You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Keterlambatan Bicara (Speech Delay)


2. Sasaran : Pengunjung ruang poli Anak
3. Waktu dan Tempat
 Tempat : Ruang Tunggu poli Anak RSU AWS Samarinda
 Waktu : Senin, 19 Februari 2018, Pukul 09.00 WITA
4. Alokasi Waktu : 30 menit
5. Pemberi Materi : Mahasiswa STIKES Wiyata Husada Samarinda
6. Metode : Ceramah dan diskusi
7. Media : Power Point Presentation dan Leaflet
8. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
mengetahui dan memahami tentang Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1) Mengetahui dan memahami pengertian Keterlambatan Bicara (Speech
Delay)
2) Mengetahui dan memahami penyebab Keterlambatan Bicara (Speech
Delay)
3) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala Keterlambatan Bicara
(Speech Delay)
4) Mengetahui dan memahami pencegahan Keterlambatan Bicara
(Speech Delay)
5) Mengetahui dan memahami pengobatan Keterlambatan Bicara
(Speech Delay)
9. Sub Pokok Bahasan
1) Pengertian Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
2) Penyebab Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
3) Tanda dan gejala Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
4) Pencegahan Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
5) Pengobatan Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
10. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan Tanya
penyuluhan dan pokok dan Jawab
materi yang akan memperhatikan
disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pengetahuan pertanyaan
pasien tentang penanganan
difteri dirumah
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah Power Point
penyuluhan dan dan Presentation
memperhatikan Tanya LCD
2. Menganjukan Jawab Leaflet
pertanyaan
Penutup 10 menit 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya
2. Meminta peserta untuk pertanyaan yang Jawab
menjelaskan kembali diberikan oleh
materi yang telah penyuluh
disampaikan dengan 2. Membalas
singkat menggunakan salam
bahasa peserta sendiri
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam
11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 10
orang.
- Penyuluhan menggunakan Power Point Presentation dan Leaflet.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Poli Anak RSUD
Abdul Wahab Syahrani Samarinda
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya.
b. Evaluasi proses
- Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan.
- Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik.
- Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.
- Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan
menerima penjelasan dari penyaji.
- Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan
selesai dilaksanakan.
- Tidak ada pasien/keluarga pasien yang mondar-mandir selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
c. Evaluasi hasil
 Pre penyuluhan
25% peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji
sebelum penyaji menyampaikan materi penyuluhan.
 Post penyuluhan
Kriteria keberhasilan:
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:
- Pengertian Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
- Penyebab Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
- Tanda dan gejala Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
- Pencegahan Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
- Komplikasi Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
- Pengobatan Keterlambatan Bicara (Speech Delay)
12. Media
Power Point Presentation dan Leaflet.
13. Materi
(terlampir)
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Keterlambatan dalam berbicara adalah suatu kecenderungan dimana anak sulit
dalam mengekspresikan keinginan atau perasaan pada orang lain seperti, tidak
mampu dalam berbicara secara jelas, dan kurangnya penguasaan kosa kata
yang membuat anak tersebut berbeda dengan anak lain sesusianya. Menurut
Hurlock (1978:194-196) bahwa“apabila tingkat perkembangan bicara berada
dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama yang
dapat diketahui dari ketepatan kata, maka hubungan sosial anak akan
terhambat sama halnya apabila keterampilan bermain mereka dibawah
keterampilan bermain teman sebayanya”. Maksudnya ialah apabila
perkembangan bahasa anak berbeda dengan tingkat perkembangan bahasa
anak lain seusianya maka anak akan mengalami hambatan dalam interaksi
sosialnya.
B. PENYEBAB
Anak yang terlambat berbicara disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Rumini dan Siti Sundari (2004:43-44)
memaparkan sembilan faktor yang mempengaruhi perkembangan bicara anak
diantaranya: kecerdasan, jenis disiplin, posisi urutan anak, besarnya keluarga,
status ekonomi sosial, ras, berbahasa dua, suara yang sangat gaduh, dan gaya
bicara. Ditambahkan menurut Hurlock (1978:186187) faktor yang
melatarbelakangi anak speech delay yaitu: anak kembar an jenis kelamin.
Sedangkan Yusuf (2010:2) menambahkan satu faktor lagi yaitu faktor
kesehatan.
Selain itu, perlu dicari penyebab lain dari keterlambatan bicara pada si kecil.
Keterlambatan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
1) Gangguan pendengaran
Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar
pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus dipikirkan
bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan
pendengaran, bisa karena infeksi,trauma atau kelainan bawaan. Kelainan
bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu saat hamil, obat-
obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat keluarga yang
memiliki riwayat ketulian.
2) Gangguan otak seperti pada retardasi mental
Retardasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan
anak lain seusianya. Retardasi mental merupakan penyebab terbanyak dari
gangguan bahasa. Pada kasus retardasi mental, keterlambatan bahasa
disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.
3) Deprivasi lingkungan
Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari
lingkungannya. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut
juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa
dapt lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi
juga kelainan saraf karena anak kurang gizi atau penelantaran anak.
4) Autisme
Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism.
Autism adalah gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif,
bahasa, prilaku, komunikasi dan interaksi sosial
5) Kelainan organ bicara
Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula
(rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/ cleft palate),
deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring.
6) Lingkungan yang sepi
Bicara adalah bagian tingkah laku, jadi keterampilannya melalui meniru.
Bila stimulasi bicara sejak awal kurang, tidak ada yang ditiru maka akan
menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak.
7) Tehnik pengajaran yang salah
Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan
keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena
perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari
lingkungan.
8) Sikap orang tua atau orang lain di lingkungan rumah yang tidak
menyenangkan
Bicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan
ketidaksenangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk
berbicara lebih banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan
tersebut.
9) Harapan orang tua yang berlebihan
Sikap orang tua yang mempunyai harapan dan keinginan yang berlebihan
terhadap anaknya, dengan memberikan latihan dan pendidikan yang
berlebihan dengan anaknya menjadi superior. Anak akan mengalami
tekanan yang justru akan menghambat kemampuan bicaranya.

