You are on page 1of 9

Nama : Riska Fadillah Ulfa

NIM : 1505035023
Tugas : Fisika Inti

ATOM

A. Pengertian Atom
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Istilah atom berasal
dari Bahasa Yunani (átomos), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen
yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India
dan Yunani.

B. Sejarah Atom
Referensi paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali
kepada zaman India kuno pada tahun 800 SM yang dijelaskan dalam naskah
filsafat Jainisme sebagai anu dan paramanu. Aliran mazhab Nyaya dan
Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom
bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks. Satu abad kemudian
muncul referensi mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang
kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan.
Pada tahun 450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa
Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak dapat dipotong" ataupun "tidak dapat
dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai atom bukanlah usaha untuk
menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang
mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi
pada alam. Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu
pengetahuan modern memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang
dicetuskan oleh Demokritos.
Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical
Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari
berbagai kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berbeda. Hal ini
berbeda dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari
unsur-unsur udara, tanah, api, dan air. Pada tahun 1789, istilah element
(unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
dengan menggunakan metode-metode kimia.
Kemudian kemajuan perkembangan atom dilanjutkan dengan ilmuwan-
ilmuwan lainnya disertai dengan model atom yang digambarkan.

C. Model Atom
1. Model Atom Dalton

Gambar 1. Model atom Dalton Gambar 2. Gabungan atom menjadi molekul

Pada tahun 1803, John Dalton menjelaskan bahwa atom adalah materi
yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Ia menggunakan konsep atom untuk
menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan
yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air
dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan pendapat bahwa
setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom
tersebut selanjutnya dapat bergabung untuk membentuk senyawa-
senyawa kimia.
Pada 1808, John Dalton mengemukakan teorinya tentang materi atom
yang dipubllikasikan dalam A New System of Chemical Philosiphy.
Berdasarkan penelitian dan hasil- hasil perbandingannya, Dalton
menyimpulkan sebagai berikut :
 Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.
 Semua atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat yang
sama.
 Unsur kimia yang berbeda akan memiliki jenis atom yang berbeda.
 Selama reaksi kimia, atom- atom hanya dapat bergabung dan dipecah
menjadi atom-atom yang terpisah, tetapi atom tidak dapat dihancurkan
dan tidak dapat diubah selama reaksi kimia tersebut.
 Suatu senyawa terbentuk dari unsur- unsurnya melalui penggabungan
atom tidak sejenis dengan perbandingan yang sederhana.

a. Kelebihan Teori Atom Dalton


1) Dapat menjelaskan Hukum Kekekalan Massa
Jika atom-atom dari unsur-unsur tidak dapat dihancurkan,
maka atom-atom yang sama harus ada setelah reaksi selesai.
Seperti halnya sebelum reaksi berlangsung maka massa
keseluruhan dari pereaksi dari hasil reaksi harus sama.
2) Dapat menjelaskan Hukum Perbandingan Tetap
Jika semua atom dari sebuah unsur memiliki massa yang sama,
dan jika satuan-satuan atom memiliki perbandingan tetap,
persentase susunan senyawa harus memiliki nilai tertentu, dengan
mengabaikan ukuran contoh yang dianalisis atau keadaan semula.

b. Kelemahan teori atom Dalton :


1) Dalton menerangkan bahwa atom tidak bisa dibagi lagi. Ternyata,
seiring perkembangan ilmu dan teknologi, diketahui bahwa atom
terbentuk dari partikel dasar yang lebih kecil daripada atom, yaitu
elektron, proton, dan neutron.
2) Dalton beranggapan bahwa atom tidak bisa diciptakan ataupun
dimusnahkan. ternyata, dengn menggunakan reaksi nulkir, satu
atom dapat diubah menjadi atom unsur lainnya.
3) Dalton berpendapat bahwa atom pada suatu unsur memiliki
kesamaan dalam berbagai hal ( massa, ukran, dan bentuk). Kini,
telah dibuktikan adanya isotop, yakni atom yang sama mempunyai
kesamaan nomor atom, tetapi nomor massanya berbeda.
4) Menurut Dalton, perbandigan unsur dalam suatu senyawa
memiliki perbandingan bilangan yang bulat dan sederhana.
Namun, kini banyak ditemui senyawa dengan perbandingan
bilangan yang tidak bulat dan tidak sederhana. Sebagai contohnya
ialah senyawa C18H35O2Na.

