Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Preseptor :
Hana Sofia Rachman, dr., SpA
>>Anamnesis
- Faktor pencetus
>BATUK
• Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis, dll) pada pasien atau keluarga.
>>Pemeriksaan fisis
Umum
• Sianosis sentral
*Catatan: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest-indrawing) terjadi ketika
dinding dada bagian bawah tertarik saat anak menarik napas. Bila hanya jaringan
lunak antar iga atau di atas klavikula yang tertarik pada saat anak bernapas, hal ini tidak
Abdomen
BATUK
Pemeriksaan Penunjang
Pulse-oximetry : untuk mengetahui saat pemberian atau menghentikan terapi oksigen. Foto
dada dilakukan pada anak dengan pneumonia berat yang tidak memberi respons terhadap
A. Pumonary
1. Infeksi
- LTB
- Bronkhitis
- Bronkiolitis
- BP / Pneumonia lobar
- Pleuritis
- Efusi pleura
- emphisema
2. Non infeksi
- Asthma
- Pneumothorax
- Pulmonary emboli
- Pulmonary edema
- Keganasan
>>Pneumonia
- Demam
- Kepala terangguk-angguk
- Merintih (grunting)
- Sianosis
>>Bronkiolitis
- Ekspirasi memanjang
>> Asma
-Sesak
- Ekspirasi memanjang
>> Efusi/empiema
>> Pneumotoraks
- Pergeseran mediastinum
Extra Pulmonary
DD Sesak Nafas Extrapulmonary
1. Cardiovaskular
a. Congestive Heart Failure
Definisi: Sindroma klinis akibat jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang
cukup ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan dan menerima aliran darah dari vena
sistemik dan pulmonal atau kombinasi kedua vena tersebut.
Diagnosis
Anamnesis
Bayi: - Tidak kuat minum
- Takipneu
- Gagal tumbuh
- Sering berkeringat di dahi
PF
- Takikardia
- Gallop
- Kardiomegali
- Ransang simpatis meningkat
- Gagal tumbuh
- Keringat/kulit dingin dan lembab
- Takipneu
- Orthopneu
- Wheezing dan ronchi
- JVP meningkat
- Edema tungkai
Definisi:
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena
penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi
keduanya.
Faktor Resiko
Gejala Klinis
- Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan tercekik. Nyeri terasa
di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke punggung. Nyeri
dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita.
- Sesak nafas
- Takikardi
- Jantung berdebar-debar
- Cemas
- Gelisah
- Pusing kepala yang berkepanjangan
- Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas
- Keringat dingin
C. Arrhythmias
Definisi: Gangguan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pada pembentukan impuls
dan atau konduksi
Diagnosis:
D. TOF
Gejala klinis
- Sianosis
- Dispnea saat aktivitas
- Squarting pada anak yang sudah dapat berjalan
- Serangan sianotik
- Murmur
2. Noncardiac or nonpulmonary
- Hiperglikemi GD >300mg/dL
- Ketoanemi
- Asidosis metabolic :pH <7,3 dan bikarbonat darah < 15mEq/L
Diagnosis
b. Anemia
Definisi:
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa
O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke
jaringan menurun.
Diagnosis:
Manifestasi klinis
Anamnesis
- Sakit kepala, lethargi, kurang nafsu makan, muntah, polidipsi, polyuria, dan
gangguan pertumbuhan
PF
3. Functional
a. Anxiety disorder
Definisi:
Perasaan takut yang tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa
keadaan psikopatologis sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan atau
anxiety disorder. menjadi gangguan dan diagnosa anxiety disorder dapat ditegakkan ketika
individu menyatakan bahwa ada perasaan cemas yang secara nyata dialami secara subjektif
dan hal ini mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan beberapa respon fisiologis
yang tidak nyaman.
Manifestasi Klinis:
- Jantung berdebar-debar.
- Berkeringat.
- Gemetar.
- Perasaan nafas semakin sulit atau sesak atau tercekik.
- Perasaan susah menelan.
- Sakit di dada atau perasaan ‘tidak enak’.
