You are on page 1of 36

DIAGNOSIS BANDING PADA ANAK

Disusun oleh :

Andhina Nur Kumala Dewi – 12100116171


Dewi Kurniawati Konoras – 12100116107
Fika Yuliawati – 12100115065
Henny Oktavianti Wijaya – 12100116248
Ilmawati Candraini – 12100116240
Ipan Yustiarta – 12100116188
Muhamad Dony Ardiansyah – 12100116197
Rafa Zhafirah Amaani – 12100116259
Rainy Nuramalis Solihin – 12100116195

Preseptor :
Hana Sofia Rachman, dr., SpA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2017
Sesak nafas

Anak yang datang dengan batuk dan atau kesulitan bernapas

>>Anamnesis

Perhatikan terutama pada hal berikut:

• Batuk dan kesulitan bernapas

- Lama dalam hari

- Pola: malam/dini hari?

- Faktor pencetus

- Paroksismal dengan whoops atau muntah atau sianosis sentral

>BATUK

• Kontak dengan pasien TB (atau batuk kronik) dalam keluarga

• Gejala lain (demam, pilek, wheezing, dll)

• Riwayat tersedak atau gejala yang tiba-tiba

• Riwayat infeksi HIV

• Riwayat imunisasi: BCG, DPT, campak, Hib

• Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis, dll) pada pasien atau keluarga.

>>Pemeriksaan fisis

Umum

• Sianosis sentral

• Merintih/grunting, pernapasan cuping hidung, wheezing, stridor

• Kepala terangguk-angguk (gerakan kepala yang sesuai dengan inspirasi menunjukkan

adanya distres pernapasan berat)

• Peningkatan tekanan vena jugularis

• Telapak tangan sangat pucat.


Dada

• Frekuensi pernapasan (hitung napas selama 1 menit ketika anak tenang)

Napas cepat: Umur < 2 bulan : > 60 kali

Umur 2 – 11 bulan : > 50 kali

Umur 1 – 5 tahun : > 40 kali

Umur > 5 tahun : > 30 kali

• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest-indrawing)*

• Denyut apeks bergeser/trakea terdorong dari garis tengah

• Auskultasi – crackles (ronki) atau suara napas bronkial

• Irama derap pada auskultasi jantung

• Tanda efusi pleura (redup) atau pneumotoraks (hipersonor) pada perkusi.

*Catatan: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest-indrawing) terjadi ketika

dinding dada bagian bawah tertarik saat anak menarik napas. Bila hanya jaringan

lunak antar iga atau di atas klavikula yang tertarik pada saat anak bernapas, hal ini tidak

menunjukkan tarikan dinding dada bagian bawah.

Abdomen

• Masa abdominal: cair, padat

• Pembesaran hati dan limpa.

BATUK DAN KESULITAN BERNAPAS

BATUK

Pemeriksaan Penunjang

Pulse-oximetry : untuk mengetahui saat pemberian atau menghentikan terapi oksigen. Foto

dada dilakukan pada anak dengan pneumonia berat yang tidak memberi respons terhadap

pengobatan atau dengan komplikasi, atau berhubungan dengan HIV

A. Pumonary
1. Infeksi

- LTB

- Bronkhitis

- Bronkiolitis

- BP / Pneumonia lobar

- Pleuritis

- Efusi pleura

- emphisema

2. Non infeksi

- Obstruksi ec corpus alinenum

- Asthma

- Pneumothorax

- Pulmonary emboli

- Pulmonary edema

- Keganasan

DIAGNOSIS GEJALA YANG DITEMUKAN

>>Pneumonia

- Demam

- Batuk dengan napas cepat

- Crackles (ronki) pada auskultasi

- Kepala terangguk-angguk

- Pernapasan cuping hidung

- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

- Merintih (grunting)

- Sianosis
>>Bronkiolitis

- Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun

- Hiperinflasi dinding dada

- Ekspirasi memanjang

- Gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai

- Kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator

>> Asma

- Riwayat wheezing berulang

-Sesak

- Riwayat wheezing berulang

-kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilek

- Hiperinflasi dinding dada

- Ekspirasi memanjang

- Berespons baik terhadap bronkodilator

>> Efusi/empiema

- Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intra toraks

- Pekak pada perkusi

>> Benda asing - Riwayat tiba-tiba tersedak

- Stridor atau distres pernapasan tiba-tiba

- Wheeze atau suara pernapasan menurun yang bersifat fokal

>> Pneumotoraks

- Sesak awitan tiba-tiba

- Hipersonor pada perkusi di satu sisi dada

- Pergeseran mediastinum

Extra Pulmonary
DD Sesak Nafas Extrapulmonary
1. Cardiovaskular
a. Congestive Heart Failure
Definisi: Sindroma klinis akibat jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang
cukup ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan dan menerima aliran darah dari vena
sistemik dan pulmonal atau kombinasi kedua vena tersebut.
Diagnosis
Anamnesis
Bayi: - Tidak kuat minum
- Takipneu
- Gagal tumbuh
- Sering berkeringat di dahi

Anak Besar: - Sesak nafas terutama saat aktivitas


- Mudah lelah
- Edema palpebral atau tungkai

PF
- Takikardia
- Gallop
- Kardiomegali
- Ransang simpatis meningkat
- Gagal tumbuh
- Keringat/kulit dingin dan lembab
- Takipneu
- Orthopneu
- Wheezing dan ronchi
- JVP meningkat
- Edema tungkai

b. Coronary artery disease

Definisi:

Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena
penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi
keduanya.

