Professional Documents
Culture Documents
REPRESENTASI MATRIKS
Setiap elemen atau vektor didalam ruang hilbert disebut vektor ket atau
ket. Ket menurut notasi dirac dinyatakan dengan simbol " " . Supaya kita dapat
membedakan suatu ket dengan ket-ket lainnya maka kedalam tanda " "
dimasukan atau dituliskan huruf atau angka. Sebagai contoh ket Ψ dituliskan
dengan simbol " Ψ " . Beberapa ket membentuk ruang vektor linier. Setiap
kombinasi linier dari beberapa ket juga berupa suatu vektor ket. Sebagai contoh
misalkan kita ambil dua ket " 1 " dan " 2 " juga dua bilangan kompleks
sembarang λ1 dan λ2. Kombinasi linier kedua vektor ket tersebut adalah
Ψ = λ1 1 + λ 2 2
Hasil kombinasi liniernya adalah juga berupa vektor ket. Analoginya dengan
ruang gelombang dapat dinyatakan sebagai berikut Ψ(r) ∈ ruang gelombang ↔
Ψ ∈ ruang Hilbert menurut definisi ket-ket dari suatu ensambel adalah bebas
linier atau tak bergantungan linier (linierly Independent) jika tak ada satupun dari
mereka dapat dinyatakan dalam bentuk kombinasi linier dari ket-ket lainnya.
Jika suatu ruang vektor mengandung paling banyak n buah vektor bebas
linier, maka dikatakan dimensi ruang ini terbatas dan jumlah dimensinya
didefinisikan sama dengan n. Jika dalam suatu ruang mengandung jumlah vektor
bebas liniernya tak terbatas maka dikatakan ruang ini memiliki jumlah dimensi
tak berhingga. Ruang vektor berdimensi tak berhingga ini dinamakan ruang
Hilbert.
Seperti yang kita ketahui dalam aljabar linier bahwa dengan setiap ruang
vektor dapat dikaitkan dengan ruang vektor rangkap (dual space vektor). Setiap
linier fungsional χ ( U ) dari ket U memiliki sifat superposisi. Linier fungsional
χ adalah suatu operasi linier yang mengasosiasikan suatu bilangan kompleks
dengan setiap ket U :
χ
U ∈ ξ → bilangan χ ( U )
χ (λ1 U 1 + λ 2 U 2 ) = λ1 χ ( U 1 ) + λ 2 χ ( U 2 )
Linier fungsional dan operasi linier keduanya beroperasi linier tetapi membetuk
kaitan masing-masing ket dengan bilangan kompleks. Linier fungsional
didefinisikan pada ket U ∈ ξ merupakan ruang vektor yang disebut dual space
dari ξ dan dilambangkan dengan ξ * . Elemen –elemen dari ruang vektor ξ *
menurut notasi dirac disebut vektor Bra atau Bra dan dinyatakan dengan simbol
" " . Untuk membedakan suatu vektor bra dengan bra lainnya maka kedalam
simbol itu dituliskan huruf atau angka.Contoh bra Ψ ditulis Ψ . χ Ψ
menyatakan bilangan yang diperoleh dengan cara linier fungsional χ ∈ξ *
bekerja pada ket Ψ ∈ ξ .
χ ( Ψ )= χ Ψ
Simbol itu sendiri dinamakan bracket (tanda kurung).
Secara garis besarnya ruang hilbert adalah suatu ruang vektor linier dengan
dimensi tak hingga yang memiliki produk skalar dan bersifat lengkap. Vektor-
vektor didalam ruang vektor linier mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Jika C adalah jumlah dari a dan b maka ditulis C = a + b .
2. Perkalian suatu bilangan kompleks λ dengan suatu vektor a menghasilkan
vektor lain b dengan b = λ a
3. jika a dan b masing-masing elemen dari ruang hilbert maka ( a + b )
adalah juga elemen dari ruang hilbert (sifat tertutup terhadap penjumlahan).
4. Jika a ∈ ξ dan λ adalah skalar kompleks maka λ a ∈ ξ (sifat tertutup
terhadap perkaliandengan bilangan kompleks).
