You are on page 1of 12

LAPORAN REVIEW JURNAL

SUDANESE MALE WITH EROSIVE LICHEN


PLANUS CASE

OLEH
JUMIATI
NIM 1310015107

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
terselesaikannya review jurnal “SUDANESE MALE WITH EROSIVE LICHEN
PLANUS CASE”
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan laporan ini. Akhir kata, kami sadar bahwa
kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu, kami mohon kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan pengetahuan.

Hormat Kami,

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................................ 1

Kata pengantar .......................................................................................................... 2

Daftar isi ..................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan ................................................................................................... 4

BAB II Laporan Kasus ............................................................................................... 5

BAB III Penutup ........................................................................................................ 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

Lichen planus adalah penyakit mukokutan akut inflamasi, terutama

mempengaruhi mukosa mulut, Linchen Planus bisa disebut sebagai OLP “terisolasi”.

Ini lebih umum di antara pasien kelompok setengah baya dan lebih sering pada wanita

. Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang dapat mengakibatkan

pasien merasa tidak nyaman dengan rongga mulutnya. Beberapa bentuk manifestasi

klinis dari OLP yaitu retikular, papula, bentuk plak, atropik, erosif dan bula. Lesi-lesi

ini biasanya terjadi bilateral pada mukosa bukal, mukobukal fold, gingiva, lidah dan

bibir.Tipe retikular merupakan bentuk umum dari OLP. Biasanya muncul dengan

gambaran striae-striae keratotik putih ( Wickham’s striae ) dengan batas eritema.

Bentuk plak dari OLP mulai dari bentuk rata, halus hingga irregular, Biasanya ditemui

pada lidah dan mukosa bukal. (Ravina Naomi Tarigan , Titiek Setyawati, 2009).

Lichen planus erosif bergejala dan membawa peningkatan risiko berkembang menjadi

karsinoma sel skuamosa. Oleh karena itu OLP yang erosif membutuhkan perawatan

segera, paliatif yang cepat dan tindak lanjut yang teliti . Di sini kami melaporkan kasus

OLP erosif yang terjadi pria paruh baya.

4
BAB II
LAPORAN KASUS

1.1. Laporan Kasus


Seorang pria Sudan berusia 32 tahun datang ke klinik Oral Medicine yang
mengeluh karena sensasi terbakar yang parah, kesulitan dalam makan dan menelan
serta perubahan rasa , tepatnya dua bulan lalu tanpa episode sebelumnya. Tidak
ada riwayat medis atau sosial yang signifikan.
Pemeriksaan Klinis didapatkan :
 Ulkus yang lunak, tidak beraturan, dangkal, tidak terawat tanpa kotoran
yang jelas
 Adanya bercak putih
 Papula (Wickham striata) pada palatum lunak (molle),
 Dasar mulut, mukosa bukal bilateral dan daerah pad retro molar dan tidak
ada lesi kulit yang jelas

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan gambaran karakteristik lichen planus tanpa


gambaran perubahan displastik.

5
Pasien diobati berkumur dengan

menggunakan klorheksidin,

analgesik topikal dan steroid sistemik

oral dosis tinggi (1mg / kg).

Perawatan menunjukkan perbaikan

yang sangat baik dalam dua minggu,

dan kemudian pengurangan dosis

bertahap dianjurkan

DISKUSI

Oral lichen planus (OLP) adalah penyakit mukokutan kronis dengan etiologi

yang tidak diketahui. Kelompok usia yang umum terkena berkisar dari dekade

kehidupan ketiga hingga keenam dan sebagian besar memiliki predileksi jenis

kelamin perempuan, kasus LP yang terbatas pada mukosa mulut terjadi pada 15%

dari semua kasus . Sebaliknya dalam laporan kasus ini yang terkena adalah laki-laki

Sudan yang tidak umum seperti pada wanita dan itu hanya menonjol di mukosa

mulut.

Etiologi OLP tampaknya rumit dan multi faktorial. Ismail dkk melaporkan

daftar faktor penyebab dan eksaserbasi untuk OLP dan reaksi lichen planus oral

seperti, obat-obatan (anti-malaria, diuretik, garam emas, anti retroviral, beta

blocker, amina pensil), bahan tambal gigi seperti (amalgam gigi, komposit dan

6
bahan berbasis resin, logam), penyakit hati kronis dan virus hepatitis C, genetika

dan mengunyah tembakau. Dalam hal ini, tidak ada faktor terkait yang dapat

memprovokasi reaksi lichen planus oral. Stres diidentifikasi oleh penelitian

sebelumnya sebagai salah satu penyebab paling sering dari lichen planus oral ,

dalam kasus ini, pasien menyangkal kondisi stres sebagai faktor predisposisi. Secara

umum lesi pada rongga mulut banyak dan bilateral . Hal ini dapat ditemukan di area

mana pun di rongga mulut, mukosa bukal, gingiva dan lidah adalah yang paling

sering terlibat .

Dalam kasus ini, area anatomi lesi adalah dasar mulut, palatum molle (lunak),

molar retro dan mukosa bukal secara bilateral. Lesi di mukosa bukal memiliki

bentuk striata dan retikulasi, keputihan, dan mereka yang berada di palatum lunak

(molle) dan daerah retro molar adalah eritematosa. Potensi transformasi ganas untuk

lesi ini masih kontroversial. Frekuensi transformasi maligna berkisar antara 0,4%

hingga 5%, dengan angka tertinggi pada lesi eritematosa dan erosif .

