You are on page 1of 42

Astronomi Dasar

Pengantar Materi Bab 1


Author : Dr. Christopher Palma
Penterjemah & Editor: Eko Hadi G

Sebagian besar dari kita mungkin sudah tidak lagi memperhatikan pergantian hari dan tahun
dengan menggunakan pengamatan langit. Karena untuk melakukannya saja kita tidak ada waktu.
Jam dinding dan jam tangan telah mengalihkan pandangan kita dari semua itu seiring majunya
perkembangan teknologi masa kini. Setiap orang dapat melihat kalender untuk menjawab
pertanyaan, sekarang tanggal berapa ya? hari apa ya? dan apabila kita tersesat dijalan, GPS akan
menunjukkan posisi dimana kita berada dan memberitahu kemana arah jalan pulang. Namun
demikian, meski kalender, jam tangan dan alat navigasi telah mengisolasi kita dari kemauan
untuk memahami pergerakan bola langit, kebanyakan dari kita justru memahami sistem waktu
yang kita gunakan dan menemukan posisi lokasi kita diatas permukaan bumi dapat berkaitan
langsung melalui pengamatan langit.

Dalam materi ini, kita akan mempelajari perubahan posisi benda langit dan menunjukkan
bagaimana data dapat memungkinkan kita untuk memahami posisi relatif dan gerakan benda
langit seperti Matahari, Bulan, Bumi, dan bintang-bintang. Harapan dari dituliskannya materi ini
adalah, saat anda melihat keatas langit – anda akan dapat menjawab pertanyaan tentang pukul
berapakah saat ini? Tanggal berapa? dan dimana lokasi anda berada?

Apa saja yang akan kita pelajari pada materi Bab 1?


Dengan menyelesaikan materi Bab 1, diharapkan anda dapat :

 Mengidentifikasi obyek yang terlihat di langit malam dengan menggunakan mata


telanjang.
 Menjelaskan sistem 3 Dimesi geometri dari bumi.
 Menjelaskan berbagai pergerakan bola langit yang disebabkan oleh rotasi dan orbit.
 Menjelaskan alasan mengapa terjadi perubahan musim di permukaan bumi.
 Menjelaskan proses dan wujud dari gerhana dan fase bulan.
Definisi
Dalam bahasan ini, anda akan menggunakan beberapa istilah yang mungkin masih sangat asing
atau mungkin sudah pernah anda gunakan sebelumnya namun bisa jadi istilah yang digunakan
memiliki konteks yang berbeda. Berikuti merupakan beberapa istilah yang akan kita gunakan
dalam konteks astronomi:

 Altitut atau ketinggian suatu objek diukur dari garis cakrawala/horizon


 Azimut atau besarnya putaran sudut dari utara – timur – selatan – barat
 Meridian yaitu garis khayal yang membentang dari utara keselatan melintasi tepat diatas
kepala pengamat
 Horizon atau Cakrawala yaitu batas pandang antara langit dan permukaan bumi
 Zenit atau titik teratas tempat pengamat mengamati langit

Semua istilah yang akan anda gunakan ini berfungsi untuk menggambarkan lokasi atau perilaku
dari benda di langit. Sebagai contoh, anda dapat mengatakan ketinggian matahari dilangit dengan
menggunakan kata altitut Matahari. Contoh lainnya, saat matahari melewati garis meridian
dilangit, anda dapat mengatakan bahwa Matahari ―Transit dimeridian.‖ Istilah-istilah dan arti
dari kosokata diatas dapat diilustrasikan dengan menggunakan dua gambar diagram interaktif
dibawah ini. Untuk menggunakannya, arahkan mouse pada nama istilah maka definisi dari istilah
secara otomatis akan ditampilkan dalam bentuk bahasa inggris.
Siang dan Malam
Saat kita mengamati langit disetiap waktu, perubahan yang paling terlihat jelas di langit adalah
bahwa dalam setengah hari, langit terlihat terang benderang sehingga terjadilah siang dan
dibelahan langit lainnya langi terlihat gelap gulita maka terjadilah malam. Jika langit terang pada
saat siang hari, kita dapat mengatakan bahwa Matahari berada ―diatas‖ kepala dan saat langit
gelap gulita pada malam hari kita dapat mengatakan bahwa Matahari berada ―dibawah‖ kita.
Meskipun hal ini adalah jelas bagi kita semua, namun ada satu pertanyaan tentang siang dan
malam yang jawabannya memerlukan waktu hingga berabad-abad lamanya untuk dapat
dipecahkan:

“Apakah Bumi diam dan Matahari mengorbit Bumi, atau sebaliknya?”

Kita akan membahas beberapa sejarah dari pertanyaan ini (sebuah diskusi yang sangat menarik
dalam sejarah astronomi) dalam materi bab 2, namun untuk saat ini saya akan langsung
menjawab pertanyaan tersebut.

Bumi berputar di sekitar sebuah garis imajiner yang menembus dari kutub Utara hingga kutub
Selatan, kita menyebutnya sebagai Sumbu Rotasi.

Berikut adalah contoh bagaimana rotasi Bumi membuat Matahari tampak bergerak melintasi
langit: Jika suatu benda berada pada lokasi yang tetap di dinding (misalkan, jam dinding) dan
saya menghadap ke jam dinding, maka dengan mudah saya dapat melihat jam dinding karena
jam dinding tepat didepan pandangan saya. Kemudian perlahan saya mencoba memutar tubuh
saya hingga saya membelakangi jam dinding dan yang telah terjadi adalah saya sudah tidak dapat
lagi melihat jam dinding karena jam dinding berada dibelakang tubuh saya sehingga pandangan
saya tidak dapat lagi melihat jam dinding. Jika saya berputar kembali dan mengamati jam
dinding dari sudut pandang saya mulai dari tak terlihat hingga terlihat, maka jam dinding
perlahan akan tampak bergerak dari arah putaran ke mata saya hingga kembali tepat didepan
saya. anda dapat mencoba ini di manapun anda berada sekarang.

Jika Matahari berada di lokasi ―tetap‖ di langit dan Bumi menghadap kelokasi ini, maka secara
langsung Bumi terkena cahaya Matahari atau dengan kata lain Bumi menghadap tepat ke arah
Matahari dan terjadilah siang hari. Lantas sebaliknya, saat Bumi berputar 180º dan ia tidak lagi
menghadap ke Matahari, maka sinar Matahari tidak lagi dapat mengenai sebagian permukaan
Bumi tempat pengamat berada dan langit tampak gelap maka terjadilah Malam hari. Dari sudut
pandang pengamat di permukaan Bumi tertentu, Bumi yang sejatinya berputar tampak diam dan
Matahari yang sejatinya ―tidak bergerak‖ dipusat tata surya akan tampak bergerak dilangit dari
arah timur ke barat, seperti jam dinding yang saya contohkan di atas. Ini adalah konsep
pemahaman modern kita akan siang dan malam.

Observasi : Matahari melakukan perjalanan di langit, terbit di timur saat pagi hari dan terbenam
di barat saat sore hari.
Rotasi Bumi ternyata masih memiliki konsekuensi di luar terjadinya siang dan malam. Rotasi
Bumi menyebabkan setiap objek yang terbit di langit tampak menelusuri sebuah Lintasan
imajiner dari langit Timur hingga ke Barat. Jadi bilamana anda memilih satu bintang di langit
lantas anda mencoba untuk mengamatinya, maka bintang tersebut akan tampak berjalan dan
membuat garis lintasan imajiner. Hal tersebut terjadi perlahan-lahan, sehingga jika anda
mengamatinya dari menit ke menit mungkin anda tidak akan merasa melihat perubahan posisi
atau pergerakan bintang dari timur ke barat. Namun setelah beberapa jam pengamatan kedepan,
anda akan dapat mengatakan bahwa bintang telah bergerak dalam jarak yang cukup jauh di langit
malam. Oleh karena itu, benda langit seperti Matahari dan bintang-bintang akan tampak terbit di
sebelah timur dan terbenam di sebelah barat sehingga gerakan semu bintang dilangit malam akan
bergantung pada kearah mana anda menghadap. Sebagai contoh lihat gambar di bawah ini.

Animasi berikut menggunakan lokasi pengamatan bintang dipermukaan Bumi belahan utara.

Lihat lah potret gerakan semu bintang yang tampak jelas di langit gunung Kilimanjaro ini.
Credit: Astronomy Picture of the Day
Gambar diatas di buat dengan meninggalkan kamera pada posisi Shutter terbuka yang berdurasi
lebih dari tiga jam. Jadi, dari gambar ini tampak jelas jejak bintang di langit mengikuti jalannya
bintang-bintang dilangit sebagai akibat dari rotasi Bumi. Gambar ini juga mengilustrasikan poin
penting lainnya. Bagi para pengamat di belahan langit utara, Matahari dan bintang semua akan
tampak berputar disekitar satu titik, yang mana titik ini tepat di atas kutub utara Bumi(titik ini
biasa disebut North Celestial Pole(NCP) atau kutub utara langit(KUL)). Disisi lain bagi
pengamat di belahan langit selatan, Matahari dan bintang juga akan tampak memutari satu titik
tepat di atas kutub selatan Bumi dan titik ini disebut dengan kutub selatan langit(KSL) atau
South Celestial Pole(SCP). Di langit kutub utara ada bintang yang letak nya sangat dekat
dengan NCP yang bernama Polaris atau bintang kutub. Polaris bukanlah bintang yang cukup
terang, namun pentingnya polaris adalah sebagai tanda dari lokasi NCP atau KUL berada.
Sehingga bila pengamat mengamati bintang di belahan langit utara maka semua bintang yang
tampak seolah-olah akan memutari bintang Polaris.

Kita dapat membuktikan salah satu teori yang mengatakan bahwa gerak semu benda langit
bergantung pada lokasi kita diBumi. Sebagai contoh, perhatikan kasus berikut ini:

 Jika anda berdiri di kutub utara, Polaris akan tampak tepat di atas kepala. Dari sudut
pandang anda melihat, semua bintang akan terbit dan membuat Lintasan melingkar secara
horisontal di sekitar zenit anda.
 Jika anda berdiri tepat di daerah garis khatulistiwa/ekuator Bumi, anda akan melihat
bahwa saat bintang-bintang terbit dari langit timur, bintang akan membentuk Lintasan
vertikal dari ufuk timur ke arah barat dan bila pandangan kita dialihkan ke arah utara
maupun selatan maka titik disekitar terbitnya bintang-bintang akan tampak memutari di
atas horison belahan langit utara maupun belahan langit selatan.
 Jika anda berada di daerah antara garis katulistiwa dan kutub utara maupun kutub
selatan(posisi pengamat memiliki garis lintang +40 atau -40), titik disekitar dimana
semua bintang-bintang itu terbit akan tampak berputar disekitar horison anda dan zenit.