10) Anak kembar


Pada anak kembar didapatkan perkembangan bahasa yang lebih buruk dan
lama dibandingkan dengan anak tunggal. Mereka satu sama lain saling
memberikan lingkungan bicara yang buruk, karena biasakan mempunyai
perilaku yang saling meniru. Hal ini menyebabkan mereka saling meniru
pada keadaan kemampuan bicara yang sama-sama belum bagus.
11) Bilingual (2 bahasa)
Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan
bicara,namun keadaan ini tidak terlalu menghawatirkan.umumnya anak
akan memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik.
Smith meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai
pemberdaharaan yang kurang dibandingkan dengan anak dengan 1
bahasa,kecuali pada anak yang mempunyai tinggkat kecerdasan yang
tinggi.
12) Faktor televise
Anak yang sering menonton televise akan menjadi pendengar yang pasif,
anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi
yang masuk.Menonton televise juga bias membuat anak menjadi
traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian,
kekerasan, dan sekxual.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda bahaya yang harus segera dilakukan adalah evaluasi yang harus segera
dilakukan adalah evaluasi bicara dan bahasa, yaitu seperti
1) Pada usia 12 bulan bila si kecil tidak babbling, menunjuk atau tidak
mengikuti gerak-gerik.
2) Usia 15 bulan bila si kecil tidak melihat atau menunjuk 5 dari 10 objek
atau orang yang disebutkan dan tidak mengucapkan minimal 3 kata.
3) Usia 18 bulan, si kecil tidak mengikuti 1 instruksi dan tidak mengatakan
mama, papa, dada.
4) Usia 2 tahun, bila si kecil tidak menunjuk pada gambar atau anggota tubuh
yang disebutkan dan tidak mengucapkan minimal 25 kata.
5) Usia 2,5 tahun, si kecil tidak merespon secara verbal, menggeleng atau
menganggukkan kepala pada sebuah pertanyaan dan tidak dapat
mengkombinasi dua kata
6) Usia 3 tahun, si kecil tidak memahami dan mengikuti perintah, tidak
mengucapkan paling sedikit 200 kata, tidak dapat menyebutkan
keinginannya dan mengulang kalimat sebagai respon dari pertanyaan.
Dari tanda-tanda tersebut diatas, ibu harus mewaspadai sejak dini agar tidak
terjadi keterlambatan bicara pada si kecil secara berkelanjutan.
PENCEGAHAN
Sebagai orang tua, peran ibu sangat penting dalam penanganan keterlambatan
bicara tersebut. Rajinlah mengajak si kecil untuk berbicara sejak bayi,
walaupun belum bisa berbicara namun kosakata dari ibu dapat menjadi bekal
dalam perkembangan bicara dan bahasanya kelak. Ibu juga bias membacakan
cerita untuk menambah kosakata yang didengar oleh si kecil. Keterlambatan
bicara pada si kecil sebaiknya dapat diketahui sejak dini, sehingga dapat
dilakukan penanganan secepatnya.
D. PENGOBATAN
Jika orang tua sudah menyadari adanya gejala keterlambatan bicara pada
anak,maka sebaiknya dilakukan hal berikut:
1) Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang
anak, bicara pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan
kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
2) Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan temen
teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar
bermain dengan anak-anak lainya membutuhkan kemampuan komunikasi
verbal.
3) Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi
meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak
anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi.
4) Mengajarkan kata kepada anak dengan pengucapan yang jelas. Usahakan
anak melihat gerakan bibir anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut.
Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atau num, makan bukan
maem atau mamam.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2013.Metode Pengembangan Bahasa.Tanggerang

Selatan:Universitas Terbuka.

Usman, Muhammad. 2015. Perkembangan Bahasa Dalam Bermain dan

Permainan. Yogyakarta: Deepublish (CV. Budi Utama).

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

You might also like