You are on page 1of 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

I DENGAN

SUSPEK TUMOR GANAS OVARIUM POST KISTEKTOMI

KANAN DI RUANG ALAMANDA B

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Stase Maternitas Profesi

Program Profesi Ners XXXVI

Disusun Oleh :

Herlina Aprilia

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2018
PENGKAJIAN KASUS BINAAN
1. Identitas
A. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. I
b. Tanggal lahir : 18 Juli 1981
c. Umur : 37 tahun 5 bulan
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Suku bangsa : Sunda
g. Pendidikan terakhir : SLTA
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Status Perkawinan : Kawin
j. Alamat : Kp. Pacitan RT/ RW 07/08 Desa Sukamantri
Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung
k. No. Medrek : 0001712862
l. Tgl. Masuk RS : 05 Desember 2018
m. Tgl. Pengkajian : 08 Desember 2018
n. Diagnosa medis : Susp Tumor Ganas Ovarium Post Salpingo
ovarektomi
B. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. S
b. Usia : 40 tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Alamat : Kp. Pacitan RT/ RW 07/08 Desa Sukamantri
Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung
e. Suku : Sunda
f. Status Perkawinan : Kawin
g. Hubungan dg pasien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri diarea abdomen, post operasi salpingo
ovarektomi hari ke 2, skala nyeri menurut penuturan pasien adalah 5 (0-10).
Nyeri dirasakan apabila pasien bergerak dan berkurang jika sudah diberikan
obat anti nyeri melalui anus. Nyeri seperti ditusuk benda tajam, luka operasi
vertical memanjang berukuran 25 cm. Pasien terpasang cairan Ringer Laktat
dan terpasang cateter urin.

b. Alasan Masuk Rumah Sakit


Pasien mengatakan dirujuk ke RSHS dari RS Swasta di daerah
Bandung karena tidak sanggup menangani atau melakukan pengangkatan
ovarium terkendala peralatan dan adanya keganasan. Pasien mengatakan ada
benjolan di area abdomen yang semakin membesar sejak 1 tahun sebelum
masuk rumah sakit. Benjolan di abdomen berukuran 22x12 cm.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien mengeluhkan benjolan di area perut yang semakin membesar
sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit kemudian di rujuk dari RS swasta di
Bandung ke RSHS. Kemudian pasien dilakukan pengangkatan tuba falopi
kanan dengan salpingo ovarektomi kanan pada tanggal 6 Desember 2018. Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Desember 2018 pasien mengeluh nyeri
diarea abdomen, post operasi salpingo ovarektomi hari ke 2, skala nyeri
menurut penuturan pasien adalah 5 (0-10). Nyeri dirasakan apabila pasien
bergerak dan berkurang jika sudah diberikan obat anti nyeri melalui anus.
Nyeri seperti ditusuk benda tajam, luka operasi vertical memanjang berukuran
25 cm. Pasien terpasang cairan Ringer Laktat dan terpasang cateter urin.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah dilakukan kisterektomi kanan pada tahun 2015 di rumah
sakit swasta di daerah Bandung. Pasien tidak memiliki penyakit kronik ataupun
penyakit menular. Pasien memiliki keluhan dismenore setiap hari pertama,
namun sudah tidak dirasakan ketika mengonsumsi susu kambing.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit yang diderita oleh keluarga pasien adalah diabetes mellitus tipe 2 (
suami, ayah dan ibu mertua), dan hipertensi (kakak ipar).

f. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a) Gambaran Konsep Diri
Citra tubuh : Pasien terkadang rishi dengan pertanyaan orang
disekitarnya yang menanyakan “hamil berapa bulan?”
karena perutnya membesar seperti orang hamil.
Identitas diri : Pasien menyadari bahwa dirinya wanita meskipun sekarang
pasien akan diangkat bagian sistem reproduksinya, pasien
lebih mementingkan kesembuhan dan sedikit merasa lega
telah memiliki 2 anak dari hasil perkawinannya.
Peran : Pasien menjalani perannya sebagai seorang ibu rumah
tangga. Pasien berperilaku sebagai seorang ibu yang
memiliki tanggung jawab terhadap suami dan anaknya.
Pasien melakukan aktivitas sosialnya dimalam hari karena
pada siang hari Ny. I memasak untuk anak, suami dan para
pekerja di rumahnya.
Ideal diri : Pasien mengatakan keinginannya untuk segera sembuh dan
menjalani kehidupan selayaknya keluarga dan mengurus
segala kebutuhan keluarganya.
Harga diri : Pasien terlihat semangat dan memiliki pemikiran yang
positif untuk mendapatkan kondisi sehat sehingga motivasi
untuk sembuh sangat tinggi dengan melakukan operasi.

b) Data Psikologis
Pasien tampak sudah menerima penyakitnya dan mengatakan harus
tetap berfikiran positif agar tidak menambah penyakit pikiran. Sehingga
Ny. I terlihat riang dan sering bercanda dengan teman satu ruangan.
c) Data Sosial
Pasien mengatakan bahwa selama dirawat dirinya ditemani oleh
kakak ipar dan suaminya dan kondisinya saat ini masih bisa bersosialisasi
dengan baik di ruangan. Ny. I mengatakan jarang bersosialisasi dengan
tetangganya di rumah karena tetangga terdekat memiliki sifat individualis.
Sehingga Ny. I selalu mengunjungi rumah ibu atau kakanya.

d) Data Spiritual
Pasien dan keluarganya beragama islam sehingga kebutuhan
spiritual shalat dikerjakan. Setiap minggu Ny. I sering mengikuti beberapa
jadwal pengajian di jam malam. Selama perawatan di Rumah Sakit pasien
beribadah di ruangan.