Perhatikan bahwa untuk sebagian besar pengamat yang memiliki lokasi garis lintang +40* atau -
40*, ada beberapa bintang yang sangat dekat dengan kutub utara langit atau kutub selatan langit,
dan bintang-bintang yang dekat dengan kutub utara maupun kutub selatan langit akan
membentuk Lintasan melingkar kecil yang selamanya tidak akan pernah terbenam ke horison.
Bintang-bintang yang tidak pernah terbit atau terbenam disekitar kutub utara maupun kutub
selatan langit ini disebut dengan Bintang sirkumpolar. Semakin rendah Polaris dari lokasi anda
melihat (yaitu, bilamana anda melihat disekitar garis lintang +1 hingga 0), maka semakin sedikit
pula jumlah bintang sirkumpolar yang akan anda lihat.

*bergantung lokasi garis lintang jika + adalah kutub utara dan jika – adalah kutub selatan.

Kerjakan dengan stellarium

 Buka Stellarium anda


 Aktifkan garis equatorial dengan menekan huruf ―E‖
 ubah lokasi pengamatan anda ke kutub utara
 Atur jam pada pukul 21.00
 Percepat waktu hingga 3x percepatan atau tekan huruf ―L‖ selama 3x
 Amati pergerakan bintang-bintang di sekitar horizon dan zenit
 Masih dengan stellarium, ubah lokasi anda kembali ke Indonesia.
 Arahkan pandangan ke arah utara dan lihatlah bintang-bintang yang bergerak.
Bisakah anda memahami bagaimana pergerakan bintang ini dapat berbeda?
Bisakah anda kini memvisualisasikan mengapa bintang berperilaku dengan cara seperti
ini?
Lintasan Matahari
Pada siang hari, kita dapat melihat Matahari, namun langit siang hari yang cerah menghalangi
kita untuk melihat sebagian objek lain di langit.

Sebagai bahan pemikiran, coba anda pikirkan apa yang mungkin akan anda lihat bilamana anda
dapat melihat matahari dan bintang-bintang di langit pada siang hari secara bersamaan.

“Bintang apakah yang akan anda lihat dibelakang posisi matahari dilangit?‖

“Apakah anda akan selalu melihat bintang-bintang yang sama pada setiap harinya
dibelakang posisi Matahari dilangit siang?”

Mari kita lihat dua animasi berikut yang telah dibuat menggunakan aplikasi Starry Night.
Animasi pertama menggambarkan Lintasan Matahari dilangit dalam kurun waktu selama satu
hari (Matahari terbit hingga matahari terbenam).

Animasi kedua menggambarkan posisi matahari pada siang hari di ufuk Timur pada 21 Juni, 21
September, 21 Desember dan 21 Maret.
Jika anda dapat melihat matahari dan bintang-bintang secara bersamaan, anda akan dapat melihat
bahwa dalam satu hari Matahari akan berada di dalam wilayah satu rasi bintang (spesifiknya
adalah salah satu dari rasi bintang zodiak). Sebagai pemikiran agar lebih spesifik dan jelas,
sadarilah bahwa rasi bintang tersusun atas bintang-bintang yang jauh di belakang matahari, jadi
ketika kita mengatakan Matahari berada ―di dalam‖ rasi bintang, maka sejatinya kita
mengartikan bahwa kita melihat Matahari dalam proyeksi di depan kelompok bintang-bintang
tertentu nan jauh disana.

Pada bagian pertama dari dua animasi yang ditampilkan, perhatikan bahwa posisi matahari relatif
terhadap rasi bintang Virgo pada pukul 7:00 AM, siang hari dan pukul 6:00 PM. Seperti yang
kita bahas di awal materi, Hal ini merupakan akibat dari rotasi bumi yang menyebabkan
Matahari dan bintang-bintang tampak bergerak melintasi langit, jadi kita harus ―menganggap‖
bahwa Matahari dan bintang-bintang keduanya terbit dan bergerak dengan kecepatan yang sama.
Dengan demikian, Matahari akan terlihat dalam rasi bintang yang sama selama sepanjang hari.
Artinya, jika Matahari tampak berada dalam rasi bintang Gemini saat fajar, maka matahari akan
tetap berada di rasi bintang Gemini pada saat siang hingga saat matahari terbenam.

Hal ini sepenuhnya benar, namun begitu, ada satu lagi dampak yang kita abaikan untuk menjadi
pertimbangan. Bumi tidak hanya berotasi di tempat yang tetap di ruang angkasa. Bumi juga
mengorbit mengelilingi matahari. Dalam satu tahun, Bumi akan menempuh perjalanannya
mengelilingi Matahari dalam satu kali putaran, sehingga pada bulan Desember Bumi akan berada
di satu sisi Matahari, dan enam bulan kemudian yaitu pada bulan Juni, bumi akan berada di sisi
yang berlawanan dari sisi pada bulan desember.
Animasi Starry Night kedua yang ditampilkan di atas menunjukkan kepada kita posisi matahari
dibulan desember, yakni saat Bumi sedang menghadap ke arah Matahari, rasi bintang dibelakang
Matahari adalah rasi Sagitarius. Dua belas jam kemudian, ketika Bumi berputar sehingga siang
berganti menjadi malam, Bumi menghadap jauh dari Matahari, dan bumi menghadap ke arah rasi
bintang Gemini. Enam bulan kemudian yaitu pada bulan Juni, situasinya benar-benar terbalik
karena Bumi berada di sisi yang berlawanan arah dari Matahari. Rasi bintang di belakang
Matahari pada siang hari di bulan Juni adalah rasi bintang Gemini dan dua belas jam kemudian
pada saat Bumi sedang menghadap jauh dari Matahari, bumi menghadap ke arah rasi bintang
Sagitarius.

Berikut ini adalah alasan termudah untuk memvisualisasikan ketika anda berpikir tentang kasus
ekstrim dari perbedaan posisi Bumi setelah enam bulan, namun apa yang terjadi dari hari ke
hari? Cara untuk membayangkannya adalah sebagai berikut. Bintang-bintang yang sangat jauh
dari Bumi itu (sekali lagi untuk dalam kasus ini) kita dapat menganggapnya dengan bintang-
bintang yang memiliki posisi tetap. Kita tahu bahwa rotasi bumi menyebabkan bintang terbit
kemudian membuat lintasan atau busur di langit yang bermula dari timur dan bergerak ke arah
barat. Sebuah pertanyaan singkat, ―Berapa lama waktu yang diperlukan untuk Sebuah bintang A
muncul di tempat yang sama di langit dalam satu hari kedepan?‖ Artinya, katakanlah bahwa
bintang A telah ―transit di meridian anda‖ (artinya jika anda menarik garis hayal pada langit
yang menghubungkan Utara ke Selatan, bintang itu telah melewati garis ini pada waktu tertentu),
lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bintang A kembali mengalami transit
dimeridian anda? anda mungkin berfikir untuk mengatakannya selama 24 jam, namun jawaban
yang paling tepat adalah 23 jam dan 56 menit. Jika anda melakukan hal yang sama pada
Matahari maka waktu antara transit Matahari secara berturut-turut adalah 24 jam.
Lamanya waktu bintang untuk transit dalam satu kali (bintang apa saja) disebut sebagai Hari
sideris atau Sidereal Day, dan lamanya waktu Matahari untuk transit dalam satu kali disebut Hari
Matahari atau Solar Day. Perbedaan tersebut disebabkan oleh pergeseran lambat dari Bumi
mengelilingi Matahari. Karena Bumi telah bergerak 1/365 dari jalan/orbit di sekitar Matahari
dalam sehari maka ia harus memutar lebih dari 360º agar Matahari muncul di bagian yang sama
dilangit (dalam satu putaran untuk transit dimeridian). Sedangkan karena bintang-bintang yang
begitu jauh, orbit bumi mengelilingi matahari tidak mempengaruhi posisi semu mereka di langit,
sehingga bumi hanya perlu memutar 360º agar bintang-bintang muncul di bagian langit yang
sama. Karena efek ini, Matahari tampaknya perlahan-lahan bergeser ke arah timur dibandingkan
dengan bintang-bintang yang berada dilatar belakangnya, dan efek kumulatif dari pergeseran ini
adalah bahwa Matahari akan tampak di rasi bintang Gemini pada bulan Juni dan rasi bintang
Sagitarius pada bulan Desember.

Sumber : Wikimedia
Commons

Perhatikan pada gambar di atas ketika Bumi berputar 360º, ia berpindah dari posisi 1 ke posisi 2,
dan bintang yang jauh akan tampak dalam posisi yang sama seperti yang terlihat dari Bumi.
Namun agar Matahari muncul di posisi yang sama, Bumi harus berpindah dari posisi 1 ke posisi
3.
Ketinggian Matahari
Kita masih belum selesai berbicara tentang perubahan semu dari matahari di langit. Kini anda
mengetahui bahwa matahari tampak bergerak dari timur ke barat akibat rotasi Bumi, dan jika
anda bisa melihat bintang-bintang pada siang hari maka mereka akan tampak bergeser perlahan-
lahan setiap hari sebagai akibat orbit Bumi mengelilingi Matahari. Pertanyaan selanjutnya
adalah:

Apakah Lintasan semu matahari melintasi langit berubah sepanjang tahun?

Sekali lagi, mari kita pertimbangkan dua kasus ekstrim yaitu matahari di bulan Desember dan
bulan Juni. Pikirkan tentang terlihatnya wujud Matahari di musim dingin dan di musim panas.
Jika anda tinggal di sekitar garis lintang yang sama seperti di Pennsylvania, anda harus ingat
bahwa Matahari tidak akan pernah melintas sangat tinggi di atas horison pada bulan Desember,
tetapi pada bulan Juni matahari melintas hampir tepat di atas kepala. Jadi Lintasan semu
Matahari tidaklah berubah dari musim ke musim. anda juga dapat mengamati efek ini jika anda
kembali menjalankan animasi pada halaman sebelumnya, pada bulan Juni, ketinggian Matahari
tinggi di atas cakrawala, pada bulan September ketinggian matahari lebih rendah, dan pada bulan
Desember ketinggian matahari sangat rendah di cakrawala.

Penyebab adanya efek ini tak lain disebabkan oleh sumbu rotasi bumi (garis imajiner yang
menembus dari Kutub Utara ke Kutub Selatan) yang miring terhadap Matahari dengan sudut
sebesar 23,5º. Jika anda kembali dan melihat animasi dari Bumi yang berputar pada siang dan
malam di halaman pertama materi ini, anda akan melihat bahwa garis yang menunjukkan sumbu
rotasi bumi tidaklah vertikal, tetapi miring sekitar 23,5º dari garis vertikal. Sebagaimana Bumi
mengorbit Matahari, orientasi bumi pada posisi yang tetap, dan sebagai hasilnya, pada bulan
Desember, belahan bumi utara dimiringkan jauh dari Matahari saat siang hari, dan pada bulan
Juni belahan bumi utara dimiringkan dekat kearah Matahari saat siang hari .

