You are on page 1of 8

PT PLN (PERSERO)

KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 4 8 2.K/DIR/2012

TENTANG

SISTEM PENGAWASAN MUTU MATERIAL KETENAGALISTRIKAN

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a. bahwa Sistem Pengawasan Mutu Material Listrik Untuk Sistem Jaringan
Distribusi telah diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
286.K/DIR12008 tanggal 04 September 2008;

b. bahwa untuk mendukung efektifitas pelaksanaan kebijakan penggunaan produk


dalam negeri dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan terkait dengan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), maka dipandang perlu
menyempumakan ketentuan Sistem Pengawasan Mutu Material Listrik Untuk
Sistem Jaringan Distribusi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b


di atas perlu menetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang Sistem
Pengawasan Mutu Material Ketenagalistrikan.

Mengingat 1. Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 102 tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional
Indonesia;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik;
8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0045 Tahun 2005
tentang I nstalasi Ketenagalistrikan;
9. Peraturan Menteri Perindustrian No 16/M-IND/PER/2/2011 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri;
10. Peraturan Menteri Perindustrian No 54/M-IND/PER/312012 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan;
11. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
12. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
58/MBU/2008 jis Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
252/MBU/2009 dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor KEP-224/MBU/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.IQ030/DIR/1994 tentang
Pemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk Hukum
Perusahaan;
14. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 1477.K/01R/2011 tentang Quality
Assurance (jaminan mutu) dan Quality Control (pengawasan mutu) (QA/QC)
Transformator Tenaga di lingkungan PT PLN (Persero);
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 023.K/DIR/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero);
16, Instruksi Direksi PT PLN (Persero) Nomor 089.1/011/DIR/2001 tentang Sistem
Pengawasan Mutu (SPM) Pada Proses Pengadaan Material Jaringan Distribusi.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SISTEM PENGAWASAN


MUTU MATERIAL KETENAGALISTRIKAN.

Pasal 1
Ketentuan Umum

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. PLN adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sutjipto,
SH Nomor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.
2. Direksi adalah Direksi PLN.
3. PLN Jaser adalah PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi.
4. PLN Puslitbang adalah PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan.
5. PLN Pusat adalah PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
6. PLN Unit adalah PT PLN (Persero) Wilayah, Distribusi, UIP (Unit Induk Pembangunan), P3B, dan Jasa.
7. Unit Lainnya adalah Anak Perusahaan PLN dan afiliasinya.
8. Sistem Pengawasan Mutu (SPM) adalah Sistem pengawasan yang dilakukan oleh PLN Jaser terhadap
material listrik yang diproduksi didalam negeri untuk digunakan oleh konsumen PLN (Unit PLN) dalam
menjalankan operasional sistem jaringan ketenagalistrikan.
9. Produk Dalam Negeri adalah barang/jasa termasuk rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi
atau dikerjakan oleh Perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, yang dalam
proses produksi atau pengerjaannya dimungkinkan penggunaan bahan baku/komponen impor.
10. Tingkat Komponen Dalam Negeri yang selanjutnya disebut TKDN adalah besarnya komponen dalam
negeri pada barang, jasa, dan gabungan barang dan jasa,
11. Komponen Dalam Negeri adalah komponen yang merupakan gabungan barang dan jasa meliputi
penggunaan bahan baku, rancang bangun, dan perekayasaan yang mengandung unsur manufaktur,
fabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaan serta penggunaan jasa dengan memanfaatkan
tenaga kerja termasuk tenaga ahli, alat kerja, termasuk perangkat lunak, dan sarana pendukung sampai
dengan penyerahan akhir yang berasal dari dan dilaksanakan di dalam negeri.
12. Material Listrik adalah semua alat dan sarana listrik termasuk lengkapannya (asesoris) yang
dipergunakan untuk Sistem Ketenagalistrikan.
13. Sistem Jaringan Distribusi adalah seluruh fasilitas pendistribusian tenaga listrik termasuk lengkapannya
dengan tegangan operasional lebih kecil atau sama dengan 20 kV.
14. Sistem Jaringan Transmisi adalah seluruh fasilitas penyaluran tenaga listrik termasuk lengkapannya
dengan tegangan operasional antara 70 kV sampai dengan 500 kV.
15. Transformator Tenaga adalah peralatan yang digunakan menyalurkan daya listrik, mengubah tingkat
arus dan tegangan 500/150 kV, 275/150 kV, 150/70 kV, 150/20 kV, atau 70/20 kV.
16. Pemohon/Peserta SPM adalah produsen atau pabrikan peralatan listrik daiam negeri yang
melaksanakan proses produksi, pengendalian mutu dan pengujian produk di Indonesia.
17. Pengujian Jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap contoh prototype yang disiapkan oleh pabrik
dalam negeri, untuk membuktikan apakah contoh tersebut memenuhi semua sifat sifat teknis yang
disebutkan dalam standar yang berlaku. Uji Jenis dilakukan 1 (satu) kali setiap desain dan atau merek
dan diverifikasi setiap 5 (lima) tahun.
18. Pengujian Rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrik atas setiap hasil produksinya yang
dimaksudkan untuk mensortir hasil produksi yang rusak atau kurang baik.
19. Pengujian Contoh/ Serah Terima adalah pengujian yang dilakukan atas beberapa contoh yang diambil
secara acak dari sejumlah material listrik untuk dinilai dalam rangka serah terima atau pengawasan
sistem mutu.