g. Riwayat menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus menstruasi : 28 hari, tidak teratur sebelum mengonsumsi susu
kambing
- Lamanya haid : 7 hari
- Keputihan : Tidak ada
- Dismenorea : Ada, pada hari pertama haid
- Perdarahan kontak : Tidak ada
h. Riwayat perkawinan
- Status perkawinan : Kawin
- Berapa kali kawin pr : 1 kali
- Berapa kali kawin lk : 1 kali
- Lama kawin sekarang : 16 tahun
- Umur menikah pr : 21 tahun
- Umur menikah lk : 24 tahun
- Alat kontrasepsi : KB suntik mulai 2007-2011
- Riwayat partus : P2A0
i. Riwayat Kehamilan dan persalinan
Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Jenis Hidup/ Berat
No. Penyulit
Lahir Persalinan Kehamilan Persalinan Persalinan Kelamin/BB Mati bayi
1. 1999 Paraji 9 bulan Normal Paraji - Laki-laki H 3.800 g

2. 2007 Bidan 9 bulan Normal Bidan - Perempuan H 3.800

j. Riwayat ADL (selama dirawat di RS)


No. Jenis Aktivitas Keterangan
1. Nutrisi dan Cairan
a. Makan
 Jenis makanan Menu yang disediakan RS
 Frekuensi 3x/hari, 1 porsi (habis)
 Pantangan Tidak ada pantangan
 Keluhan Tidak ada keluhan

Kebutuhan Nutrisi = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)


= 655 + (9,6 x 68) + (1,8x 159) – (4,7x 37)
= 655+652,8+286,2-173,9
= 1.420 kkal
Kebutuhan karbohidrat :45%x 1.420 kkal= 639 kkal
Kebutuhan lemak : 35%x 1.420 kkal= 497 kkal
Kebutuhan protein : 9%x 1.420 kkal= 127,8 kkal
b. Minum
 Jenis cairan Air putih, RL 1 plabot
 Jumlah 1100 ml/8 jam
 Keluhan Tidak ada

2. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi 7x/hari
 Warna Kuning
 Jumlah 1.400 cc
 Keluhan Tidak ada keluhan
Jumlah urin per hari = 1-2 ml/kgBB/jam x BB kg
= 1-2 ml/kgBB/jam x 68 kg
= 68 - 136 ml/jam x 24 jam
= 1.632 – 3.264 ml/hari
b. BAB
 Frekuensi Biasanya 1x/hari, namun setelah operasi
belum BAB
 Konsistensi / warna Padat/kuning
 Keluhan Tidak ada
3. Istirahat Tidur
a. Siang
Kualitas Nyenyak
Kuantitas ± 2 jam
b. Malam
Kualitas Nyenyak
Kuantitas ± 7 jam
4. e)
Personal Hygiene
a) Kebersihan kulit Kulit klien terlihat bersih namun sedikit
berkeringat.
b) Kebersihan gigi Bersih, putih tua, terdapat gigi berlubang di
graham kanan.
f)
c) Kebersihan rambut Rambut terlihat sedikit berminyak,
berwarna hitam dan panjang
g)
d) Kebersihan kuku Kuku pasien panjang tetapi bersih.
5 Mobilisasi Klien belum dapat mobilisasi karena
keadaan klien masih terlihat lemas dan
terpasang selang IV, KDM klien dibantu
oleh suami atau kakaknya. Toileting harus
didampingi keluarga.
3. Pengkajian Tambahan
 Pengkajian Kemandirian (Katz Index)
Aktivitas Mandiri (poin 1) Ketergantungan (poin 0) Skor
Mandi - Mandiri secara penuh - Perlu bantuan mandi pada 0
- Memerlukan bantuan lebih dari 1 bagian tubuh
hanya pada satu - Bantuan saat masuk dan
bagian tubuh missal : keluar kamar mandi atau
punggung, area shower
genital atau - Mandi dilakukan oleh
ekstremitas yang orang lain
terkena
Memakai Baju - Dapat mengambil - Perlu bantuan memakai 0
pakaian dari lemari baju sendiri
baju dan laci - Perlu bantuan dipakaikan
- Memakai baju dan baju secara kompleks
pakaian secara
lengkap
- Memerlukan bantuan
mengikat tali sepatu
Toileting - Dapat pergi ke kamar - Perlu bantuan penuh 0
kecil untuk berpindah ke toilet
- Dapat naik dan turun - Dapat membersihkan diri
dari toilet - Memerlukan pispot atau
- Dapat merapihkan popok
baju
- Dapat membersihkan
area genital tanpa
dibantu
Berpindah - Dapat berpindah dari - Memerlukan bantuan 0
tempat dan ke tempat tidur berpindah dari tempat
atau kursi tanpa tidur
bantuan
- Memerlukan bantuan
berpindah secara penuh
Kontinensia - Dapat mengendalikan - Inkontinensia BAK atau 1
dan menahan rasa BAB sebagian atau total
ingin buang air kecil
(BAK) dan buang air
besar (BAB)
Makan - Dapat mengambil - Memerlukan bantuan 1
makanan dari piring sebagian atau total saat
ke mulut tanpa proses makan
bantuan - Memerlukan metode
- Persiapan makan parenteral
dapat dilakukan oleh
orang lain
Total 2
Keterangan :
6 = klien mandiri
4-5= klien ketergantungan sedang
0-3= klien sangat tergantung
Hasil: Klien sangat tergantung

 Pengkajian Risiko Dekubitus


1 2 3 4 Skor
Persepsi Keterbatasan Sangat Keterbatasan Tidak ada 4
Sensori penuh terbatas ringan keterbatasan
Kelembaban Lembab terus Sangat Kadang- Tidak ada 4
menerus lembab kadang lembab
lembab
Aktivitas Di tempat tidur Diatas Kadang- Sering berjalan 1
kursi kadang
berjalan
Mobilisasi Tidak dapat Pergerakan Keterbatasan Tidak ada 3
bergerak sangat ringan keterbatasan
terbatas
Status Sangat buruk Tidak Adekuat Baik Sekali 4
Nutrisi adekuat
Friksi/Gese Bermasalah Potensi Tidak ada 2
kan bermasalah masalah
Total Skor 18
Keterangan :
<10 = Risiko sangat tinggi
10-12 = Risiko tinggi
13-14 = Risiko sedang
15-18 = Berisiko
19> = Risiko Rendah/Tidak Berisiko
Hasil : Pasien memiliki risiko terhadap decubitus

 Pengkajian Risiko Jatuh (Morse Falls Scale)


No Risiko Nilai Skor
1 Riwayat jatuh yang baru atau dalam bulan terakhir Tidak 0 0
Ya 25
2 Diagnosis Medis-Sekunder >1 Tidak 0 0
Ya 15
3 Alat bantu jalan : 0
 Bed rest/ dibantu perawat 0
 Penopang, tongkat/walker 15
 Furnitur 30
4 Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0 20
Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah 10
 Normal/bed rest/imobilisasi 0
 Lemah 10
 Terganggu 20
6 Status Mental 0
 Orientasi sesuai kemampuan diri 0
 Lupa keterbatasan diri 15
Total skor 30
Pasien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/risiko tinggi (<45)
Hasil : Pasien resiko rendah-sedang

4. Terapi
No Terapi
1 Ceftriaxone (1x2 g IV) adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai
infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan
bakteri atau membunuh bakteri dalam tubuh. obat ini juga dapat digunakan
untuk mencegah infeksi pada luka operasi. Karena ceftriaxone merupakan
antibiotik, maka obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat
virus, seperti flu.
2 Petidin adalah Petidin (pethidine) atau meperidin hidroklorida adalah anti
nyeri yang termasuk dalam golongan narkotika. Obat ini biasanya
diaplikasikan untuk menghilangkan nyeri yang bersifat sedang sampai berat
terutama pada saat selesai operasi atau pada saat proses kelahiran. Obat ini
menimbulkan efek pada susunan saraf pusat dan otot polos sehingga selain
berperan sebagai antinyeri, petidin juga dapat digunakan untuk sedasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa petidin dapat mengurangi spasme
otot polos, konstipasi dan menekan refleks batuk
3
Kaltrofen (2x1 supp) adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala
peradangan, seperti nyeri, akibat penyakit asam urat, artritis, atau terkilir.
Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri pasca operasi
dan nyeri haid. Peradangan ditimbulkan akibat zat prostaglandin yang
dihasilkan oleh enzim cyclo-oxygenase (COX). Dalam meredakan gejala
tersebut, ketoprofen bekerja dengan menghambat enzim COX dalam
menghasilkan prostaglandin.

4 Ringer laktat (RL) adalah cairan infus yang biasa digunakan pada pasien
dewasa dan anak-anak sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran (GCS) : Compos Mentis, E4M6V5 (GCS : 15)
- TTV :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu badan : 36,5°C
Pernafasan : 20 x/menit
- Antropometri
BB : 68 kg
TB : 159 cm
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 68 𝑘𝑔
𝐼𝑀𝑇 = 2 = ( 1.59)2 = 27 kg/m2 (Pre Obesitas)
(𝑇𝐵(𝑚) )

