You are on page 1of 18

KEPERAWATAN MATERNITAS

EVIDENCE BASED PRACTICED (EBP)

Dosen Pengampu:

Ns. Yanti Puspita Sari, M. Kep

KELOMPOK 7:

Lilian Meutia (1711311027)

Natasha Irmayuni (1711313043)

Rosyi Aulia (1711312043)

Mawaddah Turrahmah (1711313019)


Sri Dinda Andrifa (1711312009)

Nia Sandra (1711312027)

Putri Rahmadani (1711311011)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Evidence Based Practiced (EBP)”.

Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga
mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah


membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini serta kepada Ibu Ns. Yanti
Puspita Sari, M. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan


bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam
proses pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Evidance Based Practiced (EBP) .................................................................. 3

2.2 Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP) ............................................ 4

2.3 Persyaratan dalam Penerapan EBP ............................................................................ 5

2.4 Model Implmentasi Evidence Based Practice ............................................................ 6

2.5 Langkah – Langkah Dalam EBP ................................................................................ 7

2.6 Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan .............................................................. 9

2.7 Hambatan Untuk Menggunakan EBP ...................................................................... 11

2.8 Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP .......................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 13

3.2 Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsep Evidence Based Practiced (EBP) pada awalnya berasal dari ilmu
kedokteran yang selanjutnya di adopsi dan disesuaikan dengan ilmu keperawatan.
Penggunaan EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient
centered care yang semakin banyak digaungkan di dunia kesehatan dan
keperawatan. Proses keperawatan yang dimiliki oleh perawat dan juga petugas
kesehatan lainnya berfokus hanya pada pasien dan semua keputusan yang
berhubungan dengan kesehatan dan perawatan pasien hanya diletakkan di tangan
pasien. Artinya, pasien memiliki hak penuh untuk menentukan pelayanan
kesehatannya yang berdasarkan hasil diskusi dengan tenaga kesehatan yang
profesional.

Tujuan dari EBP adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan


kesehatan, yang selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya
membantu untuk menurunkan hospital costs. EBP bukan merupakan satu-satunya
langkah atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan
berkualitas. Tapi, EBP merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat
sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.

Berdasarkan hal tersebut kami menyusun sebuah makalah menganai


Evidence Based Practiced dengan tujuan agar makalah ini dapat menambah ilmu
dan wawasan pembaca. Dalam mekalah ini kami membahas konsep dari
Evidence Based Practiced sampai penerapannya dalam proses keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep Evidence Based Practiced (EBP) ?
b. Apa tujuan dan manfaat dari Evidenced Based Practiced (EBP) ?
c. Bagaimana persyaratan dan penerapan Evidence Based Practiced (EBP) ?
d. Bagaimana model implementasi dari Evidence Based Practiced (EBP) ?

1
e. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practiced
(EBP) ?
f. Bagaimana penerapan Evidence based Practiced (EBP) dalam proses
keperawatan ?
g. Bagaimana hambatan dalammmenggunakan Evidence Based Practiced
(EBP) ?
h. Bagaimana usaha dalam meningkatkan Evidence BAsed Practiced (EBP) ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dari Evidence Based Practiced (EBP).
b. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Evidence Based Practiced (EBP).
c. Untuk mengetahui persyaratan, penerapan dan model implementasi dari
Evidence Based Practiced (EBP).
d. Untuk menegtahui langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based
Practiced (EBP).
e. Untuk mengetahui penerapan Evidence Based Practiced (EBP) dalam proses
keperawatan.
f. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced
(EBP).
g. Untuk mengetahui usaha dalam meningkatkan Evidence Based Practiced
(EBP).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Evidance Based Practiced (EBP)


Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil
keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Dengan kata
lain, EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya
terhadap pasien. EBP merupakan suatu pendekatan memecahkan masalah untuk
mengambilan keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi
di dalamnya adalah ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman
dan bukti - bukti nyata yang baik (pasien dan praktisi). Evidence Based Practice
(EBP) adalah Penggunaan bukti terbaik saat ini secara sadar dan bijaksana dalam
hubungannya dengan keahlian klinis, nilai pasien, dan keadaan untuk memandu
keputusan perawatan kesehatan. EBP merupakan pendekatan yang dapat
digunakan dalam praktik keperawatan kesehatan, yang berdasarkan hasil
penelitian atau fakta dan bukan hanya asumsi untuk menuntun pengambilan
keputusan dalam proses perawatan.