Faktor Resiko
Gejala Klinis

- Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan tercekik. Nyeri terasa
di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke punggung. Nyeri
dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita.
- Sesak nafas
- Takikardi
- Jantung berdebar-debar
- Cemas
- Gelisah
- Pusing kepala yang berkepanjangan
- Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas
- Keringat dingin

C. Arrhythmias

Definisi: Gangguan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pada pembentukan impuls
dan atau konduksi

Diagnosis:

- Disaritmia dengan Sinus Pace Maker


Klinis: irama jantung ireguler dipengaruhi oleh pernafasan
- Sinus Takikardi
Klinis: frekuensi denyut jantung cepat dan regular
- Sinus bradikardi
Klinis: denyut jantung regular

D. TOF

Definisi: Penyakit jantung dengan kelainan berupa:

- Obstruksi saluran ventrikel kanan: stenosis infundibular, valvular, kombinasi


- VSD besar
- Overriding aorta
- Hipertrofi Ventrikel Kanan

Gejala klinis

- Sianosis
- Dispnea saat aktivitas
- Squarting pada anak yang sudah dapat berjalan
- Serangan sianotik
- Murmur

2. Noncardiac or nonpulmonary

a. Metabolic conditions (e.g., acidosis)


Definisi: Gangguan metabolic yang disebabkan oleh defisiensi insulin dan sekresi berlebih
hormone-hormon stress

Sindroma ini ditandai dengan:

- Hiperglikemi GD >300mg/dL
- Ketoanemi
- Asidosis metabolic :pH <7,3 dan bikarbonat darah < 15mEq/L

Diagnosis

- Gejala klasik DM(polifagi, poliuri, polidipsi), penurunan BB


- Dehidrasi sering disertai syok

b. Anemia

Definisi:
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa
O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke
jaringan menurun.

Diagnosis:

- Riwayat faktor predisposisi dan etiologi


- Pucat, lemah, lesu, rewel, spoon nail, hepatomegaly, dll

c. Gagal Ginjal Kronik

Manifestasi klinis

- Kegagalan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit


- Penumpukan metabolic toksik: uremik
- Kurangnya hormone ginjal: eritropetin dan bentuk aktif vit D
- Respos end organ yang tidak normal terhadap hormone endogen

Anamnesis

- Sakit kepala, lethargi, kurang nafsu makan, muntah, polidipsi, polyuria, dan
gangguan pertumbuhan

PF

- Gangguan pertumbuhan, anemia, hipertensi, osteodistrofi ginjal, tanda pembesaran


jantung, dan keterlambatan sexual

3. Functional
a. Anxiety disorder

Definisi:

Perasaan takut yang tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa
keadaan psikopatologis sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan atau
anxiety disorder. menjadi gangguan dan diagnosa anxiety disorder dapat ditegakkan ketika
individu menyatakan bahwa ada perasaan cemas yang secara nyata dialami secara subjektif
dan hal ini mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan beberapa respon fisiologis
yang tidak nyaman.

Manifestasi Klinis:

- Jantung berdebar-debar.
- Berkeringat.
- Gemetar.
- Perasaan nafas semakin sulit atau sesak atau tercekik.
- Perasaan susah menelan.
- Sakit di dada atau perasaan ‘tidak enak’.
- Mual atau gangguan pada perut.
- Perasaan takut kehilangan kendali atau ‘menjadi gila’.
- Perasaan takut mati.
- Paresthesias.
- Perasaan dingin atau panas.
- Depersonalisasi atau derealisasi
Kejang

penjelasan KD Epilepsi Meningitis Ensefalitis


Definisi Bangkitan Ggn kronis yg Infeksi meningens Manifestasi
kejang yang ditandai dgn yg paling sering kelainan
terjadi pada berulangnya disebabkan oleh neurologi yg
kenaikan suhu bangkitan Bakteri disebabkan oleh
tubuh (suhu epilepsi infeksi virus
rektal >38c) (lepasnya herpes simpleks
disebabkan oleh muatan listrik (VHS)
proses yg berlebih
ekstrakranium dan
hipersinkron
dari sel
neuron diotak)
Etiologi Peningkatan -Faktor E coli, streptokokus virus herpes
suhu rektal >38c genetik grup b, h. simpleks (VHS)
(idiopatik) Influenzae, N.
-Kelainan Meningitidis
simptomatis
Gejala KDK -Kejang -Neonatus : malas -Fase prodromal
-berlangsung parsial minum, letargim terjadi malaise
>15menit (sederhana ikterus, muntah, dan demam
-kejang parsial, dan kompleks) diare, hipotermi, slama 1-7hari.
atau umum yg -kejang umum kejang, fontanel -Sakit kepal,
didahului k. (tonik klonik, menonjol. <2thn muntah,
Parsial atonik, tonik, meningeal sign tak perubahan
-kejang mioklonik, ada. kepribadian dan
berulang absens) - anak lebih besar: ggn daya ingat
≥2x/24jam timbul akut kmudian pnderita
-pada usia 6bl- (insidious), brupa akan trjadi
3th demam, kejang, kejang
mual muntah, (fokal/umum)
anoreksia, sakit dan kesadaran↓
kepala, nyeri -Neurologis
punggung, fotofobi, mnunjukan
kakukuduk, gelisah, hemiparesis,
letargi, ksadaran afasia, ataksia,
mnurun ggn sistem
autonom, paresis
Lainnya defisit saraf kranialis,
neurologis fokal, kaku kuduk dan
edema otak, papiledema
paralisis saraf
kranial.
Anamnesi Panas, umur Panas tak ada, Malas minum, Demam 1-7hari,
s 6bl-3th, riwayat letargi, muntah, malaise, sakit
kD kompleks epilepsi atau diare, demam, kepala, mual
>15mnt, riwayat KD kejang→ksadaran muntah,
parsial/umum, mnurun, sakit kejang→ksadara
berulang kepalam fotofobia, n mnurun, defisit
(≥2/24jam) nyeri punggung neurologis
sering disertai mual muntah,
diare/ispa. defisit neurologis
fokal.
Px fisik Head to toe, Head to toe Head to toe Head to toe
Ditambah px Ditambah px Ditambah px Ditambah px
neurologis, neurologis, neurologis, neurologis,MS(-
meningeal sign MS (-), kakukuduk (-) MS ), ksdaran↓
(-), Ksadaran ksdran CM (+), <2th
CM, suhu >38˚c kakukuduk(-),
rektal fontanel menonjol,
ksadaran↓