2
20. Pemegang Sertifikat SPM adalah badan hukum yang mempunyai kewenangan menggunakan tanda
pengenal <> 1—N-11<<" yang dikeluarkan oleh PLN Jaser yang dipasang pada hasil produksinya setelah
memenuhi syarat dalam SPM.
21. Material Listrik Sejenis adalah material listrik yang dibuat dari material, konstruksi, jenis, dan ukuran
yang sama, dan menurut spesifikasi yang sama, oleh atau dengan izin produsen yang sama.
22. Suspen adalah pembekuan sementara sertifikat SPM yang terkait dengan jenis dan atau varian produk
yang mengalami kegagalan dalam pengujian dan atau penyelesaian pesyaratan sistem pengawasan
mutu tidak dipenuhi.
23. Asesmen adalah kegiatan proses awal Sertifikasi SPM meliputi verifikasi terhadap kesesuaian
persyaratan dokumen, proses produksi, sistem mutu dan kondisi lapangan.
24. Survailen adalah kegiatan penilikan dan pengawasan di pabrik untuk melihat konsistensi dan relevansi
terhadap sistem mutu dan mutu produk dengan persyaratan.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

(1) Maksud Sistem Pengawasan Mutu Material Ketenagalistrikan produk dalam negeri ini adalah agar
konsumen PLN dapat mengetahui bahwa Material Listrik yang akan dipergunakan PLN tersebut telah
memenuhi persyaratan dengan diberi tanda pengenal -o- LMK0 . Tanda pengenal ini diberikan oleh
PLN Jaser.

(2) Tujuan Sistem Pengawasan Mutu Material Ketenagalistrikan ini adalah untuk menjaga agar Material
Listrik yang diproduksi di dalam negeri adalah Material Listrik yang memenuhi persyaratan standar,
teknis dan kinerja (performance) sehingga keandalan dan keselamatan konsumen PLN dapat terjamin.

Pasal 3
Sistem Pengawasan Mutu

Sistem Pengawasan Mutu meliputi Sistem Pengawasan Mutu Material Distribusi Utama, Material Transmisi
Utama, dan Material Pembangkitan Utama yang diproduksi di dalam negeri.

