You are on page 1of 12

MAKALAH ETIKOLEGAL

ISU DAN ETIK ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

Kelompok 6

1. Dahlia Rizal Putri


2. Istikomah
3. Nur Puspa Arum
4. Rara Kuswindiyarti

Kelas : 2C

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Jl. Mataram No. 9 PesurunganLorMargadanaTegal

Telp.(0283) 352000 Fax. (0283) 3533


A. ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

Kompetensi ke-6 :BIdan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru
lahir sehat sampai 1 bulan.

1. Pengetahuan Dasar
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.
Kebutuhan dasarbayibarulahir, kebersihanjalannapas, perawatantalipusat, kehangatan, nutrisi,
“bonding dan attachment”.
Indikatorpengkajianbayibarulahir, misalnyadari APGAR.
Penampilandanperilakubayibarulahir.
Tumbuhkembang yang normal padabayibarulahirselama 1 bulan.
Memberikanimmunisasipadabayi.
Masalah yang lazimterjadipadabayibarulahir normal seperti : caput, molding, Mongolian spot,
haemangioma.
Komplikasi yang lazimterjadipadabayibarulahir normal seperti :hypogglikemia, hypotermi,
dehidrasi, diaredaninfeksi, ikterus.
Promosikesehatandanpencegahanpenyakitpadabayibarulahirsampai 1 bulan.
Keuntungandanresikoimmunisasipadabayi.
Pertumbuhandanperkembanganbayi premature.
Komplikasitertentupadabayibarulahir, seperti trauma intracranial, frakturclavicula,
kematianmendadak, hematoma.

2. Keterampilan Dasar
Membersihkanjalannafasdanmemeliharakelancaranpernapasan, danmerawattalipusat.
Menjagakehangatandanmenghindaripanas yang berlebihan.
Menilaisegerabayibarulahirsepertinilai APGAR.
Menbersihkanbadanbayidanmemberikanidentitas.
Melakukanpemeriksaanfisik yang terfokuspadabayibarulahirdan
screeninguntukmenemukanadanyatandakelainan-kelainanpadabayibarulahir yang
tidakmemungkinkanuntukhidup.
Mengaturposisibayipadawaktumenyusu.
Memberikanimunisasipadabayi.
Mengajarkanpada orang tuatentangtanda-
tandabahayadankapanharusmembawabayiuntukmintapertolonganmedik.
Melakukantindakanpertolongankegawatdaruratanpadabayibarulahirseperti
:kesulitanbernafas/asphyksia, hipotermia, hypoglycemi.
Memindahkansecaraamanbayibarulahirkefasilitaskegawatdaruratanapabila di mungkinkan.
Mendokumentasikantemuan-temuandanintervensi yang dilakukan.

3. Keterampilan Tambahan
Melakukanpenilaianmasagestasi
Mengajarkanpada orang tuatentangpertumbuhandanperkembanganbayi yang normal
danasuhannya
Membantu orang tuadankeluargauntukmemperolehsumberdaya yang tersediadimasyarakat.
Memberikandukungankepda orang tuaselamaberdukacitasebagaiakibatbayidengancacatbawaan,
keguguran, ataukematianbayi.
Memberikandukungankepada orang
tuaselamabayinyadalamperjalananrujukandiakibatkankefasilitasperawatankegawatdaruratan.
Memberikandukungankepada orang tuadengankelahiranganda.
Bayi baru lahir mempunyai hak-hak khusus yang tidak dapat dituntut karena fisik
(neonatal usia 0-28 hari) dan mental bayi belum berkembang sehingga belum dapat
mengungkapkan Secara langsung apa yang dirasakan, dibutuhkan, dan yang paling
diinginkannya. Hak bayi baru lahir menentukan serangkaian kewajiban dan tanggung jawab
masyarakat, khususnya tenaga medis yang paling berperan dalam pemenuhan hak tersebut
terutama hak kelangsungan hidup.

Seorang bidan harus member asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif, tanggap pada
kebudayaan setempat, dan mampu menagani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan bayi baru lahir. Agara pelayanan yang diberikan tidak bertentangan
dengan hak asasi klien, maka diperlukan suatu standar pelayanan asuhan bayi baru lahir. Akan
tetapi, pelaksanaan standar tersebut seringkalimenghadapi kendala sehingga diperlukan suatu
etik dalam asuhan neonatal.

