You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320296275

BERBAGAI METODE KONVERSI SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR


MINYAK

Article · April 2013

CITATIONS READS

10 2,161

4 authors, including:

Untoro Budi Surono


Universitas Janabadra
5 PUBLICATIONS   32 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Biomass Torrefaction View project

All content following this page was uploaded by Untoro Budi Surono on 10 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Berbagai Metode……………Bahan Bakar Minyak Untoro Budi Surono

BERBAGAI METODE KONVERSI SAMPAH PLASTIK


MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

Untoro Budi Surono

Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta


Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 57 Yogyakarta 55231
untoro_b_s@yahoo.co.id

The use of plastic and goods made of plastic have been rising in day to day. Increasing use of plastics is a
consequence of the development of technology, industry and population. On one hand, the invention of
plastic has a remarkable positive impact, because it has many advantages compared to other materials. But
on the other hand, the plastic waste has negative impact that too worried, so its solutions need to be looked
for.
One of the alternative handling of plastic waste that currently extensively researched and developed is
converting plastic waste into fuel. Converting plastic waste into fuel oil can be done with cracking process.
There are three kinds of process that is hydro cracking, thermal cracking and catalytic cracking. Fuel oil
produced from the cracking of plastic waste depending on the plastic type, cracking process used , catalyst
type, pyrolisis temperature and condenser temperature.
Kata kunci: plastic, fuel, hydrocracking, thermal cracking, catalytic cracking

PENDAHULUAN dan pada tahun 2011, sudah meningkat


menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan
Sejak ditemukan pertama kali pada penggunaan plastik ini adalah bertambah pula
tahun 1907, penggunaan plastik dan barang- sampah plastik. Berdasarkan asumsi
barang berbahan dasar plastik semakin Kementerian Lingkungan Hidup (KLH),
meningkat. Peningkatan penggunaan plastik setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan
ini merupakan konsekuensi dari 0,8 kg sampah per orang atau secara total
berkembangnya teknologi, industri dan juga sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari
jumlah populasi penduduk. Di Indonesia, jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik
kebutuhan plastik terus meningkat hingga atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah
mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per plastik/hari (Fahlevi, 2012).
tahun. Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, di Jumlah perkiraan sampah plastik dari
tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton, tahun ke tahun di Indonesia dapat dilihat pada
selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 tabel berikut:
juta ton per tahun. Di tahun 2010, 2,4 juta ton,

Tabel 1. Perkiraan Prosentase Sampah di Indonesia


Tahun
Komponen Unit 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Organik % 74,6 75,38 75,18 74,99 74,60 74,22
Kertas % 10,18 10,50 10,71 10,93 11,15 11,37
Kayu % 0,98 0,39 0,20 0,02 0,02 0,02
Tekstil % 1,57 1,20 1,13 1,06 1,00 0,93
Karet % 0,55 0,41 0,39 0,37 0,35 0,33
Plastik % 7,86 8,11 8,30 8,50 8,69 8,88
Logam % 2,04 1,89 1,89 1,90 1,90 1,90
Gelas % 1,75 1,93 1,99 2,05 2,10 2,16
Batere % 0,29 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Lain-lain % 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Sumber: Sahwan, 2005

