Professional Documents
Culture Documents
K3
Disusun Oleh :
Nama Anggota : 1. DWI OKTA FITRIYANI
2. ERA INDAH NURVIKA
3. KARENINA MARIA FAIRUZ
4. SALWA NUR AFIFAH
5. RIZKY EKA RAMADHANTY
POLTEKKES KEMENKES
PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
1. JENIS JENIS KECELAKAAN DI
LABORATORIUM
2. SUMBER SUMBER
KECELAKAAN
a. Bahan Kimia
Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat
reaktif, dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik
dalam industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena
sifatnya yang berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya
meliputi manajemen, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di
laboratorium, pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi, disposal,
prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan. Bahan kimia
dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun), serapan
pada kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan.
b. Aliran Listrik
d. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi
internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan
manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti
ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan
magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan
kerja.
e. Mekanik
f. A p i
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau
tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak
jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat
terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
g. Suara (kebisingan)
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir
semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator
pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian
contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut
berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin,
para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan
tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin
keselamatan kerja.
3. PENANGANAN BAHAN
BERACUN DAN BERBAHAYA
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
Referensi : UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup PP No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
PENGERTIAN
KLASIFIKASI B3
- Bahan Kimia Korosif (Corrosive) Adalah bahan kimia yang karena reaksi
kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan
tubuh atau bahan lain (karat pada logam).
4. PENANGANAN BAHAN
MENULAR DAN INFEKSIUS
Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri,
virus, parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit
pada penjamu yang rentan, misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas
laboratorium; Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit
menular; Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat
atau materi lain yang tersentuh orang sakit.
Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar
dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit
- jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari
ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular
- atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien
yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dan
sebagainya)
- atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi
dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit menular.
. Limbah infeksius
Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu
a. Metode Desinfeksi
Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan
kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi
tidak aktif.
Agar pengolahan limbah menjadi efektif perlu untuk:
- Menggunakan desinfektan yang sesuai, misalnya Chlorine,Iodophore, Alcohol,
Formaldehyde, Glutaraldehyde dan Natrium hypochioride. Yang terakhir ini
merupakan satu-satunya jenis desinfektan yang digunakan secara rutin untuk
mendesinfeksi limbah penyakit menular.
- Menambahkan jumlah bahan kimia yang cukup, jumlah desinfektan yang
diberikan harus berlebih karena bahan-bahan protein yang terkandung dalam limbah
akan mengikat desinfektan dan mencegah bahan tersebut bereaksi dengan kuman
penyakit.
- Memberikan waktu kontak yang cukup, gunanya adalah untuk mencapai
efektifitas pengolahan.
- Mengawasi kondisi-kondisi lain yang diperlukan, misalnya pH yang tidak sesuai
akan meningkatkan / menghambat proses desinfeksi.
- Temperatur, dapat meningkatkan atau menurunkan efektifitas dan kecepatan
proses pengolahan.
- Pengadukan.
b. Metode Pengenceran (Dilution)
Yaitu dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi
dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai
dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
c. Metode Proses Biologis
Yaitu dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut
akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.
d. Metode Ditanam (Landfill)
Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.
e. Metode Insinerasi (Pembakaran)
Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator
senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O.
Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit,
jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa
dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis
limbah).
Agar insinerasi berlangsung optimal, perlu 5 kondisi:
- Diperlukan oksigen dalam jumlah yang cukup,
- Atomisasi dan Volatilisasi, yaitu mengubah limbah menjadi partikel yang sangat
kecil dan gas,
- Proses pengadukan dan pencampuran dalam insinerator,
- Suhu yang cukup untuk volatilisasi,
- Cukup waktu untuk terjadinya reaksi.
5. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERTELAN ASAM
A. Pengertian Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya
masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion
hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh
banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+
yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
B. Sifat Asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam
e. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
C. Penggelompokkan Asam
Tabel 2.1
Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera sebanyak
mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas. Kemudian panggil
dokter. Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara
menekan tenggorokannya dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai
muntahnya jernih. Jangan merangsang terjadinya muntah pada keracunan
asam kuat, basa kuat dan hidrokarbon, atau jika korban dalam keadaan
kejang. Jika terjadi kekejangan berikan pertolongan seperti pertolongan
untuk shock, kemudian panggil dokter dengan segera. Jika keracunan
disebabkan oleh asam kuat atau basa kuat, berikan putih telur, air susu,
atau minyak mineral.
Untuk pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan dapat diberikan
antidotum universal sebanyak satu sendok teh dalam setengah gelas air
hangat. Formula antidotum ini harus disimpan dalam keadaan kering.