Menurut (Ingersoll G, 2000), EBP adalah penggunaan teori dan informasi


yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana
dalam pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada
individu atau sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
pilihan dari pasien tersebut. Sedangkan menurut (Mullhal 1998), EBP merupakan
penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis
ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis.

Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan


bukti ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang dapat
mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi pasien yaitu :
1. Keahlian klinis
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan
aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan keperawatan.

3
2. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai tujuan, kekuatan dan
kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik)
merupakan desain penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi
keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif merupakan desain terbaik yang
dapat digunakan untuk memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan
pasien.
3. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih
perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini pasien telah
mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi lebih sadar
tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan
aspek penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.
4. Sumber - sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber
terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam perawatan
kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat
suatu intervensi mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun
tidak dapat segera dilaksanakan karena keterbatasan biaya.

2.2 Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP)

Tujuan EBP :

1. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan
menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada
di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan
untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).

4
2. Menurut Stout & Hayes (2005), EBP bertujuan untuk memberi alat,
berdasarkan bukti-bukti terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
gangguan kesehatan artinya dalam memilih suatu pendekatan pengobatan
kita hendaknya secara empiris melihat kajian penelitian yang menunjukkan
keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu tertentu.

Manfaat EBP :

1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik keperawatan.

2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.

3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.

4. Mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang tidak

berbasis bukti

5. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan

6. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk

meningkatkan kualitas perawatan pada pasien

2.3 Persyaratan dalam Penerapan EBP


Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian
dan tahu bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian. Konsep
penelitian meliputi antara lain proses/langkah-langkah dalam penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif, etika penelitian, desain penelitian, dan
sebagainya. Keakuratan dalam mengevaluasi hasil penelitian antara lain dapat
ditingkatkan dengan menggunakan panduan yang sesuai dengan desain dan
jenis penelitian yang dilakukan.

Tingkatan Hirarki dari penerapan EBP


T i n g k a t a n h i r a r k i digunakan untuk mengukur kekuatan suatu
evidence dari rentang tingkatan rendah menuju ke tingkatan tinggi :
 Laporan fenomena atau kejadian - kejadian yang kita temuai sehari - hari
 Studi kasus

5
 Studi lapangan atau laporan deskriptif
 Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara
acak (random)
 Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok
pembanding dan menggunakan sampel secara acak
 Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau metaanalisa yaitu
pengkajian berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi.

2.4 Model Implmentasi Evidence Based Practice

1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 langkah dalam Model settler:
a. Fase 1 : Persiapan.
b. Fase 2 : Validasi.
c. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan.
d. Fase 4 : Translasi dan aplikasi.
e. Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN,
FAAN, Model IOWA diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu /
masalah ini sebagai focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas dari
suatu organisasi tim segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders,
klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan penting
untuk diliatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP.
Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdadat cukup bukti yang
mendukung untuk terjadinya perubahan. kemudian dilakukan evaluasi dan
diikuti dengan diseminasi (Jones dan Bartlett, 2004 : Bernadette Mazurek
Melnyk, 2011).
3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee
Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice
Change yang terdiri dari 6 langkah yaitu :

6
1. Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2. Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
3. Tahap 3 : kritikal analisis evidence
4. Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
5. Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
6. Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based ke lahan


praktek harus memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan
kereliabilitasan metode yang digunakan serta penggunaan nomenklatur
yang standar.

