Professional Documents
Culture Documents
I. Latar Belakang
Tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi,
membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatanm dgn menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan efektif.
(Kleinbaum, et al., 1982; Last, 2001).
Adapun berbagai macam tindakan pencegahan yang dilakukan selama
ini adalah
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder, dan
3. Pencegahan Tersier.
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
V. Media
1. Lcd
2. Laptop
1 2Bawa
ng
Keterangan :
Moderator :
Notulen :
Narasumber :
Penyaji :
Operator :
Observer :
Fasilitator :
Peserta :
VII. Pengorganisasian
1. Ketua : Mareta Ovy Yu
Tugas : Penanggung Jawab Jalannya Penyuluhan
2. Moderator : Intan Sari
Tugas : Mengatur Jalannya Acara
3. Presentan : M. Arif Asrikan
Tugas : Menyampaikan Materi
4. Operator : Hanif Nur R
Tugas : Mengoperasikan Media
5. Narasumber : 1. Mila Rusita
2. Lola Ameria
Tugas : Menjawab pertanyaan
6. Notulen : Mayang Permata
Tugas : Menyampaikan Hasil Penyuluhan
7. Observer : Miftahul Cillia
Tugas : Memantau Jalannya Penyuluhan
8. Fasilitator : Listyan Marya Hanung
Tugas : Memfasilitasi Jalannya Penyuluhann
VIII. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu Alat
1. Pendahuluan a. Menyampaikan salam a. Menjawab 3 menit
b. Menjelaskan tujuan salam.
b. Memperhatikan.
c. Memberikan
respon
2. Penyampaian a. Menjelaskan tentang a. Memperhatikan 20 LCD
materi Pengertian Penyakit penjelasan yang menit Laptop
Hipertiroid. diberikan.
b. Menjelaskan tentang b. Memperhatikan
Penyebab Penyakit penjelasan yang
Hipertiroid. diberikan.
c. Menjelaskan tentang c. Memperhatikan
Tanda dan Gejala penjelasan yang
Penyakit Hipertiroid. diberikan.
d. Menjelaskan tentang d. Memperhatikan
Pencegahan Penyakit penjelasan yang
Hipertiroid. diberikan.
B. Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang
tiroid (Penyakit Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus
atau hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab tersering
hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni
tubuh secara serampangan membentuk thyroid-stymulating
immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor
TSH di sel tiroid (Sherwood, 2002).
C. Klasifikasi
Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon
tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang
paling sering dijumpai yaitu penyakit Graves dan goiter nodular toksik.
Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu
tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak. Ciri-ciri
tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan hipertiroidisme
akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah,
gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit
lembab, berat badan menurun, sering disertai dengan nafsu makan yang
meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan serta atropi otot.
Manifestasi ekstratiroidal oftalmopati ditandai dengan mata melotot, fisura
palpebra melebar, kedipan berkurang, lig lag, dan kegagalan konvergensi.
Goiter nodular toksik, lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia
sebagai komplikasi goiter nodular kronik, manifestasinya lebih ringan dari
penyakit Graves (Schteingart, 2006).
Disusun oleh :