5. Terdapat elemen nol dalam ruang ξ sehingga untuk setiap a ∈ ξ berlaku
a + 0 = a
6. untuk setiap a ∈ ξ ada inversnya a ' sedemikian hingga a + a ' = 0
7. Berlaku hukum-hukum algebra untuk ket dalam ruang ξ
a. α + β = β + α sifat komutatif
b. (α + β )+ γ = α +(β + γ ) sifat asosiatif
c. a (b α ) = ab α sifat asosiatif terhadap perkalian
d. (a + b) α = a α + b α sifat distributif
e. a ( α + β ) = a α + a β sifat distributif
ϕ Ψ = Ψϕ
*
a.
b. ϕ λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 = λ1 ϕ Ψ1 + λ 2 ϕ Ψ2
c. λ1ϕ 1 + λ 2ϕ 2 Ψ = λ1 ϕ 1 Ψ + λ 2 ϕ 2 Ψ
d. Ψ Ψ real, positif, nol jika dan hanya jika Ψ = 0
OPERATOR LINIER
Aˆ Ψ = Aˆ (λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 ) = Aˆ λ1 Ψ1 + Aˆ λ 2 Ψ2 = λ1 Aˆ Ψ1 + λ 2 Aˆ Ψ2
dari persamaan itu dapat kita lihat bahwa kerja suatu operator pada suatu fungsi
hubungannya linier.
Perkalian dua operator linier  dan B̂ ditulis Aˆ Bˆ dan didefinisikan sebagai
berikut:
( Aˆ Bˆ ) Ψ = A( B Ψ )
Artinya bila operator Aˆ Bˆ bekerja pada suatu fungsi maka operator B̂ terlebih
dahulu dikerjakan pada Ψ hingga menghasilkan ket lain Ψ ' = B Ψ , baru
kemudian operator  bekerja pada Ψ' dan akan menghasilkan ket yang lain
lagi misalnya: Ψ '' = A Ψ ' .
Secara singkat dapat diungkapkan sebagai berikut:
( Aˆ Bˆ ) Ψ = Aˆ ( Bˆ Ψ ) = Aˆ Ψ ' = Ψ ''
bila anda bertanya, ”mengapa urutannya harus seperti itu”? ya, itu disebabkan
karena pada umumnya Aˆ Bˆ tidak sama dengan Bˆ Aˆ atau pada umumnya dua
operator tidak komut. Contoh-contoh operator linier misalnya:
1. perkalian dengan bilangan kompleks λ
a. Ψ λ =λ Ψ
b. Ψ λ =λ Ψ
c. Aˆ λ Ψ = λAˆ Ψ
d. ϕ λ Ψ =λ ϕ Ψ
2. proyeksi pada Ψ
misalkan Ψ ∈ ξ adalah ket yang ternormalisasi yaitu Ψ Ψ = 1. Kita tinjau
operator P̂Ψ yang didefinisikan sebagai berikut:
P̂Ψ = Ψ Ψ
Selanjutnya kita operasikan operato-operator tersebut pada sembarang ket
Ψ ∈ ξ sebagian berikut:
P̂Ψ ϕ = Ψ Ψ ϕ
Karena Ψ Ψ = 1 = 1 maka
PˆΨ2 = Ψ Ψ = PˆΨ
Kita bisa menyatakan bahwa kumpulan q buah vektor tersebut berada disuatu
subruang dari ruang hilbert. Subruang vektor tersebut direntangkan (span) oleh q
buah vektor dan dilambangkan dengan ξ q Misalakan P̂q = adalah operator linier
yang didefinisikan oleh Pˆ = ∑ ϕ ϕ . Kita operasikan operator tersebut pada
q i i
= ϕ 1 ϕ 1 Ψ + ϕ 2 ϕ 2 Ψ + ϕ 3 ϕ 3 Ψ + ...... + ϕ q ϕ q Ψ
Ternyata menghasilakan superposisi linier dari proyeksi Ψ ke dalam berbagai
variasi ϕ i . yang tidak lain adalah proyeksi Ψ kedalam subruang ξ q .
yang menyatakan bahwa bra ϕ Â adalah bra sebagai hasil dari operasi linier Â
pada ϕ . Berdasarkan apa yang sudah diuraikan diatas ada dua hal penting yang
harus kita perhatikan yaitu:
1. penempatan tanda kurung dalam simbol yang mendefinisikan elemen matrik .
 antara ϕ dan Ψ tidak penting
ϕ A Ψ = ( ϕ A) Ψ = ϕ ( A Ψ )
2. cara penulisan yang menyatakan operator  bekerja pada ϕ adalah ϕ  .
Bila anda menuliskan  ϕ maka penulisan seperti itu bukan menyatakan
kerja operator  pada ϕ tapi hanyalah perkalian antara  dan ϕ . Bila
ϕ  bekerja pada Ψ maka hasilnya  ϕ Ψ berupa operator.
