You are on page 1of 26

TUGAS KELOMPOK

K3

Disusun Oleh :
Nama Anggota : 1. DWI OKTA FITRIYANI
2. ERA INDAH NURVIKA
3. KARENINA MARIA FAIRUZ
4. SALWA NUR AFIFAH
5. RIZKY EKA RAMADHANTY

POLTEKKES KEMENKES
PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
1. JENIS JENIS KECELAKAAN DI
LABORATORIUM

2. SUMBER SUMBER
KECELAKAAN

Faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap timbulnya bahaya dalam


proses industri maupun laboratorium meliputi suhu, tekanan, dan konsentrasi zat-zat
pereaksi. Suhu yang tinggi diperlukan dalam rangka menaikkan kecepatan reaksi
kimia dalam industri, hanya saja ketahanan alat terhadap suhu harus dipertimbangkan.
Tekanan yang tinggi diperlukan untuk mempercepat reaksi, akan tetapi kalau tekanan
sistem melampaui batas yang diperkenankan dapat terjadi peledakan.
Apalagi jika proses dilakukan pada suhu tinggi dan reaktor tidak kuat lagi
menahan beban. Konsentrasi zat pereaksi yang tinggi dapat menyebabkan korosif
terhadap reaktor dan dapat mengurangi umur peralataan. Selain itu sifat bahan seperti
bahan yang mudah terbakar, mudah meledak, bahan beracun, atau dapat merusak
bagian tubuh manusia.

Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja


dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Bahan Kimia

Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat
reaktif, dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik
dalam industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena
sifatnya yang berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya
meliputi manajemen, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di
laboratorium, pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi, disposal,
prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan. Bahan kimia
dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun), serapan
pada kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan.

Bahan kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu,


bahan kimia yang eksplosif (oksidator, logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa
tidak stabil secara termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah
terbakar). Bahan kimia yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah,
asam organik kuat, asam organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organik).
Bahan kimia yang merusak paru-paru (asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia
karsinogenik (memicu pertumbuhan sel kanker), dan teratogenik.

b. Aliran Listrik

Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan


kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang
harus diperhatikan antara lain:

1) Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika


penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
2) Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar
keamanan dari peralatan.
3) Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat
diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.
4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang
memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air.
Begitu juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan
peralatan listrik.
5) Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar
tidak membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan
keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
6) Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik
maupun isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan
kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
7) Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah
meledak. Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk
pengendalian gas yang mudah terbakar.
8) Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh
pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan
isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan
polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 oC.
Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 oC. Batas maksimum
pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator dari
polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75 oC, sedangkan
karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 oC.

d. Radiasi

Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi
internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan
manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti
ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan
magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan
kerja.

e. Mekanik

Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan


yang terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat,
namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti
transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan
secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan
kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain
perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.

f. A p i

Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam


berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis.
Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri
adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti
aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan
lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi
yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen MSDS
memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di
dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.

Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau
tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak
jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat
terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.

g. Suara (kebisingan)

Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir
semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator
pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian
contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut
berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin,
para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan
tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin
keselamatan kerja.

3. PENANGANAN BAHAN
BERACUN DAN BERBAHAYA
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
Referensi : UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup PP No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
PENGERTIAN

Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3 •Label B3 adalah


uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3 •MSDS
(Material Safety Datasheet) adalah lembar data khusus yang menjelaskan
tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara
penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan
bahan tersebut. PENGERTIAN
Bahan Kimia Beracun (Toxic) Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam
tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.

KLASIFIKASI B3
- Bahan Kimia Korosif (Corrosive) Adalah bahan kimia yang karena reaksi
kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan
tubuh atau bahan lain (karat pada logam).

- Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) Adalah bahan kimia yang


mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.
•Bahan Kimia Peledak (Explosive) Adalah suatu zat padat atau cair atau
campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan
gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga
menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

- Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances) Adalah


bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas
dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. •Gas
Bertekanan (Compressed Gases) Adalah gas yang disimpan dibawah
tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut dibawah tekanan. •Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive
Substances) Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gram.
Beracun (Toxic) Corrosive Flammable PENYIMPANAN B3 YANG
AMAN Penyimpanan yang Aman Ruangan sejuk, sirkulasi udara yg baik,
jauh dari potensi kebakaran, tidak terkena langsung sinar matahari
Ruangan sejuk, sirkulasi udara yg baik (menghindari penguapan), logam
disekeliling harus dicat dan tahan korosif, tempat penampung harus tahan
korosif Ruangan cukup dingin, sirkulasi udara yang baik, jauh dari lokasi
yang potensinya mudah terjadi kebakaran, singkirkan semua sumber
pemicu api

1. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul


Syukur, 51cb12db] Klasifikasi B3 Explosive Compressed Gas Radioaktif
PENYIMPANAN B3 YANG AMAN Penyimpanan yang Aman Ruangan
harus kokoh (tahan dari api dan lantai tidak dari bahan yang menimbulkan
loncatan api), sirkulasi udara yang baik, harus selalu terkunci. Ruangan sejuk,
sirkulasi udara yg baik, bangunan harus tahan api, tabung harus disimpan
dengan posisi berdiri dan diikat, jauhkan dari sinar matahari langsung.
Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas
atom, tenaga yang terlatih dan peralatan teknis yang mendapat ijin dari
BATAN
2. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LEMBAR DATA KESELAMATAN (MSDS) Judul
Penjelasan Identitas produk dan pabrik - Untuk identitas produk, tertera nama
dagang atau nama kimia (nama dagang harus ada sinonim produk atau
substansinya) - Untuk identitas pabrik, tertera nama pabrik pembuat, tanggal
MSDS dibuat, alamat pabrik, telepon yang jelas dalam kondisi emergency, dll.
Bahan-bahan berbahaya Tertera bahan-bahan berbahaya yang tercantum pada
daftar bahan-bahan berbahaya, untuk campuran harus mencantumkan bahan
berbahaya yang komposisinya >= 1% saja Pastikan setiap bahan kimia sudah
tersedia MSDS yang mudah dipahami isinya, dalam MSDS umumnya terdiri
atas :
3. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LEMBAR DATA KESELAMATAN (MSDS) Judul
Penjelasan Data Fisik Data ini menjelaskan tentang titik cair, tampilan bau dan
lain-lain yang menginformasikan tentang sifat bahan kimia dan jenis bahaya
yang ditimbulkan. Data Kebakaran dan Ledakan Bagian ini mendata titik
nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta menjelaskan kepada
anda bagaimana memadamkan api. Data Reaktifitas Bagian ini menjelaskan
kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila tidak, bahaya apa
yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau
digunakan secara bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan
penanganan produk yang tepat.
4. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LEMBAR DATA KESELAMATAN (MSDS) Judul
Penjelasan Data Bahaya Kesehatan Rute tempat masuk (pernafasan,
penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan akut dan kronik, tanda-tanda
dan gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen, masalah kesehatan
yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang
direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya terdaftar di
bagian ini. Tindakan pencegahan untuk penanganan Informasi dibutuhkan
untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur pembersihan,
metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan, dan
penanganan tindakan pencegahan harus detail pada bagian ini. Pengukuran
kontrol Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk
ventilasi, praktek kerja dan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment
(PPE) dirincin pada bagian ini.
5. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] PEMASANGAN SIMBOL DAN LABEL Referensi
•PerMen LH tahun 2008 no 03 Simbol dan label B3 Simbol ini menunjukan
suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standard (250 C, 750 mmHg) dapat
meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya Simbol ini menunjukan suatu bahan
baik cairan, gas maupun padatan yang dapat mengakibatkan dengan mudah
terbakar atau mudah meningkat suhunya dan mengakibatkan terjadinya
kebakaran Simbol ini menunjukan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak
panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya
terutama bahan- bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan
hampa udara
6. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] PEMASANGAN SIMBOL DAN LABEL Referensi
•PerMen LH tahun 2008 no 03 Simbol dan label B3 Simbol ini menunjukan
suatu bahan yang memiliki karakteristik menyebabkan iritasi atau terbakar
pada kulit. Menyebabkan karat pada lempeng baja. Mempunyai pH sama atau
kurang dari 2 untuk B3 yang bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5
untuk B3 yang bersifat basa. Simbol ini menunjukan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sifat racun bagi manusia yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Simbol ini menunjukan paparan jangka pendek,
jangka panjang atau berulang yang dapat menyebabkan efek kesehatan
karsinogenik (penyebab sel kanker), teratogenik (mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio), mempengaruhi sistem reproduksi, pernafasan dan
lain-lain.
7. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] PEMASANGAN SIMBOL DAN LABEL Referensi
•PerMen LH tahun 2008 no 03 Simbol dan label B3 Simbol ini menunjukan
suatu bahan berupa cairan atau padatan yang memiliki karakteristik dapat
menyebabkan iritasi atau kerusakan pada kulit, iritas atau kerusakan pada
mata, menyebabkan alergi kulit, bahkan peradangan. Simbol ini untuk
menunjukan bahaya dari gas bertekanan (bahan ini bertekanan tinggi dan
dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas, atau pecah dan isinya
dapat menyebabkan kebakaran. Simbol ini menunjukan bahaya terhadap
lingkungan. Dapat mematikan terhadap jenis ikan atau organisme aquatic
lainnya atau makhluk hidup lainnya, merusak ozon (seperti CFC).
8. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LANGKAH PENCEGAHAN UNTUK KONDISI
EMERGENCY Kondisi Darurat Pencegahan Kontak dengan kulit dan mata
1.Pastikan alat sirkulasi bekerja dengan baik 2.Pastikan alat pelindung diri
masih layak pakai 3.Pastikan air mengalir/safety water tersedia jika terjadi
accident 4.Pastikan obat luka bakar (bioplacenton) tersedia di kotak P3K
5.Pastikan alat komunikasi dalam kondisi baik Kebakaran 1.Jauhkan dari
sumber panas atau api 2.Pastikan tersedia Alat Pemadam Api yang sesuai dan
masih layak pakai 3.Pastikan alat komunikasi dalam kondisi baik Terjadi
ceceran/tumpahan 1.Pastikan safety compartement tersedia 2.Pastikan spill kit
(serbuk gergaji) dalam kondisi layak pakai 3.Pastikan alat komunikasi dalam
kondisi baik
9. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN – B3 LANGKAH PENANGANAN SAAT KONDISI
EMERGENCY Kondisi Darurat Penanganan Kontak dengan kulit 1.Jangan
digaruk atau digosok-gosok jika terasa gatal 2.Segera menuju fasilitas safety
water 3.Alirkan air dari kran membersihkan kulit yang terkena kontak dengan
bahan kimia (biarka selama kurang lebih 15-20 menit). 4.Segera ke medical
room. 5.Bahan kimia diisolasi agar tidak ada korban lain yang terkena kontak
Kontak dengan mata 1.Jangan digaruk atau digosok-gosok jika terasa gatal
2.Segera menuju fasilitas safety water 3.Alirkan air dari kran membersihkan
bagian mata yang terkena kontak dengan bahan kimia (biarkan selama kurang
lebih 15-20 menit). 4.Segera ke medical room. 5.Bahan kimia diisolasi agar
tidak ada korban lain yang terkena kontak
10. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LANGKAH PENANGANAN SAAT KONDISI
EMERGENCY Kondisi Darurat Penanganan Masuk melalui mulut/terminum
1.Kurangi kadar racun dengan memberi minum air putih 2.Korban segera
ditolong ke rumah sakit. 3.Bahan kimia diisolasi agar tidak ada korban lain.
Terhirup/terpapar melalui pernafasan 1.Jika korban pingsan, baringkan ke
tempat aman 2.Periksa bagian pernafasan atau denyut 3.Jika tidak dirasakan
denyut/nafas, lakukan CPR 4.Segera ke medical room. 5.Bahan kimia diisolasi
agar tidak ada korban lain. Terjadi kebakaran 1.Tidak usah panik, segera ambil
tabung APAR 2.Padamkan api menggunakan APAR 3.Jika api meluas dan
tidak bisa dipadamkan, hubungi ESH/Security 4.Singkirkan barang-barang
yang dapat mengakibatkan api meluas 5.Perintahkan orang lain untuk siaga
dan evakuasi
11. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN – B3 [by Abdul
Syukur, 51cb12db] LANGKAH PENANGANAN SAAT KONDISI
EMERGENCY Kondisi Darurat Penanganan Terjadi ledakan 1.Segera cari
tahu sumber ledakan 2.Isolasi area ledakan 3.Hubungi ESH/Security 4.Stop
pekerjaan sampai ada instruksi berikutnya Terjadi tumpahan 1.Isolasi area
agar tumpahan tidak meluas 2.Tutup saluran air ke drainase 3.Bersikan
tumpahan (gunakan serbuk gergaji dan atau majun) 4.Segera laporkan ke
ESH/Security