- Mual atau gangguan pada perut.
- Perasaan takut kehilangan kendali atau ‘menjadi gila’.
- Perasaan takut mati.
- Paresthesias.
- Perasaan dingin atau panas.
- Depersonalisasi atau derealisasi
Kejang
-biakan : LCS
dibiakan media
agar, agar darah,
agar coklat.
-pewarnaan gram
-PCR : mmbedakan
penyebab
meningitis bakteri
atau virus, contoh
ELISA, CIE.
Diferensial diagnosis demam juga dapat dipikirkan dari kelompok usia penderita, antara
lain:
a.Kelompok bayi muda, 0-48 hari
Demam pada anak usia usia <28hari (neonates) akan menyulitkan dokter, karena 75% dari
yang menderita infeksi bakteri tetap baik kondisi klinisnya pada saat pemeriksaan. Anak usia
1-2 bulan yang terinfeksi bakteri, hanya 10% yang menunjukkan gejala
demam. Pada neonates, ditemukan 17% termasuk golongan SBI (serious bakteri infection)
meskipun penampakan demamnya tidak tinggi. Adanya antibody maternal mempengaruhi
presentasi klinik infeksi yang terjadi. Karena itulah demam pada neonates merupakan salah
satu indikasi masuk rumah sakit.
b.Kelompok 2-36 bulan
Bayi dan balita demam pada usia ini tampilan klinisnya berada di daerah “abu-abu”, antara
demam yang mengindikasikan SBI dan demam yang berarti infeksi bila ada focus yang jelas.
c.Kelompok usia >3 tahun
Anak usia diatas 3 tahun dapat memberikan gejala klinis yang lebih jelas, seperti adanya
kelainan anatomik atau kelainan fungsional. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium sangat bermanfaat untuk penentuan diagnosis.
Demam > 7 hari
DIARE
Bayi Anak Remaja
Akut Akut Akut
Gastroentritis Gastroentritis Gastroentritis
Infeksi Sistemik Keracunan Makanan Keracunan Makanan
Pemberian antibiotic Infeksi Sistemik Infeksi Sistemik
Akibat Pemakaian antibiotik Akibat Pemakaian antibiotik
Penyebab gastrenteritis
Bakteri Virus Parasit
Aeromonas sp Astrovirus Cryptosporodium
Bacillus cereus Kalisivirus Cyclospora spp
Campylobacter jejuni Koronavirus Entamoeba histolytica
Clostridium perfringens Adenovirus enteric Enterocytozoon bieneusi
Clostridium difficile Virus Norwalk Goardia lamblia
Escherecia coli Rotavirus Isospora belli
Plesiomonas shogellosis Strongyloide steroralis
Salmonella
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholarae
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica
Muntah
Muntah adalah suatu gejala yang merupakan manifestasi dari berbagai kelainan atau penyakit
termasuk saluran cerna dan organ lain. Muntah pada anak, terutama bayi harus dibedakan dengan
regurgitasi yaitu pengeluaran isi lambung secara ekspulsi tanpa kekuatan.
Istilah yang sering dibahas sehubungan dengan muntah adalah nausea, retching, regurgitasi, dry
heaves, muntah proyektil, hematemesis, coffee-ground emesis, stercoraceous vomiting, bilious
vomiting.
Penyebab tersering muntah adalah keadaan refluks, gastroenteritis, infeksi saluran kemih. Penyebab
yang lain adalah kenaikan tekanan intrakranial, metabolik, obat-obatan, infeksi seperti otitis media,
sepsis, pneumonia, pertusis dan kasus bedah seperti hipertrofi pilorus stenosis, intususepsi,
apendisitis, dan lain-lain.
Diagnosis
Sebelum melacak etiologi muntah yang penting dikerjakan pada saat pasien datang adalah menilai
status dehidrasinya dan melihat komplikasi yang terjadi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam
upaya pendekatan etiologi adalah pola waktu dan usia anak.
Anamnesis
Usia anak--
Usia anak memegang peranan penting dalam penelusuran etiologi muntah karena masing-masing
diagnosis adalah spesifik pada usia-usia tertentu (Tabel 1).