Ungkapan tersebut berlaku untuk semua ϕ dan Ψ . Satu hal yang perlu
anda catat adalah bahwa bila operator linier  dikeluarkan dari simbol bra maka
haruslah diganti dengan adjoint nya  + dan ditempatkan disebelah kanan bra.
Atau ΨAˆ = Ψ Aˆ +
Beberapa sifat operator Hermitian Adjoint
( ) +
1. Aˆ + = Aˆ
( ) +
2. λAˆ = λ* Aˆ + ; λ adalah bilangan kompleks
3. (Aˆ + Bˆ ) = Aˆ
+ +
+ Bˆ +
4. (Aˆ Bˆ ) = Bˆ Aˆ
+ + +
sifat no 4 menunjukan bahwa hermitian adjoint dari perkalian skalar dua operator
adalah sama dengan perkalian hermitian adjoint masing-masing operator tapi
dengan urutan dibalik.
( )
+
Soal: Buktikanlah bahwa Aˆ Bˆ = Bˆ + Aˆ +
Jawab
ϕ = ÂBˆ Ψ
Misalkan dengan Ψ ' = B̂ Ψ
=AΨˆ '
………………………………………………*
= Ψ ' Aˆ +
karena Ψ ' = B̂ Ψ maka Ψ ' = Ψ B̂ +
jadi
ϕ = Ψ Bˆ + Aˆ + ………………………………………………………..**
( ) +
dari persamaan * dan ** diperoleh Aˆ Bˆ = Bˆ + Aˆ +
Hal lain yang perlu juga nada perhatikan adalah bahwa definisi operator hermitian
adjoint dapat juga dituliskan sebagai berikut
Aˆ +ϕ Ψ = ϕ Aˆ Ψ
yang artinya bahwa dalam perkalian skalar dua vektor suatu operator dapat pindah
dari satu ruang ke ruang lainnya tapi dengan mengubahnya terlebih dahulu
dengan hemitian adjointnya.
Telah kita tunjukan bahwa hermitian adjoint dari perkalian dua vektor sama
dengan perkalian hermitian adjoint dari masing-masing operator dengan
menukarkan letaknya. Sekarang marilah kita buktikan bahwa:
( Ψ ϕ )+ = ϕ Ψ
bukti
[
U (Ψ ϕ ) V = V (Ψ ϕ ) U
+
]
= V Ψ ϕ U
* *
= ΨV U ϕ
= U ϕ ΨV
= U ( ϕ Ψ )V
dengan demikian: ( Ψ ϕ ) = ϕ Ψ
+
Jadi dalam notasi Dirac, operasi hermitian adjoint mengikuti aturan sebagai
berikut: untuk memperoleh hermitian adjoint dari setiap pernyataan yang terdiri
dari konstanta, kets, bra dan operator ialah
1. mengganti konstanta dengan konjugasi kompleksnya
2. mengganti kets dengan bra yang berkaitan
3. mengganti bra dengan kets yang berkaitan
4. mengganti operator dengan hermitian adjointnya
Contoh Soal
1. tentukanlah hermitian adjoint dari pernyataan berikut
λ U Aˆ V Ψ ϕ
jawab
dalam pernyataan tersebut λ dan U Aˆ V adalah bilangan dan Ψ ket ϕ
adalah bra. Hermitian adjoint pernyataan tersebut menurut aturan diatas adalah
( +
)
λ U Aˆ V Ψ ϕ = λ* V Aˆ + U ϕ Ψ
2. Tentukanlah Hermitian adjoint dari pernyataan berikut
λ | u 〉〈 v | w〉
Jawab
Dalam pernyataan tersebut λ dan 〈 v | w〉 adalah bilangan dan | u〉 adalah suatu
ket. Hermitian adjiont dari pernyataan tersebut adalah
λ | u 〉〈 v | w〉 + = λ* 〈u | 〈 w | v〉
OPERATOR HERMITIAN
Suatu operator disebut Hermitian bila sama dengan hermitian adjointnya atau
∧ ∧ + ∧
bila A = A maka operator A adalah Hermitian. Untuk operator Hermitian
berlaku
1.〈ψ | A | ϕ 〉 = 〈ϕ | A | ψ 〉 *
∧ ∧ untuk semua | ϕ 〉.dan. | ψ 〉
2.〈 A ϕ | ψ 〉 = 〈ϕ | Aψ 〉
a. Relasi Ortonormalisasi