B. HAK-HAK ASASI BAYI BARU LAHIR

Poin penting dari deklarasi tentang hak asasi asasi bayi baru lahir Declaration of Barcelona on
the Right of Mother and Newborn adalah sebagai berikut :

 Deklarasi universal tentang hak asasi manusia yang mengacu pada semua tingkat
kehidupan
 Martabat bayi baru lahir sebagai manusia apakah ia laki-laki dan perempuan adalah
sangat berharga
 Setiap bayi baru lahir berhak untuk hidup
 Setiap bayi baru lahir berhak atas kehidupannya tanpa risiko yang berkaitan dengan
alasan budaya, politik dan agama.
 Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan identitas diri dan kewarganegaraan yang
benar
 Setiap bayi baru lahir mendapatkan sanitasi, kasih sayang dan perawatan sosial agar
mengalami perkembangan fifik, mental, spiritual, moral, sosial secara optimal dalam
kehidupannya kelak
 Setiap bayi baru lahir berhak mendapatkan perawatan medis yang benar
 Seorang wanita hamil dengan janin anomali yang tidak dapat mempertahankan
kehidupannya berhak meneruskan kehamilannya atau memilih terminasi kehamilan
sesuai hukum yang sah disetiap negara, jika mereka menginginkannya
 Setiap bayi baru lahir berhak mendapat keuntungan dari upaya percobaan setiap negara,
yang menyangkut perlindungan sosial dan pelayanan bidang kesehatan
 Bayi baru lahir tidak boleh dipisahkan dari orang tuanya
 Dalam kasus adopsi, setiap bayi berhak diadopsi dengan jaminan maksimum
 Semua bayi baru lahir dan wanita hamil berhak mendapat perlindungan dinegara yang
sedang mengalami konflik peperangan.

C. STANDAR ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Standar pelayanan berguna dalam penigkatan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, standar pelayanan dapat menjaga kualitas pelayanan
yang diberikan.

Adapun standar asuhan pada bayi bau lahir menurut departemen kesehatan RI (2002) adalah
sebagai berikut :

 Membersihkan jalan napas, memelihara kelancaran pernapasan, dan


merawat tali pusat.
 Menilai segera bayi baru lahir.
 Membersihkan badan bayi dan member identitas.
 Melakukan Pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan
skrining untuk menemukan nadanya tanda-tanda kelainan pada bayi baru
lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.
 Mengatur posisi bayi pada saat menyusui.
 Memberi imunisasi pada bayi.
 Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
 Pencatatan dan informasi kesehatan neonatal.
D. PERAN DAN FUNGSI BIDAN DALAM ASUHAN NEONATAL

Bayi baru lahir dapat dikategorikan menjadi bayi normal (sehat) yang hanya memerlukan
perawata biasa dan bayi beresiko tinggi (high risk baby) yang memerlukan penanggulangan
khusus. Pada kedua keadaan bayi yang berbeda tersebut, bidan tetap harus menerapkan asuhan
yag mengacu pada standar asuhan bayi baru lahir dan memenuhi hak-hak asasi bayi baru lahir.
Dalam kegiatan praktik , kode etik harus di tegakka sebagai aturan profesional yang sejalan
dengan hukum yang berlaku . perlakuan yang tidak sesuai , seperti menelugkupan bayi saat rewel
, membiarkan bayi kotor , atau memberi obat penenang pada malam hari merupakan suatu
kegagalan dalam menegakan kode etik yang akan menyebabkan tuntutan dari masyarakat .

Bidan harus mempertimbangkan dan memasukkan unsur etik pada seluruh kegiatan
asuhan sama sekali yang di berikannya . jika tidak , kewajibannya dalam memberi asuhan sama
sekali di anggap gagal. Walaupun mungki hanya khusus kelalaian , bidan harus bertanggug
jawab pada seluruh aspek asuhan . pada dasarnya , etik dalam asuha neonatal sama dengan etik
dalam memberi asuhan pada orang dewasa , yaitu dengan memegang prinsip menghargai
autonomi , melakukan tindakan yang benar , mencegah tidakan yang merugikan ,
memperlakukan manusia secara adil , Menjelaskan informasi dengan benar, menepati janji yang
telah di tepati , dan menjaga kerahasiaan .

Hanya saja bedanya , seorang bayi baru lahir belum dapat mengugkapkan secara
langsung perasaan , kebutuhan dan hal yang paling di inginkannya . oleh karena itu untuk
menetukan jenis asuhan yang akan di berikan pada bayi baru lahir , di perlukan suatu pendekatan
.