4. PENANGANAN BAHAN
MENULAR DAN INFEKSIUS
Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri,
virus, parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit
pada penjamu yang rentan, misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas
laboratorium; Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit
menular; Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat
atau materi lain yang tersentuh orang sakit.
Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar
dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit
- jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari
ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular
- atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien
yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dan
sebagainya)
- atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi
dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit menular.

Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:


1) Limbah cair dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Limbah cair infeksius, misalnya sisa spesimen seperti darah, serum / plasma, urine
dan cairan tubuh lainnya.
b. Limbah cair domestik, yaitu limbah yang dihasilkan dari bekas air pembilasan
atau pencucian alat.
c. Limbah cair kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari menggunakan bahan-bahan
kimia, misalnya sisa-sisa reagen dan cairan pewarna.
2) Limbah padat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Limbah padat infeksius:
- Limbah benda tajam, yaitu alat atau obyek yang mempunyai sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, misalnya
jarum suntik, pecahan dari kaca dan pisau.
- Sisa bahan pemeriksaan, misalnya jaringan, faeces, bekuan darah dan medium
biakan.
b. Limbah padat non infeksius, misalnya sampah umum seperti kertas, tissue, plastik
kayu, pembungkus, kardus dan sebagainya.
3) Limbah gas adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator,
sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).

. Limbah infeksius

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu
a. Metode Desinfeksi
Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan
kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi
tidak aktif.
Agar pengolahan limbah menjadi efektif perlu untuk:
- Menggunakan desinfektan yang sesuai, misalnya Chlorine,Iodophore, Alcohol,
Formaldehyde, Glutaraldehyde dan Natrium hypochioride. Yang terakhir ini
merupakan satu-satunya jenis desinfektan yang digunakan secara rutin untuk
mendesinfeksi limbah penyakit menular.
- Menambahkan jumlah bahan kimia yang cukup, jumlah desinfektan yang
diberikan harus berlebih karena bahan-bahan protein yang terkandung dalam limbah
akan mengikat desinfektan dan mencegah bahan tersebut bereaksi dengan kuman
penyakit.
- Memberikan waktu kontak yang cukup, gunanya adalah untuk mencapai
efektifitas pengolahan.
- Mengawasi kondisi-kondisi lain yang diperlukan, misalnya pH yang tidak sesuai
akan meningkatkan / menghambat proses desinfeksi.
- Temperatur, dapat meningkatkan atau menurunkan efektifitas dan kecepatan
proses pengolahan.
- Pengadukan.
b. Metode Pengenceran (Dilution)
Yaitu dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi
dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai
dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
c. Metode Proses Biologis
Yaitu dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut
akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.
d. Metode Ditanam (Landfill)
Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.
e. Metode Insinerasi (Pembakaran)
Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator
senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O.
Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya (kuman penyakit,
jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa
dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis
limbah).
Agar insinerasi berlangsung optimal, perlu 5 kondisi:
- Diperlukan oksigen dalam jumlah yang cukup,
- Atomisasi dan Volatilisasi, yaitu mengubah limbah menjadi partikel yang sangat
kecil dan gas,
- Proses pengadukan dan pencampuran dalam insinerator,
- Suhu yang cukup untuk volatilisasi,
- Cukup waktu untuk terjadinya reaksi.

5. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERTELAN ASAM
A. Pengertian Asam

Istilah asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya
masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion
hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh
banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+
yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.

B. Sifat Asam

Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam
e. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

C. Penggelompokkan Asam

Berdasarkan kekuatannya, asam terbagi menjadai 2 kelompok yaitu :


a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya ( asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b. Asam lemah, yaitu asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam
larutannya ( hanya terionisasi sebagian).