ISSN 2088 – 3676 32


JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013

Di satu sisi penemuan plastik ini hanya mengubah sampah plastik langsung
mempunyai dampak positif yang luar biasa, menjadi plastik lagi. Dengan cara ini dua
karena plastik memiliki keunggulan- permasalahan penting bisa diatasi, yaitu
keunggulan dibanding material lain. Tetapi di bahaya menumpuknya sampah plastik dan
sisi lain, sampah plastik juga mempunyai diperolehnya kembali bahan bakar minyak
dampak negatif yang cukup besar. yang merupakan salah satu bahan baku
Keunggulan plastik dibanding material lain plastik. Teknologi untuk mengkonversi
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
karat, tidak mudah pecah, mudah diberi yaitu dengan proses cracking (perekahan). Di
warna, mudah dibentuk, serta isolator panas sini akan dikaji penelitian-penelitian yang
dan listrik yang baik. Sedangkan plastik yang berhubungan dengan teknologi tersebut.
sudah menjadi sampah akan berdampak Dengan kajian ini akan diketahui berbagai
negatif terhadap lingkungan maupun metode pengolahan sampah plastik menjadi
kesehatan manusia. minyak, material yang dapat membantu
Sampah plastik akan berdampak proses pengolahan sampah plastik menjadi
negatif terhadap lingkungan karena tidak minyak dan penerapannya sebagai bahan
dapat terurai dengan cepat dan dapat bakar mesin.
menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik
yang dibuang sembarangan juga dapat LANDASAN TEORI
menyumbat saluran drainase, selokan dan Jenis-jenis Plastik
sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Plastik adalah salah satu jenis
Sampah plastik yang dibakar bisa makromolekul yang dibentuk dengan proses
mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi polimerisasi. Polimerisasi adalah proses
kesehatan manusia. penggabungan beberapa molekul sederhana
Semakin meningkatnya sampah (monomer) melalui proses kimia menjadi
plastik ini akan menjadi masalah serius bila molekul besar (makromolekul atau polimer).
tidak dicari penyelesaiannya. Penanganan Plastik merupakan senyawa polimer yang
sampah plastik yang populer selama ini unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan
adalah dengan 3R ( Reuse, Reduce, Recycle). Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu
Reuse adalah memakai berulang kali barang- bahan baku yang sering digunakan adalah
barang yang terbuat dari plastik. Reduce Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari
adalah mengurangi pembelian atau penyulingan minyak bumi atau gas alam.
penggunaan barang-barang dari plastik, Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg
terutama barang-barang yang sekali pakai. plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi ,
Recycle adalah mendaur ulang barang-barang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya
yang terbuat dari plastik. maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar
Masing-masing penanganan sampah dkk., 2011).
tersebut di atas mempunyai kelemahan. Plastik dapat dikelompokkan menjadi
Kelemahan dari reuse adalah barang-barang dua macam yaitu thermoplastic dan
tertentu yang terbuat dari plastik, seperti termosetting. Thermoplastic adalah bahan
kantong plastik, kalau dipakai berkali-kali plastik yang jika dipanaskan sampai
akan tidak layak pakai. Selain itu beberapa temperatur tertentu, akan mencair dan dapat
jenis plastik tidak baik bagi kesehatan tubuh dibentuk kembali menjadi bentuk yang
apabila dipakai berkali-kali. Kelemahan dari diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah
reduce adalah harus tersedianya barang plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk
pengganti plastik yang lebih murah dan lebih padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan
praktis. Sedangkan kelemahan dari recycle cara dipanaskan.
adalah bahwa plastik yang sudah didaur ulang Berdasarkan sifat kedua kelompok
akan semakin menurun kualitasnya. plastik di atas, thermoplastik adalah jenis
Alternatif lain penanganan sampah yang memungkinkan untuk didaur ulang.
plastik yang saat ini banyak diteliti dan Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi
dikembangkan adalah mengkonversi sampah kode berupa nomor untuk memudahkan
plastik menjadi bahan bakar minyak. Cara ini dalam mengidentifikasi dan penggunaannya
sebenarnya termasuk dalam recycle akan (lihat Gambar 1 dan Tabel 2).
tetapi daur ulang yang dilakukan adalah tidak

33 ISSN 2088 - 3676


Berbagai Metode……………Bahan Bakar Minyak Untoro Budi Surono

Gambar 1. Nomor kode plastik


Sumber: UNEP, 2009

Tabel 2. Jenis plastik, kode dan penggunaannya


No.
Jenis Plastik Penggunaan
Kode
1 PET (polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol
terephthalate) sambal, botol obat, dan botol kosmetik
2 HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan botol kosmetik
Polyethylene)
3 PVC (Polyvinyl pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak meja dari
Chloride) plastik, botol shampo, dan botol sambal.
4 LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus daging
Polyethylene) beku, dan berbagai macam plastik tipis lainnya.
5 PP (Polypropylene cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak, dan
atau Polypropene) margarine
6 PS (Polystyrene) kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau tempat
makanan dari styrofoam, dan tempat makan plastik transparan
7 Other (O), jenis botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum, suku
plastik lainnya selain cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat
dari no.1 hingga 6 elektronik, sikat gigi, dan mainan lego
Sumber: Kurniawan, 2012