Ada dua konsekuensi dari kemiringan sumbu rotasi bumi:

 Ketika Bumi dimiringkan dekat kearah Matahari, Lintasan Matahari di langit akan lebih
panjang daripada ketika bumi dimiringkan jauh dari Matahari. Artinya, ada jam yang
lebih pada saat siang hari selama musim panas daripada musim dingin.
 Ketika Bumi dimiringkan dekat kearah Matahari, cahaya dari Matahari lebih banyak
menyinari Bumi daripada saat bumi dimiringkan jauh dari Matahari. Artinya akan lebih
banyak energi yang menerpa permukaan bumi dalam setiap meter persegi selama musim
panas daripada musim dingin, sehingga membuat hari-hari musim panas lebih panas dari
hari-hari dimusim dingin.

Cobalah ini

Untuk membantu memvisualisasikan hal ini, anda dapat melakukan demonstrasi sederhana
dengan menggunakan bola dunia(Globe) dan lampu bohlam. Kebanyakan Globe diatur dengan
kemiringan sumbu rotasi ke 23,5º dari garis vertikal. Dalam ruangan gelap, tempatkan bola dunia
di atas meja sehingga belahan bumi utara dimiringkan ke arah lampu yang menyala (mewakili
Matahari). Anda harus menentukan titik lokasi pengamatan, katakanlah Pennsylvania Amerika
Serikat, dan kemudian melihat tempat itu saat anda memutar bola dunia, Pennsylvania akan
mendapatkan cahaya dari lampu selama sekitar 2/3 dari Lintasan matahari seperti saat memutari
bola dunia(globe). Jika anda sekarang memindahkan bola dunia ke sisi lain dari lampu (dimana
belahan bumi utara sekarang harus mengarah menjauhi arah lampu menyala) dimana hal ini
mensimulasikan posisi bumi pada enam bulan kemudian dan anda kembali memilih lokasi di
Pennsylvania pada bola dunia kemudian melihat nya kembali berputar, maka pensylvania akan
menerima cahaya dari lampu hanya sekitar 1/3 dari Lintasannya seperti berputar di dunia.

Perhatikan bahwa kemiringan Bumi tidaklah mendekat maupun menjauh dari Matahari selama
bulan Maret dan September (Musim Semi dan Gugur). Dengan demikian, Lintasan Matahari di
langit dan sudut penyinaran sinar matahari adalah sama selama dua musim. Itu mengapa panjang
hari dan suhu hari-hari pada kedua musim itu adalah sama.

Berikut adalah demo animasi yang dapat membantu anda untuk menggambarkan pengaruh ini.
http://www.astro.uiuc.edu/projects/data/Seasons/seasons.html

Garis ekliptika merupakan Lintasan Matahari yang melintas dilangit, hal ini dapat
direpresentasikan dengan lingkaran imajiner diruang angkasa. Jika kita mengambil garis
katulistiwa Bumi dan memproyeksikannya kelangit kemudian kita mengambil sudut antara
ekliptika dan ekuator langit sebesar 23,5º sebagai akibat dari kemiringan sumbu rotasi Bumi
maka ada empat poin utama yang akan kita dapatkan pada ekliptika yaitu :

 Equinoxes – Ekuinoks adalah titik perpotongan pada garis ekliptika di mana ia memotong
ekuator langit. Terdapat dua titik ekuinoks yaitu pada vernal equinox dan autumnal
equinox (sekitar tanggal 21 Maret dan 21 September masing-masing) dimana panjang
hari dan malam memiliki durasi waktu yang sama.
 Solstices – solstices adalah Titik-titik pada ekliptika ketika matahari berada tinggi atau
rendah di bawah ekuator langit. Di titik balik matahari musim dingin atau winter solstice
(sekitar 21 Desember di belahan bumi utara), malam lebih lama daripada siang, dan pada
titik balik matahari musim panas atau summer solstice (sekitar 21 Juni di belahan bumi
utara), siang jauh lebih lama daripada malam. Lihat tiga gambar di bawah ini sebagai
perbandingan antara garis ekuator langit (garis merah) dan garis ekliptika (Lintasan hijau)
:
Sudut antara ekuator langit dan Ekliptika pada titik balik matahari musim panas

Sudut antara ekuator langit dan Ekliptika pada titik balik matahari musim dingin
Sudut antara ekuator langit dan Ekliptika pada Ekuinoks musim gugur

Pertanyaan selanjutnya, Lantas mengapa kita dibumi dapat mengalami musim dan
perubahannya?

Pertanyaan diatas menegaskan satu poin utama yang merupakan fakta yang sering orang salah
pahami tentang musim dan perubahannya dalam astronomi:

Bumi dapat mengalami musim sebagai akibat kemiringan sumbu rotasi dan perubahan Musim
sama sekali tidak ada hubungannya dengan jarak Bumi dari Matahari.

Ada satu pengamatan yang akan membantu anda untuk mengingat penyebab terjadi nya musim.
Musim selalu berlawanan di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Artinya, ketika di
Pennsylvania sedang mengalami musim panas dari bulan Juni hingga September, maka pada saat
yang bersamaan di Afrika Selatan sedang mengalami musim dingin selama berbulan-bulan. Hal
ini sangat mudah untuk menjelaskan jika anda memahami bahwa kemiringan bumilah yang
menyebabkan terjadinya musim, ketika belahan bumi utara yang miring mendekat terhadap
Matahari (musim panas) maka belahan bumi selatan dimiringkan menjauh dari Matahari(musim
dingin). Jika jarak antara Bumi dan Matahari merupakan alasan penyebab terjadinya musim,
maka harus ada musim panas di kedua belahan bumi baik belahan utara maupun belahan selatan
pada saat yang sama, karena keduanya akan memiliki jarak yang sama dengan Matahari.
Tahukah anda kapan jarak Bumi paling dekat dengan Matahari? Jawabannya adalah pada bulan
Januari!
Fase Bulan
Perubahan fase Bulan merupakan pemandangan yang akrab bagi kita saat mengamati bulan dari
hari ke hari, karena bulan merupakan objek paling terang kedua di langit setelah Matahari.
Animasi foto bulan di bawah ini dibuat dengan mengambil gambar bulan dari hari ke hari dalam
kurun waktu satu bulan yang kemudian digabungkan berurutan hingga menjadi animasi seperti
yang kita saksikan seperti saat ini. Dalam animasi ini, anda dapat menyaksikan semua perubahan
yang terjadi pada penampakan bulan dengan jelas seperti yang terlihat dari Bumi.

Credit: Astronomy Picture of the


Day

Dalam Animasi yang dibuat dari foto2x bulan diatas, anda dapat melihat perubahan yang
berbeda-beda pada penampakan Bulan yaitu:

 Bulan senantiasa memperlihatkan wajahnya yang sama ke arah Bumi.


 Penampakan Bulan selalu berubah-ubah mulai dari gelap kemudian menjadi terang
hingga kemudian kembali menjadi gelap.
 Ukuran Bulan tampak sedikit berubah.
 Posisi bulan tampaknya sedikit goyah.

Kita akan berbicara tentang alasan untuk tiga poin pertama, namun untuk point yang terakhir kita
akan biarkan dan bahas pada pembelajaran astronomi tingkat lanjut.
Mari kita mulai membahas fase bulan. Pertama, kita perlu kembali berbicara tentang tata letak
dari Matahari, Bumi, dan sistem Bulan. Kita telah telah pelajari bersama bahwa Bumi mengorbit
Matahari dan ia berotasi pada poros miringnya saat mengorbit. Pada saat yang bersamaan, Bulan
mengorbit Bumi dan orbit bulan adalah mengelilingi bumi, tidak hanya itu saja bulan pun juga
berotasi pada porosnya. Seperti halnya bumi yang mendapat sinar dari matahari, setengah
permukaan bulan yang mengarah ke arah sinar Matahari mendapatkan penyinaran
dipermukaannya sehingga separuh permukaan menjadi terang dan setengah permukaan bulan
yang membelakangi matahari menjadi gelap. Sehingga penjelasan sederhana untuk menjelaskan
fase bulan adalah bahwa dalam saat yang bersamaan permukaan bulan separuhnya mengalami
gelap dan separuhnya lagi mengalami terang dan munculnya bulan separuh yang kita lihat dari
bumi taklain sebagai akibat ia mengorbit Bumi. Untuk melihat daftar fase bulan dan deskripsi
dari fase mereka, adan dapat melihat gambar berikut ini. ―Phases of the Moon and Percent of the
Moon Illuminated.‖

Cobalah ini

 Untuk materi ini, kita akan mengacu pada satu set modul interaktif yang disediakan dari
Universitas Nebraska-Lincoln.

 Masuk ke daftar isi dari halaman modul interaktif:


http://astro.unl.edu/classaction/mainfiles/allmodules.html

 Dari daftar isi, pilih ―Lunar Cycles,‖ Biasa nya setelah dipilih akan memuncul jendela
baru dengan tab bagian bawah yang menyebutkan ―Animation,‖ ―Images,‖ dan
―Outlines.‖

 Kita akan melihat beberapa gambar dan animasi untuk memahami fase-fase bulan.
Selanjutnya untuk melihat matahari, Bumi, Bulan dalam satu sistem penuh, klik
―Animations‖ kemudian pilih ―Three views simulator.‖

 Ketika anda memencet tombol ―Run animation,‖ anda akan melihat bumi mulai
berputar, Bumi mulai mengorbit Matahari, dan Bulan mengorbit Bumi. Bulan juga
berotasi, namun hal itu kurang begitu jelas (kita akan membahas ini nanti). Ingat-ingat
gambaran sistem bumi bulan dan matahari dalam bentuk animasi ini dalam pikiran anda
saat kita membahas fase bulan. Ingat bahwa semua fenomena terjadi secara simultan
(rotasi bumi dan orbit, rotasi bulan dan orbit).

 Anda dapat meringkas fase bulan tentang bagaimana dan kapan mereka muncul dengan
menggunakan satu gambar tunggal. Untuk melihat gambar ini, di panel ―Lunar Cycles―,
tutup tab Animasi dan klik pada tab Images.

 Pilih gambar kiri atas, yang menyebutkan ―Cycles Lunar‖ saat anda mengarahkan mouse
di atasnya.