Asam Kuat Asam Lemah

HCl (Asam klorida HCOOH (Asam Formiat)


HNO3 (Asam Nitrat) CH3COOH (Asam Asetat)

H2SO4 (Asam Sulfat) HCN (Asam Sianida)

HBr (Asam Bromida) H2C2O4 (Asam Oksalat)

HI (Asam Iodida) H2S (Asam Sulfida)

HClO3 (Asam Klorat) H2CO3 (Asam Karbonat)

Tabel 2.1

D. Gejala Keracunan yang disebabkan Tertelan Asam

1. Rasa sakit perut


2. Mual dan atau munta
3. Rasa terbakar dari mulut sampai lambung
4. Sulit bernafas
5. Dada rasa terjepit
6. Telinga mendengung
7. Pandangan kabur
8. Bau asap/gas
9. Pernafasan bau
10. Kulit berubah warna atau gatal
11. Bibir dan kulit kebiruan
12. Kesadaran menurun atau tidak sadar
13. Sakit kepala

E. Pertolongan Pertama Kecelakaan pada Korban Tertelan Asam

Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera sebanyak
mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas. Kemudian panggil
dokter. Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara
menekan tenggorokannya dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai
muntahnya jernih. Jangan merangsang terjadinya muntah pada keracunan
asam kuat, basa kuat dan hidrokarbon, atau jika korban dalam keadaan
kejang. Jika terjadi kekejangan berikan pertolongan seperti pertolongan
untuk shock, kemudian panggil dokter dengan segera. Jika keracunan
disebabkan oleh asam kuat atau basa kuat, berikan putih telur, air susu,
atau minyak mineral.
Untuk pertolongan pertama pada keracunan yang tertelan dapat diberikan
antidotum universal sebanyak satu sendok teh dalam setengah gelas air
hangat. Formula antidotum ini harus disimpan dalam keadaan kering.

Adapun formula antidotum terdiri dari:


1. 2 bagian arang aktif
2. 1 bagian Magnesium Oksida
3. 1 bagian Asam Tannat

Kemudian cegah jangan sampai terjadi shock dan jaga agar tubuh
penderita agar tetap hangat. Lakukan pembilasan lambung apabila racun
yang termakan belum melebihi tiga jam, boleh setelah lewat tiga jam tetapi
sebelumnya penderita telah diberi minum susu dalam jumlah yang banyak.
Pembilasan lambung tidak boleh dikerjakan pada keracunan akibat bahan
korosif (asam dan basa keras) atau keracunan senyawa hidrokarbon.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia :

Jenis peracun Pertolongan pertama

Asam-asam korosif seperti asam sulfat Bila tertelan berilah bubur aluminium
(H2SO4), fluoroboric acid, hidroksida atau milk of magnesia diikuti
hydrobromic acid 62%, hydrobromic dengan susu atau putih telur yang dikocok
acid 32%, hydrobromic acid fuming dengan air. Jangan diberi dengan karbonat
37%, sulfur oksida, dan lain-lain. atau soda kue.

Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Berikan antidote umum, susu, minum
Sn, dan lain-lain air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih
telur.

Tabel 2.2

Cara berikutnya yang dapat digunakan adalah dengan cara pembilasan


lambung. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
melakukan pembilasan lambung :
1. Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.
2. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat
5%, atau asam asetat 5 %.
3. Pembilasan sampai 20 X rata-rata volume 250 cc.
4. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.
F. Pencegahan Agar Tidak Tertelan Asam

Berikut adalah cara-cara yang dapat kita lakukan agar tidak tertelan asam.
1. Pipet digunakan utk mengambil atau memindahkan bahan dengan
jumlah tepat. Bahan-bahanyang tidak boleh dipipet dengan mulut ialah
zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut harus
dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.
2. Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yg beracun dan harus
diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki tubuh
lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka.
3. Jika bekerja dengan senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di
lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap
tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di luar.
4. Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan
sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan paru-
paru.
5. Jangan mencoba minum yang tidak ada ada di labelnya di laboratorium,
jika seseorang sembarangan meminum minuman di laboratorium akan
mengakibatkan keracunan asam/basa dan itu sangat membahayakan kita.
6. Jangan bermain-main pada saat melakukan praktikum.
7. Pastikan mengetahui bahan kimia yang kita gunakan untuk praktikum.
Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

6. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERTELAN BASA

7. PERTOLONGAN TERHADAP
KORBAN TERKENA ASAM
DAN BASA
Pertolongan pertama yaitu pemberian pertolongan, atau pengobatan untuk
waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada,
untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa
sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan
pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani
dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak.
Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan,
mata, kaki, atau tangan
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan PH < 7. Dalam defnisi modern asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat yang lain (yang disebut asam), atau dapat
menerima electron bebas dari dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat ( digunakan
dalambaterai atau aki mobil
Suatu asam bereaksi dalam suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Asam umumya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat
berbahaya dapat merusak kulit dan mata. Jika terpercik asam pekat bisa berakibat
kebutaan. Jika kena asam pekat harus segera dicuci atau diberikan susu, air kelapa dan
soda kue
Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut
dalam pelarut air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/
senyawa kimia yang memiliki PH > 7. Contoh : kalsium hidroksida ( terdapat pada
plester ), magnesium hidroksida ( terdapat diantasida ), ammonium hidroksida
(terdapat dipelarut desinfektan
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan
ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Jika terkena basa harus
diberi putih telur, kapur sirih, garam dan jeruk nipis (2).
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan sumber panas atau suhu dingin yan tinggi, sumber listrik, bahan
kimiawi, cahaya dan radiasi. Jenis luka bakar dapat beraneka ragam dan memiliki
penanganan yang berbeda akibat luka bakar tersebut. Luka bakar dapat merusak
jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaingan epidermal yang mengakibatkan
kerusakan yang berada ditempat yang lebih dalam dari akhir system persarafan.
Korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk
diantaranya kondisi yang shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit (inbalance
elektrolit )dan masala distress pernafasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik,
luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang
berat dikarenakan cacat akibat lika bakar dan bekas luka.

