Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Emosi
laku.
tampak.
2. Marah
perasaan tidak suka yang sangat kuat yang desebabkan adanya kesalahan
10
dan biasanya terjadi jika mendapat perlakuan tidak adil atau tidak
yang tidak enak yang didapat dari lingkungan sekitar sehingga seseorang
berlangsung.
pengasuh antara id dan super ego. Ego akan berperan sebagai manajer
emosi dengan cara membisik alasan-alasan dan suatu gaya adaptif yang
yang bisa diterima oleh orang lain yang tidak akan merugikan, baik dunia
sendiri.
dapat mencegah sesuatu yang buruk atau merugikan diri sendiri maupun
orang lain.
yaitu:
secara tepat dan pada saat yang tepat terhadap kemarahan yang
muncul.
menutupinya.
yang dikatakan orang kepada kita, Tanya pada diri kita sendiri
dengan asertif.
asertif.
lain:
3) Wajah merah
4) Pupil melebar
4) Ingin berkelahi
5) Mengamuk
6) Bermusuhan
7) Sakit hati
8) Menyalahkan
9) Menuntut
a. Rasa sedih
b. Ketakutan
c. Mukanya pucat
d. Jantung berdebar-debar,
f. Mengepalkan tinju
g. Berjalan cepat-cepat
h. Gelisah
lambat.
banyak oksigen.
j. Pencernaan berhenti.
l. Rasa sedih
m. Ketakutan
s. Mengepalkan tinju
t. Berjalan cepat-cepat
u. Gelisah
a. Faktor fisik
kondisi seperti itu akan lebih mudah marah dan mudah sekali
kecenderungan somatisasi.
menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan tidak matang. Hal ini
dengan kenyataan yang ada. Beberapa self consept yang salah dapat
dibagi menjadi 3.
a. Faktor internal
suatu permasalahan
sekitar.
yaitu:
menjadi kemarahan.
dari luar.
a. Tubuh Manusia
b. Budaya
c. Pikiran
d. Faktor keluarga
e. Lingkungan sosial
g. Faktor eksternal
e. Ashma
f. Sakit kepala
d. Berkurangnya larangan
menaruh perhatian.
c. Kurang impulksif.
B. Sopir
1. Pengertian Sopir
2. Peran Sopir
a. Mengemudikan kendaraan
a. Menghidupi keluarga
digerakan oleh peralatan teknik yang berbeda pada kendaraan itu selain
undang lalu lintas No. 14 Tahun 1992 AKDP adalah singkatan dari Antar
Tugas dan tanggung jawab supir bukan hal yang ringan, selain itu
sebagai sopir bus mereka juga harus bersikap sabar dalam bekerja sebagai
Stres yang dialami para sopir lama kelamaan akan mengarah kepada
perasaan apatis, tidak peduli dan tidak bertanggung jawab karena mereka
belajar dari pengalaman bahwa sistem tidak memihak kepada mereka untuk
yang berakibat emosi yang potensial bagi sopir ditambah dengan kenyataan
riil dilapangan dan faktor dukungan sosial (social support) terhadap sopir dari
(2009) faktor yang mempengaruhi perilaku emosi marah adalah mulai dari
kompleks, seperti halnya marah pada orang yang selalu mengkritik atau
Dari kajian terhadap beberapa teori dapat dilihat bahwa sopir bus
kurang bisa mengelola masalah yang ada didalam pekerjaannya akan mudah
bisa dikatakan sebagai sesuatu yang positif dan negatif pada tingkatan yang
wajar. Akan tetapi, pada intensitas yang berlebihan emosi marah bisa menjadi
sangat merusak dan berbahaya. Emosi marah merupakan respon yang dibawa
Hal ini terlihat pada sopir bus yang memiliki emosi marah karena
keinginan yang tidak terpenuhi serta tuntutan yang harus mereka kerjakan.
marah bisa bersifat protektif (suatu gerak yang dipolakan guna menghindar
Safaria, 2009)
D. Kerangka Berfikir
Sopir
Tuntutan Pekerjaan
Stimulus lingkungan
secara langsung mengawasi calon pengemudi. Tugas dan tanggung jawab sopir
bus bukan hal yang ringan, dan tidak hanya mengemudi saja selain itu mereka
harus melaksanakan kodratnya sebagai seorang yang berprofesi sebagai sopir bus
mereka juga harus bersikap sabar dalam bekerja sebagai seorang sopir yang
dengan efektif dan efesien, sopir bus adalah suatu sumberdaya manusia yang
tindakan yang tidak sedikit dan tidak mudah, banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan individu yang secara efektif dan efesien, baik
faktor internal individu maupun faktor eksternal luar individu. Banyak aspek yang
dan dikelola individu didalam menjalankan suatu aktifitasnya sebagai sopir bus.
Individu yang tidak dapat mengelola emosi marah yang dihasilkan dari
isyarat hinaan kepada sopir lain karena tidak sabaran sopir bus. Sopir bus yang
baik maka akan mudah menjadikan perilaku yang nampak seperti halnya ugal-
ugalan, bicara yang kasar, raut muka menjadi memerah, detak jantung menjadi