You are on page 1of 12

MATERI GENETIKA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Genetika


Dosen Pengampu : Hj. Nur Ilmiyati, M.M, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Dhaifina Azimatunisa NIM 2119160009
2. Lala Laura Rahman NIM 2119160064
3. Ai Nurniati NIM 2119160080
4. Aep Saepul Rohman NIM 2119160009
Biologi 3-C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2018
MATERI GENETIK

A. Susunan Kimia Asam Nukleat


Asam nukleat berfungsi sebagai informasi genetic yang mengatur pemunculan
sifat suatu makhluk hidup. Suatu sifat akan dimunculkan melalui pengendalian
enzim atau senyawa protein lain yang disintesi oleh asam nukleat. Selain itu,
hubungan adanya asam nukleat segala aktivitas hidup dikendalikan (proses-proses
metabolisme dalam tubuh makhluk hidup yang terjadi disetiap sel) melalu
pengendalian enzim-enzim yang disintesis oleh asam nukleat. Fungsi pengendalian
dan pengaturan sintesis protein inilah yang dijadikan dasar untuk menyebut asam
nukleat sebagai substansi genetika.
Asam nukleat adalah senyawa organic dengan cincin heterosiklik. Asam
nukleat terbuat dari polimer nukleotida. Nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula
pentose dan gugus fosfat. Sebuah nukleosida terbuat dari basa nitrogen yang
melekat pada gula pentose. Basa nitrogen adalah adenin, guanin, timin dan urasil.
Nukletida dipolimerasi membentuk DNA dan RNA yang merupakan bahan genetic.
Asam nukleat adalah makromolekul dalam sel, berupa polimer linier sangat
Panjang disebut juga polinukleotida yang terdiri dari 106 atau lebih nukleotida.
Nukleotida terdiri dari molekul gula dengan 5 atom c (pentose), 1 atau lebih gugus
fosfat dan basa nitrogen. Asam nukleat dinamakan asam karena menunjukan gugus
fosfat pada struktur asam nukleat menyumbangkan sifat asam yang pada keadaan
netral akan mudah melepaskan proton sehingga sering disebut anion asam kuat, dan
nukleat yang menunjukan hampir semua asam nukleat terdapat pada nucleus. Asam
nukleat yang paling umum adalah Asam Deoksiribosa (DNA) dan Asam
Ribonukleat (RNA). Struktur asam nukleat yaitu sebagai berikut.
1. Struktur Primer
Struktur primer asam nukleat merupakan urutan linear nukleotida, yang
dihubungkan satu sama lain dengan sambungan fosfodiester. Nukleotida terdiri
dari tiga komponen basa nitrogen, gula 5-karbon, dan gugus fosfat. Basa
nitrogen adalah purin (adenin, guanin) dan pirimidin (sitosin, timin hadir dalam
DNA saja, urasil (hadir dalam RNA saja). Gula 5 karbon adalah dooksirbosa
untuk DNA dan gula ribosa pada RNA. Basa purin, membentuk ikatan
glikosidik antara nitrogen dan 9’9-gugus OH molekul gula. Basa pirimidin,
mereka membentuk ikatan glikosidik antara nitrogen 1’dan 9’-OH dari
deoksiribosa tersebut. Datam basa purin dan pirimidin gugus fosfat membentuk
ikatan dengan molekul gula antara satu kolompok oksigen bermuatan negaif
dan 5- OH dari gula. Nukleotida membentuk hubungan fosfodiester antara 5’
dan 3' atom karbon, ini membentuk asam nukleat. Urutan Nukleotida saling
melengkapi satu sama lain
2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder adalah interaksi antara basa. Struktur ini menunjukkan
bagian mana helai terikat satu sama lain. Kedua untai DNA dalam double
heliks DNA terikat satu sama lain dengan batas hidrogen. Nukleotida pada
pasangan basa satu untai dengan nukleotida untai lainnya. Struktur sekunder
DNA didominasi pasangan basa dua helai poli nukleotida membentuk heliks
ganda.
3. Struktur Tersier
Struktur tersier adalah bentuk tiga dimensi dimana seluruh rantai dilipat.
Pengaturan struktur tersier berbeda dalam empat bentuk struktural: 1) Tangan
kiri atau kanan, 2) Panjang pergantian heliks, 3) Jumlah pasangan basa per
giliran, 4) Perbedaan ukuran antara utama dan alur kecil.
4. Struktur Kuarter
Struktur kuarter adalah tingkat yang lebilh tinggi dari organisasi asam nukleat.
Struktur ini mengacu pada interaksi asam nukleat dengan molekul lain.
Organisasi yang paling sering terihat adalah bentuk kromatin yang
menunjukkan interaksi dengan protein histon kecil.