Kemudian cegah jangan sampai terjadi shock dan jaga agar tubuh
penderita agar tetap hangat. Lakukan pembilasan lambung apabila racun
yang termakan belum melebihi tiga jam, boleh setelah lewat tiga jam tetapi
sebelumnya penderita telah diberi minum susu dalam jumlah yang banyak.
Pembilasan lambung tidak boleh dikerjakan pada keracunan akibat bahan
korosif (asam dan basa keras) atau keracunan senyawa hidrokarbon.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia :
Asam-asam korosif seperti asam sulfat Bila tertelan berilah bubur aluminium
(H2SO4), fluoroboric acid, hidroksida atau milk of magnesia diikuti
hydrobromic acid 62%, hydrobromic dengan susu atau putih telur yang dikocok
acid 32%, hydrobromic acid fuming dengan air. Jangan diberi dengan karbonat
37%, sulfur oksida, dan lain-lain. atau soda kue.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Berikan antidote umum, susu, minum
Sn, dan lain-lain air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih
telur.
Tabel 2.2
Berikut adalah cara-cara yang dapat kita lakukan agar tidak tertelan asam.
1. Pipet digunakan utk mengambil atau memindahkan bahan dengan
jumlah tepat. Bahan-bahanyang tidak boleh dipipet dengan mulut ialah
zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut harus
dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.
2. Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yg beracun dan harus
diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki tubuh
lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka.
3. Jika bekerja dengan senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di
lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap
tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di luar.
4. Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan
sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan paru-
paru.
5. Jangan mencoba minum yang tidak ada ada di labelnya di laboratorium,
jika seseorang sembarangan meminum minuman di laboratorium akan
mengakibatkan keracunan asam/basa dan itu sangat membahayakan kita.
6. Jangan bermain-main pada saat melakukan praktikum.
7. Pastikan mengetahui bahan kimia yang kita gunakan untuk praktikum.
Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
6. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERTELAN BASA
7. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERKENA ASAM
DAN BASA
Pertolongan pertama yaitu pemberian pertolongan, atau pengobatan untuk
waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada,
untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa
sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan
pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani
dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak.
Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan,
mata, kaki, atau tangan
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan PH < 7. Dalam defnisi modern asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat yang lain (yang disebut asam), atau dapat
menerima electron bebas dari dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat ( digunakan
dalambaterai atau aki mobil
Suatu asam bereaksi dalam suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Asam umumya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat
berbahaya dapat merusak kulit dan mata. Jika terpercik asam pekat bisa berakibat
kebutaan. Jika kena asam pekat harus segera dicuci atau diberikan susu, air kelapa dan
soda kue
Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut
dalam pelarut air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/
senyawa kimia yang memiliki PH > 7. Contoh : kalsium hidroksida ( terdapat pada
plester ), magnesium hidroksida ( terdapat diantasida ), ammonium hidroksida
(terdapat dipelarut desinfektan
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan
ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Jika terkena basa harus
diberi putih telur, kapur sirih, garam dan jeruk nipis (2).
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan sumber panas atau suhu dingin yan tinggi, sumber listrik, bahan
kimiawi, cahaya dan radiasi. Jenis luka bakar dapat beraneka ragam dan memiliki
penanganan yang berbeda akibat luka bakar tersebut. Luka bakar dapat merusak
jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaingan epidermal yang mengakibatkan
kerusakan yang berada ditempat yang lebih dalam dari akhir system persarafan.
Korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk
diantaranya kondisi yang shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit (inbalance
elektrolit )dan masala distress pernafasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik,
luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang
berat dikarenakan cacat akibat lika bakar dan bekas luka.
1. Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selama bekerja dengan
baik dan benar.
2. Berhati-hati dalam mereaksikan zat kimia
3. Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas
4. Berhati-hati saat mengambil maupun menyimpan zat kimia
5. Selalu menaati dan mematuhi prosedur kerja yang ada di laboratorium.
· Jangan panik
· Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda
· Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan)
· Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat
· Bawa ketempat yang cukup oksigen
· Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)
· Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik
dengan air kran maupun penyemprotan air. Pencucian kira-kira 15 menit terus-
menerus. Jika terkena asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama jika
terkena asam pekat pada umumnya. Kemudian mata dicuci dengan larutan
Na2CO3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa ke dokter.
Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:
Suhu panas: Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda
yang panas.
Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar
matahari. Beberapa alat untuk menggelapkan warna kulit juga bisa mengakibatkan
luka bakar.
Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia
rumah tangga maupun industri.
Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita
kanker juga bisa mengakibatkan luka bakar pada kulit.
Selain menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit, penyebab-penyebab di atas juga
bisa melukai bagian tubuh lainnya, seperti otot, pembuluh darah, saraf, paru-paru, dan
mata.