Upaya Pencegahan Terjadinya Luka

1. Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selama bekerja dengan
baik dan benar.
2. Berhati-hati dalam mereaksikan zat kimia
3. Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas
4. Berhati-hati saat mengambil maupun menyimpan zat kimia
5. Selalu menaati dan mematuhi prosedur kerja yang ada di laboratorium.

Upaya pencegahan percikan zat


1. sewaktu kita memasukkan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan
mulut tabung reaksi tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan
sekali-kali menengok dari mulut tabung reaksi.
2. pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga
buret harus diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata.
3. Jika mengencerkan asam pekat, tambahkan sedikit demi sedikit asam pada
air, jangan sebaliknya dan lakukanlah dengan hati-hati, jika perlu gunakan
kacamata laboratorium.
4. Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk),
kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan NaOH harus dinetralkan
dengan NH4Cl serbuk, kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan
sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan serbuk belerang. Setelah didiamkan
sebentar, supaya terjadi penetralan, baru zat-zat tersebut dapat dibuang ke
dalam air yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan lupa
mengenakan pelindung badan dan mata.

PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI PERCIKAN

1. Pertolongan Pertama Jika Tubuh Terkena Percikan Zat kimia

· Jangan panik
· Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda
· Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan)
· Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat
· Bawa ketempat yang cukup oksigen
· Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)

2. Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Asam

· Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik
dengan air kran maupun penyemprotan air. Pencucian kira-kira 15 menit terus-
menerus. Jika terkena asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama jika
terkena asam pekat pada umumnya. Kemudian mata dicuci dengan larutan
Na2CO3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa ke dokter.

3. Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Basa

· Cucilah mata yang terkena percikan dengan air banyak-banyaknya, kemudian


bilas dengan larutan asam borat I %. Gunakan gelas pencuci mata
8. PERTOLONGAN TERHADAP
LUKA BAKAR
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan
bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan gejala seperti:
 Kulit memerah
 Kulit mengelupas
 Luka melepuh
 Kulit hangus
 Pembengkakan

 Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar yang sering terjadi:
 Suhu panas: Biasanya disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda
yang panas.
 Listrik. Ini bisa disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
 Sinar matahari. Kondisi ini disebabkan karena pajanan terhadap sinar
matahari. Beberapa alat untuk menggelapkan warna kulit juga bisa mengakibatkan
luka bakar.
 Kimia. Biasanya disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia
rumah tangga maupun industri.
 Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita
kanker juga bisa mengakibatkan luka bakar pada kulit.
Selain menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit, penyebab-penyebab di atas juga
bisa melukai bagian tubuh lainnya, seperti otot, pembuluh darah, saraf, paru-paru, dan
mata.

A. TINGKAT KEPARAHAN

Berikut ini adalah pengelompokan luka bakar sesuai dengan tingkat


keparahannya:
 Luka Bakar Grade 4. Ini adalah jenis luka bakar yang paling parah. Luka
bakar yang terjadi memengaruhi seluruh lapisan kulit dari epidermis hingga
hipodermis dan bahkan bisa sampai merusak otot serta tulang di bawah kulit. Pada
tahap ini, kulit sudah terbakar habis, saraf di balik kulit akan terlihat putih atau
menghitam jika hangus. Jika saraf sudah rusak, Anda mungkin tidak merasakan sakit.
 Luka Bakar Grade 3. Luka bakar ini memengaruhi lapisan hipodermis.
Biasanya luka bakar tingkat tiga berwarna putih pucat atau hitam akibat terbakar, dan
melepuh. Kulit sekitar menjadi kering dan berwarna putih, hitam atau cokelat. Luka
ini bisa terasa sakit sekali atau mati rasa jika saraf kulit telah hancur.
 Luka Bakar Grade 2. Luka bakar ini memengaruhi epidermis dan dermis.
Kulit yang terbakar akan terlihat berwarna merah, bisa berair dan melepuh. Luka
bakar tingkat dua akan terasa sangat sakit dan jika lukanya cukup dalam, dapat
menimbulkan bekas di kulit.
 Luka Bakar Grade 1. Luka bakar jenis ini biasanya hanya memengaruhi
lapisan luar atau epidermis. Kulit akan memerah dan sedikit membengkak.Luka akan
terasa sakit, tapi biasanya tidak melepuh. Luka ini cukup ringan dan bisa ditangani
dengan pertolongan pertama, serta sembuh dalam beberapa hari.
Untuk luka bakar tingkat satu, pertolongan pertama bisa dilakukan sendiri tanpa
memerlukan pengobatan ke dokter.Tapi jika luka bertambah parah dan mengeluarkan
makin banyak cairan, segera hubungi dokter. Atau jika luka bakar tidak membaik
setelah beberapa minggu atau muncul gejala lain, periksakan diri Anda ke dokter atau
rumah sakit terdekat.

Luka bakar yang disebabkan bahan kimia, listrik, dan luka bakar tingkat dua
yang berdampak kepada tangan, kaki, wajah, alat kelamin, bokong, dan persendian,
perlu dianggap sebagai kondisi darurat.Penderita yang mengalami kesulitan bernapas
juga perlu dibawa ke dokter.Tingkat keparahan luka bakar seseorang sangat
tergantung kepada:

 Ketebalan lapisan kulit yang terbakar


 Ukuran dan lokasi luka bakar
 Penyebab luka bakar
 Usia dan faktor kesehatan penderita luka bakar

B. PENGOBATAN LUKA BAKAR

Pertolongan pertama bisa dilakukan untuk mengobati luka bakar ringan.Hal ini
dilakukan agar kerusakan kulit yang terjadi tidak bertambah. Berikut ini adalah
beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:

 Mendinginkan luka dengan air biasa selama 20-30 menit; jangan


menggunakan es atau air dingin.
 Menyingkirkan pakaian atau aksesoris yang menutupi luka bakar.
 Membersihkan dan menutup luka bakar dengan plastik bening yang bersih
atau perban.
 Mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti parasetamol
 Jauhkan luka bakar dari paparan sinar matahari langsung.
Jika terjadi melepuh pada kulit akibat luka bakar, hindari upaya untuk memecahnya
sendiri karena berisiko membuat luka terinfeksi.
Terdapat beberapa kondisi lain yang juga membutuhkan pertolongan medis
secepatnya, jika luka bakar terjadi pada:
 Luka bakar yang terjadi luas atau dalam.
 Luka bakar yang disebabkan bahan kimia dan listrik.
 Luka bakar dalam yang terjadi pada wajah, tangan, lengan, kaki, telapak kaki,
alat kelamin, bokong dan persendian.
 Mengalami kesulitan bernapas, merasa pusing, atau lemas.
Kelompok yang rentan yaitu wanita hamil, lansia, balita dan penderita
penyakit kronis seperti diabetes juga sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika
mengalami luka bakar.
Bagi yang mengalami luka bakar karena panas matahari, waspadai terhadap
terjadinya sengatan panas.Sengatan panas yang tidak diatasi dengan cepat bisa
merusak otak, jantung, dan ginjal. Jika penanganan ditunda, kondisi akan memburuk
dengan cepat dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Jika mencurigai terjadi kelelahan karena panas matahari, segera pindahkan
penderita ke tempat teduh.Pastikan minum banyak air untuk menghindari dehidrasi,
dan longgarkan pakaian mereka.Penderita seharusnya segera membaik.Jika tidak
segera membaik, segera bawa ke rumah sakit terdekat sebelum mereka mengalami
sengatan panas.

 Pengobatan di Rumah Sakit


Pengobatan yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan luka bakar. Berikut ini
adalah beberapa langkah pengobatan yang dilakukan dalam menangani luka bakar:

 Obat penghilang rasa sakit. Luka bakar terkadang bisa sangat menyakitkan.
Terkadang morfin diperlukan untuk mengatasi rasa sakit yang terjadi.
 Antibiotik. Jika terjadi infeksi akibat luka bakar yang diderita, antibiotik
mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Antibiotik bisa diberikan
melalui infus.
 Cairan infus. Dokter biasanya akan memberikan cairan infus secara
berkelanjutan pada pasien dengan luka bakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi dan juga kegagalan fungsi organ tubuh manusia.
 Suntikan tetanus. Suntikan ini mungkin akan disarankan dokter sebagai
langkah pencegahan.

 Operasi Plastik
Pada luka bakar yang parah, mungkin diperlukan operasi plastik untuk memulihkan
kulit.Dokter bedah plastik bisa memperbaiki penampilan kulit yang
terbakar.Persendian yang terbakar hingga tidak berfungsi sempurna juga bisa
ditingkatkan fleksibilitasnya oleh dokter bedah.Potongan dari kulit Anda sendiri yang
sehat bisa digunakan untuk menggantikan jaringan saraf kulit yang terluka parah.

Setelah operasi luka bakar, sebaiknya Anda menghindari sinar matahari


langsung mengenai luka bakar yang terjadi.Pajanan langsung sinar matahari terhadap
luka bakar bisa mengakibatkan kulit melepuh.
C. GEJALA LUKA BAKAR

Kulit manusia memiliki banyak fungsi dan berguna melindungi organ dalam
manusia. Selain sebagai penghalang antara tubuh dengan lingkungannya, kulit juga
berfungsi mengatur suhu udara tubuh. Terdapat tiga lapisan kulit, yaitu:

 Epidermis. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 0,5-1,5 mm. Ini adalah
lapisan paling tipis dan terluar dari kulit, yang bertanggung jawab untuk melindungi
tubuh dari sekitarnya.
 Dermis. Lapisan ini berada di bawah epidermis dan memiliki ketebalan antara
0.3-3 mm. Lapisan inilah yang mempertahankan struktur kulit dan memberi
elastisitas. Di lapisan ini terdapat pembuluh darah, saraf, pori-pori rambut, dan
kelenjar keringat.
 Hipodermis. Lapisan inilah yang berperan dalam mengatur suhu tubuh.
Ketebalan lapisan kulit ini berbeda-beda pada semua orang. Ini adalah lapisan paling
dalam kulit yang terdiri dari lemak dan sel yang memproduksi kolagen. Pembuluh
darah yang lebih besar juga berada dalam lapisan ini.
Tingkat keparahan sangat tergantung pada ketebalan bagian kulit yang
terbakar.Gejala luka bakar yang umumnya terjadi, seperti kulit yang memerah,
mengelupas, melepuh, membengkak, dan bahkan hangus.Rasa sakit yang terjadi tidak
selalu berkaitan dengan tingkat keparahan luka bakarnya.