Pasal 4
Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Keputusan ini meliputi :


a. Cara-Cara Pengawasan Mutu;
b. Standar Yang Dirujuk dan Klasifikasi Mutu;
c. Prosedur Permohonan Perolehan Sertifikat SPM;
d. Penyelenggaraan Asesmen dan Pengawasan;
e. Syarat-Syarat Pemegang Sertifikat SPM;
f. Biaya;
g. Kewajiban Pemegang Sertifikat SPM dan Pemasangan Tanda Pengenal;
h. Tanggung Jawab Atas Hasil Produksi;
i. Wewenang dan Kewajiban PLN Jaser;
Berlakunya Perjanjian Pengawasan Mutu dan Sertifikat SPM;
k. Penyimpangan dan Sanksi;
I. Berakhirnya Perjanjian Pengawasan Mutu dan Sertifikat SPM;
m. Proses Pelaksanaan SPM;

3
Pasal 5
Cara-Cara Pengawasan Mutu

(1) Pengawasan atas mutu Material Listrik dilakukan dengan cara :

a. Pengujian Jenis;
b. Penilikan dan pemeriksaan yang meliputi: sistem manajemen produksi, pengujian rutin dan
pengujian contoh yang dilakukan oleh produsen dalam negeri;
c. Penilaian TKDN dilakukan oleh PLN Jaser atau lembaga berwenang yang ditunjuk oleh
pemerintah dan diverifikasi oleh PLN Jaser;
d. Pengujian Contoh/Serah Terima.

(2) Pelaksanaan Pengujian Jenis pada prinsipnya dilakukan 1 (satu) kali terhadap satu jenis dan atau
varian Material Listrik tertentu, kecuali bila diadakan perubahan dalam bahan, merek, proses, desain
konstruksi atau ukuran maka jenis Material Listrik tersebut dianggap belum dikenal sehingga perlu
diadakan Pengujian Jenis lagi. Pengujian Jenis diverifikasi setiap 5 (lima) tahun.

(3) Pelaksanaan Pengujian dalam rangka Sistem Pengawasan Mutu meliputi seluruh mata uji Pengujian
Contoh / Serah Terima dengan cara Pengambilan contoh dari PLN Unit, atau pabrik pemegang
Sertifikat SPM.

(4) Pengujian Jenis dilakukan oieh Laboratorium Uji PLN Puslitbang.

(5) Pemeriksaan dan Pengujian Serah Terima Material Ketenagalistrikan Utama dapat :

a. Dilakukan oleh pemegang Sertifikat SPM di tempat produksi dengan peralatan uji yang sudah
disetujui oleh auditor ahli ISO 17025, serta sesuai dengan Uji Serah Terima dengan disaksikan
torah PLN Puslitbang, PLN Jaser, dan PLN Unit terkait;
b. Dilakukan oleh PLN Puslitbang. Hasil pengujian dari PLN Puslitbang disampaikan kepada PLN
Jaser dan PLN Unit yang mengajukan inisiatif Pengujian Contoh/Serah Terima.

(6) Hasil dari Pengujian Contoh/Serah Terima digunakan sebagai bagian dari Sistem Pengawasan Mutu.

Pasal 6
Standar Yang Dirujuk dan Klasifikasi Mutu

(1) Dalam SPM, urutan prioritas standar yang dirujuk adalah :

a Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN);


b. Standard International Electrotechnical Commission (IEC) dan standar nasional Negara lainnya
yang setara dan sebanding dengan SPLN.

(2) Evaluasi mutu produk yang bersertifikat SPM akan dilakukan secara periodik berdasarkan standar
terakhir dan Laporan Pengujian Jenis.

(3) Persyaratan Standar dan atau Laporan Pengujian Jenis merupakan acuan dalam SPM.

Pasal 7
Prosedur Permohonan Perolehan Sertifikat SPM

Prosedur permohonan untuk memperoleh Sertifikat SPM adalah sebagai berikut:

1 Mengajukan permohonan dengan mengisi aplikasi dan daftar isian permohonan sertifikasi SPM
menggunakan formulir yang disediakan oleh PLN Jaser serta melampirkan kelengkapan dokumen yang
disyaratkan antara lain sertifikat TKDN dari lembaga yang berwenang.

2 Pengujian Jenis Peralatan Listrik dilakukan oleh PLN Puslitbang terhadap jenis dan atau varian yang
diusulkan dan atau disetujui oleh PIN Jaser.

