You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN

KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL TRIMESTER


III DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Aribul Maftuhah
1610104406

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017

1
2
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN
KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL TRIMESTER
III DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2017

Aribul Maftuhah, Luluk Rosida


Aribul1995@gmail.com

Latar Belakang: Indeks Massa Tubuh ibu hamil merupakan indikator status
gizi ibu prahamil dan kenaikan berat badan selama hamil merupakan indikator
pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan yang dapat
mempengaruhi berat badan bayi baru lahir saat lahir. Status nutrisi ibu yang buruk
sebagai pencetus terjadinya komplikasi pada maternal dan neonatal. Program
pemerintah DIY memberikan monitoring nutrisi ibu selama hamil dengan pelayanan
ANC terpadu. Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta bayi baru lahir dengan
BBLER 2 kasus, BBLR 72 kasus, Makrosomia 3 kasus, dan BBLN 282 kasus serta
ditahun 2017 bulan Januari sampai Mei terdapat 91 bayi BBLN dan 32 bayi BBLR.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dan
Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah descriptive correlationl dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil trimester III
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pemilihan subjek didapatkan 86 ibu hamil
dilakukan secara total sampling dengan kriteria inklusi eksklusi. Variabel terikat
adalah berat bayi lahir. Variabel bebas meliputi Indeks Massa Tubuh dan kenaikan
berat badan ibu hamil trimester III. Data dianalisis menggunakan Chi Square.
Hasil: Hasil uji indeks massa tubuh dan kenaikan berat badan ibu hamil
trimester III dengan berat badan bayi baru lahir didapat bahwa Ha diterima dan H0
ditolak dengan p-value 0.000 (p< 5%). Sehingga status nutrisi ibu mulai dari pra
hamil sampai dengan trimester III sangat berpengaruh terhadap berat badan bayi baru
lahir
Simpulan dan Saran: Indeks Massa Tubuh ibu hamil timester III dan Berat
badan bayi baru lahir berhubungan didapatkan p value 0.000 dan kenaikan berat
badan ibu hamil trimester III dengan berat badan bayi baru lahir terdapat hubungan
didapatkan p value 0.000. Saran untuk ibu hamil supaya memperhatikan gizi ibu
hamil maupun program hamil dengan memperhatikan gizinya untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin sehingga berat badan bayi baru lahir optimal.

LATAR BELAKANG hidup di negara maju. AKI di DIY


tahun 2013 dan 2014 terdapat 204 per
Angka Kematian Ibu (AKI) 100.000 kelahiran hidup menjadi 46
sering terjadi di negara berkembang, per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Pada tahun 2013 terdapat 230 per DIY, 2015). Angka Kematian Ibu
100.000 kelahiran hidup dibanding (AKI) di DIY pada tahun 2015 di
dengan 16 per 100.000 kelahiran Kabupaten Kulon Progo 2 kasus,