Sifat Thermal Bahan Plastik polimer akan mengalami dekomposisi pada


Pengetahuan sifat thermal dari suhu di atas 1,5 kali dari temperatur
berbagai jenis plastik sangat penting dalam transisinya (Budiyantoro, 2010)
proses pembuatan dan daur ulang plastik. Data sifat termal yang penting pada
Sifat-sifat thermal yang penting adalah titik proses daur ulang plastik bisa dilihat pada
lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan tabel berikut:
temperatur dekomposisi. Temperatur transisi
Tabel 3. Data temperatur transisi dan
adalah temperatur di mana plastik mengalami
temperatur lebur plastik
perengganan struktur sehingga terjadi
Jenis Tm Tg Temperatur
perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih
Bahan (C) (C) kerja maks. (C)
fleksibel. Di atas titik lebur, plastik
mengalami pembesaran volume sehingga PP 168 5 80
molekul bergerak lebih bebas yang ditandai HDPE 134 -110 82
dengan peningkatan kelenturannya. LDPE 330 -115 260
Temperatur lebur adalah temperatur di mana PA 260 50 100
plastik mulai melunak dan berubah menjadi PET 250 70 100
cair. Temperatur dekomposisi merupakan ABS 110 85
batasan dari proses pencairan. Jika suhu PS 90 70
dinaikkan di atas temperatur lebur, plastik PMMA 100 85
akan mudah mengalir dan struktur akan PC 150 246
mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi PVC 90 71
karena energi thermal melampaui energi yang Sumber: Budiyantoro, 2010
mengikat rantai molekul. Secara umum

ISSN 2088 – 3676 34


JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013

Daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat dilakukan
Daur ulang merupakan proses dengan proses cracking (perekahan).
pengolahan kembali barang-barang yang Cracking adalah proses memecah rantai
dianggap sudah tidak mempunyai nilai polimer menjadi senyawa dengan berat
ekonomis lagi melalui proses fisik maupun molekul yang lebih rendah. Hasil dari proses
kimiawi atau kedua-duanya sehingga cracking plastik ini dapat diguna sebagai
diperoleh produk yang dapat dimanfaatkan bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga
atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang macam proses cracking yaitu hidro cracking,
(recycle) sampah plastik dapat dibedakan thermal cracking dan catalytic cracking
menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, (Panda, 2011)
daur ulang sekunder, daur ulang tersier dan
daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah Hidro cracking
daur ulang limbah plastik menjadi produk Hidro cracking adalah proses
yang memiliki kualitas yang hampir setara cracking dengan mereaksikan plastik dengan
dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini hidrogen di dalam wadah tertutup yang
dapat dilakukan pada sampah plastik yang dilengkapi dengan pengaduk pada temperatur
bersih, tidak terkontaminasi dengan material antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 –
lain dan terdiri dari satu jenis plastik saja. 10 MPa. Dalam proses hydrocracking ini
Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang dibantu dengan katalis. Untuk membantu
menghasilkan produk yang sejenis dengan pencapuran dan reaksi biasanya digunakan
produk aslinya tetapi dengan kualitas di bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin
bawahnya. Daur ulang tersier adalah daur dan decalin. Beberapa katalis yang sudah
ulang sampah plastik menjadi bahan kimia diteliti antara lain alumina, amorphous silica
atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter alumina, zeolite dan sulphate zirconia.
adalah proses untuk mendapatkan energi yang Penelitian tentang proses hydrocracking
terkandung di dalam sampah plastik (Kumar ini antara lain telah dilakukan oleh
dkk., 2011). Perbandingan energi yang Rodiansono (2005) yang melakukan
terkandung dalam plastik dengan sumber- penelitian hydro cracking sampah plastik
sumber energi lainnya dapat dilihat pada tabel polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon
4 berikut: C5-C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit
dan NiMo/Zeolit-Nb2O5. Proses hydro
Tabel 4. Nilai kalor plastik dan bahan lainnya cracking dilakukan dalam reaktor semi alir
Material Nilai Kalor (MJ/kg) (semi flow-fixed bed reactor) pada temperatur
Polyethylene 46,3 300, 360, dan 400 °C; rasio katalis/umpan
0,17; 0,25; 0,5 dengan laju alir gas hidrogen
Polypropylene 46,4 150 mL/jam. Uji aktivitas katalis
Polyvinyl chloride 18,0 NiMo/zeolite yang menghasilkan selektivitas
Polystyrene 41,4 produk C7-C8 tertinggi dicapai pada
temperatur 360 °C dan rasio katalis/umpan
Coal 24,3
0,5. Kinerja katalis NiMo/zeolit menurun
Petrol 44,0 setelah pemakaian beberapa kali, tetapi
Diesel 43,0 dengan proses regenerasi kinerjanya bisa
Heavy fuel oil 41,1 dikembalikan lagi.
Nurcahyo (2005), melakukan
Light fuel oil 41.9 penelitian sama dengan penelitian Rodiansono
LPG 46,1 (2005) tetapi dengan katalis NiPd/Zeolite. Uji
Kerosene 43,4 aktivitas katalis NiPd/Zeolit untuk reaksi
hydro cracking sampah plastik menjadi fraksi
Sumber: Das dan Pande, 2007
bensin telah dilakukan dengan variasi
Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan temperatur 300, 350, 400, 450 dan 500 °C dan
Bakar Minyak variasi rasio berat katalis : umpan 1/2, 1/4,
dan 1/6 dengan sistem semi alir. Hasil
Mengkonversi sampah plastik penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
menjadi bahan bakar minyak termasuk daur katalis optimum dicapai pada temperatur 450
ulang tersier. Merubah sampah plastik °C dan rasio berat katalis : umpan = 1/2.

