Professional Documents
Culture Documents
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima materi tentang cara berkeramas, maka anak dapat mengerti
dan memahami pentingnya berkeramas serta dapat mendemonstrasikan cara
berkeramas yang baik
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat materi selama 20 menit tentang cara berkeramas dan perawatan
rambut yang benar diharapkan anak mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian keramas dengan ketepatan 80%.
b. Menyebutkan cara-cara atau langkah-langkah dalam berkeramas.
c. Menyebutkan pentingnya berkeramas
d. Menyebutkan akibat jika tidak keramas
e. Menyebutkan kapan harus keramas
f. Mendemonstrasikan cara berkeramas yang baik
B. Materi
a) Pengertian keramas
b) Cara berkeramas yang baik.
c) Pentingnya berkeramas
d) Akibat jika tidak keramas
e) Kapan keramas di lakukan.
Page 1
C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi
D. Media
Media atau alat bantu yang digunakan adalah peralatan keramas (handuk, sampoo,sisir,air
dalam ember, gayung) dan brosur
Page 2
Menyebutkan akibat jika tidak Akibat Diskusi brosur Menyebutka 1 menit
keramas jika tidak dan n akibat jika
keramas ceramah tidak
keramas
Menyebutkan kapan harus Kapan Diskusi brosur Menyebutka 1 menit
keramas keramas di dan n kapan
lakukan. ceramah harus
keramas.
Mendemonstrasikan cara Cara demonstra Peralatan Mendemons 15 menit
berkeramas yang baik berkerama si berkeram trasikan
s yang as cara
baik (handuk, berkeramas
sampoo,s yzng baik
isir,air
dalam
ember,
gayung)
Kesimpulan :
Mencuci rambut merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
membersihkan bagian tubuh terutama rambut dari kotoran (misalnya debu) yang dapat
menyebabkan rambut menjadi kusam dan rusak. Oleh karena itu, rambut perlu dicuci agar
tetap bersih dan terhindar dari kerusakan rambut.
Page 3
Skenario pembelajaran :
Pembukaan
Salam teraupetik
“Selamat siang adik, bagaimana perasaannya hari ini?”
Perkenalan
“ perkenalkan, nama kakak ……………….hari ini adik akan bermain sambil
belajar dengan kakak. Adik mau tidak?” (melihat respon anak)
Tujuan pertemuan
Hari ini kk mau menjelaskan kepada adik tentang pentingnya mencuci rambut”
hari ini adik sudah cuci rambut,belum?”
Kontrak waktu
Kita akan belajar selama 20 menit tentang pentingnya mencuci rambut dan cara
mencuci rambut. Adik mau, tidak?
Kegiatan belajar
“Kalau begitu,kakak mau Tanya dulu, adik tahu tidak mencuci rambut itu untuk
apa?
Kenapa kita harus mencuci rambut?
Adik mencuci rambut biasanya pakai apa?
Berapa kali cuci rambutnya?
Trus bagaimana cara adik mencuci rambut?” (setelah anak menjawab, berikan
respon positif)
“Iya,betul.wah, adik pintar sekali”
“Jadi mencuci rambut itu tujuannya adalah………..” (sesuai dengan materi)
“Sekarang, kakak mau memberitahukan pada adik pentingnya mencuci rambut
dan bagaimana cara mencuci rambut yang baik…” (menerangkan sambil
mendemonstrasikan cara berkeramas dengan melibatkan anak sambil
mengamati respon anak apabila anak ingin menanyakan sesuatu yang berkaitan
dengan materi)
“Menurut adik, apa akibatnya kalau kita tidak mencuci rambut?”
Iya, betul. Jawaban yang bagus….
kalau kita tidak mencuci rambut maka…..(sesuai dengan materi)
Ada yang mau adik tanyakan tidak???kalau adik tidak bertanya,kakak mau
bertanya pada adik.
Page 4
Penutup
Evaluasi
a. Kenapa kita harus keramas?
b. Bagaimana cara keramas yang baik?
c. Apa akibatnya apabila kita tidak keramas?
d. Berapa kali kita harus keramas dalam satu minggu?
e. Dapatkah adik mempraktekan kembali cara berkeramas?