3
Kabupaten Sleman 4 kasus, jika dilihat dari kategori IMT kurus
Kabupaten Bantul 11 Kasus dan kota dari normal (Dinkes DIY, 2016).
Yogyakarta 8 kasus. AKI tersebut Kurangnya gizi ibu hamil dapat dilihat
dipengaruhi beberapa faktor salah dari status gizi ibu hamil dengan
satunya komplikasi pada ibu saat perhitungan Indeks Masa Tubuh
hamil. Faktor tersebut dikarenakan (IMT) dengan memperhitungkan saat
gizi ibu hamil yang buruk sehingga kehamilan sehingga dikategorikan
menjadi pencetus adanya komplikasi dalam perhitungan IMT ibu hamil
pada ibu hamil yang menyebabkan sebagai indikator status gizinya yaitu
kematian pada ibu saat kehamilan, dengan kategori status gizi sangat
persalinan, dan nifas. Kemudian dapat kurus (KEK berat) IMT <17, gizi
mempengaruhi pada pertumbuhan dan kurus (KEK ringan) IMT 17,0-18,4,
perkembangan janin (Dinkes DIY, gizi normal IMT 18,5-25,0, gizi
2016). gemuk IMT 25,1-30 (Irianto, 2014).
Ibu hamil mengalami kenaikan berat
Menurut data Dinkes DIY badan sebanyak 10-12 kg. Ibu hamil
2016 di kota Yogyakarta terdapat dengan komplikasi permasalahan
prevalensi ibu hamil kurang gizi. nutrisi ibu hamil menjadi faktor
Prevalensi tertinggi Kabupaten/Kota pencetus tingginya permasalahan pada
di DIY pada tahun 2015 selalu janin yang dikandungnya terutama
didominasi oleh kota Yogyakarta, mengenai berat badan bayi baru lahir,
walaupun demikian prevalensi di Kota berbagai penelitian yang selama ini
Yogyakarta menunjukkan penurunan menggunakan 2.500 gram sebagai
yaitu pada tahun 2015 sebesar batas berat badan lahir dihubungkan
18,15%. Kabupaten Bantul sebesar dengan risiko morbiditas dan
9,77%. Peningkatan prevalensi kurang mortalitas bayi yang dilahirkan
gizi pada ibu hamil masih terjadi (Khaula,2012). Dapat diasumsikan
dibeberapa Kabupaten/Kota DIY yaitu bahwa risiko kematian masa perinatal
Gunungkidul sebesar 15,83%, karena bayi dengan berat badan lahir
Kabupaten Kulonprogo sebesar rendah masih sangat rentan sehingga
12,40%, dan Kabupaten Sleman mudah terkena infeksi dan risiko
sebesar 16,31% (Dinkes DIY, 2015). meninggal sebelum usia 1 tahun
mencapai 17 kali lebih tinggi
Data dari Dinkes DIY bulan
dibandingkan bayi lahir dengan berat
Januari sampai Desember 2015
badan normal. Pada BBLR risiko
terdapat angka Kematian Bayi (AKB)
terjadinya permasalahan pada sistem
di Yogyakarta 24 kasus, Kabupaten
tubuh, oleh karena kondisi tubuh yang
Kulon Progo 33 kasus, Kabupaten
sangat lemah dan tidak stabil
Sleman 40 kasus, dan Kabupaten
prognosis akan lebih buruk apabila
Bantul 30 kasus. Angka kematian bayi
berat badan semakin menurun,
tersebut didominasi permasalahan
kematian yang disebabkan karena
terbesar yaitu berat badan lahir rendah
komplikasi neonatal seperti
(BBLR) dimana angka kejadian BBLR
hipotermia, hipoglikemia,
pada kota Yogyakarta 256 kasus,
hiperglikemia, gangguan
Kabupaten Kulon Progo 362 kasus,
sistemimunitas, kejang saat lahir,
Kabupaten Sleman 823 kasus,
gangguan pernafasan gangguan sistem
Kabupaten Bantul 455 kasus.
peredaran darah, gangguan cairan dan
Banyaknya jumlah kejadian bayi baru
elektrolit, asfiksia, aspirasi,
lahir dengan berat badan lahir rendah
pneumonia, perdarahan intracranial
dikarenakan permasalahan gizi ibu
(Atikah dan Cahyo, 2010).
hamil pada saat kehamilan, terutama

4
Upaya yang sudah dilakukan trimester III. Sementara, kegiatan
Dinas kesehatan Kota Yogyakarta mereka sehari-hari tidak berkurang
diantaranya adalah penguatan sistem ditambah lagi dengan pantangan-
rujukan dengan manual rujukan pantangan terhadap beberapa makanan
kehamilan, persalinan dan bayi baru yang sebenamya sangat dibutuhkan
lahir, peningkatan pemahaman oleh ibu hamil tentunya akan
masyarakat tentang kesehatan ibu dan berdampak negatif terhadap kesehatan
anak melalui pemanfaatan buku KIA ibu dan janin. Kemiskinan masyarakat
serta peningkatan kualitas pelayanan akan berdampak pada penurunan
ibu hamil dengan antenatal care pengetahuan dan informasi, dengan
(ANC) terpadu. Selain upaya tersebut, kondisi ini keluarga, khususnya ibu
sesuai rekomendasi hasil audit akan mengalami risiko menderita IMT
maternal perinatal di Kota dan kenaikan berat badan tidak normal
Yogyakarta perlu ditingkatkan peran dan akan melahirkan bayi berat badan
masyarakat, lintas sektor dan lahir rendah. Sehingga permasalahan
steakholder dalam upaya penurunan utama seperti KEK, komplikasi
kematian ibu di Kota Yogyakarta. kehamilan, abortus, dan anemia pada
Namun upaya - upaya untuk tetap dapat ibu hamil cukup tinggi terutama di
menurunkan kejadian ibu hamil dengan daerah pedesaan (Khasanah, 2011).
kekurangan gizi terus dilakukan yaitu
dengan Pemberian Makanan Tambahan RS PKU Muhammadiyah
(PMT) pada ibu hamil di Kota Yogyakarta merupakan rumah sakit
Yogyakarta, Konseling gizi pada ibu swasta yang memiliki ketersediaan
hamil, calon pengantin dan lain pelayanan gawat darurat sebagai
sebagainya (Dinkes DIY, 2015). pelayanan rujukan maternal neonatal
dalam pelayanan. RS PKU
Perbaikan gizi masyarakat telah Muhammadiyah Yogyakarta
menjadi agenda pembangunan merupakan rumah sakit dengan
nasional. Arah pembangunan gizi pelayanan UGD dan PONEK 24 jam,
mengacu pada Pasal 141 Undang- sehingga pada rumah sakit ini
Undang Nomor 36 Tahun 2009 untuk menyediakan berbagai layanan
menjamin orang mendapatkan kegawatdaruratan dalam menurunkan
informasi tentang gizi, setiap orang angka morbiditas dan mortalitas. RS
mendapat akses terhadap bahan PKU ini terdapat ibu bersalin ditahun
makanan berkualitas dan setiap kasus 2017 dari bulan Januari sampai Mei
kelainan gizi mendapatkan pelayanan 2017 sebanyak 228 persalinan dengan
sesuai standar. Pemberian Tablet Fe berbagai jenis persalinan dan BBLR
pada wanita subur dan ibu hamil 32 kasus dan BBLN 91 kasus. Uraian
sesuai dengan Peraturan Menteri permasalahan diatas maka peneliti
Kesehatan Republik Indonesia Nomor akan mengambil penelitian di RS PKU
88 Tahun 2014 (Depkes RI, 2014). Muhammadiyah Yogyakarta.
Beberapa pandangan masyarakat METODE PENELITIAN
penyebab IMT dan kenaikan berat Jenis penelitian yang digunakan
badan yang tidak normal normal saat adalah deskriptif korelasional dengan
kehamilan yaitu pantangan makanan rancangan penelitian cross-sectional.
selama hamil sehingga dapat Sampel sebanyak 86 dengan teknik
menyebabkan permasalahan pada total sampling. Metode analisa yang
pertumbuhan dan perkembangan janin digunakan adalah chi-square.
yang diakibatkan kurangnya IMT dan .
kenaikan berat badan terutama saat

