You are on page 1of 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS

PADA KLIEN DENGAN CHF DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS


ROEMANI MUHAMADIYAH SEMARANG

DISUSUN OLEH :
DHEVY RAHMANENGSIH
G3A017235

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK
2018
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS
PADA KLIEN DENGAN CHF DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS
ROEMANI MUHAMADIYAH SEMARANG

NamaMahasiswa : Dhevy Rahmanengsih Ruang : IGD Rs Roemani Semarang


NIM : G3A017235 Tgl : 7 Desember 2018

1. Identitas Klien :
a. Nama pasien : Ny. S
b. Umur : 50 th
c. Alamat : Demak

2. Diagnosa Medis
Congetive hearth failure (CHF)

3. DASAR PEMIKIRAN:
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi
dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih
banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan
dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki,
paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive)
(Udjianti, 2010). Dan untuk memudahkan terapi pemberian obat untuk menurunkan
oedem pada ekstremitas diharuskan melakukan pemasangan infus untuk memudahkan
pemberian obat-obatan serta berguna juga disaat pasien terjadi henti jantung,
pemberian obat hight alert juga bisa lebih mudah.
4. Analisa Sentesa

kegagalan memompa darah ke seluruh tubuh

penebalan otot jantung

cardiac output menurun

ginjal merespon menahan air dan garam

penumpukan cairan intra sel

oedem pada ekstremitas

pemberian terapi obat

pemasangan infus

5. Tindakan Keperawatan Yang Di Lakukan


Pemasangan infus

6. Diagnosa Keperawatan
Hipervolemia b/d oedema ekstremitas

7. Data Fokus
Ny. S 50 th di bawah ke IGD dengan diagnosa CHF, tingkat kesadaran pasien
composmentis, GCS : E3 M3 V2, klien sesak napas RR: 30, Spo2 : 97 %, oedema
pada kaki dan tangan, TD 150/90 mmH, N : 100x/menit, Suhu : 36,8 °C

8. Prinsip Tindakan
a. Steril
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dilakukan
penusukan harus dilakukan disinfeksi pada area insersi.
d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.
9. Tujuan Tindakan
Agar pemberian terapi farmakologik lebih mudah lewat infus

10. Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut Dan Cara
Pencegahanya
a. Hematoma
b. Infiltrasi
c. Tromboflebitis/bengkak (inflasi pada pembuluh vena)
d. Emboli udara
e. Perdarahan
f. Reaksi alergi
Semua bahaya dan komplikasi tersebut dapat terjadi saat pemberian tindakan jika tak
sesuai dengan prosedur yang seharusnya namun jika hal tersebut terjadi maka perawat
harus :
1. Mengatur posisi pasien dengan benar kaki lebih rendah min 30 derajat dari kaki
untuk mengurangi odem extremitas bawah
2. Atur tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
3. Pemberian obat-obat farmakologi sesuai anfis dokter diuretik dll.

11. Evaluasi
S: -
O: GCS : E3 M3 V2, RR: 30, Spo2 : 97 %, oedema pada extremitas atas dan bawah,
TD 150/90 mmH, N : 100x/menit, Suhu : 36,8 °C
A: masalah hipervolemia belum teratasi
P: pertahankan intervensi
- Monitor input dan output cairan
- Hitung balance cairan
- Kolaborasi dengan dokter pemberian obat diuretik
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK


Padjajaran Bandung, September 1996, Hal. 443 – 450

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Tahun
2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media


Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 – 208

Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2,


Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.

Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media
Aesculapios FKUI, 2001

Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata:


EGC, 2009.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

You might also like