Gambar tersebut merupakan gambar yang membutuhkan interpretasi, namun jika anda dapat
mengetahuinya, anda berarti telah menguasai pemahaman tentang konsep fase Bulan. Matahari
jauh berada disebelah kiri diagram, sehingga Sinar matahari menerangi dari sisi kiri Bumi dan
Bulan. Segera permukaan di bumi separuh terkena sinar matahari menjadi siang dan separuh
menjadi malam. Jika anda membayangkan bumi adalah tetap dalam sebuah diagram yang
berputar berlawanan arah jarum jam maka titik yang akan mengalami matahari terbenam adalah
titik Bumi yang telah berputar 1/4 dari orbitnya, kemudian terjadi malam dan berangsur kembali
Terbit dan terjadi siang. Dalam gambar ini waktu/jam telah dilabelkan.

Dalam diagram yang sama, Bulan ditampilkan di delapan lokasi berbeda di sepanjang orbitnya
mengelilingi Bumi. Misalnya, bulan purnama terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada
dalam satu garis (diberi label sebagai posisi 4). Sinar matahari yang mengenai Bulan menerangi
setengah bulan yang menunjuk ke arah Bumi. Sehingga pada saat terjadi Bulan purnama
setengah dari seluruh permukaan bulan yang mengarah ke bumi sejatinya diterangi oleh sinar
matahari.

Pertanyaan berikutnya yang dapat anda jawab dari diagram ini adalah: Kapan bulan purnama
dapat terlihat di Bumi? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat mengintegrasikan
pengetahuan kita tentang rotasi Bumi. Bayangkan diri anda pada saat siang hari dimana
permukaan Bumi mengarah langsung ke Matahari. Ingatlah, Siang adalah saat ketika anda berada
di bagian permukaan bumi yang mengarah langsung ke Matahari dan ketika matahari sedang
transit diatas meridian anda. Enam jam kemudian, ketika Bumi telah berputar seperempat dari
rotasinya maka matahari berpindah ke ufuk barat dan melihat bulan purnama terbit diufuk timur.
Jadi saat matahari terbenam(sekitar 6:00 PM), bulan purnama secara bersamaan telah terbit.
Enam jam kemudian, Bumi telah berputar seperempat tambahan dari rotasinya, Bulan secara
langsung di atas anda (yaitu saat bulan transit di atas meridian anda). Maka dari sini kita dapat
ketahui bersama bahwa bulan purnama transit pada saat tengah malam. Enam jam kemudian
yaitu sekitar pukul 6:00, Bulan akan berpindah dan berada di langit ufuk barat (Bulan
Tenggelam/MoonSet), dan Matahari akan berada di ufuk timur (terbit).

Fase Bulan Baru terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu barisan (tidak
berlabel, pada posisi 8). Dalam hal ini, sisi bulan yang tidak tersinari oleh sinar matahari sedang
menghadap Bumi. Dengan demikian, saat Bulan Baru kita tidak dapat melihat bulan di langit
sama sekali karena sisi terang dari bulan langsung menghadap ke matahari dan sisi gelap bulan
tepat mengarah ke bumi. Menggunakan logika dari paragraf di atas, meskipun kita tidak dapat
secara langsung melihat bulan baru, maka kita juga dapat mengetahui bahwa bulan baru juga
mengalami transit (jam 12 siang), terbenam saat di matahari terbenam (sekitar 6 sore), dan terbit
saat matahari terbit (jam 6 pagi ).

Fase bulan lainnya jatuh di antara bulan baru dan bulan purnama. Sebagai contoh, pada Kuarter
Pertama, sisi permukaan Bulan yang menghadap Bumi adalah setengah tersinari cahaya matahari
dan setengahnya tidak tersinari cahaya matahari. Pada fase kuarter pertama, bulan akan terbit
pada siang hari, transit pukul 6 sore, dan tenggelam di tengah malam.

 Jika anda ingin melihat seluruh proses ini bermain lah kembali dengan animasi sebelum
nya, anda dapat kembali ke tab Animasi pada modul Lunar Cycles, dan memilih ―Lunar
Fase Simulator.‖ Ketika anda menjalankan animasi, anda akan melihat Bulan mengorbit
Bumi, anda akan melihat bagaimana penampakannya berubah tergantung berdasarkan
lokasi di sepanjang orbitnya, dan bagaimana terbit, transit, dan terbenam pada waktu
yang berbeda tergantung pada lokasi sepanjang orbitnya.

Ada dua animasi serupa lainnya yang mungkin dapat anda gunakan untuk membandingkan saat
anda mempelajari Fase Bulan. Antara lain:

1. Teachers‘ Domain phases of the Moon


2. University of Illinois phases of the Moon applet

Mari kita akhiri diskusi ini dengan membahas kembali tentang rotasi bulan. Jika Bulan berotasi,
mengapa wajah bulan selalu menunjukkan wajahnya yang sama saat kita lihat dari Bumi?
Seharusnya kita melihat muka Bulan perlahan-lahan berubah seiiring ia berotasi? Sebagai
contoh, seperti saat kita mengamati bumi dari sudut pandang permukaan Matahari. Selama 24
jam, kita akan melihat Amerika Utara memutar kemudian hilang dari pandangan anda dan
kemudian muncul lagi. Mengapa bulan tidak demikian? Hal ini akan kita bahas secara lebih rinci
dalam materi berikutnya, namun jawaban singkatnya adalah bahwa kecepatan rotasi Bulan sama
dengan kecepatan orbitnya. Artinya, Bulan mengambil jumlah waktu rotasi yang sama dengan
waktu orbitnya. Karena inilah, permukaan bulan selalu sama jika kita lihat dari bumi.

Poin terakhir mengenai fase bulan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bulan dapat
menyelesaikan satu siklus lengkapnya. Kita tahu bahwa panjang hari kita sangat erat berkaitan
dengan kecepatan rotasi Bumi dan panjang tahun kita sangat erat berkaitan dengan periode orbit
Bumi mengelilingi Matahari, jadi bagaimana dengan Bulan? Bulan membutuhkan waktu sekitar
29,5 hari untuk dapat menyelesaikan satu fase lengkapnya atau kira-kira satu bulan.
Gerhana
Tidak seperti siang & malam, fase bulan, dan musim. Fenomena yang terakhir ini adalah
fenomena langka yang mungkin atau secara pribadi mungkin anda belum pernah mengalami dan
mungkin juga hanya tertulis pada daftar pengamatan anda saja. Fenomena yang dimaksud adalah
fenomena gerhana. Fenomena gerhana jarang terjadi karena gerhana memerlukan syarat yang
cukup spesifik yaitu dengan posisi sejajarnya Matahari, Bumi, dan Bulan. Jika Bulan sejajar
dengan Matahari dari sudut pandang bumi maka Bulan akan memblokir cahaya matahari yang
mengarah ke Bumi maka terjadilah gerhana matahari. Jika Bulan berada di sisi lain Bumi dari
Matahari yaitu pada fase bulan purnama, Bumi akan memblokir datangnya cahaya matahari yang
menuju Bulan maka terjadilah gerhana bulan. Bila kita tengok kembali diagram fase bulan dari
―Lunar Cycles module‖, maka tampak Matahari, Bumi, dan Bulan akan sejajar untuk terjadi nya
gerhana selama dua kali dalam satu bulan!

Apakah ada gerhana matahari setiap bulan baru dan gerhana bulan setiap bulan purnama?

Ternyata, ada efek lain yang perlu dijelaskan. Agar terjadi gerhana disetiap bulan purnama dan
bulan baru, bidang orbit Bulan mengelilingi Bumi harus identik dengan bidang orbit bumi
mengelilingi matahari. Artinya, tiga obyek harus tepat sejajar seperti pada diagram pertama di
bawah ini. Jika misalnya, Bulan berada di atas atau di bawah bayangan bumi maka tidak akan
terjadi gerhana bulan. Demikian pula, jika bayangan Bulan tidak menutup Bumi karena Bulan
berada di atas atau di bawah bidang orbit bumi mengelilingi matahari maka tidak akan terjadi
gerhana matahari. Bidang orbit Bulan cenderung condong 5 derajat dibandingkan dengan bidang
orbit bumi, sehingga seringnya bulan berada di atas atau di bawah posisi yang diharapkan untuk
menyebabkan terjadinya gerhana.

Jika Anda berpikir bahwa orbit bumi mengelilingi Matahari bagaikan sebuah cakram dan orbit
Bulan mengelilingi Bumi sebagai cakram lainnya, maka ada sudut 5 derajat diantara kedua
cakram tersebut. Namun, kapan saja Anda memiliki dua lingkaran yang saling berpotongan
seperti yang terjadi pada kedua cakram diatas maka akan ada dua titik di mana perpotongan
terjadi (seperti fenomena ekuinoks yang telah kita bahas sebelum nya dimana terdapat dua
perpotongan yaitu garis Khatulistiwa langit berpotongan dengan gris ekliptika langit). Kedua
titik perpotongan pada orbit Bulan (di mana Bulan terletak pada bidang yang sama dengan orbit
Bumi) disebut node( nodes), dan garis yang menghubungkan dua titik disebut garis node(line of
nodes).

Jadi cara agar terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan setidak nya membutuhkan dua
kondisi, bukan hanya satu. Yaitu:

Agar gerhana matahari dapat terjadi bulah harus mengalami fase Bulan Baru atau agar gerhana
bulan dapat terjadi bulan harus mengalami fase bulan purnama (gambar atas).

dan

Garis node harus sejajar dekat dengan Matahari dan Bumi (gambar bawah).
Lihatlah ini!
Anda dapat menemukan klip video singkat tentang gerhana
matahari(http://www.teachersdomain.org/resource/ess05.sci.ess.eiu.eclipse/) di situs Web Guru
‗Domain.

CATATAN: ―Teacher‘s Domain‖ adalah sumber yang bebas namun demikian Anda diharuskan
mendaftar terlebih dahulu agar anda dapat melihat lebih dari 7 sumber. Karena dalam kuliah ini
kita akan menunjuk ke beberapa sumber yang ada disana, ada baiknya untuk beberapa menit
kedepan anda mendaftar terlebih dahulu.

Penampakan Matahari dan Bulan saat gerhana


Pada akhirnya, mari kita simpulkan materi ini dengan diskusi tentang bagaimana Matahari dan
Bulan muncul selama gerhana. Ada tiga kemungkinan penampakan yang terjadi pada gerhana
bulan dimana ini semua bergantung pada seberapa dekat garis node sejajar dengan Matahari dan
Bumi:

 Gerhana Bulan Total : Terjadi saat Bulan sepenuhnya berada di dalam umbra bumi.
 Gerhana Bulan Sebagian : Terjadi saat Bulan sebagian dalam umbra Bumi dan sebagian
di penumbra.
 Gerhana Bulan Penumbra: Terjadi saat Bulan sepenuhnya berada di dalam penumbra.

