Professional Documents
Culture Documents
Pengolahan
Sinyal Digital
Pendahuluan dan Digital Filter
01
Fakultas Teknik Teknik Elektro W141700026 Regina Lionnie, S.T., M.T.
Abstract Kompetensi
Definisi Sinyal Mahasiswa/i dapat mengerti dan
Fungsi satu atau beberapa variabel menjelaskan bentuk-bentuk sinyal,
yang berubah menurut ruang dan jenis-jenis serta elemen-elemen filter
waktu. Variabel-variabel tersebut digital.
mengandung informasi fisik dari
fenomena alam. Contoh: Sinyal
suara. Memerlukan pengolahan
sinyal agar bermanfaat pada
kebutuhan manusia. Contoh: ASP
(Analog Signal Processing) untuk
mengolah (pemfilteran, penguatan,
dsb) sinyal analog.
Pembahasan
Sinyal adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang, dan membawa
suatu informasi. Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari : arus atau tegangan
dalam rangkaian elektrik, suara, suhu. Representasi sinyal berdasarkan dimensinya dibagi
menjadi Dimensi-1 (contoh : sinyal audio), Dimensi-2 (contoh : citra), Dimensi-3 (contoh :
video).
Suatu sinyal mempunyai beberapa informasi yang dapat diamati, misalnya amplitudo,
frekuensi, perbedaan fase, dan gangguan akbiat noise, untuk dapat mengamati informasi
tersebut, dapat digunakan secara langsung peralatan ukur elektronik seperti osciloskop,
spektrum analyser.
Pengolahan sinyal adalah suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu sinyal
sehingga diperoleh informasi yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu transformasi.
Pengolahan sinyal analog memamfaatkan komponen-komponen analog, misalnya dioda,
transistor, op-amp dan lainnya. Pengolahan sinyal secara digital menggunakan komponen-
komponen digital, register, counter, dekoder, summuning, mikrokontroler, dan lainya.
Definisi Sinyal
• Fungsi satu atau beberapa variabel yang berubah menurut ruang dan waktu.
• Variabel-variabel tersebut mengandung informasi fisik dari fenomena alam. Contoh:
Sinyal suara.
• Memerlukan pengolahan sinyal agar bermanfaat pada kebutuhan manusia. Contoh:
ASP (Analog Signal Processing) untuk mengolah (pemfilteran, penguatan, dsb) sinyal
analog.
• Contoh-contoh sinyal:
o Sinyal suara, yang dapat dijumpai dalam sistem telepon, radio dan kehidupan
sehari-hari.
o Sinyal Biomedis, seperti Elektroencephalogram (sinyal dari otak)
Gambar 1.1 menunjukkan bagaiamana pemroresan sinyal analog dengan keluaran berupa
sinyal analog juga.
Pemrosesan sinyal digital dapat dilakukan terhadap sinyal Analog maupun Sinyal Digital. Pada
gambar 1.2 tampak blok ADC mengubah sinyal analog menjadi digital sedangkan blok DAC
mengubah sinyal digital menjadi sinyal Analog.
• Untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal
analog. Untuk media penyimpan digital dapat digunakan elemen memori: flash
memory, CD/DVD, hard disk. Untuk menyimpan sinyal analog dapat digunakan pita
tape magnetik.
• Sinyal digital kebal terhadap noise, karena bekerja pada level tegangan logika “1” dan
“0”
• Lebih kebal terhadap perubahan temperatur
• Dapat Terjadi kehilangan informasi akibat pembulatan saat kuantisasi dan filtering saat
pembalikan kembali ke sinyal analog.
• Diperlukan waktu proses yang lebih lama dibandingkan sinyal analog, perlu waktu
sampling dan rekonstruksi ulang.
Bentuk Sinyal
• Sinyal Satu Dimensi: Sinyal dengan variabel independen tunggal. Contoh: s1(t) = 2t2 →
Sinyal yang bergantung pada perubahan waktu.
• Sinyal Dua Dimensi: Sinyal dengan dua variabel independen. Contoh: s2(x,y) = 3x2 +
5xy + 2y2 → Sinyal yang bergantung pada perubahan dua buah variabel independen
(e.g., ruang, waktu, dan kecepatan).
Klasifikasi Sinyal
• Sinyal Analog/Sinyal Waktu Kontinyu: Sinyal yang bersifat kontinyu terhadap waktu
(memiliki nilai untuk setiap waktu). Notasi: x(t); t ϵ (-∞,∞).
• Sinyal Digital/Sinyal Waktu Diskrit: Sinyal yang bersifat diskrit terhadap waktu
(memiliki nilai pada waktu tertentu saja). Notasi: x[n]; n = Integer. Dalam aplikasi,
sinyal waktu diskrit dapat muncul dengan dua cara, yaitu :
• Sinyal Genap: Suatu sinyal disebut sebagai sinyal genap apabila memenuhi syarat
berikut:
o x[n] = x[-n], untuk seluruh harga n.
o Fungsi polinomial dengan pangkat genap.
• Sinyal Ganjil: Suatu sinyal disebut sebagai sinyal ganjil apabila memenuhi syarat
berikut:
o x[n] = -x[-n], untuk seluruh harga n.
o Fungsi polinomial dengan pangkat ganjil.
Sinyal ini dicirikan secara lengkap dengan tiga parameter : A adalah amplitudo, Ω
adalah frekuensi dalam radian per secon (rad/s) dan θ adalah fasa dalam radian.
Sebagai ganti dari Ω kita sering menggunakan frekuensi F dalam putaran persekon
atau Hertz (Hz), dengan :
-∞<n<∞
dengan n adalah bilangan bulat (integer), yang dinamakan jumlah cuplikan, A adalah
amplitudo sinusoida, ω adalah frekuensi dalam radian per cuplikan dan θ adalah fasa
dalam radian.