D. KOMPLIKASI

Luka bakar bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius jika dibiarkan
saja.Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat luka bakar.
 Bekas luka
Luka bakar bisa menyebabkan bekas luka dan juga keloid.Keloid adalah pertumbuhan
jaringan bekas luka yang berlebih di atas kulit.Luka bakar ringan biasanya hanya
meninggalkan bekas luka yang sedikit.Bekas luka bisa dikurangi dengan
menggunakan krim atau salep pada bekas luka bakar dan juga memakai tabir surya.
 Infeksi
Infeksi dapat terjadi jika bakteri mulai berkembang biak di luka yang terbuka. Oleh
karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka melepuh yang telah pecah.
Beberapa tanda terjadinya infeksi adalah ketika luka terasa lebih sakit atau
menjadi bau.Selain itu, Anda mungkin mengalami demam dan pembengkakan pada
kulit yang terinfeksi.Infeksi biasanya bisa diatasi dengan antibiotik dan obat pereda
rasa sakit.Segera periksakan ke dokter jika Anda mencurigai luka telah terinfeksi.
Luka bakar yang terinfeksi bisa menyebabkan terjadinya sepsis dan sindrom
syok toksik. Sepsis dan sindrom syok toksik terjadi ketika infeksi telah menyebar ke
dalam darah, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
 Masalah pernapasan
Menghirup udara panas atau asap bisa melukai saluran udara dan menyebabkan
kesulitan dalam bernapas. Menghirup asap bisa merusak paru-paru dan menyebabkan
kegagalan fungsi organ pernapasan.
 Masalah tulang dan persendian
Luka bakar yang dalam bisa membatasi pergerakan tulang dan juga persendian.Bekas
luka bisa menyebabkan kontraktur.Kontraktur adalah ketika kulit, otot, maupun urat
memendek dan/atau mengencang.Akibatnya, sendi tidak bisa digerakkan secara
normal.
 Sengatan panas
Sengatan panas adalah kondisi ketika suhu tubuh mencapai 40° celcius atau
lebih.Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama terkena pajanan terhadap
sinar matahari atau cuaca panas. Beberapa gejalanya antara lain:
 Kelelahan yang parah.
 Kulit terlihat merah.
 Bernapas dengan cepat.
 Mual dan muntah-muntah.
 Pusing atau sakit kepala.
 Denyut jantung cepat.
 Menjadi linglung.

Jika mencurigai terjadi sengatan panas, pindahkan penderita ke tempat teduh.


Pastikan penderita minum banyak air dan longgarkan pakaian mereka.Coba turunkan
suhu tubuh penderita dengan kain yang telah dibasahkan dengan air dingin. Sengatan
panas merupakan kondisi darurat yang perlu segera ditangani di rumah sakit.
 Syok
Syok adalah kondisi berbahaya yang muncul ketika tubuh kekurangan pasokan
oksigen.Orang yang terkena luka bakar parah bisa mengalami syok.Beberapa gejala
syok adalah ketika wajah terlihat pucat, denyut jantung cepat, bernapas cepat atau
pendek, sering menguap, kulit terasa dingin dan bahkan pingsan.
Jika terjadi syok, segera antar ke rumah sakit.Baringkan penderita dan posisikan kaki
mereka lebih tinggi dari tubuh.Hangatkan suhu tubuh dengan
memakai selimut, usahakan untuk tidak menutupi bagian yang mengalami luka bakar.

E. PENCEGAHAN

Luka bakar bisa dihindari tergantung kepada penanganan di tempat yang berbeda-
beda.Selalu pertimbangkan keamanan lingkungan dan keselamatan orang-orang di
sekitarnya.Waspadailah benda-benda yang berpotensi melukai mereka yang tidak
menyadari keberadaannya.
Berikut ini adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya luka bakar:
 Jangan pernah meninggalkan kompor yang menyala tanpa dijaga dan jauhkan
cairan panas dari jangkauan anak-anak.
 Gunakan pelindung tangan ketika memasak dan mengambil makanan dari
oven.
 Gunakan alat setrika di meja yang tinggi dan jangan lupa mematikan alat
setrika ketika sudah selesai menggunakannya.
 Periksa suhu air hangat sebelum digunakan untuk memandikan bayi karena
kulit mereka lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa.
 Hindari merokok di dalam rumah atau gedung.
 Jauhkan bahan kimia, korek api, lilin, atau bahan yang mudah terbakar lainnya
dari jangkauan anak-anak.
 Siapkan alat pemadam api darurat di rumah.

F. PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR

 Luka Bakar Karena Terkena Knalpot


Pada sebagian besar orang biasanya kalau terjadi luka bakar karena knalpot ini
mereka akan langsung mengolesi dengan pasta gigi, menttega, minyak atau kecap.
Cara ini tentu saja sangat tidak diperbolehkan. Kecap da minyak akan menutup pori-
poro kulit sehingga kulit yang terbakar akan sulit untuk dibersihkan.
Selain menyumbat pori-pori kulit pasta gigi yang dirasa dingin justru
merupakan bahan kimia yang tidak baik untuk luka bakar. Saat terjadi luka bakar dan
langsung diolesi dengan pasta gigi justru akan menambah derajat luka bakar. Luka
bakar yang tadinya hanya di permukaan kulit justru akan semakin mendalam.
Untuk mengatasi atau menangani luka bakar yang terjadi karena knalpot ini sobat bisa
melakukan beberapa hal berikut:

1. Basuh bagian yang terkena knalpot dengan air dingin yang mengalir (air
keran) kurang lebih 10 sampai 20 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri yang timbul dan untuk mencegah panas tidak sampai membakar
kulit lebih kedalam lagi.
2. Jangan gunakan air es, karena justru akan merusak jaringan.
3. Jangan pecahkan kulit yang melepuh dan berisi cairan.
4. Oleskan salep yang khusus untuk luka bakar derajat 1.