Suatu set ket diskrit {| u i 〉} atau set ket kontinu {| wα 〉} disebut ortonormal jika
ket-ket tersebut memenuhi relasi sebagai berikut
〈 ui | u j 〉 = δ ij Set diskrit
〈 wα | wα ' 〉 = δ (α − α ' )
Set kontinu
b. Relasi Closure
Suatu set ket diskrit {| u i 〉} atau set ket kontinu {| wα 〉} merupakan basis
dalam ruang Hilbert jika setiap ket | ψ 〉 ∈ . Dapat dijabarkan secara unik ke
dalam | u i 〉 . Atau | wα 〉 . Yaitu
| ψ = ∑ ci | u i 〉 diskrit
| ψ 〉 = ∫ dα .c(α ) | wα 〉 kontinu
〈 u j | ψ 〉 = 〈u j | ∑ c i | u i 〉 = ∑ c i 〈u j | u i 〉
i
⇔= ∑ ci δ ji untuk i = j
i
⇔= c j
Cj adalah komponen ke Cj dari vektor ket | ψ 〉 dengan cara yang sama
komponen ke CI dari vektor ket | ψ 〉 adalah 〈u i | ψ 〉 = ci
coba anda perhatikan kedua ruas persamaan di atas supaya ruas kiri
sama dengan ruas kanan maka haruslah dipenuhi
∑ | ui 〉〈ui | = I
i
Hubungan tersebut di namakan relasi Closure dengan I menyatakan
Operator identitas.
Pada basis kontinu bila pada persamaan
| ψ 〉 = ∫ dα .c(α ) | wα 〉 harga C(α)nya kita gantikan dengan 〈 wα | ψ 〉
maka diperoleh:
| ψ 〉 = ∫ dα.〈 wα | ψ 〉 | wα 〉 = ∫ dα | wα 〉〈 wα | ψ 〉
∑U
i
i Ui =1
∫ dα Wα Wα = 1
Dalam basis {U },i vektor kets dijabarkan oleh suatu set komponen-
komponennya yaitu oleh sejumlah bilangan C i = U i Ψ . Bilangan-bilangan
tersebut disusun secara vertikal membentuk matriks kolomnya.
U1 Ψ C1
U2 Ψ C2
U 3 Ψ atau C 3
.......... ....
.
...........
C
Ui Ψ i
Vektor bra ϕ dalam basis {U } i dapat diungkapkan sebagai berikut
ϕ = ∑ ϕ U i U i . Telah kita pelajari sebelumnya bahwa kita selalu dapat
menempatkan operator identitas 1 antara ϕ dan Ψ dalam pernyataan
perkalian skalar:
ϕ Ψ = ϕ 1 Ψ = ∑ ϕ U i U i Ψ = ∑ bi* C i
Komponen – komponen dari ϕ yaitu ϕ U i disusun secara horizontal
membentuk matriks baris (mempunyai satu baris dan kolom yang tak berhingga)
( ϕ U 1 ϕ U 2 ϕ U 3 ........ ϕ U i )
Anda sekarang dapat membuktikan sendiri bahwa ϕ Ψ menyatakan perkalian
matriks yaitu matriks baris yang dinyatakan oleh ϕ dan matriks kolom yang
dinyatakan oleh Ψ . Hasilnya adalah matriks satu baris satu kolom yaitu berupa
suatu bilangan.
DIAGONALISASI SUATU OPERATOR
Misalkan basis orthogonal ℜ terdiri dari nilai eigen –nilai eigen dari operator
hermitian Ĝ :
Gˆ U i = g U i
U j Gˆ U i = U j g U i
G ji = g U j U i
G ji = gδ ji
U q U i = ∑ a ij U q U j
j
δ qi = ∑ a ij δ qj
j
untuk j = q maka δ qq = 1
δ qi = a qi
Jadi repersentasi matriks dari vektor eigen ** adalah vektor kolom
(matriks kolom) dengan hanya satu elemennyayang tidak nol yaitu di baris ke i.
a1(1) 1
a2 (1) 0
(1)
0
U1 → a3 =
.
⋅
⋅ .
.
⋅
a1( 2 ) 0
a2 ( 2) 1
(2)
0
U2 → a3 =
.
⋅
⋅ .
.
⋅
a1( 3) 0
a2 ( 3 ) 0
( 3)
1
U 3 → a3 =
.
⋅
⋅ .
.
⋅
a1( 4 ) 0
a ( 4) 0
2( 4 ) 0
a
U 4 → 3 = 1
a4 0
( 4)
(4)
a5 .
