You are on page 1of 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN HIPERTENSI PADA PASIEN HEMODIALISA

RUANG HEMODIALISA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Praktik Klinik Keperawatan Hemodialisa

Disusun Oleh :

EASTKA ALAAIKA R

16.015

III-A

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA

CIMAHI

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : Penangan gatal pada pasien hemodialisa

Hari / Tanggal : Rabu, 21 November 2018

Pokok bahasan : Pengertian

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Waktu : 15 menit

Tempat : Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Dustira

Penyuluh : Eastka Alaaika

A. TUJUAN PEMBELAJARAN/PENYULUHAN
I. Tujuan Umum
Setelah kegiatan penyuluhan, pasien diharapkan dapat memahami
Pengertian Pengertian Pruritus, Mengetahui Penyebab Pruritus,
Mengetahui Cara penaganan Pruritus.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x15 menit, maka diharapkan
pasien dan keluarga pasien dapat :
a. Mengetahui Pengertian Pruritus
b. Mengetahui Penyebab Pruritus
c. Mengetahui Cara penaganan Pruritus
III. Materi
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
d. Pengertian Pruritus
e. Penyebab Pruritus
f. Cara penaganan Pruritus

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. MATERI

a. Pengertian

Pruritus atau rasa gatal adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa
gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan
pada kulit, membran mukosa dan kornea.

Pruritus merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada pasien


hemodialisis. Hampir 60-80% pasien yang menjalani dialisis (baik hemodialisis
maupun dialisis peritoneal) mengeluhkan pruritus.1-6 Pruritus didefinisikan
sebagai rasa gatal setidaknya 3 periode dalam waktu 2 minggu yang menimbulkan
gangguan, atau rasa gatal yang terjadi lebih dari 6 bulan secara teratur.

b. Penyebab
Uremia merupakan penyebab metabolik pruritus yang paling sering.
Faktor yang mengeksaserbasi pruritus termasuk panas, waktu malam hari
(night time), kulit kering dan keringat. Penyebab pruritus pada penyakit
ginjal tidak jelas dan dapat multifaktorial. Sejumlah faktor diketahui
menyebabkan pruritus uremik namun etiologi spesifik pada umumnya
belum diketahui pasti. Beberapa kasus pruritus lebih berat selama atau
setelah dialisis dan dapat berupa reaksi alergi terhadap heparin,
eritropoietin, formaldehid, atau asetat. Pada pasien tersebut, penggunaan
gamma ray–sterilized dialiser, diskontinuasi penggunaan formaldehid,
mengganti cairan dialisat bikarbonat dan penggunaan dialisat rendah
kalsium dan magnesium dapat menghilangkan rasa gatal. Reaksi
eksematosa terhadap cairan antiseptik, sarung tangan karet atau komponen
jarum punksi, jarum punksi atau cellophane sebaiknya juga
dipertimbangkan.

c. Cara penanganan

Penangan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu

sendiri. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga

menimbulkan perasaan lega pada penderita, yaitu :

Pengobatan topikal:

a. Dinginkan kulit dengan kain basah atau air hangat.

b. Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.

c. Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.

d. Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat

mensensitisasi kulit dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.

Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal

cukup parah dan menyebabkan tidur terganggu. Antihistamin yang tidak

mengandung penenang memiliki antipruritus.

Selain itu pruritus dapat diterapi dengan:

a. Lakukan kompres dingin seperti es batu, bedak dingin yang mengandung

mentol, bila keluhan pruritus masih berlanjut, perlu pemeriksaan pruritus

akibat masalah sistemik.

b. Gunakan Alpha-Keri, Lubath (bath oil) yang mengandung surfaktan dan


membuat minyak bercampur dengan air rendaman untuk membersihkan

kulit.

c. Preparat kortikosteroid topikal bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi

untuk mengurangi rasa gatal.

d. Antihistamin, seperti difenhidramin (Benadryl), efektif membuat tidur

nyenyak, sedangkan antihistamin nonsedasi seperti terfenadin (seldane)

baik untuk menghilangkan pruritus pada siang hari. Sementara

antihistamin trisiklik seperti doksepin (sinequen) untuk pruritus akibat

nueropsikogen.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pra kegiatan pembelajaran
Membuat rencana penyusunan materi kegiatan penyuluhan.
2. Kegiatan membuka pembelajaran
A. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
B. Memperkenalkan diri
C. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
D. Menyebutkan materi yang akan diberikan
3. Kegiatan inti
g. Pengertian Pruritus
h. Penyebab Pruritus
i. Cara penaganan Pruritus
4. Kegiatan menutup pembelajaran
a. Mengucapkan terimakasih atas perhatian pasien dan keluarga
pasien di Ruang hemodialisa RS.Dustira
b. Memberi salam
KEGIATAN
WAKTU TAHAP
KEGIATAN PENYULUH SASARAN
2 Menit Pembukaan  Menentukan kontrak waktu  Menyetujui
dan materi dengan pasien kontrak
dan keluarga sebelum
penyuluhan dilaksanakan.
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab
mengucap salam salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Menyimak
akan diberikan

10 Menit Kegiatan Inti Menjelaskan materi tentang


Pruritus:
 Pengertian Pruritus  Mendengarkan
 Penyebab Pruritus  Mendengarkan
 Cara Penanganan Pruritus  Mendengarkan
3 Menit Evaluasi /  Menanyakan kepada pasien  Menjawab
Penutup tentang materi yang telah
diberikan.
 Menyimak
 Menyimpulkan materi
 Menjawab
 Menutup (mengucapkan
salam
salam)

D. MEDIA DAN SUMBER


Media : Leaflet
Flipchart
Sumber

Suria Djuanda, editors. Hubungan Kelainan Kulit dan Penyakit Sistemik.


In: Djuanda A, Mochtar H, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

E. EVALUASI
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Pertanyaan lisan
3. Jenis : Lisan

You might also like