(berikan reward positif atas respon anak dalam menjawab
setiap pertanyaan)
Kesimpulan
Jadi, mencuci rambut merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk membersihkan bagian tubuh terutama rambut dari
kotoran (misalnya debu) yang dapat menyebabkan rambut menjadi
kusam dan rusak. Oleh karena itu, rambut perlu dicuci agar tetap bersih
dan terhindar dari kerusakan rambut.
Salam penutup
“Karena sekarang waktunya sudah selesai, kakak pulang dulu
ya….kalau ada waktu kita bisa bermain sambil belajar lagi….hari ini
adik pintar sekali karena menjawab pertanyaan dengan benar. Terima
kasih karena sudah mau belajar dengan kakak...selamat siang!
Referensi
Gibson John, 1990, Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, Jakarta : EGC
Aneka, 2008, Rambut Wanita yang Sehat
Mom and Kidy, 2008, Merawat Rambut Anak
Cara Merawat Rambut, www.parentsindonesia.com. Diakses pada tanggal 24 November
2009
Tubuhku bersih, Tubuhku Sehat, www.indonesiamediaonline.com. Diakses pada tanggal
24 November 2009
Page 5
LAMPIRAN MATERI
MENCUCI RAMBUT ATAU KERAMAS
Page 6
dan keras saat memijat, karena justru dapat menstimulasi kelenjar minyak. Yang perlu
diperhatikan adalah zat pembersih aktif yang terkandung di dalamnya, jangan yang terlalu
keras karena bisa timbul iritasi. Pilihlah yang lembut untuk pemakaian sehari-hari. Jangan
menggunakan shampo 2 in 1 karena conditioner yang terkandung di dalamnya dapat
menyebabkan rambut cepat lepek. Gunakan conditioner yang ringan secara terpisah dan
hindarkan dari kulit kepala.
Untuk kulit kepala berminyak tapi ujung rambut kering, boleh keramas setiap hari
dan gunakan shampo serta kondidioner secara terpisah. Gunakan saja sampo untuk rambut
normal. Saat keramas, fokuskan pada bagian kulit kepala. Untuk mengurangi kekeringan
rambut, aplikasikan kondisioner untuk rambut kering hanya di bagian ujung rambut, dan
diamkan beberapa saat. Makin lama makin baik, agar terserap sempurna ke dalam kutikula
rambut.
Yang perlu diperhatikan, jangan menggaruk kulit kepala dengan kuku jari saat
keramas. Gunakan bagian ujung jari yang tumpul dan datar untuk proses eksfoliasi. Satu
hal lagi, perhatikan kadar pH yang terkandung dalam shampo. pH yang bersifat basa
biasanya lebih efektif membersihkan rambut dibanding dengan pH yang bersifat asam. pH
yang seimbang berkisar antara 5 hingga 6,8. Namun, pada beberapa kasus, seperti rambut
berminyak, terkadang dibutuhkan pH asam lebih tinggi.
Page 7
2. PILIH SAMPO YANG TEPAT
Memilih sampo yang baik, disarankan agar membeli sampo berkualitas baik yang
mampu menghilangkan minyak, sisik kepala, dan membuat rambut si kecil jadi lebih
lemas, gampang disisir, serta tidak mudah kusut. Ada banyak sampo pilihan buat anak.
Sedangkan untuk bayi, pilihlah yang bahan aktifnya tidak mengiritasi mata dan tidak
memicu alergi.
3. PILAH-PILIH SISIR
Rambut di sisir dengan menggunakan sisir yang bergigi renggang atau sikat rambut
yang tidak tajam. Sisiri rambut anak secara lembut. Bila tidak, salah-salah cara rambut si
kecil malah rusak dan rontok. Jadikan acara menyisiri rambut ini sebagai ajang untuk
menunjukkan kasih sayang dan menjalin kedekatan.
Kesehatan rambut erat kaitannya dengan pemilihan sisir yang tepat. Sisir yang
kurang baik akan mudah menyebabkan rambut rusak atau rontok. Hindari membeli sisir
berbahan nilon karena berisiko menyebabkan rambut mudah patah. Meskipun terlihat
gaya, sisir berbahan metal juga dapat merusak rambut. Jangan lupa, bersihkan sikat dari
sisa rambut yang tersangkut. Cuci dengan air hangat hingga bersih. Untuk bayi, gunakan
selalu sisir bayi yang lembut.
4. GUNTING RAMBUT
Rambut di gunting secara teratur. Selain untuk menjaga penampilan, rambut yang
pendek juga memudahkan orangtua menjaga kebersihan rambut. Memotong rambut juga
berguna agar ujung-ujung rambut tetap sehat, tidak bercabang, mudah patah, atau kering.
Bahkan untuk bayi, orangtua bisa menggunduli anak dalam beberapa waktu tertentu.
Selain rambut dan kulit kepala bayi mudah dibersihkan, rambut yang baru akan tumbuh
lebih lebat dan hitam. (www.parentsindonesia.com.2009)
Page 8
keseluruhan. Lewat akarlah, semua zat gizi diserap dan disalurkan ke rambut. Kurangnya
zat besi juga berisiko menimbulkan kerontokan rambut. Zat belerang juga berperan dalam
memberikan kilau pada rambut. Kandungan zat gizi ini dapat ditemukan pada ikan, telur,
dan lain-lain. Sedangkan lemak berperan dalam menjaga kekuatan rambut, disamping
kilau rambut.
Untuk bayi, sangat dianjurkan mengonsumsi ASI secara eksklusif. Ini karena ASI
kaya kandungan gizi, tidak dapat tertandingi oleh susu formula atau nutrisi lainnya.
(www.indonesiamediaonline.com.2009)
Page 9
ujung rambut terbelah. Jadi, tepuk-tepuk saja rambut basah dengan handuk, lalu diurut
sesuai arah pertumbuhan rambut. Memang cara ini agak makan waktu, tetapi berharga
untuk rambut anak. (www.parentsindonesia.com.2009)
Page 10
9. Saat mengeringkan rambut, rambut tidak boleh di gosok dengan handuk karena dapat
membuat membuat helai-helai rambut kusut dan mudah terjerat pada benang-benang
di handuk, sehingga tertarik dan mudah putus, rusak pada kutikula, dan ujung rambut
terbelah. Jadi, tepuk-tepuk saja rambut basah dengan handuk, lalu diurut sesuai arah
pertumbuhan rambut.
10. Setelah di keringkan rambut disisir yang renggang dan ujungnya tidak tajam.
11. Setelah itu rapikan alat keramas. (Mom and Kidy, 2008)
Referensi
Gibson John, 1990, Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, Jakarta : EGC
Aneka, 2008, Rambut Wanita yang Sehat
Mom and Kidy, 2008, Merawat Rambut Anak
Cara Merawat Rambut, www.parentsindonesia.com. Diakses pada tanggal 24 November
2009
Tubuhku bersih, Tubuhku Sehat, www.indonesiamediaonline.com. Diakses pada tanggal
24 November 2009
Page 11
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima materi tentang cara mandi, maka anak dapat mengerti dan
memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dengan mandi serta anak dapat
mempraktekan cara mandi yang baik
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat materi selama 20 menit tentang cara berkeramas dan perawatan
rambut yang benar diharapkan anak mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian mandi dengan ketepatan 80%.
b. Menyebutkan pentingnya mandi
c. Menyebutkan akibat jika tidak mandi
d. Menyebutkan kapan harus mandi
e. Menyebutkan dan mendemonstrasikan cara mandi yang baik
B. Materi
a. Pengertian mandi
b. Pentingnya mandi
c. Akibat jika tidak mandi
d. Kapan harus mandi
e. Cara mandi yang baik
C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi
Page 12
D. Media
Media atau alat bantu yang digunakan adalah brosur dan alat – alat mandi (ember berisi
air, sabun mandi, handuk, baju ganti, gayung, sikat gigi dan pasta gigi).