b. Pemeriksan per Sistem


1) Sistem Integumen
Kulit pasien bersih, warna kulit kuning langsat, tidak ada lesi, tidak ada
kemerahan, edema di kaki dengan derajat pitting edema II ( kedalaman
3mm waktu kembali 5 detik)
2) Sistem Penginderaan
Mata : Mata simetris, tidak menggunakan bantuan penglihatan seperti
kacamata, bola mata simetris, berkedip normal, penyebaran bulu
alis dan bulu mata merata, konjungtiva anemis, sklera ikterik,
pupil mata respon terhadap cahaya.
Hidung : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa di dalam lubang hidung,
tidak tampak pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret dari
hidung, sistem penghiduan baik, tidak ada nyeri tekan.
Telinga : Simetris, tidak ada luka, tidak ada sekret dari dalam telinga,
pendengaran pasien baik, tidak ada nyeri tekan di tragus.
Mulut : Lidah terlihat berwarna putih, mukosa lembab, tidak terdapat
lesi pada bibir, warna bibir merah muda, tidak keluhan
gangguan pengecapan, gigi graham kanan berlubang, ketika
berbicara sudut bibir terlihat simetris.
3) Sistem Pernapasan
Dada klien simetris, pergerakan dada klien simetris tidak terlihat penggunaan
otot-otot tambahan pernapasan, tidak terdengar suara nafas tambahan,
respirasi rate 20x/menit, sesak (-), wheezing (-), ronkhi (-), gurgling (-),
stridor (-).
4) Sistem Pencernaan
Mukosa lembab, berwarna merah muda, lidah berwarna putih, kondisi mulut
dan gigi baik, menelan dan mengunyah (+), BU 10x/menit, bentuk abdomen
cembung lembut, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, distensi abdomen,
abdomen teraba keras dikuadran 3 sampai 4.
5) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva anemis, pulsasi denyut karotis simetris dan teraba kuat, tidak ada
peningkatan JVP, akral teraba hangat, pulsasi denyut nadi teraba kuat, HR=
88x/menit, CRT < 2 detik, denyut jantung S1 S2 (+), irama jantung reguler,
tidak terdengar bunyi jantung tambahan, sianosis (-), Hb1: 8 g/dl Hb ke 2
setelah transfuse PRC 2 labu= 10,1 g/dL
6) Sistem Urogenitalia
Tidak terdapat distensi kandung kemih, pasien terpasang cateter urin.
7) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid,
8) Sistem Muskuloskeletal
- Leher
Leher simetris, kekuatan otot dengan memberikan tahanan pada gerakan
kepala ke kiri dan ke kanan 4/5
- Ekstremitas Atas
Bentuk dan ukuran simetris, keduanya dapat digerakan sesuai instruksi,
koordinasi gerak baik, edema (-), kekuatan otot 4/5
- Ekstremitas Bawah
Bentuk dan ukuran simetris, keduanya dapat digerakan sesuai instruksi,
koordinasi gerak baik, edema (+), kekuatan otot 4/5
9) Sistem Neurologis
Pasien dapat diajak berkomunikasi, dapat menceritakan kronologis penyakit
yang didertita dari awal sampai akhirnya dirawat, tidak ada gangguan
mengingat, cepat dalam merespon, pasien dapat merasakan sentuhan dan
menyebutkan lokasinya, cek babinski (+/+), homan sign (-), parestesi (-),
paralisis (-), refleks patella (+/+). Pemeriksaan 12 saraf kranial:
- Nervus I : Dapat membedakan bau
- Nervus II : Kedua mata dapat melihat, refleks cahaya (+/+)
- Nervus III, IV, VI : Pergerakan bola mata kiri dan kanan simetris.
- Nervus V : Wajah masih bisa merasakan sensasi tajam dan
tumpul, kekuatan rahang kurang
- Nervus VII : Klien mampu mengikuti instruksi, tersenyum, dan
mengangkat alis, posisi mulut saat tersenyum dan
berbicara simetris, pergerakan wajah juga simetris.
- Nervus VIII : Fungsi pendengaran: telinga kiri dan telinga kanan
normal; fungsi kesimbangan: tidak dapat terkaji
- Nervus IX : Klien dapat membedakan rasa makanan
- Nervus X : Menelan (+)
- Nervus XI : Klien dapat menengok ke arah kanan dan kiri dan saat
diberikan tahanan dapat menolaknya dengan baik
- Nervus XII : Pergerakan lidah bebas, tidak terdapat deviasi saat
menjulurkan lidah.
10) Sistem Reproduksi
Payudara simetris, keduanya tampak menonjol, aerola berwarna coklat
kehitaman, kedua puting menonjol, keadaan kulit sekitar payudara bersih,
tidak ada bengkak, tidak tegang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda
infeksi, tidak ada keluaran ASI. Keadaan vulva bersih, lochea berupa flek
warna merah segaris, terdapat rambut kemaluan, tidak ada luka atau lesi
A. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium (07 Desember 2018)
- Hemoglobin : 10,1 g/dL (L) [Nilai normal : 12,3-15,3 g/dL] *post
transfuse PRC 2 labu
- Hematokrit : 32,2 % (L) [Nilai normal: 36,0-45,0 %]
- Leukosit : 9,35x103/uL (N)
- Eritrosit : 4,65 juta/uL (N)
- Trombosit : 446.000 / uL (N)
- MCV : 73,5 fL (L) [Nilai normal : 80-96 fL]
- MCH : 21,7 pg [Nilai normal : 27,5-33,2 pg]
- MCHC : 29,5 % [Nilai normal : 33,4-35,5 %]
B. Analisis Data
No. Data Fokus Etiologi Masalah

1 DS: Post OP Salpingo Ovarektomi Nyeri akut



- Klien mengeluh nyeri
pada area luka post Terputusnya jaringan daerah
abdomen
operasi.

- Klien mengatakan nyeri
bertambah ketika klien Kerusakan jaringan

bergerak dan berkurang ↓


ketika beristirahat, dan Luka terbuka
setelah diberi obat anti ↓
nyeri.
Merangsang serabut saraf
- Klien mengatakan nyeri nyeri
dirasakan seperti dilukai ↓
benda tajam.
Merangsang pengeluaran
- Klien mengatakan skala histamine, bradikinin,
prostaglandin
nyeri 5/10 (skala NRS).

DO: Medulla spinalis



- Luka post operasi
lateral memanjang Tracus spinotalmikus

ukuran 25 cm ↓
Thalamus
- Pasien tampak meringis
ketika akan berpindah ↓

posisi Cortex cerebri



- TTV: Tekanan darah =
110/70 mmHg, Nadi = Nyeri

88 x/menit, Suhu=
36,5°C, Pernafasan= 20
x/menit

2 DS: Post OP Salpingo Ovarektomi Hambatan


↓ Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan nyeri
ketika akan berubah Terputusnya jaringan daerah
abdomen
posisi

- Klien menatakan
aktivitasnya dibantu Kerusakan jaringan

oleh keluarga ↓
- Klien mengatakan Luka terbuka
belum BAB sejak 2 hari ↓
yang lalu
Merangsang serabut saraf
- Klien mengatakan nyeri
belum berani untuk ↓
turun dari bed
Merangsang pengeluaran
histamine, bradikinin,
prostaglandin

DO: ↓
Medulla spinalis
- Luka post operasi

lateral memanjang
ukuran 25 cm Tracus spinotalmikus

- Pasien tampak meringis
Thalamus
ketika akan berpindah
posisi ↓
Cortex cerebri
- Skor pengkajian

kemandirian adalah 2
dengan hasil skor 0-3= Nyeri

klien sangat tergantung ↓


Nyeri saat bergerak
- Pasien tampak lemah, ↓
kekuatan otot 4/5 Pembatasan pergerakan

- TTV: Tekanan darah = ↓

110/70 mmHg, Nadi = Hambatan mobilitas fisik


88 x/menit, Suhu=
36,5°C, Pernafasan= 20
x/menit

- BU: 8 x/menit

3 DS: Post OP Salpingo Ovarektomi Resiko Infeksi



- Pasien mengatakan luka
opeasi lebih panjang dari Terputusnya jaringan daerah
abdomen
luka sebelumnya

- Pasien mengatakan
Kerusakan integritas jaringan
setelah operasi suka
keluar darah dari jalan ↓

lahir Luka operasi

DO: ↓
Media invasi kuman ke
- Luka post operasi lateral
jaringan
memanjang ukuran 25
cm ↓