Waktu terjadinya mual atau muntah--
Akut: episode pendek dan tiba-tiba--
Kronik: episodenya relatif ringan tapi sering terjadi, lebih dari 1 bulan.--
Siklik: berulang, episode berat tetapi diselingi periode asimptomatik. --
(Yang dibahas dalam topik ini adalah muntah akut)--
Pendekatan etiologi muntah akut:
Usia neonatus atau bayi:
Apabila disertai demam dapat dipikirkan infeksi seperti sepsis, meningitis, infeksi --saluran
kemih, tonsillitis, otitis media akut, gastroenteritis.
Apabila tidak ada tanda infeksi dapat dipikirkan hipertrofi pilorus stenosis, kelainan---
kelainan metabolik, neurologi, atau endokrin.
Pemeriksaan penunjang:
Sangat spesifik tergantung pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya:
Work up-- sepsis: kultur darah, urin, CRP, dan lain-lain
Pelacakan adanya gangguan metabolik: analisis gas darah, ammonia, dan lain-lain--
Pemeriksaan laboratorium, meliputi:--
Pemeriksaan elektrolit --
Bilirubin dan transaminase hepar pada kasus yang dicurigai hepatitis--
Urinalisis apabila dicurigai infeksi saluran kemih--
Amilase dan lipase darah untuk menegakkan pankreatitis--
Pemeriksaan cairan serebrospinal pada kasus infeksi intrakranial—
Pemeriksaan radiologis terutama dibutuhkan untuk kasus bedah, meliputi:--
Foto polos abdomen untuk melihat gambaran udara usus.--
Foto abdomen dengan kontras sesuai indikasi--
Ultrasonografi--
Endoskopi mungkin diperlukan untuk kasus muntah yang disebabkan oleh gastritis --atau
ulkus.
Tata laksana
Atasi dehidrasi apabila ada--
Pelacakan etiologi--
Dukungan nutrisi--
Terapi medikamentosa: obat antimuntah--
Antimuntah dapat diberikan untuk mengurangi efek samping obat anti-neoplasma. Biasanya
digunakan ondansetron intravena dengan dosis 0,15 mg/kgBB, diberikan setiap 8 jam secara
perlahan dalam 15 menit, maksimal 24-32 mg/hari. Ondansetron dapat juga diberikan secara
oral dengan dosis 0,1-0,2 mg/kgBB diberikan setiap 6-12 jam.
Indikasi rawat
Dehidrasi berat--
Muntah bedah (muntah akibat kelainan bedah)--
Muntah yang belum diketahui sebabnya--
Etiologi muntah berdasarkan usia :
Penurunan Kesadaran
b. Ensefalitis
Infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan
protozoa. Penyebab tersering adalah virus.
DIAGNOSIS
Anamnesis:
- Demam tinggi mendadak, sering terjadi hiperpireksia
- Penurunan kesadaran dengan cepat, anak yang besar mengeluh nyeri
kepala, kejang, dan penurunan kesadaran.
- Kejang bersifat umum atau fokal, dapat berupa status konvulsivus.
Pemeriksaan fisik:
- Hiperpireksia
- Penurunan kesadaran
- Koma
- Kejang
- Gejala peningkatan tekanan intracranial
Pemeriksaan penunjang:
- Analisis CSF: bisa normal atau abnormal ringan-sedang seperti,
peningkatan jumlah sel 50-200/mm3 , dominasi limfosit, protein meningkat
tidak lebih dari 200 mg/dl, glukosa normal.
- Pencitraan: CT-scan (edema fokal atau umum)
- Elektroensefalografi ( adanya perlambatan atau gelombang epileptiform
umum atau fokal)
2. Struktural
a. Trauma
Riwayat terbentur atau kecelakaan.
b. Penyakit vaskular
- Kelainan kongenital: Pasien tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat
kemudian tidak sadar dapat disebabkan arteri –vena malformasi (AVM)
yang tiba-tiba pecah
- Anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mengalami abses atau infark
serebri.
c. Hydrocephalus
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan
jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya.