Jika ω kita ganti dengan menggunakan variabel frekuensi f yang didefinisikan dengan
:
Maka:
• Pergeseran (Shifting): Sinyal x[n-k] adalah sinyal x[n] yang digeser sejauh k ke sebelah
kanan. Sedangkan Sinyal x[n+k] adalah sinyal x[n] yang digeser sejauh k ke sebelah
kiri.
• Pembalikan (Reversal): Sinyal x[-n] adalah sinyal x[n] yang dibalik.
• Perkalian: Perkalian dengan konstanta “a” akan mengalikan seluruh sinyal cuplikan
dengan konstanta “a”.
• Amplifikasi (Penguatan): Penguatan sinyal dilakukan dengan mengalikan sebuah sinyal
dengan konstanta atenuasi.
Implementasi
Menurut [1], filter digital adalah sekumpulan proses atau algoritma yang mengubah
sebuah sekuens dari bilangan-bilangan menjadi sekuens lain yang memiliki properti yang
diinginkan seperti kurangnya noise atau distorsi. Pengolahan sinyal digital berkaitan dengan
representasi sinyal dalam bentuk digital dan terutama penggunaan Digital Prosesor untuk
menganalisa, memodifikasi dan mengambil informasi dari suatu sinyal. Kebanyakan sinyal
(bahkan mungkin seluruhnya) bentuk asalnya adalah analog yang bervariasi secara kontinyu
dalam waktu ( biasanya disebut continous-time signal/sinyal waktu-kontinyu). Adapun alasan
oang memprosesnya dalam bentuk digital adalah supaya noise atau interferensinya dapat
dihilangkan pengaruhnya, atau untuk mendapatkan spektrum dari data yang ada atau untuk
mentransformasikan sinyal dalam bntuk yang lebih bermanfaat.
• Adder (Penjumlah): Elemen ini mempunyai dua input dan satu output. Kedua input
akan dijumlahkan untuk menghasilkan output yang baru. Untuk menjumlahkan tiga
atau lebih input, beberapa adder dapat dipasang secara berurutan. Ilustrasi sebuah adder
dapat dilihat pada gambar berikut:
• Delay Element: Elemen ini memungkinkan untuk mengakses nilai-nilai sebelum atau
sesudahnya pada sebuah sekuens. Delay terbagi lagi menjadi dua:
o Delay Positif: Diimplementasikan dengan menyimpan nilai saat ini dari sebuah
sekuens agar tersedia untuk kalkulasi selanjutnya.
Hubungan output y (n) dan input x(n), x(n+1) dan x(n-1) sebuah deret waktu n
didefinisikan oleh persamaan berikut
Istilah orde dari sebuah sistem mengacu pada banyaknya delay (pos/neg) dari sebuah
sistem
Ketika output dari filter merupakan fungsi dari input , disebut filter non recursive
Ketika output dari filter merupakan fungsi dari output sebelumnya , disebut filter
recursive
• Filter FIR (Finite Impulse Response): Disebut “finite” karena response impulse dari
sistem LTI memiliki durasi yang berhingga. Maka, Filter FIR memiliki nilai h[n] = 0
untuk n < n1 dan untuk n > n2 .
• Filter IIR (Infinite Impulse Response). Disebut “infinite” karena response impulse dari
sistem LTI memiliki durasi yang tak berhingga.
• Fleksibilitasnya lebih baik, karena sistem digital dapat diprogram dan dapat dengan
mudah untuk mengubah-ubah konfigurasinya.
• Akurasinya lebih baik, pada sistem digital akurasi hanya tergantung pada jumlah bit
yang digunakan, sedangkan pada sistem analog akurasinya lebih jelek karena toleransi
kesalahan pada komponen-komponen elektronika.
• Performa yang superior, PSD dapat melakukan fungsi dimana pemrosesan sinyal
analog tidak mungkin melakukannya, contohnya algoritma complex adaptive filtering
• Tidak ada perubahan kemampuan dengan naiknya temperatur dan umur peralatan.
• Keuntungan lain datang dari pesatnya perkembangan dari teknologi semikonduktor
dalam merancang IC, yang sekarang semakin canggih, semakin kecil, semakin murah,
semakin cepat dan semakin irit power.
• Kecepatan dan biaya. Desain PSD dapat menjadi mahal terutama ketika melibatkan
bandwidth yang besar, sekarang ini ADC atau DAC yang cepat masih terlalu mahal
harganya. Sekarang ini bandwidth pada 100 MHz atau lebih masih diproses secara
analog, namun begitu peralatan PSD semakin lama semakin cepat, boleh jadi nantinya
semua sinyal dapat diproses secara digital.
• Lamanya waktu untuk merancang. Mendesain teknik PSD sangat memakan waktu dan
kadang-kadang dalam beberapa hal hampir tidak mungkin, kecuali kita benar-benar
sangat ahli dan mempunyai semua peralatan yang cukup.
• Problem dengan panjang kata yang terbatas, karena dalam kenyataan sehari-hari
biasanya pertimbangan ekonomi, menjadikan realisasi PSD hanya menggunakan
[1] Roman Kuc, “Introduction to Digital Signal Processing”, Mc.Graw Hill, 1982.
[2] Steven W. Smith, ” The Scientist and Engineer's Guide to Digital Signal Processing
Second Edition”, California Technical Publishing San Diego.
[3] Edmund Lai, “ Practical Digital Signal Processing for Engineers and Technicians ”, Lai
and Associates, Singapore
[4] John G Proakis and Dimitris G Manolakis, “Digital Signal Processing (Principles,
Algorithms, and Application), Third Edition”, Prentice Hall, Inc, 1995.