3 Jika diperiukan, komponen di luar TKDN yang disyaratkan harus ada uji jenis make pengujian dapat

4
dilakukan di laboratorium luar negeri yang terakreditasi dan disetujui oleh PLN Jaser.

Pasal 8
Penyelenggaraan Asesmen dan Pengawasan

Audit kecukupan dilakukan dengan memverifikasi aplikasi permohonan, daftar isian dan
kelengkapannya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasai 7.

Asesmen ditujukan untuk memastikan kemampuan produsen dalam memproduksi material listrik yang
diajukan sesuai dengan standar yang berlaku.

Referensi PLN Jaser dalam memberikan Sertifikat SPM untuk produk dalam negeri yang disertifikasi
didasarkan atas konsistensi terhadap persyaratan standar dan Laporan Pengujian Jenis.

Survailen ditujukan untuk pengawasan dalam rangka menilai konsistensi produsen dalam memproduksi
material listrik yang bersertifikat SPM sesuai dengan standar dan laporan pengujian jenis yang berlaku.

Penyelenggaraan SPM selama periode masa berlaku sertifikat dilaksanakan oleh PLN Jaser dengan
melakukan :

a. Survailen di Pabrik meliputi penilaian proses pengelolaan bahan baku, pengelolaan proses
produksi, proses pengelolaan mutu, material TKDN dan proses pengelolaan barang jadi;
b. Pengujian Contoh dilakukan oleh PLN Puslitbang terhadap material listrik sebagai bagian dari
program pengawasan SPM;
c. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 merupakan dasar dalam penyelengaraan manjemen produksi.
d. Pengujian dalam rangka pengawasan mutu dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).

(6) Perpanjangan Sertifikat SPM dilaksanakan sebelum masa berlaku sertifikat habis dan atas permintaan
yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

(7) Apabila terjadi Suspen pada material listrik yang disertifikasi, maka untuk mendapatkan sertifikat terkait
harus dilakukan audit khusus.

Pasal 9
Syarat-Syarat Pemegang Sertifikat SPM

(1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Pemegang Sertifikat SPM selain telah memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

a. Memiliki sertifikat Laporan Pengujian Jenis Material Listrik yang berlaku;


b. Menandatangani Perjanjian Pengawasan Mutu dengan PLN Jaser;
c. Membuat Surat Pernyataan untuk tidak akan memproduksi dan memperdagangkan Peralatan
Listrik sesuai lingkup SPM yang mutunya dibawah hasil Pengujian Jenis dan atau persyaratan
standar.

(2) Bagi pemohon Sertifikat SPM yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
diberi sertifikat SPM oleh PLN Jaser untuk menggunakan tanda pengenal kesesuaian *LMKO yang
dikeluarkan oleh PLN Jaser untuk dipasang pada masing-masing produksi sesuai dengan yang terdapat
dalam Sertifikat SPM yang bersangkutan.

Pasal 10
Biaya

Biaya Sertifikasi SPM meliputi :

1. Biaya audit kecukupan dikenakan kepada pemohon.


2. Biaya asesmen dikenakan kepada pemohon sebelum asesmen di pabrikan dilakukan.

5
3. Biaya tahunan dikenakan kepada pemegang sertifikat SPM yang besarnya sesuai dengan tarif yang
berlaku di PLN Jaser;
4. Biaya pengambilan contoh dan uji contoh dikenakan kepada pemegang sertifikat SPM;
5. Biaya pengawasan Survailen dikenakan kepada pemegang sertifikat SPM;
6. Biaya Penambahan perluasan jenis dan atau varian spesifikasi dikenakan kepada pemegang sertifikat
SPM dan wajib mengikuti prosedur ulang seperti halnya produk baru.
7. Biaya Audit Khusus dikenakan kepada pemegang sertifikat SPM apabila terjadi Suspen.

Pasal 11
Kewajiban Pemegang Sertifikat SPM clan Pemasangan Tanda Pengenal

(1) Pemegang Sertifikat SPM bertanggung jawab, bahwa tanda pengenal yang dikeluarkan oleh PLN Jaser
hanya dipasang pada Material Listrik hasil produksi dalam negeri sesuai dengan yang tersebut dalam
Sertifikat SPM yang dimilikinya.