GEJALA:
- Ubun-ubun menggembung
- Lingkar kepala cepat meningkat
- Mata menatap ke bawah
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Pergerakan otot lemah
DIAGNOSIS:
- Pemeriksaan funduskopi: Evaluasi funduskopi dapat mengungkapkan
papilledema bilateral ketika tekanan intrakranial meningkat. Pemeriksaan
mungkin normal, namun, dengan hidrosefalus akut dapat memberikan
penilaian palsu.
- Foto polos kepala lateral : tampak kepala membesar dengan disproporsi
kraniofasial, tulang menipis dan sutura melebar.
- Pemeriksaan cairan serebrospinal : Dapat menunjukkan tanda peradangan
dan perdarahan baru atau lama. Juga dapat menentukan tekanan ventrikel.
- CT scan kepala : Gambaran hidrosefalus, edema serebral, atau lesi massa
seperti kista koloid dari ventrikel ketiga atau thalamic atau pontine
tumor.CT scan wajib bila ada kecurigaan proses neurologis akut.
d. Kejang
- Pasien epilepsi kejang terus menerus lebih dari 30 menit disebut status
konvulsif yang menyebabkan pasien tidak sadar.
3. Metabolik
a. Ketoasidosis diabetik
Merupakan kegawatdaruratan pada diabetes mellitus tipe I akibat kurangnya
insulin dalam sirkulasi
DIAGNOSIS
Anamnesis:
- Riwayat diabetes mellitus
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik:
- Gejala asidosi
- Pernafasan dalam dan cepat
- Bau nafas keton
- Produksi urin tinggi
Penunjang:
- Gula darah (200 mg/dl)
- Ketonemia
- Ph darah <7,3
- Urinalisis (ketonuria)
b. Hipoglikemia
Kondisi kadar glukosa darah < 45 mg/dl baik yang memberikan gejala atau
tidak.
GEJALA
- Tremor
- Kejang
- Koma
- Apatis
- Sulit menyusui
- Apneu
- sianosis
Syok
Diagnosis Banding Syok
- Syok termasuk pada bahasan Anak dengan Kondisi Gawat Darurat
(Kegawatdaruratan Anak)
Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi
kebutuhan nutrien dan oksigen baik dari pasokan, maupun utilisasinya untuk metabolisme
seluler jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat seluler.
Beberapa pertimbangan dalam menentukan diagnosis pada anak dengan kondisi Syok
- Setelah penanganan gawat-darurat diberikan dan anak stabil,
- Tentukan penyebab/masalah yang mendasari
- Lakukan tatalaksana dengan tepat
Anamnesis
• Kejadian akut atau tiba-tiba
• Trauma
• Perdarahan
• Riwayat penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung rematik
• Riwayat diare
• Beberapa penyakit yang disertai demam
• KLB Demam Berdarah Dengue
• Demam
• Apakah bisa makan/minum.
Pemeriksaan
• Kesadaran
• Kemungkinan perdarahan
• Vena leher (vena jugularis)
• Pembesaran hati
• Petekie
• Purpura.
Manifestasi Syok dikutip dari Referensi 2
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pemeriksaan
Diagnosis Banding Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
Perdaraha - Riwayat - Cemas, - ↓ Hb dan Hct
n diluar trauma gelisah, atau - UL
/didalam pada anak, tidak sadar - AGD
tubuh seperti - Akral dingin, - Pemeriksaan
KLL pucat elektrolit
- Riwayat - Takikardi serum
DHF, - Takipneu (hiponatremia
thyfoid, - Oliguria ,
dan (<1ml/kg/jam) hiperkalemia,
hipertensi - Hipotensi hipokalsemia)
portal sesuai - Faal ginjal
Syok
Kehilang Riwayat luka umurnya (BUN, serum
Hipovole
an plasma bakar, atau - CRT > 2 kreatini
mik
sindroma nefrotik meningkat)
Dehidrasi Riwayat diare
yang profus,
muntah, DM,
diabetes insipidus,
dehidarasi yang
berat