Px -px lab : -Gold standar -Analisis LSS : EEG→gambaran


penunjang Leukositnya? Epilepsi, px (1)Warna keruh, periodic
Glukosa? EEG protein↑, jumlah lateralizing
Elektrolit? leukosit (trjadi epileptiform
-Pungsi lumbal -MRI kepala, pleiositosis) discharge atau
*<12 bl=harus, untuk >1000/mm3 dgn perlambatan
Pada bayi mengetahui prdominasi PMN. fokal di daerah
meningeal sign kelainan Pada bentuk atipik, temporal atau
jarang struktur di pleiositosis frontotemporal
ditemukan. otak. biasanya
*12-18bl <1000/mm3.(N pda -CT-scan
=dianjurkan >3bl =6/mm3). (hipodens di
*>18b= tak (2) Absolut netrofil lobus temporal
dilakukan scra count (ANC) : bila atau fronntal,
rutin leukosit kadang meluas
-EEG LCSx%PMN sampai lobus
Hanya LCSx10-2/mm3 oksipitalis)
membedakan hasilnya >1 brrti
antara epilepsi mndukung
dgn dan KD meningitis bakteri.
(3) glukosa LCS:
hipoglikorazia
(rendah), kbnyakan
glukosa LCS : gula
darah <2:5(N±66%
kadar gula darah)
(4) kdar protein ↑
>200mg/mm3 (100-
500mg/mm3)

-biakan : LCS
dibiakan media
agar, agar darah,
agar coklat.

-pewarnaan gram

-PCR : mmbedakan
penyebab
meningitis bakteri
atau virus, contoh
ELISA, CIE.

Terapi -Pemberian O2 Pemberian -oksigen -Pengobatan


lembab max ½ OAE bila : -infus isotonik simptomatis
BB Frek -antibiotik (paraset
- Pemberian bangkitan >2x -diazepam iv bila 10mg/kgBB/dosi
Obat saat episode kejang, s 4x demam,
demam : bangkitan - Gizi sonde muntah
*Parasetamol pertahun -AB usia<3bl sefo domperidon 0,2-
10mg/kgBB (50- 0,4mg/kgbb/x
*(pengobatan *terapi OAE 100mg/kgBB/hari 3x,)
intermiten) diberikan dari dibagi 3dosis) + -Suportif
diazepam pulv dosis yg ampisilin (oksigen, infus
0,3- rendah (50mg/kgBB/dosis isotonik,
0,5mg/kgBB dinaikan scra 4x) diazepam iv bila
tiap 8jam brtahap kejang, Gizi
- pengobatan sampai -AB usia>3bl ceftri sonde
saat kejang bangkitan (dibagi 2dosis)
*pemberian hilang atau *bila dicurigai Asiklovir dgn
diazepam rektal, muncul efek bakteri ditambah dosis
5mg bila samping. dexam0,15mg/kgB 30mg/kgBB/hari
BB<10kg dan -Bila gagal, B 4x/hari dibagi dalam
10mg bila OAE kdua 3dosis diberikan
BB>10kg ditambahkan selama 10hari.
Atau sampai
pemasangan bangkitan
infus kristaloid tratasi,
asnet untuk kmudian OAE
memasukan prtama
diazepam iv 0,3- diturunkan
0,5mg/kgBB. dan di stop
-pemberian dgn tujuan
antikonvulsan monoterapi.
rumatan -Bila gagal,
*fenobarbital 4- epilepsi
5 mg/kgBB/hari refrakter.
dibagi 2dosis
atau as valproat *bangkitan
20- fokal,
30mg/kgBB/har Pemberian→
i dibagi 2-3dosis karbamazepin
Diberikan 10-
selama 1 tahun. 25mg/kgBB/h
Tapering off r dibagi 3dosis
selama 1-2bl
*bangkitan
*indikasi umum,
rumatan pemberian
-kejang →as. Valproat
lama>15menit 20-
-ada kelainan 60mg/kgBB/h
neurologis r dibagi 2-
sblm/sesudah 3dosis
kejang
-kejang fokal/ -OAE
fokal jadi umum diberikan
- dalam 2-4th,
dipertimbangka tapering off
n bila : perlu 6bl
1. berulang ≥2x
dlm 24jam
2. pada bayi
<12bl
3. >4x/tahun
prognosis Baik. Baik, 70% buruk
Banyak sekuel mengalami
KD→sklerosis remisi.
hipokampus stlh Faktor
KD lama→jd predisposisi :
epilepsi -kelainan
neurologi
berat
-respon trhdp
OAE
-ada bbrapa
jenis
bangkitan
-EEG normal
pd awal terapi
atau EEG
memburuk

