Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
KELOMPOK 7:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Evidence Based Practiced (EBP)”.
Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga
mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep Evidence Based Practiced (EBP) pada awalnya berasal dari ilmu
kedokteran yang selanjutnya di adopsi dan disesuaikan dengan ilmu keperawatan.
Penggunaan EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient
centered care yang semakin banyak digaungkan di dunia kesehatan dan
keperawatan. Proses keperawatan yang dimiliki oleh perawat dan juga petugas
kesehatan lainnya berfokus hanya pada pasien dan semua keputusan yang
berhubungan dengan kesehatan dan perawatan pasien hanya diletakkan di tangan
pasien. Artinya, pasien memiliki hak penuh untuk menentukan pelayanan
kesehatannya yang berdasarkan hasil diskusi dengan tenaga kesehatan yang
profesional.
1
e. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practiced
(EBP) ?
f. Bagaimana penerapan Evidence based Practiced (EBP) dalam proses
keperawatan ?
g. Bagaimana hambatan dalammmenggunakan Evidence Based Practiced
(EBP) ?
h. Bagaimana usaha dalam meningkatkan Evidence BAsed Practiced (EBP) ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dari Evidence Based Practiced (EBP).
b. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Evidence Based Practiced (EBP).
c. Untuk mengetahui persyaratan, penerapan dan model implementasi dari
Evidence Based Practiced (EBP).
d. Untuk menegtahui langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based
Practiced (EBP).
e. Untuk mengetahui penerapan Evidence Based Practiced (EBP) dalam proses
keperawatan.
f. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced
(EBP).
g. Untuk mengetahui usaha dalam meningkatkan Evidence Based Practiced
(EBP).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai tujuan, kekuatan dan
kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik)
merupakan desain penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif merupakan desain terbaik yang
dapat digunakan untuk memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan
pasien.
3. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih
perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini pasien telah
mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi lebih sadar
tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan
aspek penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.
4. Sumber - sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber
terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam perawatan
kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat
suatu intervensi mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun
tidak dapat segera dilaksanakan karena keterbatasan biaya.
Tujuan EBP :
1. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan
menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada
di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan
untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
4
2. Menurut Stout & Hayes (2005), EBP bertujuan untuk memberi alat,
berdasarkan bukti-bukti terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
gangguan kesehatan artinya dalam memilih suatu pendekatan pengobatan
kita hendaknya secara empiris melihat kajian penelitian yang menunjukkan
keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu tertentu.
Manfaat EBP :
berbasis bukti
5
Studi lapangan atau laporan deskriptif
Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara
acak (random)
Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok
pembanding dan menggunakan sampel secara acak
Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau metaanalisa yaitu
pengkajian berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi.
1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 langkah dalam Model settler:
a. Fase 1 : Persiapan.
b. Fase 2 : Validasi.
c. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan.
d. Fase 4 : Translasi dan aplikasi.
e. Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN,
FAAN, Model IOWA diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu /
masalah ini sebagai focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari
suatu organisasi tim segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders,
klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan penting
untuk diliatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP.
Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdadat cukup bukti yang
mendukung untuk terjadinya perubahan. kemudian dilakukan evaluasi dan
diikuti dengan diseminasi (Jones dan Bartlett, 2004 : Bernadette Mazurek
Melnyk, 2011).
3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice
Change yang terdiri dari 6 langkah yaitu :
6
1. Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2. Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
3. Tahap 3 : kritikal analisis evidence
4. Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
5. Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
6. Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
7
skenario respon cepat itu hanya mengetik ‘’ apa dampak dari memiliki time
respon cepat? ke dalam kolom pencarian dari data base hasilnya akan menjadi
ratusan abstrak sebagian besar dari mereka tidak relevan. Menggunakan format
PICOT membantu untuk mengidentifikasi kata kunci atau frase yang ketika
masuk berturut - turut dan kemudian digabungkan, memperlancar lokasi artikel
yang relevan dalam data base penelitian besar.
4. Langkah 4: Kritis menilai bukti
Setelah artikel yang dipilih untuk direview mereka harus cepat dinilai
untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk
pertanyaan klinis. Studi - studi ini adalah studi kiper. Salah satu alasan perawat
khawatir bahwa mereka tidak punya waktu untuk menerapkan EBP adalah
banyak telah diajarkan proses mengkritisi melelahkan, termasuk penggunaan
berbagai pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan setiap elemen dari
sebuah penelitian. Contoh pertanyaannya :
a. Apakah hasil penelitian valid ?
b. Apakah hasilnya dapat dikonfirmasi ?
c. Akankah hasil dapat membantu saya merawat pasien saya ?
5. Langkah 5 : Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi
pasien dan nilai – nilai.
Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam
praktek. Keahlian klinis berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data
dari program manajemen hasil, serta referensi dan nilai - nilai pasien adalah
komponen penting dari EBP. Tidak ada formula ajaib untuk bagaimana untuk
menimbang masing - masing elemen pelaksanaan EBP sangat dipengaruhi oleh
variabel kelembagaan dan klinis. Jika kualitas evidence bagus dan intervensi
sangat memberikan manfaat, akan tetapi jika hasil diskusi dengan pasien
menghasilkan suatu alasan yang membuat pasien menolak treatment, maka
intervensi tersebut tidak bisa diaplikasikan.
6. Langkah 6 : Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan
bukti setelah menerapkan EBP.
Penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil
sehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki. Hanya karena
8
intervensi efektif dalam uji ketat dikendalikan tidak berarti ia akan bekerja
dengan cara yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan
EBP pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter melihat
kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih tepat pasien mana
yang paling mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Ketika hasil beda dari
yang dilaporkan dalam literatur penelitian, pemantauan dapat membantu
menentukan hal yang akan dilakukan..
7. Langkah 7 : Menyebarluaskan hasil EBP
Perawat dapat mencapai hasil yang sesuai bagi pasien mereka melalui
EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan rekan - rekan
dan organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya. Hal ini
menjelaskan perlu duplikasi usaha, dan melakukan pendekatan klinis yang tidak
berdasarkan bukti – bukti. Di antara cara untuk menyebarkan inisiatif sukses
adalah putaran EBP di institusi, presentasi di konferensi lokal, regional, dan
nasional, dan laporan dalam jurnal peer review, news letter profesional, publikasi
untuk khalayak umum.
9
a. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui
wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga
kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi. Masing-
masing sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian
secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang
terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap
ayang perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data
pengkajian, dan bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil
penelitian juga dapat membantu perawat dalam memilih alternative metode atau
bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan tertentu.
b. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya
masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis
keperawatan.
c. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif
untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan
pada pasien tertentu.
d. Tahap intervensi / implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi
biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang
terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan.
10
2.7 Hambatan Untuk Menggunakan EBP
Menurut Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan
tersebut berdasarkan latar belakang perawatnya:
Oleh perawat peneliti:
11
a) Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
b) Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat
pemberian asuhan keperawatan
c) Mengulang penelitian
d) Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi
e) Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
f) Melakukan komunikasi dengan jelas
g) Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
Oleh Perawat pendidik :
a) Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
b) Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
c) Memberikan masukan pada peneliti
Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan :
a) Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b) Menghadiri konferensi/seminar/workshop
c) Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d) Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
e) Terlibat dalam klub-klub penelitian
f) Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g) Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian
Oleh perawat pengelola :
a) Membangun iklim ‘ keingintahuan intelektual’
b) Memberikan dukungan secara emosional atau moral
c) Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penggunaan hasil penelitian
d) Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil
penelitian
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya
terhadap pasien.
b. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan
menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada
di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan
untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
c. Manfaat EBP, yaitu: menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
keperawatan, mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang
buruk , encegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil
penelitian, mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang
tidak berbasis bukti, eningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil
keputusan, integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting
untuk meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.
d. Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan
tahu bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian.
e. Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu model Settler, model
IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care, dan
model konseptual Rosswurm dan Larrabee.
f. Langkah – Langkah Dalam EBP ada 7, yaitu: kembangkan semangat
penelitian, ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT, cari bukti terbaik,
kritis menilai bukti, mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis
dan preferensi pasien dan nilai – nilai, evaluasi hasil keputusan praktek atau
perubahan berdasarkan bukti setelah menerapkan EBP, menyebarluaskan
hasil EBP.
13
g. Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian
dapat membantu perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan
yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
h. Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik
sehari-hari sebagai berikut: kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek,
kesulitand alam mengubah praktek, kurangnya dukungan administratif,
kurangnya mentor berpengetahuan, dan lain-lain.
i. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah: meningkatkan
akses terhadap hasil-hasil penelitian, mengajarkan ketrampilan untuk
mengkritisi hasil penelitian, mengadakan konferensi terkait penggunaan
hasil-hasil penelitian, dan membuat jurnal yang memuat hasil penelitian.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat pemahaman mengenai konsep Evidence Based
Practiced harus harus lebih ditingkatkan. Hal ini dikarenakan EBP merupakan
salah satu langkah atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan
berkualitas. EBP juga merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat
sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Lobiondo Wood, Geri. Evidence Based Practice : for Nursing and Health Care
Quality Improvement. China: Elsevier
Elysabeth, Dame & Gita Libranty, Siska Natalia. 2014. Hubungan Tingkat
Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Dengan Kompetensi Perawat
Melakukan Evidance Based Practice. Jurnal Keperawatan Aisyiyah Bandung.
Volume 1, Nomor 2.
Dwi Hapsari, Elsi S.Kp, M.S., D.S. Pengantar Evidance Based Nursing. Jurnal
Blok 1.1