35 ISSN 2088 - 3676


Berbagai Metode……………Bahan Bakar Minyak Untoro Budi Surono

Sedangkan Daryoso dkk (2012) Penelitian dengan jenis plastik yang


melakukan penelitian tentang pengolahan lain dilakukan oleh Tubnonghee dkk. pada
sampah plastik jenis polietilen dengan metode tahun 2010. Plastik yang diteliti untuk
hydro cracking menggunakan katalis Ni- dijadikan bahan bakar minyak adalah jenis
Mo/zeolite. Hydro cracking dilakukan dengan polyethylene (PE) dan polyprophelene (PP).
variasi perbandingan katalis/bahan plastik 1:4, Pembuatan bahan bakar minyak dari plastik
2:4, 3:4, dan temperatur prosesnya diatur 350 menggunakan proses thermo cracking
°C, 400 °C, 450 °C, 500 °C, 550 °C selama 2 (pyrolisis). Pyrolisis dilakukan pada
jam. temperatur 450 °C selama 2 jam. Gas yang
Dari penelitian tersebut diketahui terbentuk selanjutnya dikondensasikan
bahwa Katalis Ni Mo/Zeolit Alam yang telah menjadi minyak di dalam kondenser yang
dipreparasi berperan dalam proses bertemperatur 21 °C.
hidrorengkah sampah polietilen menghasilkan Minyak yang dihasilkan selanjutnya
produk hidrorengkah dengan rantai dianalisa dengan gas chromatography/mass
hidrokarbon yang pendek.Rasio massa katalis spectrometry untuk mengetahui distribusi
Ni-Mo/Zeolit alam dengan umpan optimum jumlah atom karbonnya. Dari hasil analisa
yang menghasilkan konversi sampah tersebut diketahui bahwa komposisi minyak
polietilen paling besar didapat pada dari campuran plastik PE dan PP tersebut
perbandingan 3 : 4 yaitu sebesar 8,032 %. mempunyai jumlah atom Carbon yang setara
Temperatur optimum yang menghasilkan dengan solar, yaitu C12 – C 17.
konversi sampah polietilen paling besar Penelitian yang lain dilakukan oleh
diperoleh pada temperatur 500 °C yaitu Sarker dkk. (2012). Pada penelitian ini,
sebesar 1,334 %. sampah plastik LDPE diolah menjadi kerosin
dengan metode thermal cracking pada tekanan
Thermal cracking atmosfir dan dengan temperatur antara 150 °C
Thermal cracking adalah termasuk dan 420 °C. Proses depolimerisasi dilakukan
proses pyrolisis, yaitu dengan cara tanpa penambahan katalis. Dari penelitian ini
memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. diperoleh hasil bahwa kerosin yang didapat
Proses ini biasanya dilakukan pada temperatur sekitar 30 %. Bahan bakar yang diperoleh dari
antara 350 °C sampai 900 °C. Dari proses ini proses ini mempunyai kandungan sulfur yang
akan dihasilkan arang, minyak dari rendah dan nilai kalor yang baik.
kondensasi gas seperti parafin, isoparafin,
olefin, naphthene dan aromatik, serta gas yang Catalytic cracking
memang tidak bisa terkondensasi. Cracking cara ini menggunakan
Bajus dan Hájeková, 2010, katalis untuk melakukan reaksi perekahan.
melakukan penelitian tentang pengolahan Dengan adanya katalis, dapat mengurangi
campuran 7 jenis plastik menjadi minyak temperatur dan waktu reaksi.
dengan metode thermal cracking. Tujuh jenis Osueke dan Ofundu (2011)
plastik yang digunakan dalam penelitian ini melakukan penelitian konversi plastik low
dan komposisinya dalam persen berat adalah density polyethylene (LDPE) menjadi minyak.
HDPE (34,6%) , LDPE (17,3%), LLPE Proses konversi dilakukan dengan dua
(17,3%), PP (9,6%), PS (9,6%), PET (10,6%), metode, yaitu dengan thermal cracking dan
dan PVC (1,1%). Penelitian ini menggunakan catalyst cracking. Pyrolisis dilakukan di
batch reactor dengan temperatur dari 350 dalam tabung stainless steel yang dipanaskan
sampai 500 °C. Dari penelitian ini diketahui dengan elemen pemanas listrik dengan
bahwa thermal cracking pada campuran 7 temperatur bervariasi antara 475 – 600 °C.
jenis plastik akan menghasilkan produk yang Kondenser dengan temperatur 30 – 35 °C,
berupa gas, minyak dan sisa yang berupa digunakan untuk mengembunkan gas yang
padatan. Adanya plastik jenis PS, PVC dan terbentuk setelah plastik dipanaskan menjadi
PET dalam campuran plastik yang diproses minyak. Katalis yang digunakan pada
akan meningkatkan terbentuknya karbon penelitian ini adalah silica alumina. Dari
monoksida dan karbon dioksida di dalam penelitian ini diketahui bahwa dengan
produk gasnya dan menambah kadar benzene, temperatur pyrolisis 550 °C dan perbandingan
toluene, xylenes, styrene di dalam produk katalis/sampah plastik 1 : 4 dihasilkan
minyaknya. minyak dengan jumlah paling banyak.

ISSN 2088 – 3676 36


JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013

Borsodi dkk., 2011, melakukan menurunkan densitas dari minyak yang


penelitian tentang pirolisis terhadap plastik dihasilkan dari proses pirolisis.
yang terkontaminasi untuk memperoleh
senyawa hidrokarbon. Pirolisis dilakukan di Uji Coba Bahan Bakar Minyak dari
dalam reaktor tabung, dengan pemasukkan Sampah Plastik pada Mesin
material plastik secara kontinyu. Plastik yang
Tamilkolundu dan Murugesan
diproses ada dua macam, yaitu HDPE dalam (2012), melakukan penelitian dengan
kondisi bersih dan HDPE yang terkontaminasi mengubah sampah plastik jenis PVC menjadi
minyak pelumas. Dalam penelitian ini bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak
temperatur pirolisis 500 °C. Pirolisis dari plastik PVC ini mempunyai densitas 7%
dilakukan dengan katalis (thermo-catalytic lebih tinggi dari solar. Demikian juga dengan
pyrolysis) dan tanpa katalis (thermal viskositasnya, lebih tinggi 300% dibanding
pyrolysis). Katalis yang digunakan adalah Y- solar. Selanjutnya bahan bakar minyak yang
zeolite. Dari penelitian ini diketahui bahwa berasal dari sampah plastik tersebut dicampur
HDPE yang terkontaminasi produk dengan solar. Campuran bahan bakar ini diuji
volatilenya lebih tinggi dan densitasnya juga coba pada mesin diesel satu silinder. Unjuk
lebih tinggi. Pemakaian katalis mempengaruhi kerja yang diamati antara lain konsumsi bahan
proses cracking pada HDPE yang tidak bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan
terkontaminasi, tetapi pada HDPE yang efisiensi termal. Hasil dari uji coba tersebut
terkontaminasi pengaruh pemakaian katalis seperti tabel berikut:
tidak signifikan. Pemakaian katalis

