You are on page 1of 20

Asuhan Keperawatan Klien dengan

Ketidakberdayaan dan keputusasaan

KELOMPOK 1 :

DEKRIANI YUSHELLA

MUHAMMAD ASRUL

PUTRA IBNU SINA

YOVI ANTIKA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI

PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul asuhan keperawatan pada klien
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Makalah ini tidak tersusun dengan sempurna dan
masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisannya. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan benar, bahkan bisa tersusun dengan sempurna.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuannya.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya,dengan pemahaman yang di dapatkan pembaca dari makalah ini
tentunya penulis akan memperbanyak ilmu pengetahuan agar bisa menyelesaikan
makalah berikutnya dengan sempurna tanpa ada kesalahan,demi peningkatan mutu
pendidikan kita bersama. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian,
kritik, serta saran yang akan pembaca berikan kepada penulis nantinya.

Pekanbaru,27 juni 2018

` Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................
A. Asuhan keperawatan pasien dengan ketidakberdayaan .................
B. Asuhan keperawatan pasien dengan keputusasaan ........................
BAB III PENUTUP ..................................................................................
A. Simpulan .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUANAN

A. Latar belakang
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada
seorangpun yang dapat membantunya.Keputusasaan berbeda dengan
ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk
permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa yang
diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapatmenemukan
alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukansesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat
menimbulkankeputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi,
dan keinginanuntuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat
juga harus menngunakan resiko bunuh diri.Setiap orang pernah mengalami
keputusasaan dalam hidupnya.
ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwatindakannya tidak
akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang penggendalian yangdirasakan
terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi.Menurut Carpenito-Moyet (2007)
ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorangindividu atau kelompok
merasa kurang kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
B. Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien ketidakberdayaan dan keputusasaan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang bagaimana asuhan keperawatan pada klien
ketidakberdayaan dan keputusasaan
BAB II
PEMBAHASAN

A, Pengertian Ketidakberdayaan dan keputusasaan


1. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakanyang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau
tidak akanmembawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikansituasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi
(NANDA, 2011).
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa
tindakanseseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.
Menurut nanda (2015-2017) ketidakberdayaan adalah pengalaman hidup
kurang pengendalian terhadap persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan
tidak akan memengaruhu hasil.
Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang
bahwatindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang
penggendalian yangdirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru
saja terjadi.Menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan merupakan keadaan
ketika seseorangindividu atau kelompok merasa kurang kontrol terhadap kejadian
atau situasi tertentu.
Batasan karakteristik:
a. Bergantung pada orang lain
b. Depresi
c. Frustasi tentang ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sebelumnya
d. Kurang berpartisipasi dalam perawatan
e. Kurang rasa kendali
f. Malu
g. Merasa asing
h. Ragu tentang penampilan peran
Factor yang berhubungan:
a. Disfungsi lingkungan perawatan
b. Interaksi interpersonal yang tidak memuaskan
c. Regimen pengobatan yang rumit

2. ANALISA DATA
Pengelompokan Data
A. Data Subyektif
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. engatakan ketidakmampuan perawatan diri
B. Data Obyektif
1. Ketidak mampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan,marah, dan rasa bersalah
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dengan gerakan lambat
9. Tidur berlebihan
10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11. Menghindari orang lain

