You are on page 1of 14

KANKER PAYUDARA

Fakta dan Angka


Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.
Setiap
tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan
kurang
lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan
1,2
juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal
karenanya.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul
dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama
diantara kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker.
Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit
ini
sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar
50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18
– 30
bulan.
Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu
tertentu, yang meliputi:
• Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa
• Usia yang makin bertambah
• Tidak memiliki anak
• Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
• Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau
menopause lebih lambat)
• Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara
meningkatkan
resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa
kerusakan
dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena
kanker
sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari
terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78%
kanker
payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6%
pada
pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya
kanker
adalah 64 tahun.
Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan
kanker
payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak
serta
kurangnya olah fisik.
Diagnosis dan Skrining
Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi
dini
dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak
pada
pasien.
Diperkirakan 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis sehingga banyak dokter
yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara
sendiri –
saat menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan
rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pada umumnya,
kanker
payudara dideteksi oleh penderita sendiri dan biasanya berupa benjolan yang
keras
dan kecil. Pada banyak kasus benjolan ini tidak sakit, tapi beberapa wanita
mengalami
kanker yang menimbulkan rasa sakit.
Selain tes fisik, mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG khusus
payudara
disarankan untuk mendeteksi adanya kelainan pada wanita berusia lanjut dan
wanita
berisiko tinggi kanker payudara, sebelum terjadi kanker. Jika benjolan bisa
teraba atau
kelainan terdeteksi saat mamografi, biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan
contoh jaringan guna dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti
kemungkinan
adanya tumor.
Jika terdiagnosis kanker, maka perlu dilakukan serangkaian tes seperti status
reseptor
hormon pada jaringan yang terkena.
Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal growth
factor
receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker
yang
agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam
jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari
kanker
payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada
pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien
dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan
meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah
terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan
kanker
atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan
yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan
penyakit, jenis
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang
mengandung
sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk
meningkatkan
harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti
radiasi,
hormon atau kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh
sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium
akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan
secara
tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari
Roche,
obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker,
sehingga
hanya menyerang sel kanker saja.
Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi
yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat
pertumbuhan
tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2
untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup.
Meskipun
demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup
pada
pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus
terapi
pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter
berupaya
untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi
hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan
HER2-
positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara
yang
dipicu oleh HER2.

