Professional Documents
Culture Documents
19
ALT dan fosfolipit mampu menghindarkan tumor, menurunkan
resiko kanker, hipertensi dan diabetes.
4. Telur
Sebagai sumber protein hewani dari formula, telur utuh
mengandung lebih dari 90% kalsium dan zat besi pada kuning
telurnya dan satu telur mengandung 6 gram protein berkualitas tinggi
dan 9 asam amino esensial. Protein telur merupakan protein yang
bermutu tinggi dan mudah dicerna. Dalam telur, protein lebih banyak
terdapat pada kuning telur, yaitu sebanyak 16,5%, sedangkan pada
putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir telur yang berbobot sekitar
50 gram, kandungan total proteinnya adalah 6 gram (Sudaryani,
2003).
Penelitian mengenai protein diantaranya, pada studi
observasional INTERMAP telah membuktikan adanya hubungan
negatif antara protein nabati dengan tekanan darah, sedangkan
protein hewani berhubungan positif dengan tekanan darah.
Penelitian terbaru Justin et al tahun 2014 pada subjek dewasa
menunjukkan bahwa asupan protein total, nabati dan hewani
berkorelasi negatif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
5. Jeruk manis
Dalam 1 buah jeruk mengandung 250 mg kalium. Di dalam tubuh,
kalium berfungsi untuk memelihara keseimbangan garam (natrium)
dan cairan serta membantu mengontrol tekanan darah. Kadar kalium
yang rendah akan menyebabkan terjadinya retensi natrium dalam
tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah mengalami
peningkatan. Dengan menerapkan diet tinggi kalium dapat menu
runkan dosis obat hipertensi yang dibutuhkan.
6. Tomat
Tomat mengandung antioksidan kuat yang menghambat
penyerapan oksigen reaktif terhadap endotel yang mengganggu
dilatasi pembuluh darah, sehingga menyebabkan hipertensi, ini
yang menjadi salah satu patofisiologi mengapa tomat dapat
menurunkan tekanan darah. Buah tomat juga memiliki banyak
kandungan zat yang berkhasiat yaitu pigmen lycopene (berfungsi
sebagai antioksidan yang melumpuhkan radikal bebas,
20
menyeimbangkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah, serta
melenturkan sel-sel saraf jantung yang kaku akibat endapan
kolesterol dan gula darah) dan zat yang lain adalah gamma amino
butyric acid (GABA) juga berguna untuk menurunkan tekanan
darah (Jacob, 2005).
Selain itu likopen yang memberikan warna merah pada buah tomat
sehingga dapat memberikan warna merah pada formula enteral.
Namun karena formula enteral memiliki komposisi dari berbagai
bahan makanan kemungkinan warna merah dari tomat akan mejadi
warna merah yang lebih muda
7. Gula Pasir
Digunakan untuk memberikan rasa manis pada formula, selain itu
gula pasir juga dapat menyumbangkan kebutuhan energi.
8. Minyak Kelapa Sawit
Sebagai sumber lemak, karena minya kelapa mengandung lemak
MCT, sehingga dalam penggunaanya tidak memerlukan enzim untuk
menghidrolisa agar dapat terserap oleh tubuh
21
B. Cara Pembuatan
1. Bahan
Tabel 3.1 Bahan Formula Enteral
No Bahan Jumlah
1 Tepung soya 120
2 Tepung maizena 40
3 Susu bubuk 40
4 Telur ayam 100
5 Jeruk manis 50
6 Tomat 200
7 Gula pasir 130
8 Minyak kelapa sawit 30
2. Alat
Tabel 3.2 Alat Untuk Membuat Formula Enteral
No Nama Alat Jumlah Satuan
1 Blender 1 Buah
2 Saringan 1 Buah
3 Gelas ukur 1 Buah
4 Panci 2 Buah
5 Baskom 1 Buah
6 Mangkok 2 Buah
7 Centong 1 Buah
9 Piring 2 Buah
10 Sendok 2 Buah
11 Pisau 1 Buah
12 Timbangan digital 1 Buah
13 Gelas 2 Buah
14 Cup + tutup + sendok 10 Buah
15 Tisu 1 Pack
3. Prosedur Pengolahan
a. Blender tomat hingga halus dan peras buah jeruk manis
b. Dilarutkan bubuk susu dan bubuk soya, masukan minyak kelapa
sawit, gula, jus tomat dan sari jeruk
c. Ditambahkan dengan 1700 ml air dalam panci
d. Diaduk hingga matang (mendidih)
C. Nilai Gizi
Standar referensi formula enteral RGI yang terdapat di rumah sakit
memiliki nilai zat gizi :
Energi : 1725,6 kkal
Protein : 62,2 gram
Lemak : 70,6 gram
Karbohidrat : 216,4 gram
22
Natrium : 534,9 gram
Untuk pembuatan formula enteral RGI didapatkan hasil nilai energi dan
zat gizi sebagai berikut :
Energi : 1749,8 kkal
Protein : 68,3 gram
Lemak : 78,7 gram
Karbohidrat : 228 gram
Natrium : 311,4 gram
Bahan makanan penyumbang energi terbesar adalah gula pasir dan
bubuk soya, protein terbesar adalah bubuk soya, lemak terbesar adalah
minyak, dan karbohidrat terbesar adalah tepung maizena , bubuk soya dan
gula pasir.
