
pembuluh darah
sehingga darah dapat
mengalir lebih
mudah. Obat ini juga
dapat digunakan untuk
gangguan perhatian
defisit hiperaktif
(ADHD), mengatasi hot
flushes yang terjadi saat
menopause, gejala
akibat penggunaan
narkotika, serta
membantu orang
untuk berhenti
merokok.

Phenytoin digunakan untuk Phenytoin berisiko


mengurangi vitamin D
mencegah dan
dari dalam tubuh,
mengurangi kejang sehingga menyebabkan
akibat epilepsi, rendahnya kadar kalsium
dan fosfat dalam darah
terutama untuk kejang
jenis tonik-klonik dan
kejang parsial. Juga
digunakan untuk
mengatasi aritmia
jantung dan merelaksasi
otot

Ringer laktat Cairan infus yang biasa Jangan diberikan jika


alergi terhadap sodium
digunakan pada pasien
laktat
dewasa dan anak-anak
sebagai sumber
elektrolit dan air untuk
hidrasi.

BAGIAN 2 DIAGNOSA GIZI


- NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan post hd ditandai dengan adanya
penurunan berat badan 1-2 kg.
- NC 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan anemia ditandai dengan kadar Hb
Rendah (10,5 gr/dl)
- NI.5.4 Pembatasan Natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai dengan tekanan
darah 150/70 mmHg.
- NI 5.7 asupan protein inadekuat berkaitan dengan kurangnya konsumsi sumber
protein ditandai dengan hasil recall protein defisit.
BAGIAN 3 INTERVENSI GIZI

A. Planning
1. Tujuan diet
- Memberikan asupan sesuai dengan kebutuhan pasien agar
memperbaiki status gizi pasien.
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
- Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolism tidak berlebihan
- Membatasi konsumsi kalium, natrium, fosfor dan kalium
- menurunkan kadar ureum dan kreaitin darah yang tinggi
2. Syarat diet
- Energy cukup : 30-35 kkal/kgBBI/hari
- Protein tinggi dimana 50% bersumber dari protein dengan nilai
biologis tinggi, yaitu 1-1.2 gr/kgBBI/hari.
- Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energy
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan protein dan lemak
- Natrium dibatasi yaitu 1-2 g/hari, 1000-1200 mg Natrium.
- Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari
- Fosfor dibatasi <17 mg/kgBB/hari
- Cairan = jumlah urin yang keluar (24 jam) + 500 ml
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
TB= 166 cm
BBI= (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (166-100)- 10% (166-100)
= 66-6,6
= 59,4 kg.

Kebutuhan Energi = 30 kkal x BBI


= 30 kkal x 59,4
= 1782 kkal.
Protein = 1,2 gr/kgBBI/hari.
= 1,2 x 59,4
= 71,28 gr. (16%)
Lemak= 30% x 1782
= 534,6/9
= 59,4 gr
Karbohidrat= 54% x 1782
= 962,28/4
= 240,57 gr.
Kebutuhan cairan= jumlah urin yang keluar (24 jam) + 500 ml
= 250 ml + 500 ml
= 750 ml

4. Terapi diet, bentuk makanan dan cara pemberian


Terapi diet : Diet HD + RG
Bentuk makanan : Makanan Saring
Cara Pemberian : Oral, pemberian makan pasien dilakukan secara
bertahap dikarenakan kemampuan dalam pasien
menghabiskan makanan. Dimulai dari 1300 kal
sampai dengan 1700 kal.
Frekuensi Pemberian : 3x makan utama dan 2x snack.

Perbandingan kebutuhan zat gizi dengan standar RS.


Standar RS : diet BSHD 1300
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Kebutuhan 1300 52 43,3 175,5
Standar RS 1336 42,5 29,9 223,8
% Asupan 97,3% 122,3% 144% 78,4%
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/
target
Antropometri LLA Pengukuran LLA LLA
normal/status
gizi normal.
Biokimia Hemaglobin,Hematokrit,Eritrosit,RDW- Cek urin dan darah di Normal
CV,Kalium laboratorium.
Fisik Klinik Respirasi, nadi, suhu dan tekanan darah, Termometer,tensimeter Suhu
dan normal: 36-
palpasi 37oC
Respirasi
normal: 20-
24 kali per
menit Nadi
normal: 60-
100 kali per
menit
Tekanan
darah normal
120/80.
Asupan zat Energi, protein, lemak, karbohidrat Menghitung Asupan Asupan
gizi makanan Adekuat
6. Rencana Konsultasi
Masalah Gizi (dari Tujuan Materi Konseling Keterangan
problem gizi)
-NI.5.4 Pembatasan Memberikan 1. memberikan Sasaran : pasien
Natrium berkaitan pengetahuan pengetahuan dan keluarga
dengan hipertensi tentang mengenai pasien.
ditandai dengan pembatasan pentingnya
tekanan darah natrium, memenuhi
150/70 mmHg. pemenuhan kebutuhan zat gizi
- NC 2.2 Perubahan asuhan protein dalam proses
nilai lab berkaitan dan penyembuhan.
dengan anemia pentingnya 2. menjelaskan
ditandai dengan menerapkan pengertian, tujuan
kadar Hb Rendah diet HD dan diet, dan syarat diet
(10,5 gr/dl) rendah Garam hd dan rg.
- NI 5.7 asupan sebagai salah 3. bahan makanan
protein inadekuat satu bentuk yang dianjurkan dan
berkaitan dengan proses tidak dianjurkan.
kurangnya penyembuhan. 4. Memotivasi
konsumsi sumber keluarga
protein ditandai untuk mengingatkan
dengan hasil recall pasien agar
protein defisit. membatasi
- NI 2.1 Asupan natrium
oral inadekuat
berkaitan dengan
post hd ditandai
dengan adanya
penurunan berat
badan 1-2 kg.

You might also like