Kanker Payudara
DEFINISI
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan
ikat pada payudara.
Terdapat beberapa jenis kanker payudara:
1. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan
kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu.
Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause.
Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak
sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi).
Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara
keseluruhan melalui pembedahan.
Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada
payudara yang sama).
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause.
Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya
ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain.
Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif
(pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
4. Kanker invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa
terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh
lainnya).
Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
6. Karsinoma tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada
beberapa faktor resiko yang menyebabkan
seorang wanita menjadi lebih mungkin
menderita kanker payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi
pada usia diatas 60 tahun. Resiko
terbesar ditemukan pada wanita
berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker
payudara.
Wanita yang pernah menderita
kanker in situ atau kanker invasif
memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara
yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 2
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali
lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal.
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara,
yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka
kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.
Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53,
BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.
Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang
tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal
karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara
genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita
penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluran air susu
dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik).
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun,
kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita
kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum
usia 12 tahun.
Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat
menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung
kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil
akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan.
Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit
meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih
lama.
8. Obesitas pasca menopause.
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian
menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena
tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
9. Pemakaian alkohol.
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker
payudara.
10. Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen
(yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi
menderita kanker payudara.
12. Penyinaran.
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanakkanak
bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar
serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker
payudara.
GEJALA
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara
di
sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di
bawah kulit.
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 3
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit
payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
Benjolan atau massa di ketiak
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning
sampai hijau, mungkin juga bernanah)
Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola
(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
Payudara tampak kemerahan
Kulit di sekitar puting susu bersisik
Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan
atau
ulserasi kulit.
Penyaringan
Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk
melakukan
penyaringan.
Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada
stadium dini.
Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih
mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari
sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan
saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
2. Mammografi.
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang
abnormal pada payudara.
Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas
mammogarm dilakukan sekali/tahun.
3. USG payudara.
USG digunakan untuk
membedakan kista (kantung
berisi cairan) dengan benjolan
padat.
4. Termografi.
Pada termografi digunakan
suhu untuk menemukan
kelainan pada payudara.
SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin,
perhatikan payudara. Dalam
keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan
sedikit berbeda. Perhatikan
perubahan perbedaan ukuran
antara payudara kiri dan
kanan dan perubahan pada
puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan
apakah kulit pada puting susu berkerut.
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 4
2. Masih berdiri di depan
cermin, kedua telapak
tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua
tangan ditarik ke belakang.
Dengan posisi seperti ini
maka akan lebih mudah
untuk menemukan
perubahan kecil akibat
kanker. Perhatikan
perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama
pada payudara bagian
bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di
pinggang dan badan agak
condong ke arah cermin,
tekan bahu dan sikut ke arah
depan. Perhatikan
perubahan ukuran dan
kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan
menggunakan 3 atau 4 jari
tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jarijari
tangan secara memutar
(membentuk lingkaran kecil)
di sekeliling payudara, mulai
dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam
sampai ke puting susu.
Tekan secara perlahan,
rasakan setiap benjolan atau
massa di bawah kulit.
Lakukan hal yang sama
terhadap payudara kanan
dengan cara mengangkat
lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik
ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi
seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu
kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari
tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan
basah
tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
berikut:
Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)
Rontgen dada
Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker
Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening)
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 5
Mammografi
USG payudara.
Staging (Penentuan Stadium Kanker)
Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan
prognosis.
Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):
Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan
payudara yang normal
Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke
struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke
dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan
tulang dada
Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke
hati, tulang atau paru-paru.
Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan
prognosis:
Jenis sel kanker
Gambaran kanker
Respon kanker terhadap hormon Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh secara
lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause.
Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.
PENGOBATAN
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi
penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi.
Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat
hormon.
Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan
daerah
sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembanganbiak dengan
cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang
mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk
menekan
pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi
pembedahan
(yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin
tumor.
Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan
seluruh
payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal
di
sekitarnya).
Pembedahan breast-conserving
1. Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 6
2. Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya
yang lebih banyak
3. Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik
untuk mencegah kambuhnya kanker.
Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah
kosmetik.
Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama.
Kulit
tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara
dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi.
Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah
payudara dibiarkan utuh.
Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar
ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker
sering kambuh.
2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi
radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai
pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko
kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya.
Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi
pemakaian
kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi
dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan
biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi
biasanya diberikan sebelum pembedahan.
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak
menjalani
pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara).
Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak
penderita
yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan.
Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral
karena
kanker tidak selalu tumbuh pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler.
Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat
hormon yaitu tamoxifen.
Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidak
pernah
mengalami kekambuhan.
Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi
penyinaran.
Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi.
Payudara
tampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak.
Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rekonstrusi payudara
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang
diambil
dari bagian tubuh lainnya.
Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di
kemudian
hari.
Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari
kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain
itu,
silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 7
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan
dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup
penderita.
Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal.
Tetapi
tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker
payudara.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang
menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara.
Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron,
penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan
lamanya
muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.
Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan.
Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah
pembedahan.
Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama
dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit
jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak mengurangi
hot
flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering
diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit.
Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan
berpuluhpuluh
tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.
Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya
tidak
akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali ditunda
sampai
timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk
menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi
penyinaran
merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah
menyebar ke
otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
kanker yang didukung oleh estrogen
penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah
terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita.
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan masih
mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita
yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan pertama.
Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan pembedahan untuk
mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian
obat
penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang lain.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi
rasa
nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan
pada
saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan hydrocortisone alami
oleh
tubuh.
Sept 2011 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat) 8
Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel, dosetaxel,
vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada
pemberian
obat penghambat hormon.
PROGNOSIS
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis
penyakit ini.
Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani
pengobatan yang sesuai mendekati:
95% untuk stadium 0
88% untuk stadium I
66% untuk stadium II
36% untuk stadium III
7% untuk stadium IV.
PENCEGAHAN
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan.
Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara
umum
bisa mengurangi angka kejadian kanker.
Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan
bisa
disembhan jika masih pada stadium dini.
SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan
merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko
kanker
payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan
payudara.
tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah
menjalani pengobatan untuk kanker payudara.
Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua
payudara
dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko
sangat
tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang
memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53,
BRCA1 atauk BRCA 2).
http://medicastore.com/penyakit/103/Kanker_Payudara.html

You might also like