Pada gerhana bulan total, Bulan akan jauh lebih gelap dan berwarna merah sebagaimana Bumi
memungkinkan beberapa gelombang cahaya merah dari Matahari dapat menjangkau permukaan
Bulan. Sedang pada gerhana Bulan Sebagian – bagian permukaan bulan akan terlihat lebih gelap
dan memerah, sedangkan sisanya akan tampak normal. Sebagian besar dari kita mungkin tidak
menyadari bahwa gerhana bulan penumbra pernah atau telah terjadi, karena pada saat Gerhana
Bulan Penumbra, yang terjadi pada Bulan hanyalah meredup saja.

Berikut beberapa contoh foto dari gerhana bulan :

 http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap031121.html
 http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap010118.html
 http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap030522.html

Salah satu perbedaan yang signifikan antara gerhana matahari dan gerhana bulan yang harus kita
ketahui bersama adalah bahwa jenis dari gerhana matahari ditentukan dari posisi pengamat
dipermukaan bumi saat mengamati gerhana matahari. Lihat Gambar APOD berikut ini mengapa
hal ini dapat terjadi:

 http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap990830.html
 http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap021209.html

Ada tiga jenis gerhana matahari yaitu:

 Gerhana Matahari Total: Siapapun di permukaan Bumi yang tinggal di daerah dimana ia
dilewati oleh bayangan umbra Bulan maka ia akan melihat Matahari secara keseluruhan
tertutup oleh cakram Bulan. Sebagai contoh lihat gambar berikut ini :
http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap021206.html. Gerhana Matahari Total selanjut nya yang
akan terlihat di amerika serikat pada tahun 2017. Berikut adalah peta google dari jalur
gerhana
http://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEgoogle/SEgoogle2001/SE2017Aug21Tgoogle.html

 Gerhana Matahari Sebagian: Gerhana Matahari sebagian akan terlihat jika lokasi anda
saat mengamati gerhana matahari berada di luar Lintasan umbra Bulan, namun masih
berada didalam lintasan penumbra Bulan. Saat gerhana berlangsung, anda akan melihat
sebagian dari cakram Matahari tertutup oleh cakram Bulan. Sebagai contoh lihat gambar
berikut ini : http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap970903.html

 Gerhana Matahari Cincin: Ingatlah kembali pada animasi bulan sebelum nya. Kita telah
menyadari bersama bahwa Bulan terkadang sedikit tampak lebih besar dan terkadang
tampak lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh elipsnya orbit Bulan. Terkadang orbit bulan
lebih dekat dengan Bumi daripada waktu-waktu lainnya dimana hal ini menyebabkan
bulan akan tampak lebih besar dan terkadang pula orbit bulan menjauh daripada hari-hari
biasanya yang menyebabkan cakram bulan tampak kecil. Nah, jika Bulan pada saat
terjadi gerhana matahari posisinya berada dalam posisi yang sedikit lebih jauh dari Bumi
maka cakram bulan akan tampak lebih kecil dan cakram tidak akan sepenuhnya menutupi
cakram Matahari selama gerhana. Sebagai contoh lihat gambar berikut ini :
http://apod.gsfc.nasa.gov/apod/ap030605.html

Perbedaan mendasar antara gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin adalah orbit
bulan yang menjauh menyebabkan cakram bulan berubah menjadi lebih kecil dari biasanya
sehingga cakram bulan yang seharusnya menutup seluruh cakram matahari tidak dapat menutup
sepenuhnya maka terjadilah gerhana matahari cincin. Namun jika cakram bulan tidak menjauh
dan dapat menutup seluruh cakram matahari maka terjadilah gerhana matahari total
Pengantar Materi Bab 2
Author : Dr. Christopher Palma
Penterjemah & Editor: Eko Hadi G

Seperti kebanyakan siswa, mungkin anda masuk ke dalam e-learning ini dengan pemikiran
bahwa kita akan menghabiskan seluruh aktifitas astronomi kita dengan mengamati langit malam.
Apa yang akan kita pelajari pada e-learning ini tidak selamanya mengamati langit malam terus
menerus melainkan kita juga mempelajari astrofisika agar kita dapat memahami dan
memecahkan masalah tentang bagaimana benda-benda langit dapat memiliki perilaku yang beda
dari lainnya dan memahami alasan mengapa benda-benda itu dapat berperilaku tertentu. Secara
tradisional hal ini telah diajarkan dari perspektif sejarah. Pada bab ini kita akan melihat seberapa
lama waktu yang dibutuhkan dari mulai melakukan pengamatan benda-benda dilangit hingga
memahami benda-benda langit untuk yang pertama kalinya.

Dalam bab ini, kita akan mulai mempelajari fisika dasar yang merupakan dasar dari astronomi,
untuk saat ini kita akan fokus pada orbit planet-planet mengelilingi matahari dan gaya gravitasi.
Kisah ini melibatkan banyak ilmuwan paling terkenal dari sepanjang sejarah: Aristoteles,
Ptolemy, Galileo, Copernicus, Newton, dan beberapa astronom terkenal yang mungkin anda
tidak akrab dengan namanya seperti Tycho Brahe dan Johannes Kepler. Kisah tentang
bagaimana konsep pemahaman kita tentang tata surya dan bumi sebagai tempat tinggal kita
berkembang adalah contoh yang sangat baik dari metode ilmiah dan bagaimana keakuratan
pengamatan dapat memaksa kita untuk mengubah beberapa teori yang paling mendasar tentang
alam semesta.

Apa yang akan kita pelajari dalam Bab 2?


Pada akhir Bab 2, Anda harus dapat:

 Menginterpretasikan bukti pengamatan Tata Surya dengan konsep heliosentris.


 Membandingkan secara kuantitatif, membedakan bentuk orbit planet dan hubungan
antara jarak mereka dari Matahari serta periode orbit mereka.
 Menjelaskan mengapa gaya gravitasi menjadi kekuatan yang menjaga planet-planet di
orbit sekitar Matahari dan menjelaskan bagaimana sifat orbital suatu objek dapat
digunakan untuk menentukan massa sebuah sistem.

Daftar materi Bab 2

 Pengamatan Langit Dengan Mata Telanjang


 Model Geosentris
 Model Heliosentris
 Tiga Hukum Kepler
 Hukum Gravitasi Newton
 Sumber Tambahan Materi 2
Pengamatan Langit Dengan Mata Telanjang
Sebelum penemuan teleskop oleh Sacharias Janssen dan Hans lipperhey hingga kemudian
Galileo menggunakan teleskop untuk keperluan astronomi, seorang pengamat langit pada
awalnya mengamati langit hanya dapat melihat benda-benda langit dengan mata telanjang
seperti:

 Matahari
 Bulan
 Lima planet: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus
 Bintang-bintang

Jika anda mengingat kembali pada Bab 1, kita telah membahas bersama bahwa posisi Matahari
di langit muncul bergeser dengan memperhatikan latar belakang bintang-bintang. Kita tidak
mampu melihat bintang di siang hari, sehingga pergeseran Matahari dilangit tidak jelas dan
tampak bagi sebagian orang. Namun, kita ketahui bersama bahwa banyak peradaban di era pra-
teleskopik telah akrab dengan pergeseran Matahari dengan memperhatikan bintang-bintang
dibelakangnya. Misalnya, dengan cermat mereka mempelajari terbitnya matahari dan tata letak
dari bintang dan menggunakannya untuk menandai tanggal di kalender mereka. Munculnya
bintang-bintang terang tepat sebelum matahari terbit(Heliacal rising of star ) merupakan
indikasi langsung bagi mereka untuk menandai pergeseran Matahari terhadap bintang-bintang.
Maksud dari heliacal rising of star adalah, Jika matahari kebetulan dari sudut pandang kita di
berada didepan sebuah bintang tertentu, misalnya Sirius, maka bintang itu akan naik menjelang
fajar dan peristiwa itu hanya terjadi satu hari dalam setahun. Keesokan harinya, Sirius akan terbit
empat menit lebih awal sebelum matahari terbit karena Matahari bergerak ke ke arah timur
bersama ekliptika.

Informasi lebih lanjut


Ada banyak informasi tentang terbitnya matahari dari website Universitas Stanford ―Ancient
Observatories, Timeless Knowledge―

Seperti yang anda lihat dari daftar benda langit diatas, hanya ada lima planet yang dapat dilihat
dengan menggunakan mata telanjang. Bagi pengamat yang sama, apa yang membedakan planet
dengan bintang-bintang? Ya, sekali lagi gerak semu harian mereka dilangit. Jika kita amati
bersama, planet sejatinya juga tampak bergeser jika dibandingkan dengan bintang-bintang
sebagai latar belakangnya, namun dengan cara yang lebih kompleks dari pada Matahari.

Berikut ini adalah gambar komposit dari planet mars selama tahun 2003.
Sumber: Astronomy Picture of the Day

Jika anda mempelajari jejak planet mars dilangit dengan dengan gambar APOD diatas, anda akan
menemukan bahwa gerak bagian pertama dari gerakan planet mars adalah prograde(searah), atau
ketimur seperti halnya matahari bila dibandingkan dengan bintang-bintang. Namun sekitar
tanggal 30 juli, mars perlahan melambat dan melanjutkan untuk bergerak retrograde(berlawanan
arah) atau bergerak kebarat bila kita lihat dengan dibandingkan bintang-bintang dibelakangnya.
Setelah itu mars bergerak lambat lagi dan mulai bergerak prograde seperti pada awalnya yaitu
bergerak kearah timur. Jika Anda mempelajari planet-planet yang dapat diamati dengan mata
telanjang lainnya seperti Jupiter dan Saturnus, maka anda akan menemukan bahwa mereka
ternyata menunjukkan memiliki perilaku yang sama. Jalur ini sering disebut sebagai ―retrograde
loop.‖ Sekali lagi dengan menggunakan Mars sebagai contoh, retrograde loop tidak selalu identik
baik pada tanggal dimulainya dan berakhirnya dari loop retrograde, bentuk dari jejak lintasan
retrograde dengan memperhatikan bintang dan titik-titik sepanjang ekliptika di mana loop ini
dimulai.

Selama hampir diseluruh pertemuan ini, kita akan kembali mempelajari geometri dan gerakan
tata surya dari awal hingga akhir, juga akan kita jelaskan bagaimana kita dapat memahami
dengan mudah gerak retrograde yang salah satunya dialami oleh planet Mars. Baik, sementara ini
tampaknya sangat sederhana jika kita fikirkan, namun butuh ribuan tahun bagi para ilmuwan
untuk memecahkan masalah bagaimana hal ini dapat terjadi.
Model Geosentris
Model Ilmiah
Sebelum kembali pada gerak retrograde Mars dan memulai diskusi kita dengan menjelaskan
bagaimana gerak retrograde ini dapat terjadi, mari kita bahas terlebih dahulu tentang model
ilmiah. model ilmiah merupakan istilah yang sekarang digunakan dalam standar pendidikan
sains, dan saya ingin menjelaskan hal ini kepada anda agar saat saya menggunakan istilah
tersebut dalam materi-materi kedepan anda dapat faham seperti yang saya maksud.

