Professional Documents
Culture Documents
A
Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga
Hari : Selasa
Tanggal : 4 Desember 2018
Jam : 08.30 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing
B. Diagnosa Medis
Febris
C. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi
D. Data yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
Klien mengatakan pusing
Klien mengatakan badan lemas
DO :
Keadaan umum cukup.
Kesadaran: Composmetis
Tampak keringat dingin
Hemoglobin : 10, 9 g/dl
N : 98x/menit RR : 20x/menit S: 38,2oC
E. Dasar Pemeriksaan
a. Pengertian
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat
termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila
suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L.
Wong, 2008).
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya
telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi
(Sjaifoellah Noer, 2009).
b. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam
dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000).
Menurut Guyton (2000), demam dapat disebabkan karena kelainan dalam
otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta
penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan
pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala yang menyertai demam.
c. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri
punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih
tinggi dari 37,5⁰C - 40⁰C, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan
karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman
pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit
yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
d. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif)
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, kegiatan, tempat)
4. Merapikan dan kembalikan alat
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
e. Tahap Dokumentasi
1) Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2) Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3) Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
f. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Vena yang diambil darahnya cukup besar dan untuk menyakinkan dapat
dilakukan palpasi
2. Tempat pengambilan tidak dalam keadaan trauma atau luka
3. Sebelum diambil dilakukan pembedungan pada bagian proksimal pada vena
agar mudah dalam penusukan jarum
4. Harus disterilkan dengan alkohol sebelum ditusuk jarum
G. Analisis Tindakan
Pengambilan darah vena
Tujuan tindakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan serta untuk penunjang pemeriksaan.
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan
Pingsan, hematoma, nyeri bekas tusukkan, vena kolaps, pendarahan berlebihan,
kerusakan vena, komplikasi neorologs, terambilnya darah arteri.
I. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan
Melakukan penekanan pada daerah bekas tusukan sebelum diberikan plester.
J. Hasil yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
S : pasien mengatakan nyeri saat ditusuk tetapi setelah ditusuk sudah tidak nyeri
O : terdapat bekas tusukan, pasien tampak tenang, sampel darah 2 cc
A : masalah teratasi
P : observasi bekas tusukan, jika masih keluar darah lakukan penekanan sampai darah
berhenti
K. Evaluasi Diri
Pengambilan darah vena yang telah dilakukan sudah sesuai dengan standar
operasional prosedur dan tidak mengalami kesulitan saat melakukan tindakan.
L. Daftar Pustaka / Referensi
1) Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
2) Sjaifoellah Noer. 2009. Buku ajar Ilmu Penyakit dalam, Jild 1 Edisi 3. Jakarta:
FKUI.
3) Guyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta.: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
4) http://elma47.mahasiswa.unimus.ac.id/pengambilan-darah-vena/. Di akses tanggal
4 Desember 2018 Jam 20.30.
Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI