Professional Documents
Culture Documents
OLEH
JUMIATI
NIM 1310015107
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
terselesaikannya review jurnal “SUDANESE MALE WITH EROSIVE LICHEN
PLANUS CASE”
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan laporan ini. Akhir kata, kami sadar bahwa
kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu, kami mohon kritik dan saran
dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan pengetahuan.
Hormat Kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
mempengaruhi mukosa mulut, Linchen Planus bisa disebut sebagai OLP “terisolasi”.
Ini lebih umum di antara pasien kelompok setengah baya dan lebih sering pada wanita
. Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang dapat mengakibatkan
pasien merasa tidak nyaman dengan rongga mulutnya. Beberapa bentuk manifestasi
klinis dari OLP yaitu retikular, papula, bentuk plak, atropik, erosif dan bula. Lesi-lesi
ini biasanya terjadi bilateral pada mukosa bukal, mukobukal fold, gingiva, lidah dan
bibir.Tipe retikular merupakan bentuk umum dari OLP. Biasanya muncul dengan
Bentuk plak dari OLP mulai dari bentuk rata, halus hingga irregular, Biasanya ditemui
pada lidah dan mukosa bukal. (Ravina Naomi Tarigan , Titiek Setyawati, 2009).
Lichen planus erosif bergejala dan membawa peningkatan risiko berkembang menjadi
karsinoma sel skuamosa. Oleh karena itu OLP yang erosif membutuhkan perawatan
segera, paliatif yang cepat dan tindak lanjut yang teliti . Di sini kami melaporkan kasus
4
BAB II
LAPORAN KASUS
5
Pasien diobati berkumur dengan
menggunakan klorheksidin,
bertahap dianjurkan
DISKUSI
Oral lichen planus (OLP) adalah penyakit mukokutan kronis dengan etiologi
yang tidak diketahui. Kelompok usia yang umum terkena berkisar dari dekade
kehidupan ketiga hingga keenam dan sebagian besar memiliki predileksi jenis
kelamin perempuan, kasus LP yang terbatas pada mukosa mulut terjadi pada 15%
dari semua kasus . Sebaliknya dalam laporan kasus ini yang terkena adalah laki-laki
Sudan yang tidak umum seperti pada wanita dan itu hanya menonjol di mukosa
mulut.
Etiologi OLP tampaknya rumit dan multi faktorial. Ismail dkk melaporkan
daftar faktor penyebab dan eksaserbasi untuk OLP dan reaksi lichen planus oral
blocker, amina pensil), bahan tambal gigi seperti (amalgam gigi, komposit dan
6
bahan berbasis resin, logam), penyakit hati kronis dan virus hepatitis C, genetika
dan mengunyah tembakau. Dalam hal ini, tidak ada faktor terkait yang dapat
sebelumnya sebagai salah satu penyebab paling sering dari lichen planus oral ,
dalam kasus ini, pasien menyangkal kondisi stres sebagai faktor predisposisi. Secara
umum lesi pada rongga mulut banyak dan bilateral . Hal ini dapat ditemukan di area
mana pun di rongga mulut, mukosa bukal, gingiva dan lidah adalah yang paling
sering terlibat .
Dalam kasus ini, area anatomi lesi adalah dasar mulut, palatum molle (lunak),
molar retro dan mukosa bukal secara bilateral. Lesi di mukosa bukal memiliki
bentuk striata dan retikulasi, keputihan, dan mereka yang berada di palatum lunak
(molle) dan daerah retro molar adalah eritematosa. Potensi transformasi ganas untuk
lesi ini masih kontroversial. Frekuensi transformasi maligna berkisar antara 0,4%
hingga 5%, dengan angka tertinggi pada lesi eritematosa dan erosif .
flocinonida. Ismail dkk. melaporkan bahwa menjaga kebersihan mulut yang baik
meningkatkan penyembuhan dan mengurangi gejala OLP. Seperti dalam kasus ini
7
steroid sistemik adalah lesi yang jelas dalam dua minggu disertai dengan obat kumur
klorheksidin.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini diketahui bahwa pasien didiagnosa menderita panyakit Lichen
Planus pada rongga mulutnya. Linchen Planus ini sendiri merupakan merupakan
penyakit mukokutaneus kronis yang bersifat autoimun yang biasanya melibatkan
mukosa rongga mulut, yaitu berupa inflamasi kronis yang mengenai epitel berlapis
skuamosa dan merupakan penyakit akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang
kondisi imunologis yang penyebabnya tidak diketahui (Ravina Naomi Tarigan , Titiek
Setyawati, 2009) .
Lesi mulut Linchen Planus memiliki salah satu ciri diantara salah satu ke empat
tampakan klinis berikut ini yaitu : atrofik, erosif, stria (tretikular) atau sperti plak.
Seorang pasien dapat terkena lebih dari satu bentuk lesi . Daerah yang paling sering
terkena adalah mukosa bukal, lidah, bibir, palatum, gingiva dan dasar mulut juga dapat
terkena (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-Gehrig, 2014).
Pada literatur disebutkan ada 3 macam Lichen Planus yaitu Linchen Planus
Atrofik , Lichen Planus bentuk Plak dan Lichen Planus Erosive . Lichen Planus Atrofik
9
berasal dari atrofi epitelium dan secara dominan terlihat sebagai bercak mukosa yang
merah, tidak mengalami ulserasi dan melibatkan attached gingiva biasanya disebut
dengan gingivitis deskuamatif . Lichen planus bentuk Plak nerupakan lesi putih yang
padat dan mempunyai permukaan halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi
asimetris. Lesi ini umumnya ditemukan pada mukosa bukal dan pasien biasanya tidak
menyadari keberadaan lesi tersebut (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-
Gehrig, 2014).
Berdasarkan ciri-ciri yang paling mendekati , pada kasus ini pasien mengalami
Linchen Planus Erosive yaitu dimana mukosa bukal dan lidahnya terdapat lesi ini.
Vesikel atau bula pada awalnya akan terbentuk. Keduanya akan pecah dan
menimbulkan erosi. Lesi yang matang mempunyai tepi merah yang tidak teratur,
pseudomembran sentral yang nekrotik dan kekuningan serta bercak putih anular sering
kali ditemukan pada bagian tepi. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri secara terus
menerus dan dapat berkembang dengan cepat. Ciri – ciri ini dapat membantu dalam
membedakan Linchen Planus oral dan lesi lain yang mempunyai menampilan klinis
yang sama seperti leukoplakia, eritroplakia, kandidiasis, lupus eritematosus,
pempihigoid dan eritema multiforme (Robert P Langlais , Craig S Miller , Jill S Nield-
Gehrig, 2014)
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lichen Planus adalah penyakit autoimun yang muncul secara klinis dalam
berbagai jenis. Varian lichen planus erosif adalah yang paling tinggi potensi ganas;
oleh karena itu perlu ditindaklanjuti secara teratur dan teliti. Penting untuk
mengidentifikasi lesi secara klinis dan Histopatologi paling cepat dan mengobati
kondisi pada tahap awal.
Laporan review jurnal ini dapat diperluas dengan artikel-artikel jurnal terkait untuk
menambah wawasan.. Serta saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu saya dalam berdiskusi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12