Bagi para astronom dan ilmuwan lainnya, ―membuat sebuah model‖ pastinya memiliki arti
tertentu: dengan mempertimbangkan pengetahuan kita tentang hukum-hukum dalam ilmu
pengetahuan, kita dapat membangun sebuah gambaran secara fisik tentang bagaimana sesuatu
dapat bekerja. Itulah yang disebut dengan model. Setelah model terselesaikan dengan baik, maka
kita akan menggunakan model ini untuk memprediksi perilaku sebuah sistem yang ada di
kenyataan. Jika hasil dari pengamatan kita dan prediksi kita dari model yang telah kita buat
ternyata sama, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kita telah memiliki beberapa bukti bahwa
model kita dapat dikatakan baik. Namun jika hasil pengamatan dan kenyataan ternyata
bertentangan dengan prediksi dari model kita, maka kita perlu merevisi desain dari model yang
telah kita buat agar dapat lebih menjelaskan hasil dari pengamatan yang kita lakukan. Dalam
banyak kasus model hanyalah berupa ide sederhana, tidak ada representasi fisik dari hal itu. Jadi,
jika saya selama dipertemuan ini atau dipertemuan selanjutanya saat saya mengatakan ―model,‖
maka gambaran dari kata model bukanlah model seperti model mainan kapal perang anak-anak
dengan skala 1:200 melainkan model yang akan kita gunakan untuk memecahkan kasus yang
ada. Misalkan, jika anda ingin mempelajari angin tornado, anda dapat membuat sebuah simulasi
tornado menggunakan dua buah liter botol soda yang diisi dengan air. Dalam ilmu pengetahuan
modern, banyak model komputasi yang diterapkan dialam – seperti menuliskannya dalam sebuah
program yang akan mensimulasikan perilaku objek nyata atau sebuah fenomena, dan jika
prediksi model komputer anda sesuai antara pengamatan dan kenyataan, maka model komputer
anda dapat adalah model komputer yang baik.

Model geosentris Yunani

Dalam buku astronomi-astronomi pada umumnya, bab atau bahasan dengan topik gerakan
planet-planet dilangit hampir selalu dimulai dengan menyebutkan nama orang Yunani kuno.
Dalam bahasan ini saya tidak akan membahas secara detail tentang kehidupan dan prestasi dari
orang-orang tersebut seperti Eratosthenes, Aristarchus, Hipparchus, dll, melainkan kita akan
mempelajari bagaimana model alam semesta yang disajikan oleh orang-orang Yunani kuno ini
dan secara spesifik kita akan mempertimbangkan karya Aristoteles dan Ptolemeus dimana model
mereka dianggap sebagai penjelasan terbaik bagi bekerjanya sistem tata surya selama lebih dari
1000 tahun!

Baiklah untuk saat ini saya akan abaikan sebagian besar penemuan para filsuf Yunani yang
terkenal itu, Saya pikir hal ini cukup penting untuk dicatat bahwa mereka mampu menentukan
banyak pemahaman hebat dari tata surya kita berdasarkan pada kehebatan pemahaman mereka
terhadap geometri. Misalnya, Eratosthenes diberikan kredit karena ia menunjukkan bahwa bumi
itu bulat dan melakukan experimen yang menghasilkan pengukuran keliling bumi

Sekarang, mari kita kembali ke diskusi tentang model geosentris Yunani kuno. kini, kita akan
memulai bahasan dengan hukum fisika yang selama ini kita kenal sebagai dasar model ilmiah
kita. Berbeda dengan model ilmiah yang berdasar pada hukum fisika kita, pada saat model
Yunani sedang dikembangkan, hukum-hukumnya banyak yang tidak diketahui namun mereka
memegang erat beberapa keyakinan yang membentuk dasar dari model tata surya mereka. yaitu:

 Bumi adalah pusat dari alam semesta dan ia diam


 Planet-planet, matahari, dan bintang-bintang berputar mengorbit bumi
 Lingkaran dan bola adalah bentuk yang ―sempurna‖, sehingga semua pergerakan di langit
selalu mengikuti jejak lintasan langit yang melingkar, dimana hal ini disebabkan oleh
benda-benda langit yang menempel pada cangkang bola
 Benda langit patuh terhadap aturan ―Gerak alami‖ yang mana berlaku pada semua planet
dan bintang bintang yang mengelilingi bumi dengan kecepatan seragam

Setelah membaca ketentuan aturan diatas, orang-orang Yunani menciptakan model untuk
memprediksi posisi dari planet-planet. Mereka saat itu telah mengetahui tentang gerakan
retrograde dan oleh karena itu, mereka juga membangun model mereka sedemikian rupa untuk
menjelaskan gerakan retrograde planet. Kini model mereka disebut sebagai model geosentris
karena bumi sebagai pusat dari tatasurya.

Pengetahuan kita akan model geosentris Yunani sebagian besar berasal dari Almagest, yaitu
buku yang ditulis oleh Claudius Ptolemy sekitar 500 tahun setelah masa Aristoteles. Dalam
Almagest, Ptolemeus memasukkan tabel dengan posisi planet-planet seperti yang diprediksikan
dalam modelnya. Jika Anda ingat kembali diskusi sebelumnya, gerakan retrograde planet-planet
sangatlah kompleks, sehingga Ptolemy harus membuat model yang sama rumitnya untuk
menguji ulang gerakan ini. Rumitnya model Ptolomy akan saya ringkas dengan singkat
semuanya di sini: Model Ptolemy tidak hanya memiliki planet dan Matahari yang melekat pada
satu bidang masing-masing saja, tapi ia harus memasukkan lingkaran (epicycles) di atas
lingkaran (deferents) dengan Bumi mengimbangi dari pusat. Pada versi yang lebih kompleks
pada model ini yaitu masih sering terjadi kesalahan prediksi dalam beberapa derajat atau dengan
jarak sudut yang lebih besar dari diameter bulan purnama.

Berikut adalah model animasi Flash dari sistem Ptolemaic. Sebagai contoh, anda dapat melihat
bagaimana Bulan dan Matahari atau Merkurius dan Matahari yang seharusnya memiliki
mengorbit Bumi:

The final Almagest Moon V1 V2


Mercury V1 V2
(Gunakan versi 2 jika link tidak berjalan pada web browser anda)

Ingatlah bahwa masyarakat Yunani tidak mengandalkan penalaran matematika ketika melakukan
eksperimen dan merancang model mereka. Mungkin anda bertanya-tanya, dalam model Yunani
bagaimanakah urutan planet mulai dari Bumi ke luar dan bagaimana mereka memilih untuk
berada di urutan itu? Berikut urutan mereka:

1. Earth (Tidak bergerak dan sebagai pusat edar)


2. Bulan
3. Merkurius
4. Venus
5. Matahari
6. Mars
7. Jupiter
8. Saturnus

Kita akan membahas konsep berikut ini lebih lanjut mungkin dilain waktu, namun
mempertimbangkan kecepatan sudut suatu benda di langit. Semakin cepat kecepatan sudut maka
semakin besar jarak sudut obyek yang mencakup dalam jumlah waktu yang sama. Sebuah contoh
sederhana adalah dengan mempertimbangkan dua pesawat di langit. Salah satunya dekat dengan
Anda, dan yang lain berjarak lebih jauh. Jika kedua pesawat yang terbang pada kecepatan yang
sama dalam arah yang sama di garis pandang, pesawat yang lebih jauh akan muncul untuk
menutupi jarak sudut pendek di langit dari pesawat dekatnya. Jadi, jika Anda dapat
memperkirakan kecepatan sudut dari dua benda dan jika Anda berasumsi bahwa mereka
bergerak dengan kecepatan riil yang sama dan dalam arah yang sama, salah satu yang melakukan
perjalanan jarak pendek di langit harus menjadi obyek yang lebih jauh.

Orang-orang Yunani menggunakan metode ini untuk memperkirakan jarak dari bumi menuju
planet, dan mereka dapat menentukan urutan relatif planet-planet. Kelemahan yang paling
signifikan adalah anggapan mereka bahwa bumi sebagai pusat edar segala sesuatu yang ada
dilangit.
Model Heliosentris
Model geosentris Tata Surya masih terlihat dominan selama berabad-abad. Namun, model
geosentris yang telah berkembang hingga dalam bentuk yang paling kompleks ternyata masih
menghasilkan kesalahan-kesalahan dalam memprediksi dari posisi planet-planet di langit
sehingga para ilmuwan mengakui bahwa model yang lebih baik dari diperlukan.

Para astronom memberikan pengakuan atas penyajian model versi pertama dari pandangan
modern Tata Surya kita yaitu kepada Nicolaus Copernicus, seorang pendukung teori heliosentris,
atau model dimana Matahari menjadi pusat dalam sistem tata surya. Copernicus mengusulkan
bahwa Matahari adalah pusat Tata Surya, dengan semua planet yang dikenal pada waktu itu
mengorbit Matahari bukan Bumi. Meskipun hal ini memecahkan banyak masalah lama dalam
model Ptolemaic, Copernicus masih percaya bahwa orbit planet harus melingkar, sehingga
modelnya tidak jauh lebih berhasil seperti halnya Ptolemeus dalam memprediksi posisi planet-
planet. Modelnya sangat sukses, terlebih dalam memecahkan masalah gerak retrograde dengan
cara yang sangat elegan. Hal ini diilustrasikan dalam animasi di bawah. Klik pada tombol
―Start‖ untuk melihat gerak retrograde.
Solusi untuk memecahkan masalah gerak retrograde adalah dengan menyadari bahwa Bumi
bergerak lebih cepat di sekitar Matahari dibanding Mars. Sepanjang orbitnya, Bumi pada waktu
tertentu akan meninggalkan Mars dari satu titik sudut pandang. Artinya, jika bumi berada pada
posisi jam 03:00 sepanjang orbitnya, Mars mungkin berada pada posisi jam 01.00. Karena bumi
bergerak lebih cepat sepanjang orbitnya maka Bumi suatu ketika akan menyusul Mars pada
posisi jam 12 diwaktu yang sama. Setelah melewati Mars, Bumi akan mencapai posisi jam 09:00
pada orbitnya sementara Mars baru sampai ke pukul 11. Dari sudut pandang kita di Bumi, Mars
akan muncul untuk bergerak prograde di langit ketika kita mendekati mars, namun, saat bumi
kita mulai menyalip dan mendahului Mars, maka mars akan tampak melambat kemudian
berhenti dan mulai bergerak retrograde. Sebuah analogi yang baik untuk membantu memperjelas
konsep ini adalah dengan memvisualisasikan pelari di lintasan lomba lari. Bayangkanlah dua
pelari, satu bergerak cepat dalam jalur dalam (pelari Bumi) dan lainnya bergerak lebih lambat di
jalur luar (pelari Mars). Ketika keduanya berlari pada jalur lari, pelari Bumi akan melihat pelari
Mars bergerak maju. Namun karena pelari bumi kecepatannya lebih cepat daripada pelari mars,
maka perlahan pelari mars akan tampak melambat hingga akhirnya pelari bumi dapat menyusul
pelari mars. Saat keduanya bertemu pada saat yang sama, pelari mars sejenak akan tampak
bergerak diam pada posisinya dan beberapa saat kemudian pelari mars akan tampak bergerak
mundur menjauhi jika dilihat dari sudut pandang pelari bumi.