Lumbal pungsi analisis LCS pada infeksi SSP


Parameter Virus Bakteri Mikobakterium Jamur
Jumlah sel N-↑ ↑-↑↑↑ ↑-↑↑ N-↑↑
Tipe sel Limfosit PMN Limfosit Campuran
Protein N-↑ ↑-↑↑↑ N-↑↑ N-↑↑
Glukosa N-↓ ↓-↓↓↓ N-↓ N-↓
Demam
 Demam <7 hari
1. Demam kurang dari tujuh hari tanpa tanda lokal
Merupakan penyakit demam tanpa terlihat tanda yang jelas di salah satu sistem tubuh.
Penyebab terjadinya demam jenis ini adalah:
a.Infeksi virus dengue (demam dengue, demam berdarah dengue, sindrom syok dengue)
b.Malaria
c.Demam pasca vaksinasi
d.Sepsis
e.Demam yang berhubungan dengan HIV
2. Demam kurang dari tujuh hari dengan tanda lokal
a.Infeksi pada saluran nafas bagian atas:
VURTI (viral upper respiratory tract)
Tonsilofaringitis
b.Sinusitis
c.OMA (otitis media akut)
d.Infeksi pada saluran nafas bagian bawah:
Bronkiolitis
Pneumonia
e.Infeksi saluran kemih
f.Meningitis
g.Infeksi jaringan lemak dan kulit
h.Gastroenteritis

Diferensial diagnosis demam juga dapat dipikirkan dari kelompok usia penderita, antara
lain:
a.Kelompok bayi muda, 0-48 hari
Demam pada anak usia usia <28hari (neonates) akan menyulitkan dokter, karena 75% dari
yang menderita infeksi bakteri tetap baik kondisi klinisnya pada saat pemeriksaan. Anak usia
1-2 bulan yang terinfeksi bakteri, hanya 10% yang menunjukkan gejala
demam. Pada neonates, ditemukan 17% termasuk golongan SBI (serious bakteri infection)
meskipun penampakan demamnya tidak tinggi. Adanya antibody maternal mempengaruhi
presentasi klinik infeksi yang terjadi. Karena itulah demam pada neonates merupakan salah
satu indikasi masuk rumah sakit.
b.Kelompok 2-36 bulan
Bayi dan balita demam pada usia ini tampilan klinisnya berada di daerah “abu-abu”, antara
demam yang mengindikasikan SBI dan demam yang berarti infeksi bila ada focus yang jelas.
c.Kelompok usia >3 tahun
Anak usia diatas 3 tahun dapat memberikan gejala klinis yang lebih jelas, seperti adanya
kelainan anatomik atau kelainan fungsional. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium sangat bermanfaat untuk penentuan diagnosis.
Demam > 7 hari
DIARE
Bayi Anak Remaja
Akut Akut Akut
Gastroentritis Gastroentritis Gastroentritis
Infeksi Sistemik Keracunan Makanan Keracunan Makanan
Pemberian antibiotic Infeksi Sistemik Infeksi Sistemik
Akibat Pemakaian antibiotik Akibat Pemakaian antibiotik

Kronis Kronis Kronis


Pascainfeksi Pascainfeksi Penyakit radang usus
Defisiensi disakaridase Defisiensi disakaridase Intoleransi laktosa
sekunder sekunder Giardiasis
Intoleransi protein susu Sindrom iritabilitas kolon Penyalahgunaan laksans
Sindrom iritabilitas kolon Penyakit seliakus (anoreksia nervosa)
Fibrosis kistik Intolerans laktosa
Penyakit seliakus Giardiasis
Sindrom usus pendek

Mekanisme Defek Pemeriksaan Contoh Keterangan


Primer Tinja
Sekretorik Penurunan Encer (cair) Kolera, E.coli Menetap selama
absorpsi toksigenik, puasa
Peningkatan Osmolalitas karsinoid, VIP Tidak ada
sekresi normal (peptide leukosit dalm
Osmolalitas = vasoaktif tinja
(elektrolit) intestinal), Osmolalitas =
neuroblastoma (elektrolit)
Osmotik Defek Encer (cair), Defisiensi Berhenti selama
pengangkutan, asam dan lactase puasa
defisiensi enzim pengurangan Malabsorpsi Peningkatan
pencernaan, substansi glukosa- hidrogen
menelan cairan Osmolalitas >> galaktosa pernapasan
yang tidak dapat (elektrolit) Laktulosa Tidak ada
diserap Penyalahgunan leukosit dalam
laksans tinja
Osmolalitas >>
(elektrolit)
Peningkatan Penurunan aktu Dirangsang oleh Sindrom iritabel
motilitas transit refleks usus
gastroenterika Tirotoksikosis
Pascavagotoami
Sindrom
penimbunan
Keterlambatan Pertumbuhan Pseudo-
motilitas bakteri obstruksi usus
berlebihan
Mekanisme
campuran
Luas permukaan Penurunan Encer (cair) Sindrom usus Mungkin
berkurang kapasitas pendek memerlukan
(osmotik, fungsional diet elemen dan
motilitas) makanan
pareneteral
Invasi mukosa Radang Darah dan Salmonella, Disentri-darah,
Penurunan peningkatan sel shigell, mukus dan
reabsorpsi kolon darah putih amebiasis, leukosit
Peningkatan dalam tinja Yersinia,
motilitas campylobacter