2.5 Langkah – Langkah Dalam EBP

1. Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian


Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya didalam EBP, harus
ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan lebih nyaman
dan tertarik mengenai pertanyaan - pertanyaan berkaitan dengan perawatan
pasien.
2. Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan evidence
yang lebih baik dan relevan.
a. Populasi pasien (P) : Siapa yang menjadi populasi yang menderita
masalah ?
b. Intervensi (I) : Intervensi keperawatan seperti apa yang kira - kira
menyebabkan masalah bagi pasien, bagi organisasi, bagi perawat?
c. Perbandingan intervensi / Comparison intervensi (C) : intervensi standar
atau intervensi yang biasa dilakukan.
d. Hasil yang diharapkan / Outcome (O) : berupa pengetahuan, praktik /
proses dan pasien.
e. Batas waktu / Time (T) : berapa waktu yang diperlukan ?
3. Langkah 3 : Cari bukti terbaik
Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah sangat
efisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT jika perawat dalam

7
skenario respon cepat itu hanya mengetik ‘’ apa dampak dari memiliki time
respon cepat? ke dalam kolom pencarian dari data base hasilnya akan menjadi
ratusan abstrak sebagian besar dari mereka tidak relevan. Menggunakan format
PICOT membantu untuk mengidentifikasi kata kunci atau frase yang ketika
masuk berturut - turut dan kemudian digabungkan, memperlancar lokasi artikel
yang relevan dalam data base penelitian besar.
4. Langkah 4: Kritis menilai bukti
Setelah artikel yang dipilih untuk direview mereka harus cepat dinilai
untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk
pertanyaan klinis. Studi - studi ini adalah studi kiper. Salah satu alasan perawat
khawatir bahwa mereka tidak punya waktu untuk menerapkan EBP adalah
banyak telah diajarkan proses mengkritisi melelahkan, termasuk penggunaan
berbagai pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan setiap elemen dari
sebuah penelitian. Contoh pertanyaannya :
a. Apakah hasil penelitian valid ?
b. Apakah hasilnya dapat dikonfirmasi ?
c. Akankah hasil dapat membantu saya merawat pasien saya ?
5. Langkah 5 : Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi
pasien dan nilai – nilai.
Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam
praktek. Keahlian klinis berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data
dari program manajemen hasil, serta referensi dan nilai - nilai pasien adalah
komponen penting dari EBP. Tidak ada formula ajaib untuk bagaimana untuk
menimbang masing - masing elemen pelaksanaan EBP sangat dipengaruhi oleh
variabel kelembagaan dan klinis. Jika kualitas evidence bagus dan intervensi
sangat memberikan manfaat, akan tetapi jika hasil diskusi dengan pasien
menghasilkan suatu alasan yang membuat pasien menolak treatment, maka
intervensi tersebut tidak bisa diaplikasikan.
6. Langkah 6 : Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan
bukti setelah menerapkan EBP.
Penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil
sehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki. Hanya karena

8
intervensi efektif dalam uji ketat dikendalikan tidak berarti ia akan bekerja
dengan cara yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan
EBP pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter melihat
kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih tepat pasien mana
yang paling mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Ketika hasil beda dari
yang dilaporkan dalam literatur penelitian, pemantauan dapat membantu
menentukan hal yang akan dilakukan..
7. Langkah 7 : Menyebarluaskan hasil EBP
Perawat dapat mencapai hasil yang sesuai bagi pasien mereka melalui
EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan rekan - rekan
dan organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya. Hal ini
menjelaskan perlu duplikasi usaha, dan melakukan pendekatan klinis yang tidak
berdasarkan bukti – bukti. Di antara cara untuk menyebarkan inisiatif sukses
adalah putaran EBP di institusi, presentasi di konferensi lokal, regional, dan
nasional, dan laporan dalam jurnal peer review, news letter profesional, publikasi
untuk khalayak umum.

2.6 Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang bagaimana
mengorganisir perawatan terhadap individu, keluarga dan komunitas. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh dalam proses ini, antara lain membantu
meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan, menurunkan biaya perawatan,
membantu orang lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh perawat,
diperlukan untuk standar praktek profesional, meningkatkan partisipasi klien
dalam perawatan, meningkatkan otonomi pasien, meningkatkan perawatan
yang spesifik untuk masing-masing individu, meningkatkan efisiensi, menjaga
keberlangsungan dan koordinasi perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja
(Wilkinson, 2007).
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan
keputusan dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi. Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil
penelitian dapat membantu perawat dalam membuat keputusan dan melakukan
tindakan yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.