Tabel 5. Perbandingan unjuk kerja


campuran minyak dari plastik dan solar
Minyak dari
Unjuk kerja Solar
plastik dan solar
Konsumsi bahan bakar
(kg/jam) 0,61 0,69

Konsumsi bahan bakar


spesifik (kg/kWjam) 0,32 0,37

Efisiensi termal (%) 27,4 22,5

Penelitian unjuk kerja mesin diesel Tabel 6. Perbandingan sifat minyak dari
berbahan bakar minyak dari sampah plastik sampah plastik dan solar
dan solar juga dilakukan oleh Narayana dan
Sifat Minyak dari solar
Mojeswararao, 2012. Penelitian dilakukan
sampah plastik
dengan dua variasi campuran, yaitu dengan
Densitas pada 0,793 0,83 s/d
prosentase minyak dari sampah plastik 20 %
30°C, g/cc 0,88
dan 40 % . Penelitian ini menggunakan mesin
diesel satu silinder. Nilai kalor, 41858 46500
Perbandingan sifat minyak dari kJ/kg
sampah plastik dan solar dapat dilihat pada Viskositas 2,149 5
tabel 6. Sedangkan unjuk kerja yang diamati kinematis, cst
antara lain konsumsi bahan bakar, konsumsi Cetane number 51 55
bahan bakar spesifik dan efisiensi termal. Dari Flash point, °C 40 50
uji coba diperoleh hasil seperti terlihat pada Fire point, °C 45 56
tabel 7. Kandungan < 0,002 < 0,035
sulfur, %

37 ISSN 2088 - 3676


Berbagai Metode……………Bahan Bakar Minyak Untoro Budi Surono

Tabel 7. Perbandingan unjuk kerja campuran minyak sampah dari plastik dan solar
Campuran solar dan 20% Campuran solar dan
Solar murni minyak dari sampah 40% minyak dari
Unjuk kerja plastik sampah plastik
Beban (kg) Beban (kg) Beban (kg)
0 5 10 15 0 5 10 15 0 5 10 15
Daya (kW) 0 1,317 2,63 3,95 0 1,3175 2,63 3,952 0 1,3175 2,63 3,995
Konsumsi bahan
bakar (kg/jam) 0,45 0,497 0,529 0,604 0,395 0,4129 0,4288 0,4380 0,342 0,349 0,355 0,376
Sfc (kg/kWjam) 0 0,377 0,2 0,152 0 0,3131 0,1627 0,1108 0 0,266 0,135 ,095
Efisiensi
volumetris (%) 91,1 88,8 88,8 87,6 68,8 69,49 70,13 70,13 68,88 70,13 70,74 71,04