Walaupun model Copernicus dapat memecahkan beberapa masalah, kurangnya akurasi dalam
memprediksi posisi planet tetap tidak dapat diterima secara luas sebagaimana model Ptolemaic.
Para pendukung model geosentris juga mangajukan uji coba lainnya terhadap model heliosentris:
jika benar bumi mengorbit Matahari, maka bintang-bintang yang jauh akan terbit bergeser dari
sudut pandang kita, efek ini dikenal sebagai paralaks. Bagi pendukung model heliosentris,
ternyata hal ini menyebabkan masalah. Jika model heliosentris mereka benar, maka kita harus
mengamati paralaks, namun tidak satupun pengamat paling akurat dalam satu hari mampu
mendeteksi jumlah paralaks yang terukur bahkan untuk sebuah bintang tunggal.

Lupakan paralaks sejenak, semakin berkembangnya ilmu astronomi pada saat itu ditambah
dengan hasil pengamatan yang semakin akurat membuat model heliosentris semakin banyak
diterima. Hal ini datang dari Tycho Brahe dan Johannes Kepler. Brahe dinobatkan sebagai salah
satu pengamat terbaik pada masanya. Didalam observatorium miliknya dengan menggunakan
instrumentasi yang dibuat dan didesain sendiri, selama sekitar 15 tahun Brahe terus menyusun
daftar keakuratan posisi untuk planet-planet di langit. Asistennya yaitu Johannes Kepler datang
untuk bekerja dengan Brahe sesaat sebelum Brahe meninggal. Kepler menggunakan
keterampilan matematikanya untuk mempelajari hasil pengamatan akurat milik Brahe dan
kemudian mengusulkan tiga hukum yang secara akurat menggambarkan gerakan dari planet-
planet di tata surya.
Tiga Hukum Kepler
Hukum I Kepler

Kepler adalah seorang ahli matematika termutakhir


dizamannya, sehingga kemajuan yang ia buat dalam studi tentang gerakan planet-planet adalah
untuk memperkenalkan dasar matematika untuk model heliosentris dari tata surya. Dimana
Ptolemy dan Copernicus hanya bergantung pada asumsi, seperti bahwa lingkaran adalah bentuk
yang ―sempurna‖ dan semua orbit benda langit harus melingkar, Kepler menunjukkan bahwa
orbit lingkaran matematis tidak sama dengan data yang adap pada planet Mars, namun orbit elips
juga tidak cocok dengan data! Kita sekarang lihat pernyataan berikut sebagai Hukum Pertama
Kepler:

―Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya‖

Berikut adalah demonstrasi dari metode klasik untuk menggambar bentuk elips:
Sumber: Wikipedia

Kedua pines dalam gambar mewakili dua fokus elips, dan benang tersebut memastikan bahwa
jumlah jarak dari dua fokus (paku payung) ke pensil adalah konstan. Di bawah ini adalah gambar
lain dari elips dengan sumbu utama dan sumbu minor didefinisikan:

Sumber : wikipedia.org

Kita tahu bahwa dalam suatu lingkaran, semua garis yang melewati pusat (diameter) adalah sama
panjang. Namun, dalam elips, garis yang Anda gambar melalui pusat bervariasi panjangnya.
Garis yang berpindah dari satu ujung ke ujung dan meliputi kedua titik fokusnya disebut dengan
sumbu utama, dan ini adalah jarak terpanjang antara dua titik pada elips. Garis yang tegak lurus
terhadap sumbu utama di pusatnya disebut dengan sumbu minor, dan itu adalah jarak terpendek
antara dua titik pada elips.
Pada gambar di atas, titik-titik hijau adalah fokus (setara dengan paku payung pada foto di atas).
Semakin besar jarak antara fokus, semakin besar eksentrisitas pada elips. Dalam kasus yang
terbatas dimana fokus berada di atas satu sama lain (eksentrisitas 0), maka gambar itu berupa
lingkaran sempurna. Sehingga anda dapat mengatakan bahwa lingkaran dapat disebut sebagai
elips dengan eksentrisitas 0. Penelitian telah menunjukkan bahwa buku teks astronomi
memperkenalkan kesalahpahaman dengan menunjukkan orbit planet-planet memili eksentrisitas
tinggi sebagai usaha mereka untuk memastikan kembali bahwa mereka adalah elips dan bukan
lingkaran. Pada kenyataannya orbit sebagian besar planet di tata surya kita sangat dekat dengan
bentuk lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0 (misalnya, eksentrisitas orbit bumi adalah
0,0167). Untuk melihat animasi yang menunjukkan orbit-orbit dengan berbagai eksentrisitasnya,
silahkan lihat diagram eksentrisitas di ―Windows to the Universe.‖ Perhatikan bahwa orbit
dengan eksentrisitas 0,2 yang hampir berbentuk menyerupai lingkaran, mirip dengan
eksentrisitas planet Merkurius dimana ia memiliki eksentrisitas terbesar dari seluruh planet di
tata surya. Elips orbit diagram di ―Windows to the Universe‖ termasuk gambar dengan
perbandingan langsung dari eksentrisitas beberapa planet, asteroid, dan komet.

Hukum satu kepler memiliki beberapa implikasi antara lain :

 Jarak antara planet dan matahari berubah seiring planet bergerak sepanjang
orbitnya
 Matahari adalah penyeimbang dari pusat orbit planet

Hukum II Kepler (hukum tentang luas yang sama)


Dalam model tata surya mereka, orang yunani berkeyakinan pada keyakinan Aristoteles bahwa
benda-benda di langit bergerak dengan kecepatan konstan dalam lingkaran karena itu semua
adalah ―gerakan alami.‖ Akan tetapi, hukum kepler kedua (terkadang disebut sebagai hukum luas
sama) dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kecepatan planet berubah ketika ia bergerak
sepanjang orbitnya.

Hukum kepler dua berbunyi :


―Garis yang menghubungkan planet dan matahari selalu menyapu luas daerah yang sama
pada selang waktu yang sama.‖

Pada gambar di bawah ini yang mengarah ke sebuah tautan animasi menunjukkan bahwa ketika
sebuah planet berada didekat aphelion (titik terjauh dari Matahari, diberi label dengan B) garis
yang digambar antara matahari dan planet trace out a long dan memiliki luasan yang skinny
diantara titik A dan B. Sebaliknya, Ketika planet dekat dengan titik perihelion (titik terdekat
dengan Matahari, diberi dengan label C), garis yang digambar diatara matahari dan planet
traceout a shorter dan memiliki luasan yang fatter antara titik C dan titik D. Irisan yang berwarna
abu-abu dan biru yang ditarik sedemikian rupa Sejatinya memiliki luasan yang sama. Artinya,
luasan antara C dan D di sebelah kanan sama luasnya dengan luasan antara A dan B di sebelah
kiri.

Karena bidang kedua sektor adalah identik, maka hukum kedua Kepler mengatakan bahwa
waktu yang dibutuhkan planet untuk melakukan perjalanan antara A dan B dan juga antara C dan
D pastilah membutuhkan waktu yang sama. Jika Anda melihat jarak sepanjang elips antara A
dan B, jarak A dan B lebih pendek dibandingkan jarak antara C dan D. Karena kecepatan adalah
jarak dibagi waktu, dan karena jarak antara A dan B lebih pendek dari pada jarak antara C dan D,
maka ketika Anda membagi jarak dengan jumlah waktu yang sama Anda menemukan bahwa:

Planet bergerak lebih cepat saat di perihelion dan bergerak lambat saat mencapai aphelion

Orbit-orbit sebagian besar planet hampir lingkaran, dengan eksentrisitas mendekati 0. Dalam hal
ini, perubahan kecepatan mereka tidak terlalu besar terhadap jarak orbit mereka.

Hukum III Kepler


Kepler memiliki semua data-data milik Tycho tentang planet-planet, sehingga ia mampu untuk
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap planet untuk menyelesaikan satu kali
orbit mengelilingi matahari. Hal ini biasanya disebut sebagai periode orbit. Kepler mencatat
bahwa semakin dekat planet itu ke Matahari maka semakin cepat pula planet itu mengorbit
Matahari. Dia adalah ilmuwan pertama yang mempelajari planet dari perspektif bahwa Matahari
dipengaruhi oleh orbitnya. Artinya, tidak seperti Ptolemy dan Copernicus, yang keduanya
mengasumsikan bahwa ―gerak alami‖ planet abergerak dengan kecepatan konstan di sepanjang
lingkaran, Kepler meyakini bahwa Matahari memberikan gaya pada planet untuk mendorong
mereka di sepanjang orbitnya dan karena hal ini, semakin dekat mereka dengan Matahari maka
semakin cepat mereka menelusuri orbitnya.

Kepler mempelajari periode planet-planet dan jarak mereka dari Matahari, dan ia
membuktikannya pada hubungan matematis berikut yang mana disebut sebagai Hukum Kepler
ketiga :

“Kuadrat dari periode orbit sebuah planet (P) berbanding lurus dengan pangkat tiga sumbu
semimayor (a) pada jalur elipsnya.”