2. J. J. Thomson
Pada tahun 1897, berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar
katode, J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya.
Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi. Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara
merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh
keberadaan lautan muatan positif. Menurut Thomson, atom adalah materi
yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron (muatan negatif)
bagaikan kismis dalam roti kismis.
Gambar 3. Model Atom Thomson

a. Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson


Kelebihan : Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan
negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan
bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan : Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan
muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Rutherford
Pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford
menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa
sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih
tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford
kemudian mengajukan pendapat sebagai berikut :
 Sebagian besar dari massa dan semua muatan positif sebuah atom
terpusat pada daerah yang sangat kecil yang disebut dengan inti atom.
Sebagian besar sisanya merupakan ruang kosong.
 Muatan inti berbeda-beda pada setiap jenis atom, besarnya kira-kira
setengah dari nilai bobot atom unsur.
 Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang jumlahnya sama dengan muatan inti.
Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral
yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling
tolak-menolak.
Gambar 4. Model Atom Rutherford
Kelebihan Model Atom Rutherford adalah membuat hipotesis bahwa
atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti dan
Rutherford telah memperkenalkan lintasan/kedudukan elektron yang
nanti disebut dengan kulit. Kelemahan Model Atom Rutherford adalah
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron akan
berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke
dalam inti.

4. Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom
Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron terletak
pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu orbit ke
orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan bebas berputar
spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi.

Gambar 6. Model Atom Bohr


Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan
percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang
berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan
menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu
tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih
tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan
yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Kelebihan Teori Atom Niels Bohr dapat menjelaskan bahwa atom


terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan Teori Atom Niels Bohr berdasarkan hasil penelitian
berikutnya terbukti bahwa gerakan elektron menyerupai gelombang.
Oleh karena itu, posisi elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti. Jadi
orbit lingkaran dengan jari-jari tertentu yang diungkapkan Niels Bohr
tidak dapat diterima dan tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari
atom berelektron banyak, sehingga diperlukan model atom yang lebih
sempurna dari model atom Bohr.

5. Model Atom Modern


Model Atom Mekanika Gelombang menjelaskan bahwa di dalam
atom elektron beredar pada orbital-orbital, yaitu daerah di sekitar inti
atom dengan kebolehjadian menemukan elektron. Teori Atom Mekanika
Gelombang memiliki persamaan dengan Teori Atom Niels Bohr di mana
tingkat-tingkat energi atau kulit-kulit atom berbeda dalam hal bentuk
lintasan elektronnya. Dalam Teori Mekanika Gelombang posisi elektron
adalah tidak pasti. Hal yang dapat ditentukan mengenai keberadaan
elektron dalam atom adalah daerah dengan peluang terbesar untuk
menemukan elektron, daerah tersebut dinamakan Orbital.

Gambar 7. Model Atom Modern


D. Proton, Neutron dan Eletron
1. Proton
Tahun 1886, Eugene Goldstein menemukan keberadaan partikel
bermuatan positif pada atom melalui percobaan tabung Crookes yang
dmodifikasi.

Gambar 8. Tabung Sinar Katoda


Percobaan Eugene Goldstein menemukan proton. Tabung Crookes
diisi gas hidrogen dengan tekanan rendah. Jika tabung Crookes
dihubungkan dengan arus listrik di bagian belakang katode yang
dilubangi, maka akan terbentuk berkas sinar yang dinamai sinar terusan.
Karena sinar terusan bergerak menuju katode maka disimpulkan
bahwa sinar terusan bermuatan positif, menurut Eugene sinar terusan ini
adalah ion hidrogen, oleh karena ion hidrogen hanya mengandung 1
elektron maka disimpulkan bahwa sinar positif (terusan) tersebut adalah
proton.
Tahun 1906, Ernest Rutherford mampu menghitung bahwa massa
partikel bermuatan positif yang diungkap oleh Eugene itu kira-kira 1.837
kali massa elektron yaitu 1,673x10-24 gram. Kemudian partikel positif ini
dinamai Proton. Massa proton dalam sma (satuan massa atom) = 1,0073
sma.