Efisiensi
thermal (%) 0 20,52 38,43 47,78 0 24,7 47,57 69,81 0 29,15 57,35 81,33

Efisiensi
mekanis (%) 0 46 63,68 72,42 0 46,69 63,68 72,49 0 46,69 63,68 72,47

Tahun 2011, Guntur dkk meneliti beberapa parameter antara lain jenis plastik
pemakaian bahan bahar minyak dari sampah yang diolah, temperatur proses, penggunaan
plastik yang dicampur dengan solar. katalis dan jenis katalis yang digunakan.
Pengujian dilakukan pada mesin diesel satu Sebagian besar penelitian dilakukan
silinder, dengan tiga variasi bahan bakar, dengan reaktor tabung atau batch reaktor.
yaitu solar murni, campuran solar dan 50% Proses pengolahan dalam reaktor tabung ini
minyak dari sampah plastik, serta campuran memang bisa diterapkan dalam skala
solar dan 70% minyak dari sampah plastik. eksperimen di laboratorium, tetapi apabila
Dari penelitian tersebut diketahui akan dikembangkan dalam skala produksi
bahwa konsumsi bahan bakar solar paling maka perlu diteliti lagi menggunakan reaktor
rendah dan semakin tinggi prosentase minyak jenis kontinyu, sehingga proses pengolahan
dari sampah plastik, konsumsi bahan bisa berlangsung terus menerus.
bakarnya semakin tinggi. Sfc campuran solar Apabila proses pengolahan plastik
dan minyak dari sampah plastik lebih rendah menjadi minyak ini akan diterapkan maka
dari Sfc solar murni. BMEP campuran solar perlu dilakukan penelitian mengenai sumber
dan minyak dari sampah plastik lebih tinggi energi untuk proses pemanasannya, karena
dari BMEP solar murni. Efisiensi thermal dan beberapa penelitian di atas masih memakai
efisiensi mekanis campuran solar dan minyak sumber energi listrik sebagai sumber energi
dari sampah plastik juga lebih tinggi dari dalam proses pemanasan. Apabila dalam
efisiensi thermal dan efisiensi mekanis solar tahap penerapan teknologi, penggunaan energi
murni, kecuali pada beban beban penuh listrik sebagai sumber energi panas ini tentu
efisiensi thermal solar murni paling tinggi. tidak efisien.
Emisi CO, CO2 dan HC campuran minyak Minyak dari pengolahan sampah
dari sampah plastik dan solar lebih tinggi dari plastik mempunyai prospek yang baik sebagai
solar murni, sedangkan emisi O2 solar murni bahan bakar substitusi untuk solar maupun
yang paling tinggi. bensin. Dari hasil penelitian di dalam motor
diesel, campuran minyak dari sampah plastik
menjadikan daya dan efisiensi termal dan
PEMBAHASAN
efisiensi mekanisnya meningkat. Penelitian-
Dari penelitian tentang pengolahan penelitian pada mesin-mesin yang lain masih
sampah plastik menjadi minyak di atas dapat perlu dilakukan untuk mengetahui unjuk
diketahui bahwa minyak yang dihasilkan dari kerjanya.
pengolahan sampah plastik tergantung dari

ISSN 2088 – 3676 38


JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013

KESIMPULAN com/2012/06/14/mengenal-kode-
kemasan-plastik-yang-aman-dan-tidak/,
Dari penelitian-penelitian yang sudah
1 Maret 2013
dilakukan pada proses konversi sampah
Osueke dan Ofundu, 2011, Conversion of
plastik menjadi minyak, dapat diambil
Waste Plastics (Polyethylene) to Fuel
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
by Means of Pyrolysis, (IJAEST)
1. Sampah plastik jenis polietilene atau International Journal of Advanced