Apabila luka bakar masih dalam area kulit epidermis yaitu lapisan kulit paling atas
atau paling luar, maka yang dilakukan adalah siram atau aliri dengan menggunakan
air mengalir dengan suhu rendah atau air dingin selama kurang lebih 10 menit.
Kemudian olesi dengan salep untuk luka bakar seperti misal bioplasenton, atau
Gunakan Cream Bio Bio Multiple cream untuk pertolongan pertama akibat tersiram
air panas atau minyak panas. Jangan sekali-kali diolesi odol, karena mengandung mint
yang dapat mengakibatkan bertambahnya pelepuhan di area luaka bakar.
Jika luka bakar sudah sampai pada lapisankulit dermis atau lapisan kulit kedua,
biasanya terjadi pelepuhan (berisi air), maka jangan sekali-kali mencoba untuk
memecahkannya, karena di dalam berisi cairan protein.

Jika luka bakar sudah memasuki area kulit ketiga yaitu indodermis, biasanya area
kulit dalam yang berwarna putih akan terlihat jelas, maka jangan lakukan hal apapun,
segeralah bawa kedokter.
Beberapa hal yang perlu diketahui pada penderita luka bakar antara lain :
 Jika luka bakar luas atau tepat pada leher/dada itu akan mengganggu jalanya
pernafasan, maka segeralah dilarikan ke Klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit
terdekat untuk segera di infus agar tidak terjadi syok.
 Luka Bakar yang kulitnya sudah hitam, itu adalah jaringan mati yang harus
dibersihkan, jika tidak maka akan mengganggu atau menghambat pertumbuhan
jaringan baru.
 Semakin luas luka bakar, maka semakin banyak pula cairan tubuh yang hilang dan
harus segera ditangani secara medis.

Bila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan:

 Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka


 Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptik
 Jangan memecah lepuh
 Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
 Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas
200cc), berikan satu gelas tiap jam.

 Luka Bakar Kimia


 Menyebabkan iritasi kulit  dapat menimbulkan kerusakan jaringan yg parah.mis,
mata (organ yg sangat rawan)
 Bahan kimia dapt diserap kulit dan kadang2 mengakibatkan kerusakan tubuh yg
fatal
 Banyak bahan kimia bersifat korosif (asam/basa kuat)  mengakibatkan luka
bakar.

Gejala dan Tanda :


Korban mungkin mengeluh kulitnya terasa nyeri
Kulit tampak bercak atau memerah, melepuh atau terkelupas

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia


 Bila bgn tbh yg terkena, bilas dengan air dingin yg mengalir selama se-kurang2
nya 10-20 menit utk mencegah kerusakan lebih jauh pad daerah yg terbakar.
 Per-lahan2 tanggalkan pakaian korban yg terkontaminasi sambil membilas bagian
yg cedera; jaga agar penolong tdk terkontaminasi
 Teruskan membilas bgn yg terkena dengan air dingin sampai rasa nyeri tidak
terasa.
 Rujuk ke RS, utk mengurangi penderitaan korban selama pengangkutan,
kompreslah luka dengan kain kasa yg dibasahi dgn air sesering mungkin.
 Jangan melakukan usaha : “netralisasi” pada luka bakar kimia sebab panas yg
dikeluarkan akan mengakibatkan kerusakan yg lebih parah.
 Cairan asam kuat  menyebabkan luka yg serius.
 Segera dibawa korban ke kamar mandi dan guyurlah beberapa kali dengan air (baik
pakai shower) sampai lar. kimia bersih dari tubuh, lepaskanlah pakaian korban.
Segera periksakan ke dokter.

 Luka Bakar Kimia pada Mata


Gejala dan Tanda :
menunjukkan gejala rasa nyeri yg sangat.
Tanda-tanda:
- tidak akan tahan pada cahaya
- bisa tertutup rapat,
- membengkak atau berair secara berlebihan

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia pada Mata

 Jangan biarkan korban menggosok matanya yg terkena


 Letakan bagian wajah yg terkena dibawah aliran air dingin shg aliran membilas
wajahnya, dan tidak melewati mata yg sehat. Jika hal ini tidak memungkinkan 
dudukan atau baringkan korban dgn kepala mendongkrak dan miring ke arah bgn
yg terkena. Tutupi mata yg sehat, perlahan buka mata yg terkena dan tuangkan air
yg steril dari pembilas mata atau dari segelas air kran. Periksa kedua kelompak
mata setelah dibilas + 20 menit. Jika mata tertutup karena kejang akibat rasa nyeri
yg hebat, pegang kelopak mata dgn kuat, lalu dgn perlahan dibuka.
 Tutup mata dengan kain kasa steril, atau jika tdk tersedia, dgn bahan lain yg bersih
tetapi tidak terlalu empuk.
 Atur pengangkutan ke RS secepat mungkin.

 Luka Bakar Karena Benda Panas

Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam
panas.Jika kulit hanya memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika
luka bakar diakibatkan terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat
dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin
atau dikompres agar rasa nyeri berkurang. Kemudian bawa si penderita ke dokter.Jika
luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan jangan memberikan obat
apa-apa.Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si penderita ke
dokter.
 Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Terkena
Natrium/Kalium

Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci
kulit yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit.
Netralkan dengan larutan asam asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep
levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan
asam pikrat

 Luka Bakar Karena Percikan Bromin

Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera
olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian
luka tersebut tutup dengan pasta Na2CO3.

 Luka Bakar Karena Fosfor

Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian cuci dengan larutan CuS04 3%.

You might also like