E. Kegiatan Belajar Mengajar
Tujuan umum: Setelah menerima materi tentang cara mandi, maka anak dapat mengerti
dan memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dengan mandi serta anak dapat
memperpraktekan cara mandi yang baik
Page 13
Menyebutkan cara Cara Diskusi dan Brosur Menyebutkan cara 2 menit
mandi yang baik. mandi ceramah mandi yang baik
yang baik
Kesimpulan :
Mandi adalah salah satu kegiatan menjaga kebersihan diri. Orang dewasa,
secara sadar umumnya mandi dua kali sehari untuk membersihkan tubuhnya dari
segala kotoran. Anak-anak pun perlu diajarkan pentingnya mandi untuk
membersihkannya dari segala debu dan kotoran yang didapatnya saat bermain. Mandi
bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan sarana untuk mengajarinya
banyak hal lainnya.
Skenario pembelajaran :
Pembukaan
Salam teraupetik
“Selamat siang adik, bagaimana perasaannya hari ini?”
Perkenalan
“ perkenalkan, nama kakak ……………….hari ini adik akan bermain
sambil belajar dengan kakak. Adik mau tidak?” (melihat respon anak)
Tujuan pertemuan
Hari ini kk mau menjelaskan kepada adik tentang pentingnya mandi.”
hari ini adik sudah mandi,belum?”
Kontrak waktu
Page 14
Kita akan belajar selama 20 menit tentang pentingnya mandi dan cara
mandi yang baik. Adik mau, tidak?
Kegiatan belajar
“Kalau begitu,kakak mau Tanya dulu, adik tahu tidak mandi itu untuk
apa?
Kenapa kita harus mandi?
Adik mandi biasanya pakai apa?
Sehari mandinya berapa kali?
Trus bagaimana cara adik mandi gimana,, ceritain dong?”
Page 15
Kesimpulan
Jadi, mandi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk membersihkan bagian tubuh dari kotoran (misalnya debu) yang
dapat menyebabkan sakit misalnya penyakit kulit.. Oleh karena itu,
mandi itu sangat penting agar kita bisa terbebas dari kuman penyakit
yang menempel pada tubuh kita.
Salam penutup
“Karena sekarang waktunya sudah selesai, kakak pergi dulu ya….hari
ini adik pintar sekali karena menjawab pertanyaan dengan benar.
Terima kasih karena sudah mau belajar dan bermain dengan
kakak..selamat siang!”
Referensi
Aneka, 2006, perawatan diri pentig loh!!!!
Page 16
LAMPIRAN MATERI
MANDI
a. Pengertian mandi
Mandi adalah salah satu kegiatan menjaga kebersihan diri. Orang dewasa,
secara sadar umumnya mandi dua kali sehari untuk membersihkan tubuhnya dari
segala kotoran. Anak-anak pun perlu diajarkan pentingnya mandi untuk
membersihkannya dari segala debu dan kotoran yang didapatnya saat bermain. Mandi
bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan sarana untuk mengajarinya
banyak hal lainnya. (Aneka, 2006)
b. Pentingnya mandi
Mandi adalah hal yang penting yang harus dilakukan oleh setiap orang,
terkhususnya anak. Anak yang sangat aktif biasanya akan cepat untuk terpapar dengan
kuman maka kebersihan diri adalah hal yang sangat penting. Mandi sangat penting
karena saat mandi kotoran atau kuman yang melekat pada tubuh bisa di keluarkan
atau bisa dibasmi sehingga tidak menyebabkan sakit misalnya penyakit kulit seperti
panuan, kurap, kudis, ataupun penyakit kulit yang lain. Untuk itu mandi menjadi hal
yang sangat penting. Anak harus diajarkan sejak dini bagaimana cara mandi yang
baik, sehingga anak bisa mengetahui manfaat dan kegunaan dari mandi. (Aneka,
2006)
Page 17
Mandi bisa dilakukan kapan saja seseorang ingin mandi. Mandi biasanya
dilakukan 3x sehari, yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Saat mandi
gunakanlah sabun agar tubuh yang kotor bisa bersih. Sabun yang digunakan adalah
sabun yang bisa menjaga kelembaban kulit. Pada anak-anak sabun yang digunakan
harus disesuaikan dengan usia anak, misalnya sabun jhonson and jhonson, sabun
kodomo, dan jenis sabun mandi untuk anak yang lain. Mandi dapat dilakukan saat
badan terasa lengket, saat selesai mengerjakan suatu pekerjaan yang berat, atau pada
anak-anak, mandi bisa dilakukan saat anak pulang dari sekolah atau bermain. Anak
akan merasa senang jika orang tua menyediakan peralatan mandi yang di inginkan,
misalnya sabun mandi yang disukai anak. (www.indonesiamediaonline.com,2009)
Urutan kegiatan seperti tersebut di atas harus berurutan dari 1 sampai 6 dan
masing-masing dilakukan sebanyak minimal 3 (tiga) kali kecuali menyikat gigi.