pilipropilene dapat diolah dengan proses Engineering Sciences and
hydrocracking yang dibantu dengan katalis Technologies, Vol. No. 4, Issue No. 1,
menjadi hidrokarbon rantai pendek 021 – 024
(sekelas bensin). Pahlevi, M.R., 2012, Sampah Plastik
2. Pada proses konversi sampah plastik jenis (file:///I:/Artikel%20plastic%20to%20o
LDPE dengan thermal cracking tanpa il/twit-sampah-plastik.html)
katalis akan menghasilkan minyak yang Panda, A.K., 2011, Studies on Process
setara dengan kerosin. Optimization for Production of Liquid
3. Campuran plastik PE dan PP yang diproses Fuels from Waste Plastics, Thesis,
dengan thermo cracking pada temperatur Chemical Engineering Department
450 °C selama 2 jam dan selanjutnya National Institute of Technology
dikondensasikan pada temperatur 21 °C Rourkela
akan menghasilkan minyak yang Sahwan, F.L., Martono, D.H., Wahyono, S.,
mempunyai jumlah atom Carbon yang Wisoyodharmo, L.A., 2005, Sistem
setara dengan solar, yaitu C12 – C 17. Pengolahan Limbah Plastik di
4. Pada proses konversi sampah plastik jenis Indonesia, Jurnal Teknik Lingkungan
LDPE dengan thermal cracking dan BPPT 6 (1), halaman 311 – 318
catalytic cracking akan menghasilkan Tamilkolundu, S. dan Murugesan, C., 2012,
jumlah minyak yang optimal pada The Evaluation of blend of Waste
temperatur pyrolisis 550 °C dan Plastic Oil-Diesel fuel for use as
perbandingan katalis/sampah plastik 1 : 4. alternate fuel for transportation, 2nd
5. Uji unjuk kerja mesin dari bahan bakar International Conference on Chemical,
campuran solar dengan minyak dari Ecology and Environmental Sciences
sampah plastik PVC pada mesin diesel, (ICCEES'2012) Singapore April 28-29,
menghasilkan konsumsi bahan bakar yang 2012
lebih rendah, SFC yang lebih rendah dan Tubnonghee. R., Sanongraj, S., Sanongraj,
efisiensi termal yang lebih tinggi W., 2010, Comparative Characteristics
dibanding bahan bakar solar murni. of Derived Plastic Oil and Commercial
Diesel Oil, The 8th Asian-Pacific
Regional Conference on Practical
DAFTAR PUSTAKA Environmental Technologies
(APRC2010), Ubon Ratchathani
Budiyantoro, C.,2010, Thermoplastik dalam University, Ubonratchathani, Thailand
Industri, Teknika Media, Surakarta UNEP (United Nations Environment
Das, S. dan Pande, S., 2007, Pyrolysis and Programme), 2009, Converting Waste
Catalytic Cracking of Municipal Plastic Plastics Into a Resource, Division of
Waste for Recovery of Gasoline Range Technology, Industry and Economics
Hydrocarbons, Thesis, Chemical International Environmental
Engineering Department National Technology Centre, Osaka/Shiga
Institute of Technology Rourkela Sarker, M., Rashid, M.M., Rahman, M.S., dan
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K., Molla, M., 2012, Envirnmentally
2011, A Review on Tertiary Recycling Harmful Low Density Waste Plastic
of High-Density Polyethylene to Fuel, Conversion into Kerosene Grade Fuel,
Resources, Conservation and Recycling Journal of Environmental Protection,
Vol. 55 893– 910 2012, 3, 700 – 708.
Kurniawan, A., 2012, Mengenal Kode Bajus, M. dan Hájeková, E., 2010, Thermal
Kemasan Plastik yang Aman dan Tidak Cracking of The Model Seven
http://ngeblogging.wordpress. Components Mixed Plastics into