Penyebab gastrenteritis
Bakteri Virus Parasit
Aeromonas sp Astrovirus Cryptosporodium
Bacillus cereus Kalisivirus Cyclospora spp
Campylobacter jejuni Koronavirus Entamoeba histolytica
Clostridium perfringens Adenovirus enteric Enterocytozoon bieneusi
Clostridium difficile Virus Norwalk Goardia lamblia
Escherecia coli Rotavirus Isospora belli
Plesiomonas shogellosis Strongyloide steroralis
Salmonella
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholarae
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica

Penyebab diare noninfeksius


Cacat anatomik Keracunan makanan
Malrotasi Logam berat
Duplikasi usus Skombroid
Penyakit hirschprung Siguatera
Keterjepitan tinja Jamur
Sindrom usus pendek
Atrofi mokrovili
Struktura
Malabsorpsi Neoplasma
Defisiensi diskaridase Neuroblastoma
Malabsorpsi monosakarida glukosa galaktosa Ganglioneuroma
Insufisiensi pankread Feokromositoma
Kistik fibrosis Karsinoid
Sindrom shwachmann Sindrom zollinger Ellison
Garam empedu intralumen mengurang Sindrom peptide intestinal vasoaktif
Kolestasis
Intoleransi fruktosa herediter
Penyakit seliak
Endokrinopati Macam-macam
Tiroksikosis Alergi susu
Penyakit Addison Penyakit chron
Sindrom adrenogenital Disautonomia familial
Penyakit defisiensi imun
Enteropati kehilangan protein
Kolitis ulseratif
Enterohepatika akrodermatitis
Penyakit hartnup
Penyalahgunaan pencahar
Ganggua mobilitas

Sekretorik Invasif Osmotik


Patomekanisme diare yang terjadi diare yang terjadi diare yang terjadi
akibatnya aktifnya akibat invasi karena tingginya
enzim Adenylat mikroorganisme ke tekanan osmotik di
siklase. Enzim ini dalam mukosa usus lumen usus sehingga
akan mengubah ATP sehingga menarik cairan dari
menjadi cyclic AMP. menimbulkan intraseluler ke dalam
Akumulasi cAMP kerusakan pada lumen, sehingga
akan menyebabkan mukosa usus menimbulkan watery
sekresi aktif air, ion diarhhea
CI, Na, K dan HCO3
ke dalam lumen usus.
Adenylcyclase ini
diaktifkan atau
dirangsang oleh toksin
dari mkroorganisme
Etiologi - Vibrio - Rotavirus malabsorpsi
- ETEC (diarenya tidak karbohidrat
- Shigella berdarah)
- Clostridium - Shigella
- Salmonella - Salmonella
- Campylobacter - Campylobacter
- EIEC
- Yersina

Berair Berlemak Berdarah


1. Diare persisten: 1. Fibrosis kistik 1. Diare karena bakteri:
 Bakteri: E.coli, 2. Insufisiensi pankreas E.coli (EIEC, EHEC),
Salmonella, Yersinia, 3. Penyakit seliac Salmonella, Shigella.
Clostiridium difficle 4. Sindroma usus kecil 2. Diare karena parasit:
 Parasit: Giardia terkontaminasi Entamoeba hitolitica
lamblia 5. Kholestsis
2. Defisiensi disakaridase 6. Limangiektasi intestin
 Defisiensi laktase 7. Abetalipoproteinemia/
 Defisiensi glukosa- hipobetaliporoteinemia
galaktosa 8. Defek imun primer
3. Malabsobsi glukosa- 9. Akrodermatitis
galaktosa enteropatika
4. Gastroenteropati alergik 10. Steatore karena obat
 Alergi protein susu 11. Anemia defisiensi besi
sapi
 Alergi protein kedelai
5. Diare pada konstipasi
psikogenik
6. Sindroma usus pendek
(short bowel syndrome)
7. Sindroma usus kecil
tercemar (contaminated
small bowel syndrome)
8. Defek imun primer
9. Diare terkait dengan
tumor
 Ganglioneuroma
 Sindroma Zolinger
Ellioson
 Sindroma diare air-
hipokalemia-
akhlorhidria
10. Diare terkait gangguan
endokrin
 Hiperparatiroid
 Insufisiensi adrenal
 Diabetes melitus

Muntah

Muntah adalah suatu gejala yang merupakan manifestasi dari berbagai kelainan atau penyakit
termasuk saluran cerna dan organ lain. Muntah pada anak, terutama bayi harus dibedakan dengan
regurgitasi yaitu pengeluaran isi lambung secara ekspulsi tanpa kekuatan.

Istilah yang sering dibahas sehubungan dengan muntah adalah nausea, retching, regurgitasi, dry
heaves, muntah proyektil, hematemesis, coffee-ground emesis, stercoraceous vomiting, bilious
vomiting.