2. Neutron
Tahun 1932, James Chadwick menemukan keberadaan neutron
melalui percobaan penembakan unsur berilium oleh partikel alfa
berkecapatan tinggi. Dari percobaan tersebut, terbentuk partikel yang
tidak dipengaruhi medan magnet dan dapat bertumbukan dengan parafin
Partikel alfa adalah partikel bermuatan positif yang dipancarkan oleh
unsur radio aktif. Data percobaan menunjukkan bahwa sinar yang keluar
dari target berilium tidak dipengaruhi oleh medan magnet. Ketika sinar
yang keluar dari target berilium menumbuk parafin, proton akan keluar
dari parafin dengan kecepatan tinggi. Chadwick menyimpulkan bahwa
partikel yang keluar dari unsur berilium tidak bermuatan dan memiliki
massa hampir sama dengan massa proton. Partikel tersebut dinamakan
neutron. Massa neutron dalam sma = 1,0087 sma.

Gambar 9. Percobaan menemukan neutron

3. Elektron
Tahun 1803, John Dalton mengemukakan teori atom yang
menyatakan atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi,
tidak lama setelah itu Sir Humphry Davy dan Michael Faraday
menemukan metode elektrolisis (metode penguraian senyawa menjadi
unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik.
Tahun 1854, tabung lampu gas ditemukan oleh Heinrich Geissler.
Rekan Heinrich, yaitu Julius Plucker membuat eksperimen dengan
menempatkan 2 plat logam pada masing-masing tabung Geissler yang
divakumkan. Lalu tabung Geissler itu diisi dengan gas pada tekanan
rendah. Salah satu plat logam (disebut Anode) bermuatan positif dan plat
logam satunya (disebut katode) bermuatan negatif.
Ketika muatan listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam
tabung, mucul nyala berupa sinar dari katode ke anode. Sinar ini disebut
sinar katode. Namun Pluckcer hanya menganggap bahwa sinar katode ini
hanya cahaya listrik biasa.
Tahun 1875, William Crookes mengulangi eksperimen Plucker
dengan lebih teliti dan mengungkapkan bahwa sinar katode merupakan
kumpulan partikel-partikel tertentu.

Gambar 10. Tabung Sinar Katoda

Hasil eksperiment Crookes adalah sebagi berikut:


 Partikel sinar katode bermuatan negatif karena tertarik oleh plat yang
bermuatan positif
 Partikel sinar katode memiliki massa karena mampu memutar
baling-baling di dalam tabung
 Partikel sinar katode dimiliki oleh sema jenis materi karena semua
bahan yang digunakan (padat, cair dan gas) menghasilkan sinar
katode yang sama.

Tahun 1891, George Johnstone Stoney menamai partikel sinar


katode dengan nama elektron. Tahun 1897, Joseph John Thompson
mampu membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun
atom bahkan Thompson mampu menghitung perbandingan muatan
terhadap massa elektron yaitu dengan rumus sebagai berikut.
𝑒
= 1,759𝑥108 𝐶/𝑔
𝑚
Tahun 1908, Robert Andrew Milikan berhasil menemukan harga
muatan elektron yaitu sekitar 1,602 x 10-19. Dengan demikian massa
sebuah elektron dapat dihitung yaitu:
𝑒 1,602𝑥10−19 𝐶
𝑒⁄ = 8
𝑚 1,759𝑥10 𝐶/𝑔
𝒎 = 𝟗, 𝟏𝟏𝒙𝟏𝟎−𝟐𝟖 𝒈𝒓𝒂𝒎
𝒎 = 𝟗, 𝟏𝟏𝒙𝟏𝟎−𝟑𝟏 𝒌𝒈
Massa elektron dalam sma = 5,486 x 10-4.

You might also like