23
Tabel 3.3 Kandungan Nilai Gizi Bahan Makanan
24
D. Penilaian Mutu Gizi
1. Skor Asam Amino
Menurut Hardinsyah (1989), skor asam amino atau sering disebut
chemical score yang merupakan suatu cara penilian kualitas protein
yang berdasarkan pada analisis bahan-bahan makanan, jadi tidak
berdasarkan pada percobaan secara biologis dengan hewan-hewan
percobaan. Skor asam amino membandingkan kandungan asam-asam
amino esensial dalam protein suatu bahan makanan atau dalam suatu
campuran protein dengan asam-asam amino esensial dalam standar
protein yang ditentukan oleh FAO/WHO (1973). Skor asam amino
pada formul enteral RGI dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 3.4 Skor asam amino formula RGI
25
(pemecahan oleh enzim protease) menjadi unit-unit penyusunnya yaitu
asam-asam amino. Asam-asam amino inilah yang selanjutnya diserap
usus dan dialirkan ke seluruh tubuh (Layly, 2002).
Berikut Mutu cerna protein dari beberapa protein pangan yang
terdapat dalam formula enteral RG I yang dibuat adalah :
Tabel 3.5. Penilaian Mutu Gizi Berdasarkan Mutu Cerna Protein
Formula Enteral RGI
Kons.
Bahan Mutu
Berat Protein Mc
Makanan Cerna
Protein
Bubuk soya 120 43.1 82 3534.2
Maizena 50 0.2 82 16.4
Tepung susu 40 9.8 100 980
Telur ayam 100 12.8 100 1280
Tomat/sari
airnya 200 2 67 134
Jeruk manis 50 0.5 88 44
Gula pasir 130 0 0 0
Minyak kelapa
sawit 30 0 0 0
TOTAL 68.4 5988.6
MCT 87.55
MC formula RGI = jml (prot X MCbio)/ jml prot = 5988,6/68,4
= 87,55.
NPU formula RGI = (SAA X MC)/ 100 = 116,16/68,4 = 101.7
Berdasarkan tabel 4.4. konsumsi mutu cerna tertinggi disumbang
oleh bubuk soya, telur ayam dan mutu cerna pada pembuatan formula
enteral RGI sebesar yang didapat adalah 87,55. Nilai yang didapat
telah memenuhi syarat standar mutu cerna yang ditetapkan yaitu 85.
Net protein utilization (NPU) adalah bagian protein yang dapat
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan protein yang dikonsumsi
(Hardiansyah, 1989). Nilai NPU pada formula enteral RG I adalah
101,7 dan telah memenuhi syarat standar NPU yaitu 60.
26
E. Hasil Uji Organoleptik
1. Uji Hedonik
Uji hedonik dilakukan terhadap 10 orang panelis, dengan hasil
sebaga berikut :
Tabel 3.6 Hasil Penilaian Mutu Organoleptik (uji hedonik) Formul
Diare Tanpa Susu
27
membunuh mikrobia dan menginaktifkan semua enzim (Sundari et, al,
2015. Sehingga formula enteral dapat diterima baik dari segi warna,
aroma, rasa, tekstur dan kekentalan.