Diagnosis OLP harus ditegakkan dengan tepat, pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan histopatologi untuk mengkonfirmasi diagnosis klinis dan khususnya

untuk menyingkirkan displasia dan keganasan . Pilihan perawatan tergantung pada

tingkat keparahan dan ketidaknyamanannya. Obat-obatan digunakan untuk

memperbaiki kondisi pasien baik lokal maupun sistemik. Komponen aktifnya

adalah kortikosteroid seperti triamcinolone, fluoc inolone acetonide dan

flocinonida. Ismail dkk. melaporkan bahwa menjaga kebersihan mulut yang baik

meningkatkan penyembuhan dan mengurangi gejala OLP. Seperti dalam kasus ini

7
steroid sistemik adalah lesi yang jelas dalam dua minggu disertai dengan obat kumur

klorheksidin.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam kasus ini diketahui bahwa pasien didiagnosa menderita panyakit Lichen
Planus pada rongga mulutnya. Linchen Planus ini sendiri merupakan merupakan
penyakit mukokutaneus kronis yang bersifat autoimun yang biasanya melibatkan
mukosa rongga mulut, yaitu berupa inflamasi kronis yang mengenai epitel berlapis
skuamosa dan merupakan penyakit akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang
kondisi imunologis yang penyebabnya tidak diketahui (Ravina Naomi Tarigan , Titiek
Setyawati, 2009) .

Penyebab dan patogenesisnya tidak diketahui, tetapi bukti menunjukkan bahwa


lesi ini adalah kelainan imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam
epitelium. Baik CD4 dan subset sel CD8-T banyak ditemukan dan tersebar pada
interfase jaringan ikat epitel dari jaringan yang berpenyakit. (Robert P Langlais , Craig
S Miller , Jill S Nield-Gehrig, 2014) . Keadaan peradangan kronis ini menimbulkan
perubahan epitel, jumlah deposit fibrinogen yang sangat banyak dimembran dasar.
Individu yang gelisah, emosi tinggi dan orang yang terinfeksi virus hepatitis C
merupakan faktor predisposisi untuk Linchen Planus. Kebanyakan penderitanya adalah
wanita yang berumur diatas 40 tahun (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-
Gehrig, 2014) , tetapi pada kasus ini yang menderita Linchen Planus adalah pria paruh
baya yang belum diketahui penyebabnya.

Lesi mulut Linchen Planus memiliki salah satu ciri diantara salah satu ke empat
tampakan klinis berikut ini yaitu : atrofik, erosif, stria (tretikular) atau sperti plak.
Seorang pasien dapat terkena lebih dari satu bentuk lesi . Daerah yang paling sering
terkena adalah mukosa bukal, lidah, bibir, palatum, gingiva dan dasar mulut juga dapat
terkena (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-Gehrig, 2014).

Pada literatur disebutkan ada 3 macam Lichen Planus yaitu Linchen Planus
Atrofik , Lichen Planus bentuk Plak dan Lichen Planus Erosive . Lichen Planus Atrofik

9
berasal dari atrofi epitelium dan secara dominan terlihat sebagai bercak mukosa yang
merah, tidak mengalami ulserasi dan melibatkan attached gingiva biasanya disebut
dengan gingivitis deskuamatif . Lichen planus bentuk Plak nerupakan lesi putih yang
padat dan mempunyai permukaan halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi
asimetris. Lesi ini umumnya ditemukan pada mukosa bukal dan pasien biasanya tidak
menyadari keberadaan lesi tersebut (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-
Gehrig, 2014).

Berdasarkan ciri-ciri yang paling mendekati , pada kasus ini pasien mengalami
Linchen Planus Erosive yaitu dimana mukosa bukal dan lidahnya terdapat lesi ini.
Vesikel atau bula pada awalnya akan terbentuk. Keduanya akan pecah dan
menimbulkan erosi. Lesi yang matang mempunyai tepi merah yang tidak teratur,
pseudomembran sentral yang nekrotik dan kekuningan serta bercak putih anular sering
kali ditemukan pada bagian tepi. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri secara terus
menerus dan dapat berkembang dengan cepat. Ciri – ciri ini dapat membantu dalam
membedakan Linchen Planus oral dan lesi lain yang mempunyai menampilan klinis
yang sama seperti leukoplakia, eritroplakia, kandidiasis, lupus eritematosus,
pempihigoid dan eritema multiforme (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-
Gehrig, 2014)

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lichen Planus adalah penyakit autoimun yang muncul secara klinis dalam
berbagai jenis. Varian lichen planus erosif adalah yang paling tinggi potensi ganas;
oleh karena itu perlu ditindaklanjuti secara teratur dan teliti. Penting untuk
mengidentifikasi lesi secara klinis dan Histopatologi paling cepat dan mengobati
kondisi pada tahap awal.

3.2. Saran dan Terima kasih

Laporan review jurnal ini dapat diperluas dengan artikel-artikel jurnal terkait untuk
menambah wawasan.. Serta saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu saya dalam berdiskusi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ravina Naomi Tarigan , Titiek Setyawati. (2009). TANTANGAN


DALAM PERAWATAN ORAL LICHEN PLANUS PADA PASIEN
DIABETES MELITUS (LAPORAN KASUS). Indonesian Journal of
Dentistry (FKG UNIVERSITAS INDONESIA), 8-17.

Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-Gehrig. (2014). ATLAS


BERWARNA : LESI MULUT YANG SERING DITEMUKAN .
USA.

12

You might also like