A. TINGKAT KEPARAHAN
Luka bakar yang disebabkan bahan kimia, listrik, dan luka bakar tingkat dua
yang berdampak kepada tangan, kaki, wajah, alat kelamin, bokong, dan persendian,
perlu dianggap sebagai kondisi darurat.Penderita yang mengalami kesulitan bernapas
juga perlu dibawa ke dokter.Tingkat keparahan luka bakar seseorang sangat
tergantung kepada:
Pertolongan pertama bisa dilakukan untuk mengobati luka bakar ringan.Hal ini
dilakukan agar kerusakan kulit yang terjadi tidak bertambah. Berikut ini adalah
beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:
Obat penghilang rasa sakit. Luka bakar terkadang bisa sangat menyakitkan.
Terkadang morfin diperlukan untuk mengatasi rasa sakit yang terjadi.
Antibiotik. Jika terjadi infeksi akibat luka bakar yang diderita, antibiotik
mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Antibiotik bisa diberikan
melalui infus.
Cairan infus. Dokter biasanya akan memberikan cairan infus secara
berkelanjutan pada pasien dengan luka bakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi dan juga kegagalan fungsi organ tubuh manusia.
Suntikan tetanus. Suntikan ini mungkin akan disarankan dokter sebagai
langkah pencegahan.
Operasi Plastik
Pada luka bakar yang parah, mungkin diperlukan operasi plastik untuk memulihkan
kulit.Dokter bedah plastik bisa memperbaiki penampilan kulit yang
terbakar.Persendian yang terbakar hingga tidak berfungsi sempurna juga bisa
ditingkatkan fleksibilitasnya oleh dokter bedah.Potongan dari kulit Anda sendiri yang
sehat bisa digunakan untuk menggantikan jaringan saraf kulit yang terluka parah.
Kulit manusia memiliki banyak fungsi dan berguna melindungi organ dalam
manusia. Selain sebagai penghalang antara tubuh dengan lingkungannya, kulit juga
berfungsi mengatur suhu udara tubuh. Terdapat tiga lapisan kulit, yaitu:
Epidermis. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 0,5-1,5 mm. Ini adalah
lapisan paling tipis dan terluar dari kulit, yang bertanggung jawab untuk melindungi
tubuh dari sekitarnya.
Dermis. Lapisan ini berada di bawah epidermis dan memiliki ketebalan antara
0.3-3 mm. Lapisan inilah yang mempertahankan struktur kulit dan memberi
elastisitas. Di lapisan ini terdapat pembuluh darah, saraf, pori-pori rambut, dan
kelenjar keringat.
Hipodermis. Lapisan inilah yang berperan dalam mengatur suhu tubuh.
Ketebalan lapisan kulit ini berbeda-beda pada semua orang. Ini adalah lapisan paling
dalam kulit yang terdiri dari lemak dan sel yang memproduksi kolagen. Pembuluh
darah yang lebih besar juga berada dalam lapisan ini.
Tingkat keparahan sangat tergantung pada ketebalan bagian kulit yang
terbakar.Gejala luka bakar yang umumnya terjadi, seperti kulit yang memerah,
mengelupas, melepuh, membengkak, dan bahkan hangus.Rasa sakit yang terjadi tidak
selalu berkaitan dengan tingkat keparahan luka bakarnya.
D. KOMPLIKASI
Luka bakar bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius jika dibiarkan
saja.Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat luka bakar.
Bekas luka
Luka bakar bisa menyebabkan bekas luka dan juga keloid.Keloid adalah pertumbuhan
jaringan bekas luka yang berlebih di atas kulit.Luka bakar ringan biasanya hanya
meninggalkan bekas luka yang sedikit.Bekas luka bisa dikurangi dengan
menggunakan krim atau salep pada bekas luka bakar dan juga memakai tabir surya.
Infeksi
Infeksi dapat terjadi jika bakteri mulai berkembang biak di luka yang terbuka. Oleh
karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka melepuh yang telah pecah.
Beberapa tanda terjadinya infeksi adalah ketika luka terasa lebih sakit atau
menjadi bau.Selain itu, Anda mungkin mengalami demam dan pembengkakan pada
kulit yang terinfeksi.Infeksi biasanya bisa diatasi dengan antibiotik dan obat pereda
rasa sakit.Segera periksakan ke dokter jika Anda mencurigai luka telah terinfeksi.
Luka bakar yang terinfeksi bisa menyebabkan terjadinya sepsis dan sindrom
syok toksik. Sepsis dan sindrom syok toksik terjadi ketika infeksi telah menyebar ke
dalam darah, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Masalah pernapasan
Menghirup udara panas atau asap bisa melukai saluran udara dan menyebabkan
kesulitan dalam bernapas. Menghirup asap bisa merusak paru-paru dan menyebabkan
kegagalan fungsi organ pernapasan.