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Intervensi Untuk Klien
1. Tujuan umum
Klien mampu mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminyaa
2. Tujuan khusus
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c) Modifikasi pola kognitif yang negative
d) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan dengan
perawatanya sendiri
e) Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
B. Intervensi Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
a) Mengucapkan salam terapiutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu dengan
klien.
2. Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya
a) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukan respons
emosional dan menerima klien apa adanya.
b) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri (misalnya rasa marah, frustasi, dan simpati )
c) Sediahkan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnyaa
suportif, beri waktu klien untuk berespon.
d) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, dan klarifikasi.
e) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area
situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk
mengontrol.
f) Bantu klien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap ketidakberdayaan.
g) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
3. Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
a) Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi atau substitusi
b) Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
c) Efaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien
d) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatannya yang tidak rasional
e) Kurang penilaian klien yang negative terhadap dirinya
f) Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya batu perilakunya atau
perubahan yang terjadi
4. Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
keperawatanya sendiri
a) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin
dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan dirinya
b) Berikan klien prifasi sesuai yang dibutuhkan
c) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien
berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk
mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
5. Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
a) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawaatan, berikan
penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang
realistic. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
b) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi klien
c) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapaai oleh klien. Dorong untuk
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif
untuk partisipasi dan pencapainnya.
d) Dorong kemandiria, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libaatkan
klien daalaam membuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan
alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
e) Adakan suatu konferensi multi disiplin untuk mendiskusikan dan
mengembangkan perawatan rutin klien.
C. Intervensi Untuk Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota
keluarganya.
b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
ketidakberdayaan
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
d. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan
ketidakberdayaan
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
2. Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membeina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
keluarga merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
1) Mengucapkan salam terapiutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu keluarga.
b. Bantu keluarga mengenal masalah ketidakberdayaan yang dialami oleh anggota
keluarganya :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian ketidakberdayaan
2) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala ketidakberdayaan.
c. Diskusikan dan memotivasi keluarga cara merawat anggota keluarga dengan
ketidakberdayaan melalui aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan klien untuk
mengatasi rasa ketidakberdayaan:
1) Membuat klien mengekspresikan emosinya
2) Membantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
3) Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
4) Memotivasi klien untuk mencapai tujuan yang realistik
d. Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-kondisi dimana pasien harus dirujuk
kefasilitas kesehatan dan bagaimana cara merujuknya.

5. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada pasien
dengan ketidakberdayaan ini selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan pola
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Strategi ini disusun untuk memudahkan
pelaksanaan asuhan klien dan keluarga dengan ketidakberdayaan. Adapun strategi
pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

6. EVALUASI
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan,dapat
dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga :
A. Kemampuan klien
1) Mampu menganal ketidakberdayaan dan yang dialami
2) Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi ketidakberdayaan
3) Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
B. Kemampuan keluarga
1) Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari
ketidakberdayaan
2) Menyebutkan cara merawat klien dengan ketidakberdayaan
3) Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana perawatnya
4) Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis

2, Definisi keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika
seorangindividu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta
tidak mampumemobilisasi energy untuk kepentingannya sendiri.
Keputusasaan menurut NANDA inimemiliki beberapa batasan karakteristik,
diantaranya: gangguan pola tidur, kurang inisiatif, pasif, meninggalkan orang yang
diajak bicara, penurunan selera makan, kurang kontak mata,dan sebagainya. Factor-
faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisifisiologis, stress
jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.Keputusasaan merupakan suatu
keadaan emosional yang dialami ketika individu merasa kehidupannya sangat berat
untuk dijalani dan dirasa mustahil.
Batasan karakteristik:

a. gangguan pola tidur


b. isyarat verbal (mis, putus asa, menghela nafas)
c. kurang inisiatif
d. kurang keterlibatan dalam asuhan
e. kurang kontak mata
f. mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak bicara
g. pasif
h. penurunan efek
i. penurunan selera makan
j. penurunan verbalisasi

Faktor yang berhubungan:

a. isolasi sosial
b. kehilangan kepercayaan pada kepercayaan spiritual
c. kehilangan kepercayaan pada nilai penting
d. pembatasan aktivitas jangka panjang
e. penurunan kondisi fisiologis
f. riwayat diabaikan
g. stress jangka panjang

Pengkajian
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa
yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
c) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap
optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup
yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya
sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.
d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1. individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
2. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
3. tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. hampa dan letih
5. perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8. Tidak dapat mengenali sumber harapan
9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3. Bingung
4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5. Distorsi proses pikir dan asosiasi
6. Penilaian yang tidak logis
Diagnosekeperawatan : keputusasaan