⋅
.
Representasi matrik untuk persamaan nilai eigen dapat diungkapkan sebagai
berikut :
Gˆ U i = g i U i
U j Gˆ U i = U j U i
Kita gunakan relasi klosure dam ditempatkan di samping operator Ĝ :
U j Gˆ 1 U i = U j U i
∑U
K
j Gˆ 1 U K U K U i = g i U j U i
∑G
(i )
= gi a j
(i )
jk ak
K
= ∑ ai ai
*
= ∑ ai
2
i
Contoh :
Buktikan bahwa panjang vektor basis orthonormal Vi adalah Satu
Jawab :
Vi = U i U i = ∑ a j a j
2 *( i ) (i )
Uj Uj
i
2
δ ii = ∑ a j( i ) δ ii
j
(i ) 2
1= ∑ aj
j
∑U
j
j U j Gˆ U i = g i ∑ U j U j U i
j
1 Ĝ U j = g i J U j
(
1 Ĝ U j − gi J U j = 0 )
atau Ĝ U j = gi U j
Dengan demikian kita peroleh jika operator Ĝ diagonal dalam basis B maka
basis B adalah terdiri dari vektor eigen – vektor eigen dari Ĝ. Jadi permasalah
menemukan nilai eigen dari suatu operator equivalen dengan menemukan basis
yang mendiagonalkan operator.
= ∑ AiK BKj
K
Jadi pernyataan matrik untuk ψ ' = Â ψ adalah bahwa matrik kolom ψ ' sama
dengan perkalian dengan matriks kolom yang dinyatakan oleh ψ dan matriks
persegi yang dinyatakan oleh A, yaitu :
a1 ' A11 A12 A13 . . . A1 j a1
a2 ' A21 A22 A23 . . . A2 j a2
. .
= .
. . .
. . .
a ' A A A . . . A a
i i1 i 2 i 3 ij i
Penjabaran matriks untuk ϕ A ψ
Pada pembahasan sebelumnya sudah kita sebutkan bahwa pernyataan
ϕ Âψ adalah berupa bilangan. Sekarang akan kita lihat bagaimana cara
menjabarkannya. Dalam basis { U i } dapat dituliskan :
ϕ Aˆ ψ = ϕ 1 Aˆ 1ψ
= ∑∑ ϕ ui ui A u j u j ψ
i j
= ∑∑ ai *Aij a j
i j
= ∑ ai ai '
*
a1 '
a2 '
( * .
= a1 a2 ... ai
* *
)
.
.
a '
i
= sebuah bilangan
• Invers dari operator
Invers dari operator  datuliskan Â-1 dan mempunyai sifat Â-1 = ÂÂ-1 =
1
Contoh :
a1 b
Bila Aˆ =
c a2
1 − a1 b
Maka Aˆ =
bc − a1a2 c − a2
Bukti
1 − a2 b a1 b
Aˆ −1 Aˆ =
bc − a1a2 c − a1 c a 2
1 − a2 a1 + bc − a2b + ba2
=
bc − a1a2 ca1 − a1c cb − a2 a
1 0
=
0 1
=1
c f i
5 - 6 3
Jadi  = ÂT dikatakan antisimetriks jika ÂT = Â
• Hermitian
Jika Â+ =  maka dikatakan bahwa  adalah hermitian atau setara dengan
itu. (Â+)ij = Âij dengan menggunakan persamaan sebelumnya
(Âij)* = Âij
atau Â*T = Â
• Uniter
Jika hermitian adjoint Û+ dari operator Û dama dengan Û-1 yaitu invers
dari Û atau Û+ = Û-1 maka dikatakan bahwa Û adalah uniter. Elemen – elemen
matriks dari Û memenuhi relasi :
(Û+)ij = (Û-1)ij
(Ûji)* = (Û-1)ij
Û*T = Û-1
Untuk operator uniter berlaku :
Û Û+ = 1
(Û Û+)ij = δij
∑U ik (U jk )* = δ ij
K
Contoh :
Tunjukkanlah bahwa jika Û uniter maka nilai eigen an dari Û adalah 1
Jawab :
Uϕ n = anϕ n
Uˆϕ n Uˆϕ n = ϕ n Uˆ +Uϕ n = ϕ n Uˆ −1Uϕ n
= ϕn 1 ϕn = ϕn ϕn
Maka
an* an = | an |2 = 1
Berdasarkan apa yang telah kita pelajari diatas, maka sifat – sifat matriks
dapat diringkas sebagai berikut :