Masalah tulang dan persendian
Luka bakar yang dalam bisa membatasi pergerakan tulang dan juga persendian.Bekas
luka bisa menyebabkan kontraktur.Kontraktur adalah ketika kulit, otot, maupun urat
memendek dan/atau mengencang.Akibatnya, sendi tidak bisa digerakkan secara
normal.
Sengatan panas
Sengatan panas adalah kondisi ketika suhu tubuh mencapai 40° celcius atau
lebih.Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama terkena pajanan terhadap
sinar matahari atau cuaca panas. Beberapa gejalanya antara lain:
Kelelahan yang parah.
Kulit terlihat merah.
Bernapas dengan cepat.
Mual dan muntah-muntah.
Pusing atau sakit kepala.
Denyut jantung cepat.
Menjadi linglung.
E. PENCEGAHAN
Luka bakar bisa dihindari tergantung kepada penanganan di tempat yang berbeda-
beda.Selalu pertimbangkan keamanan lingkungan dan keselamatan orang-orang di
sekitarnya.Waspadailah benda-benda yang berpotensi melukai mereka yang tidak
menyadari keberadaannya.
Berikut ini adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya luka bakar:
Jangan pernah meninggalkan kompor yang menyala tanpa dijaga dan jauhkan
cairan panas dari jangkauan anak-anak.
Gunakan pelindung tangan ketika memasak dan mengambil makanan dari
oven.
Gunakan alat setrika di meja yang tinggi dan jangan lupa mematikan alat
setrika ketika sudah selesai menggunakannya.
Periksa suhu air hangat sebelum digunakan untuk memandikan bayi karena
kulit mereka lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa.
Hindari merokok di dalam rumah atau gedung.
Jauhkan bahan kimia, korek api, lilin, atau bahan yang mudah terbakar lainnya
dari jangkauan anak-anak.
Siapkan alat pemadam api darurat di rumah.
1. Basuh bagian yang terkena knalpot dengan air dingin yang mengalir (air
keran) kurang lebih 10 sampai 20 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri yang timbul dan untuk mencegah panas tidak sampai membakar
kulit lebih kedalam lagi.
2. Jangan gunakan air es, karena justru akan merusak jaringan.
3. Jangan pecahkan kulit yang melepuh dan berisi cairan.
4. Oleskan salep yang khusus untuk luka bakar derajat 1.
Apabila luka bakar masih dalam area kulit epidermis yaitu lapisan kulit paling atas
atau paling luar, maka yang dilakukan adalah siram atau aliri dengan menggunakan
air mengalir dengan suhu rendah atau air dingin selama kurang lebih 10 menit.
Kemudian olesi dengan salep untuk luka bakar seperti misal bioplasenton, atau
Gunakan Cream Bio Bio Multiple cream untuk pertolongan pertama akibat tersiram
air panas atau minyak panas. Jangan sekali-kali diolesi odol, karena mengandung mint
yang dapat mengakibatkan bertambahnya pelepuhan di area luaka bakar.
Jika luka bakar sudah sampai pada lapisankulit dermis atau lapisan kulit kedua,
biasanya terjadi pelepuhan (berisi air), maka jangan sekali-kali mencoba untuk
memecahkannya, karena di dalam berisi cairan protein.
Jika luka bakar sudah memasuki area kulit ketiga yaitu indodermis, biasanya area
kulit dalam yang berwarna putih akan terlihat jelas, maka jangan lakukan hal apapun,
segeralah bawa kedokter.
Beberapa hal yang perlu diketahui pada penderita luka bakar antara lain :
Jika luka bakar luas atau tepat pada leher/dada itu akan mengganggu jalanya
pernafasan, maka segeralah dilarikan ke Klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit
terdekat untuk segera di infus agar tidak terjadi syok.
Luka Bakar yang kulitnya sudah hitam, itu adalah jaringan mati yang harus
dibersihkan, jika tidak maka akan mengganggu atau menghambat pertumbuhan
jaringan baru.
Semakin luas luka bakar, maka semakin banyak pula cairan tubuh yang hilang dan
harus segera ditangani secara medis.
Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam
panas.Jika kulit hanya memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika
luka bakar diakibatkan terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat
dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin
atau dikompres agar rasa nyeri berkurang. Kemudian bawa si penderita ke dokter.Jika
luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan jangan memberikan obat
apa-apa.Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si penderita ke
dokter.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Terkena
Natrium/Kalium
Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci
kulit yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit.
Netralkan dengan larutan asam asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep
levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan
asam pikrat
Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera
olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian
luka tersebut tutup dengan pasta Na2CO3.
Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian cuci dengan larutan CuS04 3%.