You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini yang disusun untuk memenuhi tugas.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril
maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini
kami menyampaikan rasa terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar
harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA

PENDAHULUAN

Kata Art (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai seni. Seni
rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa
sebagai medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah
garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang
dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni
patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya.

Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan
bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga
dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada
bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi
dalah karya seni rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang,
lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.

Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan
kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai (applied
art) yang sering disebut dengan seni kriya.

Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan
semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni
dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai
atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki
fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai
biasa dikenal sebagai seni kriya (craft).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam
pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.

SEJARAH SENI RUPA

Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara
garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:

 Seni Rupa Zaman Prasejarah

Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni
rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan
dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat
prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada dinding-
dinding goa.

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil seni
yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-
lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di
Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.
Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat
dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu
dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat
gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan
babi hutan.

 Peradaban Bangsa-bangsa Kuno

Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah
Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat
menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta
lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada
dinding bagian dalamnya.

Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang
memiliki kebudayaan yang tinggi.

Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia.
Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang
diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya.
Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah
bangsawan di kota Pompei.
 Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan

Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama
Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua
Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya
Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak
dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki pengaruh
yang sangat besar.

 Seni Rupa Zaman Renaissance

Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai bidang


keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai pertentangan serta
penemuan dalam bidang-bidang keilmuan. Penemuan-penemuan baru dalam bidang
geografi, fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da
kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga filsuf,
ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya karena penemuannya
bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai gereja.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci,
Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-
bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan bangunan
gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta
seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.

 Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko

Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau
“menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman
Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke
seluruh daratan Eropa.

Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan
dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta
nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok
terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang
seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh
perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang
sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan
kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih
hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum
bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni
diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.

 Seni Rupa Abad ke-19

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba
dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo
klasisme dalam seni lukis dan seni patung.

Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke-
19 ini adalah sebagai berikut:

1. Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism,


simbolisme, munumentalisme, dll.
2. Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian
secara umum.
3. Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan
warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
4. Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi,
melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang
dianutnya adalah sebagai berikut:

Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-
1825)
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.

 Seni Rupa Abad ke-20

Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni
rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru
sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat
baru dalam bidang seni rupa.

Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh
Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme
menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn
pelukis Wassily Kadinsky.

CORAK SENI RUPA MESIR KUNO

Seni rupa murni Mesir Kuno menghasilkan karya-karya berupa patung, relief dan lukisa.
Patung yang dibuat pada zaman Mesir Kuno selalu dihubungkan dengan pembangunan
tempat-tempat sacral. Biasanya patung Mesir merupakan tradisi pengulangan (stereotype)
bentuk patung yang pernah dibuat.

Patung-patung Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1) Sikap: berjalan dengan sikap kaki kiri di depan, tangan menggenggam. Kalau duduk
dengan sikap berlutut dan jongkok.

2) Model: raja-raja dan dewa-dewa, sedangkan rakyat jelata bentuknya dibedakan dengan
jelas.

Seni relief Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tema menceriterakan tentang raja-raja, dewa-dewa, dan kehidupan rakyat jelata.

2) Jenis relief Mesir berupa relief dalam dan relief rendah.

3) Sikap relief manusia menampakkan ciri-ciri seperti: mata tampak depan, muka kaku
tampak samping (profile), badan tampak depan (en-face), kaki tampak samping dengan kaki
kiri melangkah ke depan.

Seni lukis Mesir banyak ditemukan pada berkas-berkas papyrus, dinding-dinding kuburan,
dan peti mati. Pada dasarnya seni lukis Mesir mempunyai motif-motif yang sama dengan seni
relief, yaitu bentuk lukisan tidak memperhatikan perspektif antara yang jauh dengan yang
dekat, maupun gelap terang. Warna-warnanya sederhana, seperti untuk warnai kulit laki-laki
dipakai warna coklat kemerah-merahan, sedangkan untuk warna kulit wanita digunakan
warna kuning. Warna pakaian digunakanwarna putih, warna perhiasan digunakan warna
merah, biru, dan hijau.

You might also like