Pendekatan tersebut di bagi ke dalam 4 hal , yaitu :

a. Nilai penting kehidupan . suatu prinsip yang menyatakan bahwa kehidupan adalah
pemberian tuhan , karena itu faktor seperti kurangnya biaya perawatan atau mutu
kehidupan yang akan di jalani oleh bayi tersebut tidak menjadi peghalang untuk terus
memberi pelayanan terbaik untuk bayi tersebut
b. Hak autonomi orang tua . prisip ini memandang orang tua sebagai pihak yang paling
berhak membuat keputusan atas bayinya , akan tetapi ada hal-hal yang harus di
perhatikan dalam pegambilan tersebut , khususnya kodisi psikologis dan emosional orang
tua dan apakah keputusan yang di ambil akan membahayakan bayi tersebut atau tidak .
c. Hal terbaik yang diinginkan bayi. Pedekatan ini hanya bisa di gunakan secara terbatas
kara bagaimana pu , sangat sulit meentukan apa yang di rasakan , di butuhkan dan apa
yang paling diinginkan oleh bayi tersebut
d. Lingkungan masyarakat . inti dari pedekatan ini adalah setiap bayi baru lahir berpotensi
utuk meingkatkan kemampuan di lingkungan masyarakat , sehingga ia berhak
medapatkan perawatan yang sesuai .

E. Contoh isu/kasus pada bayi baru lahir dalam praktek kebidanan

1. Jual Bayi Baru Lahir, Bidan PNS Terancam Hukuman 15 Tahun


Bui

on 16 Feb 2014 at 22:36 WIB

Miris mungkin itu yang bisa dirasakan seorang ibu, bila anak yang baru dilahirkan ternyata dijual
oleh seorang bidan. Adalah bidan Tiur Maruli Harianja (54) yang begitu tega menjual seorang
bayi baru lahir. Tak ayal bidan yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu pun layak duduk
dikursi pesakitan.

Jaksa Penutut Umum (JPU) dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bandung, Jabar, seperti
dikutip Lipuatan6.com, Jakarta, Minggu (16/2/2014) dari laman web kejati-jabar.go.id, jaksa
dalam dakwaannya menjerat terdakwa dengan pasal 83 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

"Dalam dakwaan jaksa disebutkan bahwa terdakwa telah melakukan penjualan anak di tempat
prakteknya. Anak tersebut dijual dengan harga Rp 7 juta kepada seseorang," kata Jaksa Juniarto
dalam persidangan perdana di PN Bandung, pada Senin 10 Februari 2014 pekan lalu.

Dijelaskan jaksa, sang bidan itu melakukan aksinya ditempat prakteknya di Jalan Desa RT 03
RW 05 Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Namun dalam laman itu, jaksa
tak menjelaskan siapa orang tua bayi tersebut, hanya usia ibu bayi itu diperkirakan antara 17
sampai 30 tahun.

"Karena orang tua bayi yang tidak menginginkan kehadiran bayi itu rata rata berusia antara 17
tahun hingga 30 tahun dan menyerahkan bayi kepada bidan yang membantu persalinannya," ujar
jaksa dalam situs tersebut.

Dalam sidang yang digelar di Ruang Anak PN Bandung itu, dipimpin oleh hakim Parlas itu pun
menjadi perhatian publik. Bahkan istri Gubernur, Netty Heryawan sempat turun tangan untuk
melakukan pengasuhan terhadap bayi yang dijual tersebut.

Bidan Tiur Maruli Harianja merupakan PNS pada Dinas Kesehatan Kota Bandung yang sehari-
hari bertugas di Puskesmas Cipadung dan membuka praktek bersalin di rumahnya sejak 5 tahun
lalu.

Sementara Kasipenkum Kejati jabar, Koswara dalam laman kejaksaan.go.id menuturkan kasus
ini terungkap berdasarkan adanya informasi masyarakat di sekitar tempat praktek bidan tersebut.
Pelaku ditangkap oleh polisi pada Jumat 13 September 2013 usai membantu persalinan di mana
saat itu bayi baru berusia 8 jam, jenis kelamin laki-laki, berat 3,2 kilogram, dan panjang 48
cm. Namun jaksa dalam websitenya tidak menjelaskan siapa kedua orangtua si bayi tersebut.
Hanya saat pengerebekan bidan tersebut, sang ibu dari bayi itu sudah tidak ada di tempat.
Adapun barang bukti yang diamankan penyidik berupa 6 surat pernyataan pelepasan hak asuh
dari orangtua bayi, satu bundel buku daftar pasien dan uang Rp 7 juta yang diduga hasil
penjualan bayi. Kemungkinan sidang akan dilanjutkan pada Senin 17 Februari besok. (Edo/Adm)

Mengkritisi :