5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS UNIVARIAT
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Baru Lahir
BB Bayi Baru Lahir Frekuensi (n) Presentase (%)
Normal 66 76,7%
Rendah 20 23,3%
Total 86 100
Sumber: Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 yang didapat prosentase 76,7% dari 86 seluruh
bahwa terdapat 66 bayi berat bayi di RS PKU Muhammadiyah
badan lahir normal dengan Yogyakarta.
Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil Trimester
III
Indeks Massa Tubuh F %
Kurus 24 27,9
Normal 42 48,8
Gemuk 20 23,3
Total 86 100

Sumber: Data Sekunder, 2017


Berdasarkan tabel 2 terdapat ibu prosentase 48,8% dari 86 ibu
hamil dengan mayoritas IMT hamil.
normal 42 ibu hamil dengan
Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil
Kenaikan BB Ibu Hamil Trimester III F %
Normal 54 62,8%
Tidak Normal 32 37,2%
Total 86 100
Sumber: Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 3 didapatkan normal sesuai IMT sebanyak 54
bahwa ibu hamil dengan responden dengan prosentase
mayoritas kenaikan berat badan 62,8%.
B. ANALISIS BIVARIAT
Tabel 4.5 Hubungan antara Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil Trimester III
dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
. Berat Badan Bayi Baru Total P
No Karateristik Lahir
Normal Rendah
F % F %
1. IMT Kurus 4 4,6 20 23.3 24 (27.9%) 0.000
2. IMT Normal 42 48.8 0 0 42 (48.8%)
3. IMT Gemuk 20 23.2 0 0 20 (23.2%)
Total 66 20 23.3 86 (100%)
Sumber: Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel diatas ibu hamil bayi dengan berat badan normal 4
dengan IMT kurus melahirkan orang (4,6%) dan bayi berat lahir
6
rendah sebanyak 20 orang (23,2%) dan melahirkan bayi
(23,3%) sehingga total bayi berat dengan berat bayi lahir rendah 0
lahir normal dan bayi berat lahir orang (0%) sehingga jumlah
rendah untuk IMT kurus sebanyak untuk IMT gemuk 20 orang
24 orang (27,9%). Ibu hamil (23,2%).
dengan IMT Normal yang Berdasarkan perhitungan
melahirkan bayi baru lahir dengan chi- square sebesar pada data
berat badan lahir normal 42 orang tersebut diperoleh hasil p-value
(58,8%) dan bayi baru lahir 0.000 (p<5 %). Hasil uji korelasi
dengan berat badan lahir rendah 0 didapatkan kesimpulan bahwa Ha
orang (0%), sehingga jumlah diterima dan H0 ditolak yang
untuk IMT normal dengan berat artinya terdapat hubungan antara
badan bayi lahir normal 42 orang Indeks Massa Tubuh ibu hamil
(48,8%). Ibu hamil dIMT gemuk trimester III dengan berat badan
melahirkan bayi dengan berat bayi baru lahir.
badan lahir normal 20 orang
Tabel 4.6 Hubungan antara Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III dengan
Berat Badan Bayi Baru Lahir di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Berat Badan Bayi Baru Lahir Total P
No Karateristik
Normal Rendah
F % F %
1. Normal 54 62,8 0 0 54 (62,8%) 0.000
2. Tidak Normal 12 13,9 20 23,3 32 (37,2%)
Total
66 20 86 (100%)
Sumber : Data Sekunder, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 berat badan tidak normal pada ibu
diambil kesimpulan bahwa berat selama hamil yang melahirkan
badan bayi baru lahir terhadap bayi dengan berat badan lahir
kenaikan berat badan ibu selama normal 12 bayi (13,9%) dan berat
hamil didapatkan untuk berat badan lahir rendah sebanyak 20
badan bayi baru lahir normal dari bayi dengan prosentase 23,3%.
ibu dengan kenaikan berat badan Berdasarkan perhitungan
normal sebanyak 54 bayi dengan chi- square pada data tersebut di
prosentase 62,8% dan untuk bayi peroleh hasil p-value 0.000 (p<5
dengan berat badan lahir rendah %). Hasil uji korelasi didapatkan
sebanyak 0 bayi dengan kesimpulan bahwa Ha diterima
prosentase 0% sehingga jumlah dan H0 ditolak yang berarti
ibu dengan kenaikan berat badan terdapat hubungan antara
normal selama hamil dengan kenaikan berat badan ibu hamil
melahirkan bayi dengan total trimester III dengan berat badan
berat badan 54 bayi. Kenaikan bayi baru lahir.
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara Indeks 0.000. Terdapat hubungan antara
Massa Tubuh ibu hamil trimester III kenaikan berat badan ibu hamil
dengan berat badan bayi baru lahir di trimester III dengan berat badan bayi
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, baru lahir di RS PKU Muhammadiyah
Hal ini diperoleh dengan uji statistik Yogyakarta, Hal ini diperoleh dengan
dan didapatkan p values sebesar
7
uji statistik dan didapatkan p values sebesar 0.000.

