Professional Documents
Culture Documents
Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan kesehatan.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang
Intervensi Rasional
Bantu klien mengekpresikan perasan marah, Cemas berkelanjutan memberikan dampak
kehilangan dan takut. serangan jantung selanjutnya.
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, Reaksi verbal/non verbal dapat menunjukan
damping klien dan lakukan tindakan bila rasa agitasi, marah dan gelisah.
kliden menunjukan periaku merusak.
Hindari konfrontasi. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah,
menurunkan kerja sama, dan mungkin
memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak
kecemasan, beri lingkungan yang tenang dan perlu.
suasana penuh istirahat.
Tingkatkan control sensasi klien. Control sensasi klien (dalam menurunkan
ketakutan) dengan cara memberikan informasi
tentang keadaan klien, ,enekankan pada
penghargaan terhadap sumber koping
(pertahanan diri) yang positif, membantu
latihan relaksasi, dan teknik pengalihan, serta
memberikan respons balik yang positif.
Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan Orientasi dapat menurunkan kecemasan.
aktivitas yang diharapkan.
Beri kesempatan pada klien untuk Dapat menghilangkan ketegagan terhadap
mengungkapkan ansietasnya. kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
Beri privasi untuk klien dan orang terdekat. Member waktu untuk mengekspresikan
perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku
adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman
yang dipilih klien melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya, membaca) akan
menurunkan perasaan terisolasi.
Kolaborasi: berikan anticemas sesuai indikasi, Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
contoh diazepam. kecemasan.
Varises adalah suatu keadaa ketika terjadi dilatasi abnormal pada vena superficial dengan
manifestasi vena menjadi panjang dan berkelok-kelok yang disebabkan oleh katup vena yang
tidak kompeten. Biasanya kondisi ini terjadi pada eketremitas bawah dan vena safena atau badan
bawah, namun sebenarnya dapat terjadi dimana pun.
Etiologi
Penyebab varises primer adalah kelemahan structural pada dinding pembuluh darah yang
diturunkan. . dilatasi dapat disertai dangguang katup vena, karena daun katup tidak mampu
menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer cenderung terjadi pada vena permukaan
karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya resistensi jaringan subkutan.
Patofisiologi
Varises sekunder disebabkan oleh gangguang patologi system vena dalam, yang timbul kongnital
atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi vena permukaan, penghubung atau
kolateral. Jika katup vena penghubung (penyembung) tidak berfungsi dengan baik, maka
peningkatan sirkuit vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah ke dalam vena
penghubung. Darah vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dalam. Hal ini merupakan
factor predisposisi timbulnya varises sekunder pada vena permukaan. Pada keadaan ini, vena
permukaan berfungsi sebagai pembuluh kolateral untuk system vena dalam.
Anamnesis
Pemeriksaan diagnostik
1. Uji brodie-tredelenburg
Uji ini memperlihtakan aliran balik darah melalui katup inkompeten vena superficial dan
cabang-cabang yang berhubungan dengan vena dalam tungkai. Klien diminta berbaring,
tungkai yang terkena ditinggikan untuk mengosongkan vena. Pasang torniket karet lunak
di sekeliling tungkai atas untuk menyumbat vena dank lien diminta berdiri. Apabila katup
vena komunikans inkompeten, maka darah akan mengalir dari vena dalam ke vena
superficial. Apabila saat torniket dilepas darah mengalir dengan cepat dari atas ke vena
superficial, artinya bahwa katup vena superficial juga inkompeten. Uji ini dilakukan
untuk menentukan jenis penanganan yang direkomendasikan untuk varises.
2. Uji perthes
Suatu prosedur diagnostic yang dengan mudah menunjukan apakah system vena dalan
dan vena komunikasns semuanya kompeten. Sebuah torniket dipasang tepat di bawah
lutut, kliedn diminta untuk berjalan-jalan. Apabila varises menghilang, artinya system
vena dalam dan pembuluh komunikans kompeten. Apabila pembuluh darah tidak mampu
mengosongkan diri, namun justru mengalami distensi saat berjalan, artinya terjadi
inkompetensi atau obstruksi.
Uji diagnostic tambahan untuk mengetahui adanya varises adalah Doppler flow meter,
venografi, dan pletismografi. Doppler flow meter dappat mendeteksi adanya aliran balik
di vena superficial dengan inkompetensi katup setelah penekanan tungkai. Venografi
meliputi penguntikan media kontras radiografi ke dalam vena tungkai sehingga anatomi
vena dapat ditampilkan melalui penelitian sinar X oada berbagai gerakan tungkai.
Pletismografi mengukur perbahan dalam volune darah vena.