Memulai mandi dari bagian bawah terlebih dahulu dimaksudkan agar hawa panas
tubuh terangkat ke bagian atas tubuh dan akhirnya akan terbuang keluar melalui
lubang-lubang (rongga) tubuh bagian atas seperti mulut, hidung dan telinga.
Pada saat menyiram bagian perut dan bagian dada (urutan 3&4) biasanya kita
akan merasakan merinding, hal ini disebabkan oleh bergeraknya hawa panas tubuh
dari bagian bawah badan ke bagian atas. Pada saat menyiram kepala, orang yang
mandi akan merasa sedikit pusing. Rasa pusing ini disebabkan oleh keluarnya hawa
panas tubuh melalui rongga bagian atas seperti mulut, hidung dan telinga. Setelah itu
baru kita menyikat gigi.
Page 18
Bila kegiatan mandi ini dilaksanakan terus menerus (konsisten), maka kira-
kira dalam waktu 2 (dua) sampai 3 (tiga) bulan anda akan merasakan manfaatnya,
badan akan terasa segar, ringan dalam bergerak dan akan terhindar dari sakit influensa
dan masuk angin. (www.parentsindonesia.com,2009)
Referensi
Aneka, 2006, perawatan diri pentig loh!!!!
Cara mandi yang baik, www.parentsindonesia.com. Diakses pada tanggal 24 November
2009
Tubuhku bersih, Tubuhku Sehat, www.indonesiamediaonline.com. Diakses pada tanggal
24 November 200
Page 19
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima materi tentang cara mengajarkan toilet training pada anak, maka
orangtua dapat mengerti dan memahami pentingnya tugas dan perkembangan anak
khususnya bagaimana mengajarkan toilet training pada anak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat materi selama 20 menit tentang cara mengajarkan toilet training
pada anak, orang tua mampu:
a) Menjelaskan kembali pengertian toilet training dengan ketepatan 80%.
b) Menyebutkan pentingnya mengajarkan toilet training pada anak
c) Mengenal tanda anak siap untuk melakukan toilet training
d) Menyebutkan kapan anak mulai di ajarkan toilet training.
e) Menyebutkan cara mengajarkan toilet training pada anak yang benar.
f) Mendemonstrasikan kembali cara mengajarkan toilet training pada anak.
B. Materi
a) Pengertian toilet training
b) Pentingnya toilet training
c) Tanda anak siap melakukan toilet training
d) Kapan anak mulai diajarkan tolet training
e) Cara mengajarkan toilet training yang baik pada anak
Page 20
C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan praktik.
D. Media
Media atau alat bantu yang digunakan adalah peralatan untuk praktik toilet training,
power point, brosur.
Page 21
tanda anak siap siap ceramah kembali tanda
melakukan toilet melakukan anak siap
training toilet melakukan toilet
training training
Kesimpulan :
Toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar bisa mengontrol
buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dengan toilet training diharapkan
dapat melatih anak untuk mampu BAK dan BAB di tempat yang telah ditentukan.
Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak untuk dapat membersihkan
kotorannya sendiridan memakai kembali celananya.
Page 22
Skenario pembelajaran :
Pembukaan
Salam teraupetik
“Selamat siang ibu, bagaimana kabarnya hari ini?” kabar adik kecilnya
bagaimana Bu?”