SARAN
Hasil penelitian ini menunjukan normal atau yang mengalami
bahwa nutrisi ibu prahamil dan permasalahan kenaikan berat badan
kenaikan berat badan selama hamil selama hamil. Sehingga pengelolaan
terhadap berat badan bayi baru lahir ANC terhadap ibu hamil dapat
mempunyai pengaruh yang diberikan secara optimal untuk
berkesinambungan, diharapkan tenaga mengurangi risiko permasalahan berat
kesehatan terutama bidan di RS PKU badan bayi baru lahir dan komplikasi
Muhammadiyah Yogyakarta untuk pada ibu saat hamil, persalinan, dan
memberikan dan memperhatikan ibu nifas. Sehingga diharapkan ibu hamil
hamil yang nutrisinya kurang, normal, atau ibu dalam program kehamilan
atau gemuk dan memonitoring memperhatikan gizinya untuk
kenaikan berat badan ibu hamil selama pertumbuhan dan perkembangan janin
kunjungan serta peran bidan dalam sehingga berat badan bayi baru lahir
memberikan motivasi bagi ibu yang optimal.
memiliki berat badan kurang dari

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes DIY 2015. (2016). Profil
Atikah, P dan Cahyo I. (2010). BBLR
Kesehatan Tahun 2016 Kota
Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta (Data Tahun 2015).
Penerbit Buku Numed, Yogyakarta:
Yogyakarta: Dinkes DIY
Nuha Medika
Khasanah, N. (2011).Dampak
Atikah, P. dan Siti A. (2009). Buku
Persepsi Budaya Terhadap
Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Kesehatan Reproduksi Ibu Dan
Yogyakarta: Nuha
Anak Di Indonesia. Diakses 14
Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth,
Maret 2017 dari http://e-
Spong, editor. (2013). William
journal.stain-
Obstretics, 23nd Volume 1.
pekalongan.ac.id/index.php/Muwaz
Jakarta: EGC
ah/article/view/273/830
. (2013). William Obstretics,
nd Khaula, K. (2012). Status Gizi Ibu
23 Volume 2. Jakarta: EGC
dengan Berat Badan Lahir Bayi.
Medika Depkes RI. (2014). Profil
Diakses tanggal 31 Desember 2016
Peraturan Mentri Kesehatan
dari
Dinkes DIY 2015. (2015). Profil
http://download.portalgaruda.org/ar
Dinkes DIY Tahun 2015 (Data
ticle. Volume 3 No.4
Tahun 2014). Yogyakarta: Dinkes
Vivian, NLD. (2010). Asuhan
DIY
Neonatus Bayi dan Anak Balita.
. (2011). Profil Dinkes DIY.
Yogyakarta: Salemba Medika
Yogyakarta: Dinkes DIY

You might also like