 Sebaiknyaseorangbidanharusmenjaganamabaikdanmenjunjungtinggicitraprofesinyadenga
nmenampilkankepribadiannya yang tinggidanmemberikanpelayanan yang
bermutukepadamasyarakat,
bidantidakseharusnyamelakukantindakantersebutdenganmenjualbayi yang tidakbersalah.
Tindakanbidantidakbaikdanharus di berikansanksi yang sudahadadalamperundang-
undangan.
Setiapanakberhakuntuk di asuholeh orang tuanyasendiri,
kecualijikaadaalasandanatauaturanhukum yang sahmenunjukanbahwapemisahanituadalah
demi kepentinganterbaikbagianakdanmerupakanpertimbanganterakhir.
Orang tuaberkewajibandanbertanggungjawabuntukmengasuh, memelihara,
mendidikdanmelindungianaknya, bukanmalahmenjualnyakarenaalasanekonomi,
tidakinginmempunyaianaksekarangdan factor usia.

Kelalaian :

 Kelalaian bidan telah menjual bayi tersebut dengan sengaja


 Karena orang tua bayi yang tidak menginginkan kelahiran bayinya
 Bisamungkin komunikasi yang tidakbaikataukurangantarabidandenganpasien
 Biaya yang mahal/factor ekonomi
 Kelalaian bidan tidakbisamenghasutpasientersebut agar maumerawatbayinyadenganbaik.

Sanksi :
 Dipenjaraatau Bui selama 15 tahun (UU Nomor 23 Tahun 2002
TentangPerlindunganAnak).

2. Sakit hati tak boleh pulang, bidan pukuli dan gigit bayi umur
empat hari

Reporter : Muhammad Radityo | Kamis, 31


Desember 2015 14:28

Bidan terekam kamera pukuli bayi di Bulgaria. ©2015 Merdeka.com/CEN


Merdeka.com - Aksi keji seorang bidan dalam menangani bayi-bayi di rumah sakit tertangkap
kamera CCTV, lalu viral di jejaring sosial. Perilaku sadis itu dilakukan Emiliya Kovacheva,
pekerja Rumah Sakit SofiaMed, Ibu Kota Sofia, Bulgaria. Ibu dua anak itu terekam kamera
memukul dan menggigit bayi berusia empat hari di ruang inkubasi.
Setelah dikonfrontasi manajemen RS, Emiliya mengaku melakukan kekerasan pada bayi dalam
keaadan emosi. Jam kerjanya sudah berakhir dan dia bersiap pulang, namun tiba-tiba sang bayi
menangis keras pada pukul 2 dini hari membangunkan bayi-bayi lainnya.

Dalam pemberitaan yang diutip dari koran the Daily Mail, Selasa (29/12), setelah melewati
perawatan intensif, akhirnya bayi malang yang dipukuli dan digigit bidan itu dapat pulih.
Catatan medis mengatakan bila nyawa sang bayi tidak mengalami luka fatal.
Sang ibu bayi yang menjadi korban aksi keji Emiliya sempat cemas bila bayinya akan mendera
kerusakan otak permanen atau bahkan meninggal karena luka yang diterimanya.

Sang bidan jahat sekarang ditahan dan didakwa atas kasus percobaan pembunuhan dengan
hukuman maksimal 5 sampai 7 tahun penjara. Bukti medis mencatatkan adanya keretakan di
tulang tengkorak dan cedera otak di bayi malang yang dipukuli Emiliya.

Juru Bicara RS SofiaMed, Boriana Marinkova, menjamin langkah hukum pada stafnya yang
berbuat jahat itu akan diteruskan. Bagi RS yang terpenting sekarang adalah bagaimana dapat
memulihkan kondisi sang bayi seperti sedia kala.

Mengkritisi :

 Kekerasan terhadap bayi dalam praktek kebidanan merupakan bentuk criminal yang
mengakibatkan kesengsaraan fisik maupun psikis. Didalam profesi tenaga bidan berlaku
norma etika dan norma hukum kekerasan pada bayi ini termasuk dalam kategori criminal
mal praktek yaitu dimana seorang bidan melakukan perbuatan tersebut dengan
kesengajaan.

Kelalaian :

1. Kelalaian dari pihak rumah sakit karena kurangnya pengawasan

2. Komunikasi yang kurang baik antara bidan dengan pihak rumah sakit
Sanksi berdasarkan :

Pasal 351 KUHP (tentang penganiayaan), yang berbunyi:


 Ayat (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.
 Ayat (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lama lima tahun.
 Ayat (3) Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
 Ayat (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
 Ayat (5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

You might also like