You are on page 1of 6

Agregat merupakan bahan pengisi beton yang memiliki rongga-rongga atau pori-pori yang

dapat terisi dengan air atau udara. Hal ini perlu diperhatikan karena air atau udara yang
tekandung di dalam agregat dapat mempengaruhi proses pembuatan beton. Ada empat kedaan
kandungan air dalam agregat yang mungkin terjadi.

Dalam pembuatan beton, air yang diserap oleh agregat akan tetap berada dalam agregat,
sedangkan air bebas akan bercampur dengan semen dan dapat berfungsi sebagai air
pembentuk pasta semen. Air bebas ini akan mempengaruhi faktor air semen (W/C ratio) dari
beton yang akan dibuat.

https://www.academia.edu/28409576/RANCANGAN_BETON_TULANGAN_Job_4._Pe
ngujian_Bj_dan_Penyerapan_Air_Agg._Kasar_and_Halus

(Diakses 29-09-2017/19:36)

Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal


dengan agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis
yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan
aspal yang banyak dan sebaliknya.

http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-penyerapan-berat.html

(Diakses 29-09-2017/19:10)

Menurut SNI 03-1969-1990 tentang berat jenis penyerapan agregat kasar 3%


sedangkan SNI 03-1970-1990 menjelaskan berat jenis agregathalus maks 2.5 % dan
penyerapan agregat maks 3%.

https://www.academia.edu/29473696/PENGUJIAN_BERAT_JENIS_DAN_PENYERA
PAN.docx

(Diakses 29-09-2017/19:25)
Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume pori yang
dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan
volume partikel).
2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi aspal
ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan
volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative density dari bahan padat
yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara yang dapat menyerap air.

4. Berat jenis efektif


Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran partikel
kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya akan terus
diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.

Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan water arbsorbsi
:
1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm
2. Ukuran butiran antara 40 mm – 50 mm menggunakan metode gasjar
3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer

Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :
1. Keadaan kering oven atau mutlak
Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 110 ±5’C.
2. Keadaan kering udara
Yaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkering permukaanya.
3. Keadaan jenuh kering muka ( SSD )
Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan kering kondisi ini dinamakan
dalam keadaan SSD.
4. Keadaan basah atau penuh
Yaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanya disebut air
permukaan, sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air pada campuran beton.

Dari keempat kondisi ini, hanya (2) kondisi yang sering dipakai yaitu kondisi kering
oven (mutlak) dan kondisi jenuh kering muka (SSD)

http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-penyerapan-berat.html

(Diakses 29-09-2017/19:10)
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume
sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan agregat untuk
menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD =
Saturated Surface Dry).

Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari
agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung
menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.

http://blog-beton.blogspot.co.id/2011/01/pengujian-berat-jenis-agregat-halus.html

(Diakses 29-09-2017/20:30)

Bertat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan
terhadap air dengan volume yang sama pada temperatur 20˚C-25˚C (68˚-77˚F).berat jenis
angregat berbea satu sama lain tergantung dari jenis batuan,susunan,material,struktur batuan
dan porositas batuannya.

Menurut SNI 03-1969-1990 tentang berat jenis penyerapan agregat kasar 3%


sedangkan SNI 03-1970-1990 menjelaskan berat jenis agregathalus maks 2.5 % dan
penyerapan agregat maks 3%.

Berat jenis dan penyerapan memiliki hubungan berbanding terbalik. Dalam artian jika
berat jenis suatu agregat besar, maka daya serat agregat tersebut semakin kecil dan jika
semakin kecil berat jenis agregat maka semakin besar daya serapnya. Pada agregat normal,
berat jenis berkisar antara 2,5-2,75.

Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat
sama akan dibutuhkan material yang banyak dan sebaliknya.Perhitungan rancangan
campuran dibutuhkan parameter penunjuk berat yakni berat jenis agregat adalah berat volume
agregat adalah berat volume agregat dan volume air.

Berat jenis ada beberapa macam yaitu :

a. Berat jenis bulk adalah berat jenis yang memperhitungkan berat agregat dalam
keadaan kering dan seluruh volume agregat (Vs+Vi+Vp+Vc).
b. Berat jenis kering permukaan adalah engan memperhitungkan berat agregat dalam
keadaan kering permukaan.Jadi berat agregat + berat air yang dapat meresap kedalam
pori agregat dan seluruh volume agregat (Vs+Vi+Vp+Vc).
c. Berat jenis semu adalah menghitung berat agregat dalam keadaan kering dan volume
agregat yang tak dapat diresapi oleh air (Vs+Vi).
d. Berat jenis efektif adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat jenis/agregat
dalam keadaan kering.Berat jenis dan volume agregat yang tidak dapat diresapi oleh
aspal (Vs+Vi+Vp).
https://www.academia.edu/29473696/PENGUJIAN_BERAT_JENIS_DAN_PENYERA
PAN.docx