- Terdapat darah di Resiko Infeksi

pembalut luka dekat


simfisis pubis POD 1

- Terdapat kemerahan
disekitar luka operasi
saat dilakukan
penggantian verban POD
2

- TTV: Tekanan darah =


110/70 mmHg, Nadi =
88 x/menit, Suhu=
36,5°C, Pernafasan= 20
x/menit

C. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( luka post operasi
salpingo ovarektomi)
2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pembatasan pergerakan
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penutup luka yang kotor
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. I Nama Mahasiswa : Herlina Aprilia
No. MR : 0001712862 Ruang : Alamanda B

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan - Atur posisi pasien senuaman mungkin - Memberikan rasa nyaman dan
agen cedera fisik ( luka post keperawatan selama 2x24 jam dapat mengurangi nyeri

operasi salpingo ovarektomi) nyeri dapat berkurang, dengan - Berikan informasi mengenai nyeri, seperti - Informasi yang cukup dapat
kriteria hasil: penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan mengurangi kecemasan klien.
ditandai dengan:
dirasakan, antisipasi dari ketidaknyamanan
- Klien mengatakan nyeri
DS: prosedur
berkurang, skala nyeri 5
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat - Lingkungan yang tenang
- Klien mengeluh nyeri pada menjadi skala 4.
memengaruhi klien dari respon membuat hati dan jiwa terbawa
area luka post operasi. - Mampu mengontrol nyeri
ketidaknyamanan menjadi positif
- Klien mengatakan nyeri (tahu penyebab nyeri,
- Dorong klien untuk memonitor dan - Penanganan mandiri lebih efektif
mampu menggunakan
bertambah ketika klien menanganinya dengan tepat dilakukan
teknik nonfarmakologi
bergerak dan berkurang - Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti - Tindakan nonfarmakologi aman
untuk mengurangi nyeri)
ketika beristirahat, dan relaksasi napas dalam, guide imagery, atau dilakukan dan nyaman terhadap
- Melaporkan bahwa nyeri
setelah diberi obat anti nyeri. aroma terapi. klien. (Marsela& Niken, 2016)
berkurang dengan
melakukan penelitian bahwa
- Klien mengatakan nyeri menggunakan manajemen napas dalam dapat mengurangi
dirasakan seperti dilukai nyeri nyeri post section cesarean.

benda tajam. - Menyatakan rasa nyaman Teknik napas dalam dan guide
setelah nyeri berkurang imagery sama-sama efektif untuk
- Klien mengatakan skala
- TTV dalam batas normal menurunkan nyeri pada pasien
nyeri 5/10 (skala NRS).
TD : 110-120/70-80 post SC ( kristianto, tangka dan
mmHg, HR : 80- rottie, 2013). Penurunan nyeri
DO:
100x/menit, Suhu badan : post operasi SC dengan

- Luka post operasi lateral 36.5-37,5°C, dan menggunakan aroma terapi


Pernafasan : 18-20 x/menit lavender (pratiwi, ermiati,
memanjang ukuran 25 cm
widiasih, 2012).
- Pasien tampak meringis - Observasi TTV
- Peningkatan nadi merupakan
ketika akan berpindah posisi suatu tanda atau indikator nyeri
- Dukung istirahat tidur yang adekuat untuk
- Tidur menghilangkan segala
- TTV: Tekanan darah = mendukung penurunan nyeri
bentuk ketidaknyamanan
110/70 mmHg, Nadi = 88 - Lakukan evaluasi dari nyeri secara
- Memudahkan evaluasi tindakan
x/menit, Suhu= 36,5°C, komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
keperawatan yang dilakukan
Pernafasan= 20 x/menit durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Kolaborasi
- Analgetik memblokade rangsang
- Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri sehingga nyeri berkurang
2 Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan - Pertimbangkan kemampuan klien saat - Klien yang lemah berisiko jatuh,
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, memindahkan diri sendiri (misalnya tingkat sehingga harus terpantau

pembatasan pergerakan ditandai klien dapat melakukan mobilitas, keterbatasan gerak, ketahanan)
mobilisasi fisik dengan - Identifikasi metode-metode untuk mencegah - Menerapkan metode yang sesuai
dengan:
kriteria hasil: cedera selama proses pergerakan untuk mencegah cedera saat
DS:
- Klien dapat melakukan bergerak
- Klien mengatakan nyeri
ambulasi dini (miring - Memasang bed plang untuk mencegah klien - Bed plang menahan dan
ketika akan berubah posisi
kanan, terlentang dan jatuh saat melakukan miring kanan dan membantu klien dalam
- Klien menatakan miring kiri setiap 2 jam) miring kiri melakukan miring kanan miring
aktivitasnya dibantu oleh - ADL terpenuhi kiri
keluarga - Klien dapat melakukan - Anjurkan mobilisasi setiap 2 jam dan - Mobilisasi dini dapat
- Klien mengatakan belum ROM aktif minimal 1x demonstrasikan teknik-teknik yang benar mempercepat penyembuhan luka
BAB sejak 2 hari yang lalu dalam 1 hari menurut Ditya, Zahari dan
- Klien mengatakan belum - Tidak terjadi cedera Afriwardi (2016) dengan hasil

berani untuk turun dari bed - Pasien dapat BAB di hari penelitian menunjukkan terdapat
ke-2 hubungan yang bermakna antara
DO:
mobilisasi dini dan proses
- Luka post operasi lateral penyembuhan luka pasca
memanjang ukuran 25 cm laparatomi (p = 0,003). Sejalan