B. Susunan Kimia DNA Dan RNA


DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang trediri
dari 3 macam molekul, yaitu:
1. Gula pentose, yang dikenal sebagai deoksiribosa
2. Asam fosfat
3. Basa nitrogen, yang dapat dibedakan atas dua tipe dasar,
a. Pirimidin
Basa ini dibedakan lagi atas sitosin dan timin.
b. Purin
Basa ini dibedakan atas adenin dan guanin.
Pirimidin dan purin membentuk rangkaian kimiawi dengan deoksiribosa.
Atom C 1’ dari gula deoksiribosa akan berhubungan atom nitrogen pada posisi 1
dari pirimidin atau ke 9 dari purin. Molekul ini disebut nukleosida atau
deoksiribonukleosida. Dan mereka ini dapat berlaku sebagai precursor elementer
untuk sintesa DNA. Akan tetapi sebelum suatu nukleosids dapat menjadi bagian
dari suatumolekul DNA ia harus bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk
suatu nukleotida atau deoksiribonukleotida. Empat macam deoksiribonukleosida
dan deoksiribonukleotida dapat dilihat pada table berikut.

Molekul RNA merupakan hasil intruksi DNA yang disintesis melalui


mekanisme transkripsi DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel masuk
kedalam sitoplasma molekul RNA memiliki perbedaan yang mendasar dengan
molekul DNA, yiatu:
1) Gula pentose penyusun nukelotida bukan deoksiribosa seperti penyusun DNA,
tetapi berupa gula ribose.
2) RNA tidak memiliki basa nitrogen jenis timin, tetapi digantikan dengan basa
urasil (U).
3) Molekul RNA meruapakn molekul untai tunggal polinukleotida (single
stranded), tidak seperti DNA yang merupakan molekul double stranded (untai
ganda).
Perbedaan DNA dan RNA

Ada 3 macam RNA, yaitu sebagai berikut.


1) rRNA (ribosom RNA)
Berada dalam ribosom, membina 80% semua RNA dalam sel. Dibuat dengan
cara transkripsi DNA yang berada di dalam dan di samping nukleous. rRNA
jika sudah ditranskripsi masuk ke dalam kedua subunit ribosom, lalu keluar inti
lewat pori.
2) mRNA
Macam RNA yang terbanyak dalam sel, 99% DNA inti dapat mentranskripsi
mRNA. Seperti halnya rRNA, setelah dibuat ditransport ke sitoplasma lewat
pori inti. mRNA ditranskripsi oleh gen struktur dalam system operon. Untuk
terlaksananya sintesa protein mRNA masuk kedalam ribosom dalam
sitoplasma.
3) tRNA
Polimer nukleotida yang pendek, hanya terdiri dari sekitar 75% nukleotida.
Larut dalam sitoplasma, dan ditranskripsi dari DNA. Tugasnya adalah untuk
membawa asam amino ke tempat sintesa protein.
C. Model DNA Watson-Crick
Struktur DNA yang sangat kecil dan rumit digambarkan dengan model struktur
DNA yang diusulkan oleh Watson James dan Crick Francis. Model tersebut dikenal
dengan model tangga berpilin (double helix).