(2) Pemegang Sertifikat SPM wajib melakukan pengendalian mutu sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Pengujian Contoh bahan baku maupun komponen;


b. Pengujian Rutin selama proses produksi dan terhadap setiap Material Listrik yang telah selesai
diproduksi;
c. Pengujian Contoh dilakukan terhadap hasil produksi yang diambil dengan metode pengambilan
contoh yang ditentukan dalam standar
d. Uji karakteristik apabila diperlukan pembuktian pada persyaratan tertentu sesuai desain.

(3) Pemegang Sertifikat SPM wajib mengendalikan rekaman konsistensi audit sistem, pengendalian mutu
dan proses produksi.

(4) Pemegang Sertifikat SPM wajib memasang identifikasi produk agar mampu telusur atas setiap
komponen dan Material Listrik yang memakai tanda pengenal OLMKO

(5) Pemegang Sertifikat SPM wajib memberitahukan secara tertulis kepada PLN Jaser selambat lambatnya
1 (satu) bulan setelah adanya perubahan identitas perusahaan dan spesifikasi produk. Sertifikat SPM
akan ditinjau kembali sehubungan dengan adanya perubahan tersebut di atas.

(6) Pemegang Sertifikat SPM wajib memberikan iaporan berkala pengendalian mutu satu kali setiap selang
waktu satu tahun.

Pasal 12
Tanggung Jawab Pemegang Sertifikat SPM

Pemegang Sertifikat SPM bertanggung jawab atas :

1. Beredarnya Material Listrik yang tidak sesuai standar dan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat dari
produk yang tidak sesuai.
2. Penarikan dan pemusnahan produk yang tidak sesuai standar serta terlanjur beredar. Penarikan dan
pemusnahan produk tersebut selanjutnya dibuatkan laporan kepada PLN Jaser dan dipublikasikan ke
seluruh unit PLN.
3. Perbaikan untuk produk yang tidak sesuai berdasarkan hasil uji dari PLN Puslitbang maupun
laboratorium diluar Puslitbang dan laboraturium pabrik yang disetujui PLN Jaser.

Pasal 13
Wewenang dan Kewajiban PLN Jaser

(1) Wewenang PLN Jaser meliputi

a. Melakukan pengawasan mutu, khususnya mengenai tertib pemasangan tanda pengenal yang
dikeluarkan oleh PLN Jaser pada Material Listrik hasil,produksi dalam negeri Pemegang Sertifikat
SPM;
b. Melakukan Asesmen dalam hal terdapat proses produksi komponen yang tidak dilakukan oleh
produsen dan komponen tersebut tidak termasuk TKDN serta diproses di subkontraktor;

6
c. Melakukan Asesmen dalam hal terdapat penyimpangan mutu produk berdasarkan
laporan/masukan dari PLN Unit;
d. Mencabut SPM, bilamana setelah pemberian sanksi, Pabrikan bersangkutan melakukan
kesalahan Wang terhadap produk dengan jenis dan atau varian yang sama dengan yang terkena
sanksi sebelumnya;

(2) Kewajiban PLN Jaser meliputi :

a. Merahasiakan keterangan-keterangan tertentu yang diperoleh dari pemohon Sertifikat SPM atau
Pemegang Sertifikat SPM dalam rangka pelaksanaan SPM;
b. Menyusun ketentuan yang mengatur tata laksana penyelenggaraan SPM;
c. Melakukan inisiasi pelaksanaan Pengujian dalam rangka Pengawasan mutu terhadap semua
produk dalam negeri yang masuk dalam lingkup SPM;
d. Memberikan sanksi kepada Pabrikan dalam negeri dalam hal terdapat penyimpangan mutu
produk dari konsistensi sistem dan hasil Pengujian dengan tembusan ke seluruh PLN Unit.