- Pasien tampak meringis dengan penelitian yang dilakukan


oleh sari tahun 2013.
ketika akan berpindah posisi
Mobilisasi dini juga dapat
- Skor pengkajian kemandirian
mempercepat pemulihan
adalah 2 dengan hasil skor 0-
peristaltik usus (Mendes, 2012).
3= klien sangat tergantung
- Gunakan mekanika tubuh yang sesuai - Teknik pergerakan yang benar
- Pasien tampak lemah, selama pergerakan dapat mengurangi cedera
kekuatan otot 4/5 - Angkat aligment yang baik selama - Tubuh memiliki daya tahan yang
- TTV: Tekanan darah = pergerakan berbeda-beda untuk mencegah
110/70 mmHg, Nadi = 88 terjadinya jatuh
x/menit, Suhu= 36,5°C, - Dekatkan barang-barang yang biasa - Mengurangi risiko cedera
Pernafasan= 20 x/menit dibutuhkan supaya dapat menjangkau - Barang yang dibutuhkan harus

- BU: 8 x/menit dengan sendirinya dapat dijangkau oleh klien agar


tidak selalu bergantung
- Anjurkan klien untuk menggerak-gerakan - Gerakan yang dilakuakn dapat
badannya di tempat tidur dan ajarkan ROM mengurangi kelemahan otot dan
aktif secara berkala mengurangi edema
3. Resiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Pertahankan teknik aseptik - Teknik aseptik sebagai
dengan penutup luka yang kotor keperawatan selama 2 x 24 prinsip tindakan keperawatan

ditandai dengan jam klien melakukan kontrol dalam mencegah infeksi


risiko: proses infeksi, dengan - Cuci tangan sebelum dan sesudah - Prinsip 5P harus digunakan
DS: kriteria hasil: tindakan keperawatan mencegah infeksi
- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat - APD lengkap mampu
- Pasien mengatakan luka
1. Klien bebas dari tanda dan pelindung melindungi dari risiko terkena
opeasi lebih panjang dari luka
gejala infeksi infeksi
sebelumnya - Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
2. Mampu mengenali factor - IV line tidak didekatkan
resiko individu terkait petunjuk umum dengan dressing mengurangi
- Pasien mengatakan setelah
infeksi adanya mikrooganisme
operasi suka keluar darah dari
3. Mempertahankan masuk
jalan lahir
lingkungan yang bersih - Tingkatkan intake nutrisi (Widyasari, - Nutrisi yang baik mampu
DO: 4. Menunjukkan 2007). Anjurkan untuk mengonsumsi meningkatkan imunitas
kemampuan untuk makanan tinggi protein contohnya putih tubuh. Menurut penelitian
- Luka post operasi lateral telur
mencegah timbulnya yang dilakukan oleh Wahda,
memanjang ukuran 25 cm infeksi Usman dan Dali tahun 2018
menyatakan bahwa telur putih
rebus efektif dalam
- Terdapat darah di pembalut mempercepat proses
luka dekat simfisis pubis POD penyembuhan luka perineum.
- Berikan cairan chlorhexidine untuk
1 - Chlorhexidine dapat
membersihkan luka kemudian NaCl
menurunkan jumlah
0,9% dan di keringkan menggunakan
- Terdapat kemerahan disekitar pertumbuhan koloni bakteri
kassa kering
luka operasi saat dilakukan pada kateter epidural di kamar
penggantian verban POD 2 operasi ( Barzah, Pradian dan
Bisri, 2016), chlorhexidine
- TTV: Tekanan darah = 110/70
lebih baik dalam menurunkan
mmHg, Nadi = 88 x/menit, jumlah koloni bakteri pada
Suhu= 36,5°C, Pernafasan= perawatan luka fraktur
20 x/menit terbuka (Kurniawan,
Muzakkie, Bastomi,
Theodorus dan Riyanto,
2014).

- Berikan terapi antibiotik - Antibiotik sebagai pencegah


tumbuh kembang mikroba

- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik - Deteksi dini mengurangi

dan lokal keparahan infeksi


- Inspeksi kulit dan membran mukosa - Mengidentifikasi tindakan
terhadap kemerahan, panas dan drainase selanjutnya dalam
pencegahan infeksi
- Ajarkan klien dan keluarga terkait tanda - Keluarga harus mendukug
infeksi terhadap penyembuhan klien
dan melaporkannya jika
terjadi tandatanda infeksi
- Dorong masukan cairan dan istirahatkan - Cairan dapat mengganti dan
klien mempercepat regenerasi luka
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. I Nama Mahasiswa : Herlina Aprilia


No. MR : 0001712862 Ruang : Alamanda B
No. Tanggal Jam Implementasi Respon Paraf
Dx
1. 08 08.00 - Mengatur posisi pasien senyaman - pasien nyaman dengan posisi duduk semi fowler
Desember mungkin - pasien mengerti terkait penjelasan dari perawat
2018 08.30 - Memberikan informasi mengenai nyeri,
seperti penyebab nyeri, berapa lama
- pasien dan keluarga mengatur posisi dan
nyeri akan dirasakan, antisipasi dari
lingkungan disekitar pasien sehingga
ketidaknyamanan prosedur
mempermudah pasien.
09.00 - Mengendalikan faktor lingkungan yang
- Ketika pasien merasa nyeri biasanya mengatur
dapat memengaruhi klien dari respon
napas.
ketidaknyamanan
- Pasien diajarkan teknik napas dalam karena
09.15 - Mendorong klien untuk memonitor dan
terbiasa mengatur napas, perawat hanya
menangani nyeri dengan tepat
memperbaiki cara mengambil napas dan
09.30 - Mengajarkan teknik nonfarmakologi
membuang napas yang benar.
seperti relaksasi napas dalam, guide
- TTV masih dalam batas normal. TD= 110/70
imagery, atau aroma terapi.
mmHg, HR= 88x/menit, RR= 20x/menit, Suhu=
36,5oC
09.45 - Mengobservasi ttv
- Kualitas tidur pasien baik karena masih ada efek
obat anestesi perawat membantu mengatur
lingkungan
10.00 - Mendukung istirahat tidur yang adekuat - Nyeri pasien berskala 4, nyeri dirasakan di area
untuk mendukung penurunan nyeri operasi. Ketika diberikan obat anti nyeri pasien
mengatakan nyeri berkurang.
- Melakukan evaluasi dari nyeri secara
13.00 komprehensif meliputi lokasi, - Pasien mengatakan nyeri berkurang
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas.