Apakah ini berarti secara matematis bahwa jika kuadrat dari periode obyek ganda, maka kubus
sumbu semimayor nya juga harus dua kali lipat. Tanda proporsionalitas dalam persamaan di atas
memberi arti bahwa:

di mana k adalah angka konstan. Jika kita membagi kedua sisi persamaan dengan a3, kita melihat
bahwa:
Ini berarti bahwa untuk setiap planet di tata surya kita, rasio dari periode mereka sama dengan
kuadrat sumbu semimayor kubus adalah memliki nilai konstan yang sama. Maka ini berarti
bahwa:

Kita tahu bahwa periode bumi adalah 1 tahun. Pada masa Kepler, mereka tidak mengetahui jarak
ke planet, tapi kita hanya dapat menetapkan sumbu semimajor Bumi pada satuan yang kita sebut
Unit Astronomi (AU). Artinya, tanpa mengetahui seberapa jauh ukuran jarak dari satuan AU,
kita hanya mengatur aEarth = 1 AU. Jika anda meletakkan 1 tahun dan 1 AU ke dalam
persamaan di atas, maka anda dapat melihat kembali bahwa:

Jadi untuk setiap planet, P2 / a3 = 1 jika P dinyatakan dalam satuan tahun dan a dinyatakan
dalam satuan AU. Maka jika Anda ingin menghitung seberapa jauh Saturnus dari Matahari
dalam satuan AU, semua yang perlu Anda ketahui adalah periodenya. Untuk Saturnus,
periodenya adalah sekitar 29 tahun.

Jadi Saturnus 9,4 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi dari Matahari!
Hukum Gravitasi Newton
Hukum Kepler terkadang disebut sebagai ―Hukum Empiris Kepler.‖ Sebagai alasan dari hal ini,
Kepler secara matematis mampu menunjukkan bahwa posisi planet-planet di langit cocok
dengan model yang memerlukan orbit yang elips, kecepatan orbit planet-planet bervariasi dan
adanya hubungan matematis antara periode dan sumbu semimayor orbit. Meskipun ini adalah
prestasi yang luar biasa, Kepler tidak mampu memberi penjelasan mengapa hukumnya benar –
yaitu – mengapa orbit planet elips dan tidak lingkaran? Mengapa periode planet menentukan
panjang sumbu semimajor nya?

Isaac Newton diberikan penghargaan untuk penjelasannya dalam menjelaskan kasus kepler,
secara teoritis, jawaban atas pertanyaan ini adalah dalam karyanya yang paling terkenal yaitu
―Principia.‖ Dalam Principia, Newton mempresentasikan ketiga hukum-nya:

 Hukum Newton Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali
ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan
gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan
konstan (tidak mengalami percepatan).
 Hukum Newton Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan
sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan
besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma.
Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan
dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
 Hukum Newton Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama,
dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F
pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F
memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai
hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.

Selain itu, ia itu memaparkan hukum gravitasi universal:

Gaya gravitasi antara dua massa adalah

Artinya, gaya gravitasi bergantung pada kedua massa mereka, sebuah konstanta (G), dan dibagi
dengan kuadrat jarak. Dalam persamaan ini, d, jarak, diukur dari pusat objek. Artinya, jika Anda
ingin mengetahui gaya gravitasi pada Anda dari Bumi, Anda harus menggunakan jari-jari Bumi
sebagai d, karena Anda yang jauh dari pusat bumi.

Dengan menggunakan hukum-hukum ini dan teknik matematika kalkulus (yang Newton
temukan), Newton mampu membuktikan bahwa planet-planet mengorbit Matahari karena gaya
tarik gravitasi yang mereka rasakan dari Matahari. Cara kerja orbit adalah sebagai berikut (ini
adalah eksperimen yang terkadang disebut meriam Newton):

Pikirkan sebuah meriam di sebuah gunung tinggi yang berlokasi dekat dengan kutub utara bumi.
Jika anda ingin menembak meriam secara horizontal sejajar dengan permukaan bumi maka
meriam itu akan turun secara vertikal ke permukaan bumi dan disaat yang sama meriam itu akan
bergerak secara horizontal dari gunung, dan akhirnya jatuh kepermukaan Bumi lagi. Kemudian,
jika Anda kembali menembakan meriam dengan kekuatan berlebih maka ia akan terlempar jauh
dari gunung sebelum ia kembali jatuh kepermukaan Bumi. Nah pertanyaan selanjutnya, apa yang
akan terjadi jika Anda menembakkan sebuah meriam dengan begitu banyak tenaga yang jumlah
tenaga tembakan vertikal meriamnya menuju permukaan besarnya sama dengan jumlah gaya
tarik bumi karena bentuknya bulat? — Artinya, jika Anda bisa menembak proyektil dengan
kekuatan yang cukup, itu akan jatuh ke bumi seperti proyektil lainnya, tapi itu akan selalu
ketinggalan menabrak bumi! Untuk contoh ini, lihat ini

Meski Bumi tidak pernah ditembak dengan meriam yang telah kita bicarakan diatas, hukum
fisika serupa tetap berlaku. Pikirkan Bumi sedang berada pada posisi jam 3 di orbitnya yang
mengelilingi Matahari. Jika bumi diluar angkasa bersifat bebas dan dapat jatuh ke kedalaman
luar angkasa melalui ruang tanpa mengalami gaya apapun, oleh hukum pertama Newton, Bumi
hanya akan terus jatuh kekedalaman luar angkasa dalam sebuah garis lurus. Namun hal itu tidak
pernah terjadi, faktanya Matahari memberikan gaya tarik terhadap bumi sehingga bumi
merasakan tarikan terhadap Matahari dan hal ini menyebabkan Bumi tidak jatuh ke arah
Matahari sedikit. Kombinasi Bumi jatuh melalui ruang dan terus-menerus sedang menarik sedikit
ke arah Matahari menyebabkan ia mengikuti jalan melingkar mengelilingi matahari. Efek ini
dapat digambarkan dalam animasi berikut:
flash

Menggunakan teknik kalkulus, sebenarnya Anda dapat memperoleh semua Hukum Kepler dari
Hukum Newton. Artinya, Anda dapat membuktikan bahwa bentuk orbit yang disebabkan oleh
gaya gravitasi seharusnya elips. Anda dapat menunjukkan bahwa kecepatan suatu benda
meningkat pada saat dekat perihelion dan berkurang saat ia mendekati aphelion. Anda dapat
menunjukkan bahwa . Bahkan, Newton mampu menurunkan nilai konstanta, k, dan
hari ini kita menuliskan versi Hukum Newton dari hukum Ketiga Kepler dengan cara ini:

Yang berarti bahwa k

Jika kita menggunakan versi Hukum Newton dari hukum Ketiga Kepler, kita dapat melihat
bahwa jika Anda dapat mengukur P dan mengukur a untuk sebuah objek di orbit, maka anda
dapat menghitung jumlah massa dari dua benda! Sebagai contoh, dalam kasus Matahari dan

Bumi, , jadi hanya dengan mengukur PEarth dan aEarth, Anda


dapat menghitung mSun + MEarth!

Hal ini merupakan dasar dari laboratorium yang akan kita lakukan selama unit ini. Anda akan
menemukan P dan a untuk beberapa Bulan Jupiter, dan Anda akan menggunakan data tersebut
untuk menghitung massa Jupiter.
Terakhir, saya ingin setiap orang untuk melakukan perhitungan cepat menggunakan rumus
Hukum Newton tentang Gravitasi Universal:

Untuk saat ini, kita dapat mengabaikan konstata G. Kita akan menghitung rasio, sehingga pada
akhirnya konstanta akan dikeluarkan dari rumus ini. Apa yang saya inginkan adalah kita melihat
gaya gravitasi ―di ruang angkasa.‖ Artinya, untuk astronot di pesawat ruang angkasa atau
International Space Station (ISS), apa yang dirasakan astronot saat ia di luar angkasa dengan
gaya gravitasi diluar angkasa dibandingkan dengan gaya gravitasi dibumi saat Anda sedang
duduk?

Jika Anda tidak terbiasa dengan melakukan rasio, lakukan langkah berikut demi langkah:

Tuliskan persamaan ini satu kali untuk situasi di Bumi, yaitu:

Tuliskan persamaan ini kedua kalinya untuk situasi di Luar Angkasa, yaitu:

Bentuk rasio mengambil persamaan dari # 1 di atas dan meletakkan di atas # 2 di atas, yaitu:

Pada poin ini, jika Anda ingat dari aturan aljabar, ketika Anda memiliki jumlah kuantitas di atas
dan dibawah pecahan yang sama, mereka membatalkan. Sehingga, Anda dapat mencoret segala
sesuatu di sisi kanan ketika anda menemukan pada kedua bagian atas dan bawah, yaitu G, m1,
dan m2.

Setelah anda menghapusnya maka :

Hal ini memberitahukan kepada Anda bahwa perbandingan antara gaya gravitasi yang Anda
rasakan di Bumi dengan gaya gravitasi yang Anda rasakan di luar angkasa hanya berkaitan
dengan jarak antara Bumi dan Anda dalam kedua kasus. Dalam kasus 1, ketika Anda berada di
Bumi, Anda akan berada pada jari-jari Bumi, sekitar 6400 km. Pesawat ruang angkasa dan ISS
tidak mengorbit jauh dari Bumi. Sejumlah alasan yang wajar untuk jarak antara permukaan bumi
dan ISS adalah sekitar 350 km. Jadi, jika kita tambahkan jarak antara Bumi dan ISS untuk
menghitung gaya gravitasi di ISS maka hasilnya (6400 km + 350 km) = 6750 km. Lantas
seberapa kuat gaya gravitasi yang kita rasakan antara di bumi dan diluar angkasa? Lanjutkan
dengan mengisi nilai-nilai untuk donEarth dan dinSpace dan menghitung perbandingan ini.
Sumber Tambahan Materi 2
 Saya cenderung untuk tidak terlalu berfokus pada tokoh-tokoh sejarah dalam astronomi
dan prestasi mereka, dan saya tinggalkan banyak tentang Galileo, yang sangat penting
dalam transisi dari geosentris ke pandangan Heliosentris Semesta. Jika Anda ingin
membaca lebih lanjut tentang Galileo pada Anda sendiri, saya sarankan Proyek Galileo.
 Dalam Modul ClassAction ada modul yang berhubungan dengan unit ini di bawah Dasar
Gerakan & Astronomi Kuno dan Renaisans Astronomi. Saya sarankan modul Astronomi
Renaisans disebut ―Planetary Orbit Simulator,‖ dan mereka juga memiliki modul mirip
dengan yang dalam pelajaran ini (misalnya, animasi gerak retrograde).
 Pada Domain Guru, ada beberapa sumber daya yang berhubungan dengan pelajaran ini:

Sebuah video dari NASA Percobaan Galileo dilakukan pada Bulan.

Sebuah video tentang demo kelas yang dapat Anda lakukan pada berat.

Sebuah animasi NOVA tentang meriam Newton dan Berat

Dalam bab ini Anda belajar bagaimana astronomi berubah dari studi yang mencermatati langit ke
ilmu pengetahuan dengan dasar dalam hukum dasar fisika. Sementara di kursus astronomi kita
dipaksa untuk mengabaikan banyak fisika Hukum Newton, saya berharap bahwa Anda
menghindar dengan penghargaan untuk fisika orbit dan pemahaman yang kuat bahwa ada
gravitasi di luar angkasa.

You might also like