(3) PLN Jaser menyampaikan program kerja, evaluasi dan laporan pelaksanaan SPM kepada PLN Pusat
u.p. pejabat yang menangani Bidang Distribusi, Transmisi, Konstruksi dan Perencanaan.

Pasal 14
Perjanjian Pengawasan Mutu dan Sertifikat SPM

(1) Perjanjian Pengawasan Mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b berlaku untuk
jangka waktu sampai dengan 2 (dua) tahun sejak ditandatangani Perjanjian Pengawasan Mutu dan
dapat diperpanjang.

(2) Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan Perusahaan, maka pemilik baru Perusahaan tersebut hams
mengajukan surat permohonan baru. Selama proses perubahan, apabila hasil dan proses produksi tidak
berubah, maka Sertifikat SPM terdahulu tetap berlaku.

(3) Berakhimya Perjanjian Pengawasan Mutu dan Sertifikat SPM adalah sebagai berikut :

a. Atas permintaan Pemegang Sertifikat SPM;


b. Dibatalkan oleh PLN Jaser atas dasar :

1) Pemegang Sertifikat SPM tidak mematuhi ketentuan SPM;


2) Dicabut Izin Industri Pemegang Sertifikat SPM oleh Instansi yang berwenang.

c. Sertifikat SPM dapat dibekukan sementara apabila terjadi persengketaan atau dalam proses
pengadilan yang belum ada keputusan tetap dari pengadilan;
d. Sertifikat SPM yang dikeluarkan sebelum ditetapkan Keputusan Direksi tentang SPM ini tetap
berlaku sampai berakhirnya masa berlaku Sertifikat SPM yang bersangkutan.

Pasal 15
Penyimpangan dam Sanksi

(1) Dalam hal terjadi penyimpangan atau pelanggaran atas mutu material listrik oleh Pemegang Sertifikat
SPM pada proses penyerahan material listrik kepada PLN Unit, PLN Unit berkewajiban
menginformasikan penyimpangan tersebut ke PLN Jaser untuk penetapan sanksi dan melaksanakan
Audit Khusus. Informasi penyimpangan disampaikan ke Produsen dan ditembuskan ke PLN Pusat, PLN
Puslitbang dan PLN Unit.

(2) Dalam hal terjadi penyimpangan atau pelanggaran oieh Pemegang Sertifikat SPM atau penyalahgunaan
logo 0 LMKO pada material listrik, PLN Jaser akan menjatuhkan sanksi.

(3) Ketentuan tentang sanksi dan penyelesaian komplain Pemegang Sertifikat SPM akan diatur lebih lanjut.

7
Pasal 16
Proses Pelaksanaan SPM

PABRIKAN / PRODUSEN PT PIN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) PIN PUSAT DAN
DALAM NEGER1
JASER PUSUTBANG UNIT PENGGUNA PLN UNIT

PermOhOnan SPM Permintaan neapPan Uji Serah Terima


Janis

SartIfIkat 5PM H Persetujuan


Permohonan 5PM
Pengujian
Sarah Terima
Pengujian Rutin

Hasil pengujian
Serah Terima

Investigasi dan
Perbaikan
Melaksanakan Audit
Khusus

Analisa dan Evaluasi


UP Sample
Produk Hasil
1
Menerima Material
Listrik sesual kontrak
Dmiakan Perhaikan
Perbaikan

1
Pencairan Sertifikat

Pencabutan

Menerima laporan Menerima laporan Menerlma laporan Menerlma laporan


basil pencalran/ basil pencalran/ basil pencalran/ basil pencairan/
pencabutan sertinkat pencabutan sertifikat pencabutan sertifikat pencabutan sertifikat

Pasal 17
Ketentuan Lain-lain

Petunjuk Pelaksanaan atas Keputusan ini, akan diatur lebih lanjut oleh General Manager PLN Jaser.

Pasal 18
Ketentuan Penutup

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 286.K/DIR/2008
tentang Sistem Pengawasan Mutu Material Listrik Untuk Sistem Jaringan Distribusi, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 September 2012

-
D1 KTUR UTAMA,

PAMUDJI

You might also like