- Memberikan petidin dalam 500 cc RL


20.00 Teja
dan cafetron via anal
2 08 Desember 11.00 - mempertimbangkan kemampuan klien - pasien masih belum banyak bergerak karena
2018 saat memindahkan diri sendiri terkendala sakit yang dirasakan apabila akan
(misalnya tingkat mobilitas, bergerak
keterbatasan gerak, ketahanan)
11.15 - Memasangkan bed plang untuk - pasien dan keluarga mengerti pentingnya bed
mencegah klien jatuh saat melakukan palng dan mengatakan akan dipasang jika tidak
miring kanan dan miring kiri ada keperluan turun dari bed.
11.20 - menganjurkan mobilisasi setiap 2 jam - Pasien mengatakan akan mencoba melakukan
dan demonstrasikan teknik-teknik yang mobilisasi setiap 2 jam, dan keluarga akan
benar membantu pasien.
11.30 - menggunakan mekanika tubuh yang - Pasien dan keluarga memperhatikan cara yang
sesuai selama pergerakan benar ketika akan melakukan perubahan posisi
- mengangkat aligment yang baik selama
pergerakan
11.50 - mendekatkan barang-barang yang biasa - Keluarga membantu mendekatkan barang-
dibutuhkan supaya dapat menjangkau barang yang dibutuhkan oleh pasien, seperti air
dengan sendirinya dan makanan
12.00 - menganjurkan klien untuk menggerak- - Pasien dan keluarga mengerti dan mengikuti
gerakan badannya di tempat tidur dan apa yang diajarkan oleh perawat.
ajarkan ROM aktif secara berkala
3 08 Desember 07.30 - Mempertahankan teknik aseptik - Perawatan luka menggunakan teknik aseptik
2018 - Mencuci tangan sebelum dan - Perawat melakukan cuci tangan sebelum
sesudah tindakan keperawatan dan sesudah melakukan tindakan perawtaan
luka
- Menggunakan baju, sarung tangan - Perawat menggunakan sarung tangan steril
sebagai alat pelindung
- Mengganti letak IV perifer dan - Luka di bersihkan menggunakan
dressing sesuai petunjuk umum. chlorhexidine dan NaCl 0,9% kemudian
Memberikan cairan chlorhexidine dikeringkan menggunakan kassa kering dan
untuk membersihkan luka kemudian menutup menggunakan kassa steril dan di
NaCl 0,9% dan di keringkan tutup dengan hipafix.
menggunakan kassa kering
- Tingkatkan intake nutrisi - Perawat menganjurkan memakan putih telur
07.50 rebus pasien dan keluarga setuju.
(Widyasari, 2007). Anjurkan untuk
mengonsumsi makanan tinggi
protein contohnya putih telur
- Berikan terapi antibiotik - Diberikan ceftriaxone 2 gr dalam 100 cc
NaCl 0,9%
- Monitor tanda dan gejala infeksi - Suhu tubuh pasien normal 36,50C
sistemik dan lokal
- Inspeksi kulit dan membran mukosa - Terdapat kemerahan di sekitar luka operasi

terhadap kemerahan, panas dan


drainase
- Ajarkan klien dan keluarga terkait - Pasien dan keluarga mengerti dan akan
tanda infeksi segera melaporkan apabila ditemukan tanda-
tanda infeksi
- Dorong masukan cairan dan - Asupan cairan pasien dari infusan dan air
08.00
istirahatkan klien putih.

1. 09 06.30 - Mengatur posisi pasien senyaman - pasien nyaman dengan posisi duduk semi fowler
Desember mungkin
2018 06.45 - Mendorong klien untuk memonitor dan - Ketika nyeri dirasakan pasien menarik napas
menangani nyeri dengan tepat dalam
06.50 - Mengobservasi ttv - TTV: TD=110/80 mmHg, HR= 80 x/menit,
RR=18x/menit, Suhu= 36,30C
06.55 - Mendukung istirahat tidur yang adekuat - Tidur pasien nyenyak kurang lebih 8 jam
untuk mendukung penurunan nyeri
07. 15 - Melakukan evaluasi dari nyeri secara - Skala nyeri berkurang menjadi 3 (0-10).
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas.
08.00 - Memberikan petidin dalam 500 cc RL - Pasien mengatakan nyeri berkurang.
Tia
dan cafetron via anal

2 09 06.30 - mempertimbangkan kemampuan klien - pasien sudah mampu melakukan ambulasi dini
Desember saat memindahkan diri sendiri tanpa bantuan
2018 (misalnya tingkat mobilitas,
keterbatasan gerak, ketahanan)
06.35 - Memasangkan bed plang untuk - bed plang sudah terpasang
mencegah klien jatuh saat melakukan
miring kanan dan miring kiri
- pasien rajin melakukan ambulasi dini setiap 2
06.40 - menganjurkan mobilisasi setiap 2 jam
jam
06.50 - mendekatkan barang-barang yang biasa - Keluarga membantu mendekatkan barang-
dibutuhkan supaya dapat menjangkau barang yang dibutuhkan oleh pasien, seperti air
dengan sendirinya dan makanan
- menganjurkan klien untuk menggerak- - Pasien sudah melakukan ROM sendiri
gerakan badannya di tempat tidur dan
ajarkan ROM aktif secara berkala