(Diakses 29-09-2017/19:25)

Jenis agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenis :

1. Agregat normal
Berat jenisnya antara 2,5 – 2,7. Biasanya berasal dari granit, basalt dan kuarsa
2. Agregat berat

Barat jenis lebih besar dari 2,8. Misalnya magnetic ( Fe3C4 ), barites ( BaSO4 ) atau serbuk
besi.
3. Agregat ringan
Berat jenisnya kurang dari 2,5

http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-penyerapan-berat.html

(Diakses 29-09-2017/18:22)

Dalam berat jenis dibedakan atas hasil yang didapat sesuai dengan untuk
agregat kasar disesuaikan dengan SNI 03-1969-1990 untuk berat jenis dan penyerapan
agregat maksimal 3 ℅ dan untuk agregat halus sesuai dengan SNI 03-1970-1990
untuk berat jenis agregat halus dan penyerapannya,digunakan maksimal 2.5 ℅ untuk
berat jenis dan 3 ℅ untuk penyerapannya.

Dalam penggunaan berat jenis curah adalah suatu sifat digunakan dalam
menghitung volume yang didapat oleh agregat dalam berbagai campuran yang
mengandung agregat aspal dan campuran lain yang diproporsikan atau dianalisis
berdasarkan volume absolute.Berat jenis curah ditentukan dari kondisi kering oven
digunakan unuk menghitung ketika agregat dalam keadaan kering atau disesuaikan
kering.
Berat jenis semu adalah kepadatan relatif dari bahan padat yang membuat
partikel pokok tidak termasuk ruang pori diantara pori/partikel dapat dimasuki oleh
air.Ketika agregat tersebut dianggap telah cukup lama kontak dengan air sehingga air
telah menyerap secara penuh.Standar labolatorium untuk penyerapan akan diperoleh
setelah merendam agregat kering kedalam air selama (24 ± 4 jam).

https://www.academia.edu/29473696/PENGUJIAN_BERAT_JENIS_DAN_PENYERA
PAN.docx

(Diakses 29-09-2017/19:25)
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat
agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena
akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang
basah (banyak mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung dalam agregat.
Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat setelah kering oven
maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh agregat tersebut dan sebaliknya. Karena
besar kecilnya kadar air berbanding lurus dengan jumlah air yang terkandung dalam agregat
maka semakin besar jumlah air yang terkandung dalam agregat maka semakin besar pula
kadar air agregat itu dan sebaliknya. Akan tetapi bila berat kering oven besar maka kadar air
akan semakin kecil dan sebaliknya.

https://rahmadsigit.wordpress.com/2012/07/16/pengujian-kadar-air-agregat/

(Diakses 01-10-2017/18:22)

Berdasarkan SNI 03-1971-1990, kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat
air yang dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering yang dinyatakan
dalam persen.

Menurut Tjokrodimuljo (1996), keadaan kandungan air di dalam agregat dibedakan menjadi
beberapa tingkat, yaitu:

a. Kering tungku, yaitu agregat yang benar benar tidak berair, dan ini berarti dapat
secara penuh menyerap air
b. Kering udara, yaitu agregat yang kering permukaannya tetapi mengandung sedikit air
di dalam porinya. Oleh karena itu agregat dalam tingkat ini masih dapat sedikit
menghisap air
c. Jenuh kering muka, agregat pada tingkat ini tidak ada air di permukaan tetapi butir
butirnya berisi sejumlah air.
d. Kondisi basah, yaitu kondisi dimana dalam butiran maupun permukaan agregat
banyak mengandung air sehingga akan menyebabkan penambahan jumlah air pada
adukan beton.

http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2012/01/2.-A.GINTING.pdf
(Diakses 01-10-2017/19:39)

Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi pelumas antara butir-
butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk memperoleh beton dengan
kekuatan yang maksimal maka penggunaan air harus diperhatikan. Jika nilai kadar
airnya besar dapat mempengaruhi kualitas beton. Selain itu, nilai kadar air juga
dipengaruhi oleh absorpsi material yang digunakan. Adapun persyaratan air yang
digunakan untuk campuran beton antara lain :

a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gr/liter


b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik,
dsb) lebih dari 5 gr/liter
c. Tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gr/liter
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter
Penggunaan air pada campuran beton yang dilakukan di laboratorium telah
dianggap layak karena menggunakan air PDAM. Sehingga tidak dilakukan
pengujian.

https://www.academia.edu/7497684/Laporan_Praktikum_Teknologi_Bahan

(Diakses 01-10-2017/19:58)

Ruang Lingkup Pengujian Kadar air dilakukan pada agregat yang mempunyai kisaran garis
tengah dari 6,3 mm sampai 152,4 mm. Hasil pengujian kadar air agregat dapat digunakan
dalam pekerjaan :

1) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton;

2) perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.

http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120813115725.pdf

(Diakses 01-10-2017/19:15)

You might also like