2. Uji Organoleptik
a. Warna
28
mengandung hamper setengah batas jumlah kebutuhan harian
(required daily allowance/RDA) vitamin C untuk orang dewasa
(Franceschi et. al., 1994).
b. Rasa
c. Aroma
29
Gambar 3.3 Uji organoleptik aroma
Dari gambar 3.3 di atas diketahui organoleptik dari aroma
formula eneral Diare Tanpa Susu, sebanyak 20% panelis
menyatakan aroma tidak enak, 70% menyatakan enak dan 10%
menyatakan sangat enak. Persentasi tertinggi yaitu aroma enak,
karena tidak ada aroma yang kuat dari formula enteral Diare Tanpa
Susu. Hal ini karena tidak ada bahan pembuatan formula enteral
yang memiliki aroma tajam. Proses pemasakan yang tepat yakni
perebusan yang sempurna dapat membuat aroma yang lebih baik
(Winarno, 2004). Formula enteral Diare Tanpa Susu dari segi
organolaptik aroma bisa diterima dan disukai oleh panelis.
Sedangkan panelis yang menyatakan formula memiliki aroma \
yang amis, dikarenakan adanya penambahan putih telur ayam
sebanyak 150 gram dalam pembuatan formula mengakibatkan
aroma khas wortel dan tahu tidak dominan dan lebih muncul aroma
khas dari buah pisang dan susu kedelai bubuk. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Buntaran (2009) yang menyatakan bahwa
konsentrasi gula yang tinggi masuk kejaringan tomat
mengakibatkan molekul air yang berada pada sel – sel tomat lebih
banyak keluar (difusi) sehingga diduga aroma khas tomat ikut
terlarut, selain itu aroma merupakan senyawa yang mudah
menguap.
30
d. Tekstur
31
e. Kekentalan
F. Biaya
32
1. Kebutuhan Biaya
Tabel 3.7. Anggaran Biaya
No. Bahan Jumlah BDD Berat Harga Satuan Harga
(%) Kotor (Rp) Sebenarnya
(Rp)
1 Bubuk Soya 120 gr 100 120 49.000/400gr 14.700
2 Tepung susu 40 gr 100 40 30.000/300gr 4.000
3 Maizena 50 gr 100 50 11.000/kg 550
4 Telur ayam 100 gr 89 112 1.300/btr 2.600
5 Sari jeruk 50 gr 100 50 2.000/biji 900
manis
6 Minyak 30 gr 100 30 14.000/L 420
7 Gula pasir 130 gr 100 130 12.000/kg 1.560
8 Tomat 200 gr 95 210,52 5.000/Kg 1.052
masak
Jumlah Rp. 25.782
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulalan dari pengembangan formula enteral RG 1 adalah :
1. Zat gizi dari formula enteral RG I yang dimodifikasi yakni, Energi
1749,8 kkal, Protein 68,3 gram, Lemak 78,7 gram, Karbohidrat 228
gram, dan Natrium 311,4 gram.
2. Skor asam amino, mutu cerna dan NPU masing-masing telah
memenuhi syarat yakni skor asam amino formula enteral 116,16,
mutu cerna 87,55, dan NPU sebesar 101,7.
3. Mutu organoleptik meliputi uji hedonik dan uji organoleptik formul a
enteral RG I sebesar 90% panelis menyatakan suka terhadap warna dan
tekstur, 100% panelis menyatakan suka terhadap aroma dan rasa,
kemudian 80% panelis menyatakan suka terhadap kekentalan formula
enteral RG I. Berdasarkan uji organoleptik warna dari produk
menarik, rasa yang enak dan kekentalan formula pas.
4. Biaya pembuatan enteral berdasarkan unit cost dengan pemberian
sebanyak 8 kali pemberian adalah Rp 5.371 untuk satu kali makan
B. Saran
Untuk memperbaiki mutu organoleptik dari segi aroma tambahkan
berat sari jeruk 25% dari berat sari tomat.
34