You are on page 1of 1

Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau

melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (berbeda dengan anastesi umum).
Pada percobaan ini tanaman yang digunakan yaitu rumput teki yang memiliki khasiat sebagai
analgetik. Hewan yang digunakan untuk percobaan yaitu mencit putih

Percobaan ini menggunakan metode Witkin ( Writhing Tes / Metode Geliat ), dengan
prinsip yaitu menimbulkan geliat ( Writhing ), sehingga dapat diamati respon mencit ketika
menahan nyeri. Dengan pemberian obat analgetik akan mengurangi respon tersebut. Larutan
stok dibuat dengan mensuspensikaan CMC 0,5% , ibuprofen, rumput teki. Digunakan
konsentrasi CMC Na yang rendah 0,5% agar suspensi tidak terlalu kental sehingga mudah
untuk mengambil suspensi dengan spuit oral dan mudah masuk ke dalam esofagus mencit.
Pemberian obat-obat analgetik pada mencit dilakukan secara peroral,setiap mencit diberikan
suspensi obat yang berbeda, setelah obat diberikan mencit didiamkan selama 15 menit.
Kemudian disuntik secara intraperitoneal dengan larutan induksi asam asetat 1 %. Pemberian
dilakukan secara intraperitoneal karena memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi oleh
tubuh, cepat memberikan efek, mencegah penguraian asam asetat pada jaringan fisiologik
organ tertentu, serta efek merusak jaringan tubuh jika pada organ tertentu. Misalnya apabila
asam asetat 1% diberikan per oral, akan merusak saluran pencernaan, karena sifat
kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap asam.

Larutan asam asetat diberikan setelah 15 menit, ini bertujuan agar obat yang telah
diberikan sebelumnya sudah mengalami fase absorbsi untuk meredakan rasa nyeri.
Selama beberapa menit kemudian, setelah diberi larutan asam asetat 1% mencit akan
menggeliat dengan ditandai perut kejang dan kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliat mencit
dihitung setiap 5 menit selama 60 menit. Penggunaan asam asetat sebagai induktor dalam
percobaan ini karena asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh,
pemberian sediaan asetat terhadap hewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk
menimbulkan rasa nyeri akibat adanya kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin
meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga
prostaglandin dapat menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin
dan histamin merangsangnya dan menggeliatkan kaki belakang saat efek dari penginduksi ini bekerja.

You might also like