Noc : Status kenyamanan: psyikososial

Indicator:
a. Kesejahteraan Psikologis
b. Harapan
c. Konsep Diri
d. GambaranI nternal Diri
e. EfekKetenangan
f. Ekspresi
g. Optimis
h. Penentuan Tujuan
i. Makna Dan Tujuan DalamHidup
j. Kepuasan Spiritual
k. Depresi
l. Kegelisahan
m. Takut
n. KehilanganSpiritual
o. Pikiran Untuk Bunuh Diri
Kontrol depresi diri Indikator:
a. Memonitor Kemampuan Untuk Berkonsentrasi
b. Memonitor Intensitas Depresi
c. Mengidentifikasi Penyebab Depresi
d. Memonitor Manifestasi Perilaku Depresi
e. Laporan Tidur Yang Cukup
f. Laporan Meningkat Nafsu
g. Memonitor Manifestasi Fisik Dari Depresi
h. Laporan Memperbaiki Suasana Hati
i. Berpartisipasi Dalam Aktivitas Menyenangkan
j. Mentaati Jadwal Terapi
k. Menghindari Penyalahgunaan Alkohol
l. Menghindari Penyalahgunaan Obat Non Resep
m. MenghindariPenggunaan Narkoba
n. MenjagaKebersihan Pribadi DanPerawatan
Harapan Indicator:
a. Mengutarakan Harapan Masa Depan Yang Positif
b. Mengekspresikan Keyakinan
Mengutarakan Kehendak Untuk Hidup
c. Mengutarakan Alasan Untuk Hidup
d. Mengutarakan Makna Hidup
e. Menyatakan Optimisme
f. Mengungkapkan Keyakinan Diri
g. Mengutarakan Kepercayaan Lain
h. Mengutarakan Kedamaian Batin
i. Mengutarakan Rasa Kontrol Diri
j. Pameran Semangat Hidup
k. Menetapkan Tujuan
Ketahanan pribadi Indicator:
a. Verbalisasi Positif Melihat Keluar
b. Menggunakan Strategi Koping Yang Efektif
c. MengekspresikanEmosi
d. Berkomunikasi Dengan Jelas Dan Tepat Untuk Usia
e. Pameran Suasana Hati Yang Positif
f. Pameran Positif Harga Diri
g. Mengutarakan Kenyamanan DenganKesendirian
h. Mengutarakan Rasa Percaya Diri
i. Bertanggung JawabAtas Tindakan Sendiri
j. Mencari Dukungan Emosional
k. Beratnya Alternatif Untuk Memecahkan Masalah
l. MenghindariPenyalahgunaan Narkoba
m. Menghindari Penyalahgunaan Alkohol
n. Menggunakan Sumber Daya
o. Pendidikan Dan Kejuruan
p. Verbalisasi Kesiapan Untuk Belajar
Nic : Dukungan Spiritual

Aktivitasnya:

a. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk membangun kepercayaan


dan empati peduli
b. menggunakan alat untuk memonitor dan mengevaluasi kesejahteraan
rohani yang sesuai
c. memperlakukan individu dengan bermartabat dan hormat
d. mendorong partisipasi dalam interaksi dengan anggota keluarga,
teman,dan lain-lain
e. memberikan privasi dan ketenangan untuk kegiatan spiritual
f. mengajarkan metode relaksasi dan meditasi
g. menyediakan music spiritual, sastra, radio, atau program tv
h. untuk individu
i. terbuka terhadap sifat individu yang merasa kesepian dan tidak
berdaya
j. membantu individu untuk bisa mengekspresikandan meringankan
kemarahan dengan cara yang tepat
k. menggunakan nilai teknik klarifikas iuntuk membantu individu
memperjelas keyakinan dan nilai-nilai yang sesuai
INSPIRASI HARAPAN
a. membantu pasien /keluarga untuk mengidentifikasi daerah-daerah
harapan dalam hidup
b. menghindari tindakan menutupi kebenaran
c. membantu pasien mengembangkanspiritual diri
d. menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pasien berlatih
agama yang sesuai
e. memberikan pasien /keluarga kesempatan untuk terlibat dengan
kelompok pendukung
f. mendorong hubungan terapeutik dengan penting lainnya
g. memfasilitasi pasien yang memasukkan kerugian pribadi ke dalam
gambar tubuhnya
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut nanda (2015-2017) ketidakberdayaan adalah pengalaman hidup


kurang pengendalian terhadap persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan
tidak akan memengaruhu hasil.
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika
seorangindividu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta
tidak mampumemobilisasi energy untuk kepentingannya sendiri.
Keputusasaan menurut NANDA inimemiliki beberapa batasan karakteristik,
diantaranya: gangguan pola tidur, kurang inisiatif, pasif, meninggalkan orang yang
diajak bicara, penurunan selera makan, kurang kontak mata,dan sebagainya. Factor-
faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisifisiologis, stress
jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.Keputusasaan merupakan suatu
keadaan emosional yang dialami ketika individu merasa kehidupannya sangat berat
untuk dijalani dan dirasa mustahil.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.


Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan
Psikosisial dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese). Jakarta:
EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8th Edition.
St. Louis: Mosby.
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.

You might also like