You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULAUN & ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PNEMONIA DI RUANG 25


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018

OLEH :

EDI SAMPURNO (18640805)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULAUN & ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PNEMONIA DI RUANG 25
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018

DISAHKAN PADA
......................................................

DIBUAT OLEH

EDI SAMPURNO
18640805

C.I. AKADEMIK C.I. KLINIK

...................................................... ......................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEMONIA

A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan
pertukaran gas setempat. (Zul, 2001)
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyak minum alkohol.
B. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
a) Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus atau lobularis.
b) Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat
dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
2. Berdasarkan faktor lingkungan :
a) Pneumonia komunitas
b) Pneumonia nosokomial
c) Pneumonia rekurens
d) Pneumonia aspirasi
e) Pneumonia pada gangguan imun
f) Pneumonia hipostatik
3. Berdasarkan sindrom klinis :
a) Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang
terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan
pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu
perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.
b) Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan
Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella.
C. Etiologi Pneumonia
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram
posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella
pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus. Adapun contoh virusnya adalah virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus, rhinovirus, sitomegalovirus, Rubeola, Varisella, Micoplasma,
Pneumococcus, Streptococcus dan Staphilococcus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
5. Aspirasi
Biasanya disebabkan oleh makanan, cairan dan muntah.
6. Inhalasi
Disebabkan oleh racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
D. Tanda dan Gejala
1. Sesak nafas
2. Batuk nonproduktif
3. Ingus (nasal discharge)
4. Suara nafas lemah
5. Retraksi intercostae
6. Penggunaan otot bantu nafas
7. Demam
8. Ronchi
9. Cyanosis
10. Leukositosis
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari pneumonia adalah antara lain:
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1. Nyeri pleuritik
2. Nafas dangkal dan mendengkur
3. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
1. Mengecil, kemudian menjadi hilang
2. Krekels, ronki, egofoni
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
5. Diaforesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif
9. Gelisah
10. Cyanosis
11. Pernafasan cuping hidung
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia
mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi,
tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum,
aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru
untuk mengatasi organisme penyebab.
4. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
5. LED : meningkat
6. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps
alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun,
hipoksemia.
7. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
8. Bilirubin : mungkin meningkat
9. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear
tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV) (Doenges, 1999).
G. Penatalaksanaan Pneumonia
1. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman
penyebab infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap
antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral,
sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila terdapat
penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat
kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis
(Harasawa, 1989).
2. Pengobatan Umum
a. Terapi Oksigen
b. Hidrasi
Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara
parenteral
3. Fisioterapi
Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk
menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
RANCANGAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PNEMONIA

A. Pengkajian pada Pneumonia


a) Data Biografia)
1) Nama
2) Usia
3) Jenis kelamin
4) Agama
5) Alamat
6) Penanggung jawab
7) Tanggal masuk RS
8) Tanggal pengkajian
b) Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama
Klien sering batuk
2) Keluhan penyakit sekarang
Klien sesak nafas
Klien nyeri dada
Klien tampak kelelahan dan letih
c) Riwayat penyakit dahulu
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama
atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya
sebelumnya pasien pernah mengalami infeksi pada saluran nafas.
d) Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada atau tidak yang mengalami
penyakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang diderita
saat ini.
e) Pola pemeliharaan kesehatan
Merupakan pola kesehatan yang sering dilakukan misalnya :
1) Kebiasaan minum alkohol
2) Kebiasaan merokok
3) Menggunakan obat-obatan
4) Aktifitas atau olahraga
5) Stress
f) Riwayat psikologi dan spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak
penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien,
mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya
dan sistem nilai kepercayaan pasien.
g) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan semua bagian tubuh dengan
menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah riwayat keperawatan dilakukan
sehingga data historis tersebut dapat diperkuat. Setelah itu data baru
dikumpulkan selama pemeriksaan. Adapun pemeriksaan fisik pada
pneumonia adalah:
1) Sistem Integumen
Kulit pucat, cyanosis, banyak keringat, suhu kulit meningkat,
kemerahan.
2) Sistem Pulmonal
Pernafasan cuping hidung, batuk produktif atau non produktif, sputum
banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, terdengar stridor, ronchii
pada lapang paru.
3) Sistem Cardiovaskuler
Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokonstriksi, kualitas darah
menurun.
4) Sistem Neurosensori
GCS menurun, refleks menurun atau normal, letargi.
5) Sistem Musculoskeletal
Tonus otot menurun, nyeri otot, retraksi paru dan penggunaan otot
aksesori pernafasan.
6) Sistem genitourinaria
Produksi urin menurun atau normal.
7) Sistem digestif
Konsistensi feses normal atau diare
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan produksi mucus
berlebih.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai O2 kurang.
3. Nyeri berhubungan dengan Imflamasi paru.
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anaroksia.
5. Resiko gangguan intoleransi aktifitas berhubungna dengan sesak nafas.

You might also like