Perkenalan
“ Sebelumnya perkenalkan, nama saya ……………….saya mahasiswa praktik
dari Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW. Hari ini saya yang akan berbagi sedikit
informasi mengenai toilet training pada anak.”
Tujuan pertemuan
Tujuan saya datang kesini hari ini saya ingin menjelaskan kepada Ibu tentang
bagaimana cara mengajarkan toilet training pada anak Ibu?””
Kontrak waktu
Kita akan diskusi dan praktik bersama selama 30 menit tentang bagaimaman
mengajarkan toilet training pada anak. Apakah Ibu bersedia?””””
Kegiatan belajar
“Terima kasih Ibu karena sudah mau bersedia menerima saya untuk
menyampaikan sedikit pengetahuan tentang toilet training?,,,, sebelum saya
menyampaikan tentang materi ini, apakah Ibu sudah tahu apa itu toilet
training?,,,,,,
(setelah Ibu menjawab, berikan respon positif)
Page 23
Jadi kita perlu untuk mengajarkan toilet training pada anak karena…..(sesuai
dengan materi). Anak harus diajarkan toilet training sejak dini untuk melatih
kemampuan anak dalam melakukan BAB dan BAK secara mandiri. Sebagai
orangtua perlu sekali untuk mengenali tanda bahwa anak siap untuk
melakukan toilet training,,,,, tanda anak siap melakukan toilet training
adalah…………….(sesuai dengan materi,,,). Setelah Ibu bisa mengenal tanda
bahwa anak Ibu siap untuk melakukan toilet training barulah diajarkan cara
toiletr training yang benar.
“Apakah Ibu sudah mengetahui bagaiman cara mengajarkan toilet training
pada anak Ibu?.....’(dengarkan penjelasan dari Ibu)
“ Benar Ibu, yang Ibu sebutkan tadi adalah sebagian dari cara mengajarkan
toilet training pada anak. Pada dasarnya cara mengajarkan toilet training pada
anak adalah…………(sesuai dengan materi).
Ada yang mau Ibu tanyakan tidak??? Mungkin ada yang belum jelas dari apa
yang saya sampaikan?,,,,,Kita bisa saling melengkapi dan berbagi informasi.
Penutup
“Jika tidak ada yang ingin di tanyakan demikian informasi yang dapat saya
sampaikan. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada Ibu karena sudah bersedia
mendengarkan sedikit informasi yang saya sampaikan. Semoga apa yang saya
sampaikan bisa bermanfaat bagi Ibu dan keluarga.
Evaluasi
1. Kenapa kita harus mengajarkan toilet training pada anak?
2. Apa yang harus dilakukan oleh orangtua sebelum mengajarkan toilet
training pada anak?
3. Bagaimana cara mengajarkan toilet training pada anak dengan benar?
4. Dapatkah Ibu mempraktekkan cara mengajarkan toilet training pada anak
Ibu?
Kesimpulan
Toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar bisa mengontrol
buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dengan toilet training
Page 24
diharapkan dapat melatih anak untuk mampu BAK dan BAB di tempat yang
telah ditentukan. Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak untuk dapat
membersihkan kotorannya sendiridan memakai kembali celananya.
Salam penutup
““Terima kasih Ibu telah berpartisipasi aktif sekali saat saya menyampaikan
informasi mengenai toilet training..,,,,Kita sudah sama-sama berdiskusi bahkan
sama-sama belajar mempraktekkan cara mengajarkan toilet training yang baik
pada anak,,,. Terimakasih sekali IBu karena sudah mau berdiskusi bersama-
sama dengan saya. Karena waktunya sudah selesai saya pamit pulang dulu.
Kapan-kapan jika kita bertemu lagi, kita bisa berdiskusi lagi. “Selamat
siang,,,”
Referensi
Page 25
LAMPIRAN MATERI
TOILET TRAINING
Page 26
5. Bisa melakukan pergi ke kamar mandi, duduk di atas toilet dan kemudian
menutupnya.