1) Kedua untai polinukleotida saling memilin disepanjang sumbu yang sama.


2) Kedua untai poli nukleotida satu sama lain arahnya sejajar tetapi berlawanan
arah (anti paralel)
3) Basa-basa nitrogen menghadap kearah sumbu dan masing-masing basa
nitrogen berpasangan satu sama lain. Basa adenin pada satu untai berpasangan
dengan basa timin pada untai lainnya, dan basa guanin pada satu untai
berpasangan dengan basa sitosin pada untai lainnya. Oleh karena itu kedua
untai polinukleotida dikatakan komplementer satu sama lain.
4) Setiap pasangan basa berjarak 3,4 A dengan pasangan basa berikutnya.
5) Terdapat 10 pasangan basa nitrogen di dalam satu kali pilinan (360).
6) Jumlah ikatan hidrogen antara basa nitrogen adenin dan timin sebanyak
rangkap dua, sedangkan antara basa nitrogen guanosin dan sitosin sebanyak
rangkap tiga. Oleh karena itu rasio G + C yang tinggi maka semakin tinggi pula
stabilitas molekul DNA.
7) Gugus fosfat dan gula pentosa terletak di sebelah luar sumbu.
8) Nukleotida-nukleotida penyusun polinukleotida yang berurutan satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan fosfodiester, Ikatan fosfodiester menghubungkan
atom C nomor 3' dengan atom C nomor 5' pada gula deoksiribosa.
9) Atom C nomor 3' di salah satu ujung untai poli nukleotida tidak lagi memiliki
ikatan fosfodiester, tetapi mengikat gugus OH sehingga ujung 3' disebut ujung
OH. Sedangkan di ujung lainnya, yaitu atom C nomor 5’ akan mengikat gugus
fosfat, sehingga ujung 5' disebut ujung P.
10) Arah anti paralel kedua ujung dililiat dari arah ujung 3' dan ujung 5'. Jika untai
yang satu memiliki arah dari ujung 5' ke 3', maka untai yang lain (untai
komplementer nya) memiliki arah dari ujung 3' ke 5'.
D. Organisasi DNA Pada Kromosom
Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur
pembawa gen yang mirip benang dan terdapat dalam inti sel (nucleus). Kromosom
hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah secara
mitosis atau meiosis. Di dalam inti terdapat benang-benang halus yang dapat
menyerap warna yang disebut kromatin. Pada tahap profase (fase awal ketika sel
akan membelah diri), benang-benang kromatin memendek , menebal, dan disebut
kromosom. Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna,
misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan Kalium iodide.
Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik,
oleh karena itu mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom diberikan
oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang Morgan dalam tahun 1933 menemukan
fungsi kromosom dalam pemindahan materi-materi genetik. DNA merupakan
persenyawaan kimia pembawa materi genetic.
Di dalam kromosom terdapat 35 % DNA dari keseluruhan kromosom. DNA
merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri).
Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri.
Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetika yang akan
diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa
sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasamya tersimpan di dalam DNA yang
terdapat di dalam kromosom.
Proses pengemasan DNA dan protein terjadi pada tahap profase. Proses yang
terjadi adalahh sebagai berkut.
1) Untai DNA dipintal dalam suatu protein histon, Protein histon mengkat DNA
menjadi suatu unit yang disebut nukleosom
2) Nukleosom satu dengan lainnya bergabung membenluk benang yang lebih
padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan yang disebut dengan solenoid,
3) Solenoid satu dengan yang lainnya bergabung dan lebh padat lagi membentuk
benang yang disebut kromatin
4) Benang-benang halus kromatin memadat membentuk lengan kromatid. Lengan
kromatid berpasangan membentuk kromosom.

