Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. F
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Belum Menikah
Tanggal Pengkajian : 1 Agustus 2018
No RM : 00132171
Informan : Pasien dan rekam medis
Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
2
2
2
2
Keterangan :
2 = Klien
2
= Perempuan
= Meninggal
= tinggal serumah
= laki-laki
Penjelasan
2. Konsep Diri :
a. Gambaran diri: Klien mengatakan bahwa dirinya menyukai hatinya. Klien
mengatakan bahwa hati tidak pernah bohong. Dan yang tidak klien sukai
adalah mulut karena mulut bisa saja berbicara bohong.
b. Identitas Diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah sesorang laki-laki dan
dia puas dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki.
c. Peran :klien merasa masih mampu melakukan perannnya sebagai seorang
laki-laki dan seorang anak. Tetapi klien tidak merasa puas dengan perannya
sebagai seorang anak karena pendapatnyadan keinginannya tidak pernah
didengarkan oleh orang tua maupun keluarganya.
d. Ideal diri : klien kadang masih merasa bingung dan tdak tau harus melakukan
apa, klien punya keinginan untuk membuat keluarganya bahagia.
e. Harga diri : klien pernah mengalami kegagalan didalam keluarga yaitu kondisi
keluarga yang tidak pernah akur
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan social :
a. Orang yang berarti : klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam
hidupnya adalah ibu, karena ibu yang membesarkannya dan menyayanginya.
b. Peran serta dalam berhubungan dengan orang lain : klien sudah tidak pernah
berinteraksi dan berperan serta dalam masyarakan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : karena kondisi keluarga
yang tidak akur klien jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan
orang terdejat, Klien mengatakan lebih senang menyendiri. Tetapi
dilingkungan rumah sakit klien mau berkomunikasi dengan teman yang lain
maupun perawat
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
4. Spriritual :
a. Nilai dan keyakinan : klien menganut agama islam
b. Kegiatan ibadah :Selama dirumah sakit klien tidak pernah melaksanakan
ibadah
Masalah Keperawatan : Distress spiritual
Do :
- Tampak klien berbicara keras dan berteriak, intonasi
yang naik turun,
- Ketika dirumah klien memukul-mukul pintu dan jendela
- Roman wajah memerah
- Tatapan klien melotot
- Klien memberontak ketika difiksasi
- Postur tubuh kaku
3. Ds : Resiko mencederai diri dan
- “saya sedih tidak bisa menyelesaikan masalah dalam orang lain
keluarga saya”
- “saya sudah capek melihat keluarga saya yang tidak
akur”
- “saya ingin kasih sayang dari orang tua ssaya”
- “saya lwbih baik marah-mara supaya yang saya
omongkan didengar”
- “saya lebih baik mati dari pada harus diikat seperti ini”
- “bunuh saja saya dari pada saya merasa kesakitan
seperti ini”
Do :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak memberintak ketika difiksasi
- Klien tampak bingung
- Emosi klien labil
- Klien tampak menyendiri
- Klien tampak sedih
Halusinsi (causa)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Sdr. F
No Rm : 00132171
Ruang : UPIP
Intervensi
Diagnosa Tindakan keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Resiko Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan 1. Bina Hubungan 1. BHSP sebagai dasar
Perilaku - Klien terhindar dari keperawatan selama 1x4 hari saling percaya agar klien merasa
Kekerasan mencederai diri dan 1. Klien mampu membina 2. Identifikasi marah aman dan nyaman
orang lain hubungan saling percaya yang dialami saat berinteraksi
Tujuan khusus : 2. Klien mampu menyebutkan pasien dengan dengan perawat
- Klien dapat membina penyebab marah/perilaku mendiskusikan 2. Untuk membantu
hubungan saling percaya kekerasan bersama pasien klien
- Klien dapat 3. Klien mampu menyebutkan penyebab mengungkapkan
mengidentifikasi tanda-tanda marah/perilaku marah/perilaku penyebab marah
penyebab perilaku kekerasan kekerasan saat ini dan memudahkan
kekerasan 4. Klien mampu menyebutkan dan yang lalu dalam pemberian
- Klien dapat akibat marah/perilaku 3. Identifikasi marah asuhan keperawatan
mengidentifikasi tanda- kekerasan yang dialami 3. Agar klien mengerti
tanda perilaku kekerasan 5. Klien mampu pasien dengan akbit dari marah-
- Klien dapat mencegah/mengontrol mendiskusikan marah yang dapat
mengidentifikasi akibat perilaku kekerasannya bersama pasien merugikan diri
perilaku kekerasan secara fisik, spiritual, akibat sendiri dan orang
- Klien dapat social, dan dengan terapi marah/perilaku lain
mencegah/mengontrol psikofamako kekerasan 4. Agar klien dapat
perilaku kekerasannya 4. Bantu pasien cara mengendalikan
secara fisik, spiritual, mencegah/mengo marah dengan baik
social, dan dengan terapi ntrol dan benar sehingga
psikofamako marah/perilaku tidak melukai
kekerasan secara dirinya dan orang
fisik (Teknik lain.
relaksasi nafas
dalam) spiritual
(Istighfar), social
(Berbincang
dengan teman),
dan dengan terapi
psikofamako
(minum obat)
A:
- Klien mampu menyebutkan
penyebab marah,tanda gejala
marah
- Klien mapu mengidentifikasikan
Perilaku kekerasan yang
dilakukan
- Klien mampu mengontrol marah
dengan nafas dalam
:
P:
Perawat : Lanjutkan Sp2
Klien : nafas dalam 2 jam sekali
S:
Tanggal 03- Sp 3 “suster tolong obati saya, saya ingin Aya
08-2018 1. Menanyakan perasaan klien sembuh”
Jam 09.00 2. Mengevaluasi cara mengontrol “Astaghfirullah”
marah untk 2 cara fisik O:
3. Mengajarkan klien cara - Nada bicara rendah
mengontrol marah dan - Klien tampak tenang
mengungkapkan marah secara - Kooperatif
verbal
4. Membuat jadwal A:
mengungkapkan marah secara - Klien mampu mengontrol
verbal marah dengan baik dengan 2
cara visik dan vebal
- Klien mampu memlakukan
secara mandiri
P:
Perawat : pertahankan intervensi sp2
dan 3
Klien : terus berlatih cara mengontrol
marah