Definisi dari istilah tersebut:


 Nausea adalah perasaan ingin muntah.
 Muntah adalah ekspulsi paksa dari isi lambung
 Retching-- adalah spasme otot pernapasan sebelum terjadi emesis/muntah.
 Regurgitasi adalah aliran retrograd pasif dari isi esofagus.--
 Ruminasi adalah mengunyah atau menelan kembali makanan yang diregurgitasi.--
 Dry heaves-- atau non-productive vomiting adalah retching tanpa pengeluaran isi lambung.
 Muntah proyektil adalah muntah dengan kekuatan tanpa didahului nausea, --berhubungan
dengan peningkatan tekanan intrakranial.
 Hematemesis adalah muntah disertai darah segar.--
 Coffee-ground emesis --adalah muntah disertai darah lama atau hitam.
 Stercoraceous vomiting --adalah muntah yang terdiri dari material feses disebabkan adanya
obstruksi intestinal.
 Billous vomiting--/muntah hijau menunjukkan adanya empedu dalam cairan muntah.

Penyebab tersering muntah adalah keadaan refluks, gastroenteritis, infeksi saluran kemih. Penyebab
yang lain adalah kenaikan tekanan intrakranial, metabolik, obat-obatan, infeksi seperti otitis media,
sepsis, pneumonia, pertusis dan kasus bedah seperti hipertrofi pilorus stenosis, intususepsi,
apendisitis, dan lain-lain.

Diagnosis
Sebelum melacak etiologi muntah yang penting dikerjakan pada saat pasien datang adalah menilai
status dehidrasinya dan melihat komplikasi yang terjadi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam
upaya pendekatan etiologi adalah pola waktu dan usia anak.

Anamnesis
Usia anak--
Usia anak memegang peranan penting dalam penelusuran etiologi muntah karena masing-masing
diagnosis adalah spesifik pada usia-usia tertentu (Tabel 1).
Waktu terjadinya mual atau muntah--
Akut: episode pendek dan tiba-tiba--
Kronik: episodenya relatif ringan tapi sering terjadi, lebih dari 1 bulan.--
Siklik: berulang, episode berat tetapi diselingi periode asimptomatik. --
(Yang dibahas dalam topik ini adalah muntah akut)--
Pendekatan etiologi muntah akut:
 Usia neonatus atau bayi:
Apabila disertai demam dapat dipikirkan infeksi seperti sepsis, meningitis, infeksi --saluran
kemih, tonsillitis, otitis media akut, gastroenteritis.
Apabila tidak ada tanda infeksi dapat dipikirkan hipertrofi pilorus stenosis, kelainan---
kelainan metabolik, neurologi, atau endokrin.

 Pada usia anak


Apabila disertai demam dengan keadaan umum yang baik, dipikirkan gastroenteritis --
terutama apabila disertai diare
Apabila disertai letargi/gangguan kesadaran dapat dipikirkan adanya kelainan --neurologi,
metabolik, endokrin, obat-obatan, toksin, alkohol

Gejala lain yang menyertai:


 Nyeri abdomen yang menyertai muntah bisa disebabkan oleh ulserasi, obstruksi --usus.
Muntah akan meredakan rasa nyeri dan mual pada ulserasi dan obstruksi saluran cerna, tapi
tidak berpengaruh terhadap nyeri akibat peradangan.
 Defisit neurologis dan tanda peningkatan tekanan intrakranial merupakan indikasi --adanya
proses intrakranial sebagai penyebab muntah.
 Gejala sistem saraf pusat seperti nyeri kepala, pandangan kabur, perubahan status --mental,
dan kaku kuduk, merupakan tanda lesi intrakranial. Muntah pada lesi saraf pusat dapat tidak
didahului oleh mual.
 Vertigo dan tinitus menyertai penyakit pada telinga/labirin.
 Adanya massa pilorus pada epigastrium --(olive sign) merupakan tanda hypertrophic pyloric
stenosis.
 Nyeri tekan abdomen bisa disebabkan oleh proses inflamasi dalam rongga perut, --seperti
pankreatitis, kolesistitis, atau peritonitis.
 Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada kecurigaan apendisitis dan --Hirschsprung disease.
Pemeriksaan colok dubur pada Hirschprung’s disease ditandai oleh ampula rekti yang
kosong, dan feses yang menyemprot

Pemeriksaan penunjang:
 Sangat spesifik tergantung pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya:
 Work up-- sepsis: kultur darah, urin, CRP, dan lain-lain
 Pelacakan adanya gangguan metabolik: analisis gas darah, ammonia, dan lain-lain--
 Pemeriksaan laboratorium, meliputi:--
Pemeriksaan elektrolit --
Bilirubin dan transaminase hepar pada kasus yang dicurigai hepatitis--
Urinalisis apabila dicurigai infeksi saluran kemih--
Amilase dan lipase darah untuk menegakkan pankreatitis--
Pemeriksaan cairan serebrospinal pada kasus infeksi intrakranial—
 Pemeriksaan radiologis terutama dibutuhkan untuk kasus bedah, meliputi:--
Foto polos abdomen untuk melihat gambaran udara usus.--
Foto abdomen dengan kontras sesuai indikasi--
Ultrasonografi--
Endoskopi mungkin diperlukan untuk kasus muntah yang disebabkan oleh gastritis --atau
ulkus.