9
a. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui
wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga
kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi. Masing-
masing sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian
secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang
terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap
ayang perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data
pengkajian, dan bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil
penelitian juga dapat membantu perawat dalam memilih alternative metode atau
bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan tertentu.
b. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya
masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis
keperawatan.
c. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif
untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan
pada pasien tertentu.
d. Tahap intervensi / implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi
biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang
terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan.

10
2.7 Hambatan Untuk Menggunakan EBP

Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam


praktik sehari-hari sebagai berikut dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya
(Clifford &Murray, 2001) antara lain :

1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek


2. Kesulitand alam mengubah praktek
3. Kurangnya dukungan administratif
4. Kurangnya mentor berpengetahuan
5. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
6. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
7. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
8. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
9. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
10. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
11. Kompleksitas laporan penelitian
12. Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel
13. Merasa kewalahan
14. Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil
penelitian

2.8 Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP


Secara umum, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP
adalah:
1. Meningkatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian
2. Mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penelitian
3. Mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian
4. Membuat jurnal yang memuat hasil penelitian

Menurut Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan
tersebut berdasarkan latar belakang perawatnya:
 Oleh perawat peneliti:

11
a) Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
b) Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat
pemberian asuhan keperawatan
c) Mengulang penelitian
d) Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi
e) Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
f) Melakukan komunikasi dengan jelas
g) Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
 Oleh Perawat pendidik :
a) Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
b) Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
c) Memberikan masukan pada peneliti
 Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan :
a) Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b) Menghadiri konferensi/seminar/workshop
c) Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d) Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil
penelitian
e) Terlibat dalam klub-klub penelitian
f) Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g) Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian
 Oleh perawat pengelola :
a) Membangun iklim ‘ keingintahuan intelektual’
b) Memberikan dukungan secara emosional atau moral
c) Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penggunaan hasil penelitian
d) Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil
penelitian

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam
praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya
terhadap pasien.
b. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan
menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada
di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan
untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
c. Manfaat EBP, yaitu: menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
keperawatan, mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang
buruk , encegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil
penelitian, mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang
tidak berbasis bukti, eningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil
keputusan, integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting
untuk meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.
d. Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan
tahu bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian.
e. Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu model Settler, model
IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care, dan
model konseptual Rosswurm dan Larrabee.
f. Langkah – Langkah Dalam EBP ada 7, yaitu: kembangkan semangat
penelitian, ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT, cari bukti terbaik,
kritis menilai bukti, mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis
dan preferensi pasien dan nilai – nilai, evaluasi hasil keputusan praktek atau
perubahan berdasarkan bukti setelah menerapkan EBP, menyebarluaskan
hasil EBP.

13
g. Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian
dapat membantu perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan
yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
h. Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik
sehari-hari sebagai berikut: kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek,
kesulitand alam mengubah praktek, kurangnya dukungan administratif,
kurangnya mentor berpengetahuan, dan lain-lain.
i. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah: meningkatkan
akses terhadap hasil-hasil penelitian, mengajarkan ketrampilan untuk
mengkritisi hasil penelitian, mengadakan konferensi terkait penggunaan
hasil-hasil penelitian, dan membuat jurnal yang memuat hasil penelitian.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat pemahaman mengenai konsep Evidence Based
Practiced harus harus lebih ditingkatkan. Hal ini dikarenakan EBP merupakan
salah satu langkah atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan
berkualitas. EBP juga merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat
sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lobiondo Wood, Geri. Evidence Based Practice : for Nursing and Health Care
Quality Improvement. China: Elsevier

Elysabeth, Dame & Gita Libranty, Siska Natalia. 2014. Hubungan Tingkat
Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Dengan Kompetensi Perawat
Melakukan Evidance Based Practice. Jurnal Keperawatan Aisyiyah Bandung.
Volume 1, Nomor 2.

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based


practice by professional nursing association: literature review. Jurnal Advance
Nursing 53 (6), 702-709.

Dwi Hapsari, Elsi S.Kp, M.S., D.S. Pengantar Evidance Based Nursing. Jurnal
Blok 1.1

You might also like