6. Bisa mengendalikan otot-otot yang bertanggung jawab atas sistem ekskresi.
Mengajarkan anak untuk buang air di kamar mandi bukanlah pekerjaan yang
mudah. Proses ini kadang menghabiskan waktu 3 sampai 6 bulan, tapi adajuga yang
kurang atau melebihi waktu tersebut. Biasanya para ibu mulai mengajari anak untuk
buang air di kamar mandi pada siang hari, tapi saat malam anak masih menggunakan
diapers. Diperlukan waktu tambahan untuk mengajarkan anak agar tidak mengompol
(www.parentsindonesia.com)
Page 27
Memang untuk mengajarkan toilet training pada anak gampang-gampang
susah. Namun demikian sebagai orangtua tetap perlu mengajarkan pada anaknya.
Untuk mengajarkan toilet training pada anak bisa dimulai sejak usia 1 sampai 3
tahun. Pada saat usia tersebut, si anak harus mampu melakukan toilet training. Jika
si anak tidak mampu melakukan toilet training sendiri boleh jadi anak pernah
mengalami hambatan.
Cara orangtua mendidik anaknya agar terbiasa untuk dapat pipis atau BAB
sesuai waktunya, stimulasinya bisa dimulai sejak usia 2 bulan. Caranya, orangtua
bisa memeriksa popoknya atau mengganti popoknya setelah basah. Karena
orangtua sebagai orang yang terdekat dengan anaknya mengetahui kapan waktu
anaknya BAK atau pun BAB.
Apabila anak sejak usia 2 bulan tidak mampu diajarkan toilet training, tidak
ada salahnya anak diajarkan saat usia 1 tahun. Perlu diingat anak pada usia 1 tahun
mengalami fase anal. Pada fase ini anak mencapai kepuasan melalui bagian anus.
Fase kepuasan ini berhubungan dengan kebersihan dan jadwal kedisiplinan.
Jadi, seorang anak minimal sudah diajarkan sejak usia 1 tahun. Bila anak
diajarkan ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan akan agak susah
mengubah perilaku anak. Selain itu, bila anak sudah lebih dari 3 tahun belum
mampu untuk toilet training, boleh jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada
saat usia 1 sampai 3 tahun ia belum mampu melakukan buang air sesuai dengan
waktu dan tempat yang telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa menjadi bahan
cemoohan teman-temannya.
Anak usia 4 tahun yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai waktu dan tempat
yang telah disediakan boleh dianggap kurang wajar. Tetapi pada usia tiga tahun
masih dianggap wajar bila BAK atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan
berarti orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa cara yang
dilakukan tidaklah tepat.
Masalah kemandirian anak BAK dan BAB boleh dikatakan tidak ada
perbedaan antara anak wanita dan laki-laki. Biasanya anak wanita lebih penurut,
maka ia akan lebih cepat diajarkan untuk toilet training dibanding anak laki-laki.
Namun demikian untuk mengajarkan toilet training pada laki-laki pun harus bisa
(http://puterakembara.org/archives/00000116.shtml)
Page 28
e) Cara mengajarkan toilet training yang baik pada anak
Menurut Ny.Purwaningsih cara mengajarkan toilet training anak melewati tahapan-
tahapan di bawah ini:
Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air.
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil untuk
duduk di toilet meski dengan pakaian lengkap. saat si kecil sedang membiasakan
diri di toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet.Agar si kecil tidak takut di
toilet, orangtua dapat menemaninya sambil membacakan buku atau menyanyikan
lagu kesayangannya.
Lakukan secara rutin pada si kecil ketika terlihat ingin buang air.
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya.
Biarkan ia duduk di toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20
menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Bila pada waktu-waktu itu, si kecil
sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air, ajak ia segera keluar dari
toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu merupakan hal yang normal. orangtua
juga tak perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-kadang mogok dan
tak mau ke toilet.
Bila ia berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda inginkan
Bila si anak mengalami kecelakaan segera bersihkan dan jangan
menyalahkannya. Jadilah model yang baik, agar si kecil lebih mudah mengerti.
Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-hari.
Referensi
Page 29