3 10 08.00 - Mempertahankan teknik aseptik - Perawatan luka menggunakan teknik aseptik Rianti
Desember - Mencuci tangan sebelum dan - Perawat melakukan cuci tangan sebelum
2018 sesudah tindakan keperawatan dan sesudah melakukan tindakan perawtaan
luka
- Menggunakan baju, sarung tangan - Perawat menggunakan sarung tangan steril
sebagai alat pelindung
- Mengganti letak IV perifer dan - Luka di bersihkan menggunakan
dressing sesuai petunjuk umum. chlorhexidine dan NaCl 0,9% kemudian
Memberikan cairan chlorhexidine dikeringkan menggunakan kassa kering dan
untuk membersihkan luka kemudian menutup menggunakan kassa steril dan di
NaCl 0,9% dan di keringkan tutup dengan hipafix.
menggunakan kassa kering
- Tingkatkan intake nutrisi - Perawat menganjurkan memakan putih telur
(Widyasari, 2007). Anjurkan untuk rebus pasien dan keluarga setuju.
mengonsumsi makanan tinggi
protein contohnya putih telur
- Berikan terapi antibiotik
- Diberikan ceftriaxone 2 gr dalam 100 cc
NaCl 0,9%
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Suhu tubuh pasien normal 36,50C
sistemik dan lokal
- Inspeksi kulit dan membran mukosa - Luka operasi baik, tidak ada kemerahan
terhadap kemerahan, panas dan
drainase
- Ajarkan klien dan keluarga terkait
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
tanda infeksi
- Dorong masukan cairan dan
- Asupan cairan pasien dari infusan dan air
istirahatkan klien
putih.
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. I Nama Mahasiswa : Herlina Aprilia


No. MR : 0001712862 Ruang : Alamanda B

Tanggal Evaluasi Paraf


09 Desember 2018 S:
- pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
- skala nyeri 4 NRS (0-10)
- pasien mengatakan lebih tenang dibandingkan hari sebelumnya gelisah
karena nyeri
O:
- tanda-tanda vital berada pada rentang normal TTV: TD=110/80 mmHg,
HR= 80 x/menit, RR=18x/menit, Suhu= 36,30C
- pasien tampak relaks
A:
- masalah keperawatan nyeri kronis teratasi
P:
- monitor TTV
- lanjutkan kolaborasi pemberian obat analgetik
09 Desember 2018 S:
- pasien mengatakan sudah mampu miring kanan dan miring kiri serta
duduk dan bersandar
- klien mengatakan sudah mampu makan sendiri, mandi dan berganti
pakaian di bantu mertua
- pasien mengatakan menang melakukan latihan ROM di pagi hari
- pasien mengatakan sering mules tetapi belum BAB
-
O:
- Pasien terlihat sering melakukan ambulasi dini
- ADL pasien terpenuhi dengan bantuan keluarga
- Kekuatan otot 4/5
- tanda-tanda vital berada pada rentang normal TTV: TD=110/80 mmHg,
HR= 80 x/menit, RR=18x/menit, Suhu= 36,30C
A:
- masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian, kekuatan
otot belum meningkat.
P:
- latih ROM dan pantau kekuatan otot
- monitor mobilisasi pasien
10 Desember 2018 S:
- pasien mengetahui tanda-tanda infeksi
- pasien mengatakan selalu menjaga penutup lukanya kering dan bersih
O:
- terlihat kemerahan disekitar luka
- tanda-tanda vital berada pada rentang normal TTV: TD=110/80 mmHg,
HR= 80 x/menit, RR=18x/menit, Suhu= 36,30C
A:
- masalah keperawatan resiko infeksi teratasi sebagian
P:
- monitor TTV
- lakukan perawatan luka, ganti verban setiap 2 hari sekali
DAFTAR PUSTAKA

Barzah, Andie., Pradian, Erwin., Bisri, Tatang. 2016. Perbandingan Antiseptik


Chlorhexidine Alkohol dengan Povidone Iodine terhadap Penurunan
Pertumbuhan Koloni Bakteri pada Kateter Epidural yang Dipasang di
Kamar Operasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Diakses dari
http://dx.doi.org/10.15851/jap.v4n1.742

Bulechek, Gloria., Buutcher, Howard., Dochterman, Joanne., Wagner,


Cheryl. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th
Indonesian edition. Singapore : Elsevier
Ditya, Wira., Zahari, Asril., Afriwardi. 2016. Hubungan Mobilisasi Dini dengan
Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah
Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
2016; 5(3). Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/

Herdman, Heather. 2018. Nanda-I diagnosa keperawatan : definisi dan


klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC

Kristianto, Chandra., Tangka, Jon., Rotiir, Julia. 2013. Efektifitas teknik


relaksasi nafas dalam dan guided imagery terhadap penurunan nyeri pada
pasien post operasi sectio caesare di irina d blu rsup prof. Dr. R. D. Kandou
manado. ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Kurniawan, Doni., Muzakkie., Bastomi, Ismail., Theodorus., Riyanto. 2014.


Perbandingan Efektifitas Chlorhexidine Gluconate 4% dan Povidone Iodine
10% Pada Perawatan Luka Patah Tulang Terbuka Derajat III. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 1, No. 1, Oktober 2014: 35-40

Mendes, Stefanus. 2012. Pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan


peristaltik usus pada pasien pasca operasi abdomen di ruang icu bprsud
labuang baji makassar. Jurnal Kesehatan (Health Journal) Vol 1. No.1
November 2012 - Februari 2013

Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean., Swanson,


Elizabeth. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC), 5th
Indonesian Edition. Singapore: Elsevier
Pratiwi, Ratna., Ermiati., Widiasih, Restuning. 2012. Penurunan
intensitas nyeri akibat luka post operasi section caesarea setelah
dilakukan latihan teknik relaksasi pernapasan menggunakan
aromaterapi lavender di RS Al-Islam Bandung.
Sari, Kurnia. 2013. Efektivitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post
sectio caesarea. Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada
Mojokerto

Tri, Marsela Astuti., Niken, Suksesi. 2016. Efektivitas Teknik Relaksasi


Nafas Dalam untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post
operasi section caesare

You might also like