E. Replikasi Dna
Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA pada sel.
Replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan. Sel prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA, pada eukariota waktu terjadinya replikasi DNA
sangatlah diatur yaitu pada fase siklus sel sebelum mitosis atau meiosis 1.
Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu
pembentukan ikatan antara nukleotida.
Replikasi DNA terjadi sebelum sel membelah pada fase siklus sel mendahului
mitosis atau meiosis. Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua
DNA double Helix. Hasil replikasi DNA double strand dan kedua DNA parentals
strand bisa menjadi tempat yang berfungsi sebagai cetakan untuk proses replikasi
Primer stand: pada 3’ dia akan melepaskan 2P dipakai sebagai energi untuk
menempelkan tetapi pada 5’p tidak bisa dilepas karena ketiga P dibutuhkan
sehingga tidak ada energi sehingga tidak pernah terjadi sintesis dari 3’-5’, tetapi
dari 5’- 3’, jadi yang menambah selalu ujung 3’.
Tahapan replikasi DNA berlangsung dalam tiga tahap proses penting yaitu
pengenalan situs awal replikasi, pengudaran pilinan heliks ganda dan sintesis rantai
polinukleotida.
1. Pengenalan situs-situs awal replikasi
Pengenalan ori dilakukan oleh DNA dengan cara mengenali runtutan basa ori.
Suatu DNA diproduksi untuk mengenali titik ori dari DNA pada sel yang sama.
2. Pengudaran pilinan heliks ganda
Pada proses pemudaran ini terdapat tiga protein dan enzim yang berperan yaitu
enzim helikase, girase dan single strand binding protein (SSB). Helikase adalah
kelompok protein yang berfungsi mengedarkan heliks ganda dengan cara
menghilangkan ikatan hidrogen dan memisahkan utasan-utasannya menjadi utas
tunggal. Sebagai contoh kerja helikase protein menempel pada wilayah utas
tunggal kemudian bergerak dengan arah 3--5 menuju bagian utas ganda dan
membebaskan utasan-utasan dan pilinan Helix. Selanjutnya utasan tunggal yang
telah terbebaskan akan ditempeli SSB.
Girase merupakan topoisomerase tipe II yang berfungsi menghilangkan
tegangan pada super Helix positif dengan cara membuka pilinan ke arah negatif
struktur super Helix positif. SSB berfungsi untuk melindungi utas tunggal DNA
dari kemungkinan berpasangan kembali dengan utas pasangannya membentuk
heliks ganda. Selain itu juga melindungi DNA utas tunggal dari serangan
berbagai nuklease dan dapat menghalangi terjadinya transkripsi.
3. Sintesis utasan baru DNA
Dalam proses ini terjadi penggabungan monomer nukleotida menjadi rantai
polinukleotida dengan urutan basa tertentu. Enzim yang berperan dalam proses
ini adalah polimerase RNA, polimerase DNA dan ligase. Tahapan proses sintesis
ini adalah (i) inisiasi oleh polimerase RNA, (ii) perpanjangan rantai oleh
polimerase DNA dan (iii) penyatuan fragmen DNA oleh ligase.
a. Inisiasi oleh polimerase DNA yaitu dalam mengawasi sintesis DNA dibentuk
RNA primer yang terdiri dari beberapa basa yang akan menjadi tempat
polimerase DNA mengaitkan nukleotida DNA pertama. Dua enzim yang
mensintesis RNA primer yaitu polimerase RNA dan primase. Polimerase
bekerja mensintesis RNA primer pada situs ori C sedangkan primase
mengkatalisis RNA primer yang terdapat di depan setiap fragmen Okazaki.
b. Perpanjangan rantai oleh polimerase DNA
Enzim polimerase DNA membentuk ikatan fosfodiester yang merangkaikan
C kelima dari suatu nukleotida terhadap C ketiga dari nukleotida yang baru.
Setiap nukleotida baru ditambahkan pada ujung ke-3 rantai nukleotida yang
sudah ada atau pertumbuhan 5—3. Polimerase DNA dalam proses kerjanya
memerlukan adanya satu DNA utas tunggal yang akan menjadi model untuk
menentukan urutan basa dari rantai nukleotida yang akan disintesisnya.
c. Penyatuan fragmen DNA oleh ligase
Enzim ligase berfungsi menyambungkan dua fragmen rantai polinukleotida
menjadi rantai yang lebih panjang. Dalam replikasi, ligase berperan
menyambungkan dua fragmen Okazaki setelah RNA primer dibuang oleh
polimerase RNA1.
Secara lebih rincinya, proses replikasi DNA adalah sebagai berikut.
a. Inisiasi

Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal replikasi,
yang memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh protein yang disebut
inisiator DnaA. Mereka mengikat molekul DNA di tempat asal, sehingga
mengendur untuk perakitan protein lain dan enzim penting untuk replikasi
DNA. Sebuah enzim yang disebut helikase direkrut ke lokasi untuk
unwinding (proses penguraian/seperti membuka resleting) heliks dalam alur
tunggal.
Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara
yang tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal
sebagai garpu replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah
struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi). Setelah heliks yang
terbuka, protein yang disebut untai tunggal mengikat protein (SSB)
mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka untuk menempel kembali.
Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi dilanjutkan dalam
dua arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.
b. Sintesis Primer
Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada
sebagai template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA
polimerase. Selain replikasi mereka juga memainkan peran penting dalam
perbaikan DNA dan rekombinasi.
Namun, DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara
independen, dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk memulai
penambahan nukleotida komplementer. Ini disediakan oleh enzim yang
disebut DNA primase yang merupakan jenis DNA dependent-RNA
polimerase. Ini mensintesis bentangan pendek RNA ke untai DNA yang
ada. Ini segmen pendek disebut primer, dan terdiri dari 9-12 nukleotida. Hal
ini memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan untuk mulai
menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua untai,
DNA polimerase dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
c. Sintesis leading Strand

DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung


3′ dari untai yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5′
→ 3′ saja. Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan, dan karenanya
sintesis DNA pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal ini dikenal
sebagai untaian pengawal (leading strand).
Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III) mengenali 3′ OH ujung RNA
primer, dan menambahkan nukleotida komplementer baru. Saat garpu
replikasi berlangsung, nukleotida baru ditambahkan secara terus menerus,
sehingga menghasilkan untai baru.
d. Sintesis Lagging Strand
Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan
menghasilkan serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→
3’. Fragmen ini disebut fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk
membentuk sebuah rantai terus menerus nukleotida. Untai ini dikenal
sebagai lagging Strand (untai tertinggal) sejak proses sintesis DNA pada
untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah.

Di sini, primase menambahkan primer di beberapa tempat sepanjang untai


terbuka. DNA pol III memperpanjang primer dengan menambahkan
nukleotida baru, dan jatuh ketika bertemu fragmen yang terbentuk
sebelumnya. Dengan demikian, perlu untuk melepaskan untai DNA, lalu
bergeser lebih lanjut kebagian atas untuk memulai perluasan primer RNA
lain. Sebuah penjepit geser memegang DNA di tempatnya ketika bergerak
melalui proses replikasi.
e. Penghapusan Primer
Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai
baru terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh
enzim DNA polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer
RNA melalui ‘5→ 3’ aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan mereka
dengan deoksiribonukleotida baru dengan 5 ‘→ 3’ aktivitas polimerase
DNA.

f. Ligasi
Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung
celah antara fragmen Okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi
dan menyumbat celah tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester
antara 5 ‘fosfat dan 3’ gugus hidroksil fragmen yang berdekatan.

g. Terminasi (Pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan
nukleotida yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang
disebut tus yang mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik
menghalangi jalur helikase. Ketika helikase bertemu protein tus itu jatuh
bersama dengan untai tunggal protein pengikat terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Iriyanto, Koes. 2017. Biologi Molekuler. Bandung: Alfabeta.


Suryo. 2012. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 2012. Biologi Modern Biologi Sel. Bandung: Tarsito.

You might also like