Tata laksana
 Atasi dehidrasi apabila ada--
 Pelacakan etiologi--
 Dukungan nutrisi--
 Terapi medikamentosa: obat antimuntah--

 Yang termasuk obat antimuntah yaitu:


 Dopamin-antagonist: domperidon dan metoklopramid--
 Anti-histamin: prometazin--
 Serotonin 5- HT3 antagonist: ondansetron--
 Obat antimuntah tidak selalu dianjurkan terutama pada gastroenteritis akut karena dapat
menimbulkan masking effect pada kelainan yang serius serta adanya efek samping yang tidak
diinginkan, misalnya letargi, gerakan ekstrapiramidal dan efek samping yang sering
dihubungkan dengan sindrom Reye.

Antimuntah dapat diberikan untuk mengurangi efek samping obat anti-neoplasma. Biasanya
digunakan ondansetron intravena dengan dosis 0,15 mg/kgBB, diberikan setiap 8 jam secara
perlahan dalam 15 menit, maksimal 24-32 mg/hari. Ondansetron dapat juga diberikan secara
oral dengan dosis 0,1-0,2 mg/kgBB diberikan setiap 6-12 jam.

Indikasi rawat
 Dehidrasi berat--
 Muntah bedah (muntah akibat kelainan bedah)--
 Muntah yang belum diketahui sebabnya--
Etiologi muntah berdasarkan usia :
Penurunan Kesadaran

Differential diagnosis penurunan kesadaran pada anak


1. Infeksi
a. Meningitis bakterialis

Peradangan meningens yang disertai bukti terdapatnya bakteri dalam CSF.


Penyebab tersering e. coli, streptococcus grup B, L. monocytogenes, H.
influenza type b, S. pnemoniae.
DIAGNOSIS
Gejala:
- Neonatus: gejala minimal, menyerupai sepsis, malas minum letargi,
distress pernafasan, icterus, muntah, diare, hipotermia, kejang (40%
kasus), ubun-ubun besar menonjol (33,3%). Rangsang meningens seperti
kaku kuduk biasanya tidak ditemukan pada anak < 2 tahun/
- Anak lebih besar: demam, kejang, mual-muntah, anoreksia, sakit kepala,
nyeri punggung, fotofobia, kaku kuduk, dan gangguan status mental
seperti gelisah, letargi, dan penurunan kesadaran.
Pemeriksaan:
Analisis CSF:
- warna keruh
- jumlah sel leukosit dan hitung jenis terjadi pleiositosis biasanya
>1000/mm3 dengan predominasi PMN .
- kadar glukosa: terjadi hipoglikoraia (rendah)
- kadar protein >200 mg/mm

b. Ensefalitis

Infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan
protozoa. Penyebab tersering adalah virus.
DIAGNOSIS
Anamnesis:
- Demam tinggi mendadak, sering terjadi hiperpireksia
- Penurunan kesadaran dengan cepat, anak yang besar mengeluh nyeri
kepala, kejang, dan penurunan kesadaran.
- Kejang bersifat umum atau fokal, dapat berupa status konvulsivus.

Pemeriksaan fisik:
- Hiperpireksia
- Penurunan kesadaran
- Koma
- Kejang
- Gejala peningkatan tekanan intracranial

Pemeriksaan penunjang:
- Analisis CSF: bisa normal atau abnormal ringan-sedang seperti,
peningkatan jumlah sel 50-200/mm3 , dominasi limfosit, protein meningkat
tidak lebih dari 200 mg/dl, glukosa normal.
- Pencitraan: CT-scan (edema fokal atau umum)
- Elektroensefalografi ( adanya perlambatan atau gelombang epileptiform
umum atau fokal)
2. Struktural
a. Trauma
Riwayat terbentur atau kecelakaan.
b. Penyakit vaskular
- Kelainan kongenital: Pasien tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat
kemudian tidak sadar dapat disebabkan arteri –vena malformasi (AVM)
yang tiba-tiba pecah
- Anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mengalami abses atau infark
serebri.
c. Hydrocephalus
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan
jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya.
GEJALA:
- Ubun-ubun menggembung
- Lingkar kepala cepat meningkat
- Mata menatap ke bawah
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Pergerakan otot lemah

DIAGNOSIS:
- Pemeriksaan funduskopi: Evaluasi funduskopi dapat mengungkapkan
papilledema bilateral ketika tekanan intrakranial meningkat. Pemeriksaan
mungkin normal, namun, dengan hidrosefalus akut dapat memberikan
penilaian palsu.
- Foto polos kepala lateral : tampak kepala membesar dengan disproporsi
kraniofasial, tulang menipis dan sutura melebar.
- Pemeriksaan cairan serebrospinal : Dapat menunjukkan tanda peradangan
dan perdarahan baru atau lama. Juga dapat menentukan tekanan ventrikel.
- CT scan kepala : Gambaran hidrosefalus, edema serebral, atau lesi massa
seperti kista koloid dari ventrikel ketiga atau thalamic atau pontine
tumor.CT scan wajib bila ada kecurigaan proses neurologis akut.
d. Kejang
- Pasien epilepsi kejang terus menerus lebih dari 30 menit disebut status
konvulsif yang menyebabkan pasien tidak sadar.
3. Metabolik
a. Ketoasidosis diabetik
Merupakan kegawatdaruratan pada diabetes mellitus tipe I akibat kurangnya
insulin dalam sirkulasi

DIAGNOSIS
Anamnesis:
- Riwayat diabetes mellitus
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran

Pemeriksaan Fisik:
- Gejala asidosi
- Pernafasan dalam dan cepat
- Bau nafas keton
- Produksi urin tinggi

Penunjang:
- Gula darah (200 mg/dl)
- Ketonemia
- Ph darah <7,3
- Urinalisis (ketonuria)
b. Hipoglikemia

Kondisi kadar glukosa darah < 45 mg/dl baik yang memberikan gejala atau
tidak.
GEJALA
- Tremor
- Kejang
- Koma
- Apatis
- Sulit menyusui
- Apneu
- sianosis

Syok
Diagnosis Banding Syok
- Syok termasuk pada bahasan Anak dengan Kondisi Gawat Darurat
(Kegawatdaruratan Anak)

Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi
kebutuhan nutrien dan oksigen baik dari pasokan, maupun utilisasinya untuk metabolisme
seluler jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat seluler.
Beberapa pertimbangan dalam menentukan diagnosis pada anak dengan kondisi Syok
- Setelah penanganan gawat-darurat diberikan dan anak stabil,
- Tentukan penyebab/masalah yang mendasari
- Lakukan tatalaksana dengan tepat

Anak dengan syok

Anamnesis
• Kejadian akut atau tiba-tiba
• Trauma
• Perdarahan
• Riwayat penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung rematik
• Riwayat diare
• Beberapa penyakit yang disertai demam
• KLB Demam Berdarah Dengue
• Demam
• Apakah bisa makan/minum.

Pemeriksaan
• Kesadaran
• Kemungkinan perdarahan
• Vena leher (vena jugularis)
• Pembesaran hati
• Petekie
• Purpura.
Manifestasi Syok dikutip dari Referensi 2

Diagnosis Banding Syok


- Dikutip dari Referensi 1
- Dikutip dari Referensi 2

- Dikutip dari Referensi 3

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pemeriksaan
Diagnosis Banding Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Perdaraha - Riwayat - Cemas, - ↓ Hb dan Hct
n diluar trauma gelisah, atau - UL
/didalam pada anak, tidak sadar - AGD
tubuh seperti - Akral dingin, - Pemeriksaan
KLL pucat elektrolit
- Riwayat - Takikardi serum
DHF, - Takipneu (hiponatremia
thyfoid, - Oliguria ,
dan (<1ml/kg/jam) hiperkalemia,
hipertensi - Hipotensi hipokalsemia)
portal sesuai - Faal ginjal
Syok
Kehilang Riwayat luka umurnya (BUN, serum
Hipovole
an plasma bakar, atau - CRT > 2 kreatini
mik
sindroma nefrotik meningkat)
Dehidrasi Riwayat diare
yang profus,
muntah, DM,
diabetes insipidus,
dehidarasi yang
berat

Miokardit Adanya riwayat - Tensi turun < - Enzim


Syok is infeksi 90 mmHg jantung
kardiogen sebelumnya, - Pernafasan (kreatinin
ik seperti difteri atau cepat dan kinase,
streptokokus dalam troponin,
Disritmia Adanya riwayat - Takikardia myoglobin)
gangguan - Ronki basah di -
keseimbangan kedua basal - EKG
elektrolit, paru (aritmia)
hipoksemia, - S1 S2 sangat - Ekokardiogra
trauma lemah, S3 fi dan foto
pembedahan, sering polos dada
Serangan Adanya riwayat terdengar
hipoksia asfiksia - Sianosis
Kegagala Pada aorta - Diaforesis
n jantung stenosis, kelainan - Ekstremitas
kongestif ductal dependent dingin
karena (koartisio aorta) - Diaforesis
penyakit
jantung
kongenita
l
Septikemi - Aktivitas - Suhu >38oC - Leukositosis
a anak yang atau <36 oC - Hitung jenis
lemah - Frekuensi leukosit 
- Tidak mau jantung >90 bergeser ke
makan x/menit kiri
- Respon - Frekuensi - AGD 
terhadap nafas >20 asidosis dan
Syok lingkunga x/menit rendahnya
Septik n - Letargi konsentrasi
sekitarnya - Akral dingin, oksigen
jelek pucat, warna - Kultur bakteri
- Adaynya biru
riwayat : - Apneu, RDS
gastroenter
itis,
bronkopne
umonia,
dan
malnutrisi

Protein: - Adanya - Kulit: - Leukositosis


serum riwayat kemerahan, atau
kuda alergi urtikaria leukopenia
(ATS, - Adanya - Pernafasan: - Faktor
ADS. riwayat stridor, mengi pembekuan
SABU), terpajan - Kardiovaskula menurun
insulin, allergen r: nadi cepat - Faal ginjal 
debu atau lemah, urea nitrogen
Syok rumah, pencetusn hipotensi, menigkat
Anafilakti sengatan ya, aritmia - Eosinopfilia
k lebah - Pencernaan : naik/normal/t
Polisakari nyeri tekan urun
da : abdomen - EKG
dekstran - Lain: - AGD
Hapten : diaphoresis, (asidosis dan
penisilain konsentrasi
, salisilat, o2 yang
media rendah)
kontras
Syok Syok - Riwayat - Hipotensi
neurogeni spinal trauma - Nadi normal
k kepala atau
atau tulang bradikardia
belakang - Disertai deficit
- Terpajan neurologis
suhu panas
yang lama,
terkejut
atau nyeri
yang
sangat

You might also like