39 ISSN 2088 - 3676


Berbagai Metode……………Bahan Bakar Minyak Untoro Budi Surono

Oils/Waxes, Petroleum & Coal 52 (3) Rodiansono, 2005, Aktivitas Katalis


164-172, Slovak University of NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5
Technology, Bratislava, Slovakia untuk Reaksi Hidrorengkah Sampah
Borsodi, N., Miskolczi, N., Angyal, A., Plastik Polipropilena Menjadi Fraksi
Bartha, L., Kohán, J., dan Lengyel, A., Bensin, Thesis Ilmu Kimia Universitas
2011, Hydrocarbons obtained by Gadjah Mada, Yogyakarta
pyrolysis of contaminated waste Nurcahyo, I.F., 2005, Uji aktivitas dan
plastics, 45th International Petroleum regenerasi katalis NiPd(4:1)/Zeolit
Conference, Bratislava, Slovak alam aktif untuk hidrorengkah sampah
Republic plastik polipropilena menjadi fraksi
Narayana, V.I. dan Mojeswararao, D., 2012, bensin dengan sistem semi alir, Thesis
Experimental Study on The Ilmu Kimia Universitas Gadjah Mada,
Performance of C.I Diesel Engine Yogyakarta
Using Plastic Pyrolysis Oil Blends with Daryoso, K., Wahyuni, S. dan Saputro, S.H.,
Pure Diesel, International Journal of 2012, Uji Aktivitas Katalis Ni-
Engineering Research & Technology Mo/Zeolit pada Reaksi Hidrorengkah
(IJERT) Vol. 1 Issue 6, Andhrapradesh Fraksi Sampah Plastik (Polietilen),
Guntur, R., Kumar, D. dan Reddy, V.K., Indonesian Journal of Chemical
2011, Experimental Evaluation of A Science 1 (1), Universitas Negeri
Diesel Engine with Blends of Diesel- Semarang
Plastic Pyrolysis Oil, International
Journal of Engineering Science and
Technology (IJEST) Vol. 3 No. 6.

ISSN 2088 – 3676 40

View publication stats

You might also like